BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.8 Latar Belakang. Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2005). Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. vitamin dan mineral yang merupakan zat-zat yang dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian. Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara yang akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius pemerintah dan masyarakat, mengingat bahwa ASI sangat

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar seringkali berwarna

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan WHO, 2009). Pemberian ASI Ekslusif harus terinisiasi dini ASI saja dengan 1

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. indikator dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. individu, dimulai sejak janin masih dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. Indikator Human Development Index (HDI). Tidak hanya di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

demam tinggi, buah dada membengkak dan bernanah (abses) menyebabkan anak tidak boleh diberi ASI (Oswari 1986). Produksi ASI dipengaruhi konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin. Program Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program promosi

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Beberapa penelitian menyebutkan status pekerjaan ibu sebagai hambatan pemberian ASI eksklusif. Sebuah penelitian di Vietnam menunjukkan bahwa ibu

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU PADASUKA RW 06 DAN RW 12 KELURAHAN PADASUKA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman (Depkes, 2004). ASI

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan. gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk tumbuh kembang bayi, zat ini dibutuhkan oleh bayi untuk perkembangannya. 1 ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi yang berguna untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman karena mengandung protein, sehingga pemberian ASI dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. 2 ASI memberikan manfaat untuk bayi, ibu, keluarga dan negara. Manfaat ASI untuk bayi yaitu komposisi ASI yang sesuai kebutuhan bayi sehingga dapat melindungi bayi dari infeksi, jika ibu memberikan ASI maka akan membuat uterus ibu kembali ke bentuk semula dengan lebih cepat, menurunkan berat badan ibu, dengan adanya isapan bayi maka bisa digunakan sebagai alat kontrasepsi alami bagi ibu, dan akan memberikan rasa puas, bangga dan bahagia bagi ibu karena dapat memberikan ASI kepada bayinya. Manfaat ASI untuk negara yaitu pada sisi ekonomi dengan ibu memberikan ASI maka akan mengurangi biaya pengeluaran baik untuk membeli susu maupun untuk perawatan sakit pada bayi karena dengan ASI akan mengurangi infeksi pada bayi sehingga angka kematian bayi kan menurun dan denga ASI maka akan meningkatkan kecerdasan anak bangsa. 1 Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah sebagai berikut: komitmen ibu untuk menyusui, pemberian ASI secara dini (early initiation) yang dimulai di tempat 2

2 bersalin, teknik dan posisi menyusui yang benar baik untuk ibu maupun bayi, menyusui atas permintaan bayi (on demand), dan diberikan secara eksklusif. 3 Beberapa faktor di atas menyebutkan jika teknik menyusui yang benar merupakan salah satu hal penting dalam proses menyusui. Bila seorang ibu mengetahui cara yang benar untuk memposisikan bayi pada payudaranya, menyusui sesuai waktu yang diinginkan bayi (on demand), dan memperoleh dukungan dan percaya diri tentang kemampuannya memberikan ASI maka bayi tersebut akan terhindar dari berbagai penyulit yang mengganggu ibu dan bayi. 4 Masalah menyusui pada masa nifas dini yaitu puting susu nyeri, puting susu lecet, payudara bengkak, dan mastitis atau abses payudara. 5 Puting payudara lecet, ini biasanya disebabkan karena perlekatan antara ibu dan bayi saat menyusui tidak benar. Mastitis merupakan peradangan yang biasanya terjadi karena adanya sumbatan pada saluran payudara dan adanya pengeluaran ASI yang kurang sempurna. 6 Dalam minggu-minggu awal posisi menyusui yang baik sangatlah penting. Posisi meyusui yang baik dapat menjaga kesehatan puting payudara, menghindari dari luka serta memungkinkan bayi menyusu dengan efisien. 1 Teknik meyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet sehingga ibu merasakan nyeri, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya, dan bayi enggan menyusu. Apabila ini terjadi maka menjadi salah satu kendala dalam pelaksaan ASI eksklusif. 5 ASI eksklusif menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan selama 6 bulan tanpa diberikan makanan tambahan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain selain ASI (kecuali obat, vitamin, dan mineral). 2 Target ASI eksklusif dunia menurut WHO yaitu 50%,

3 sedangkan target program ASI eksklusif nasional pada tahun 2014 sebesar 80%. Cakupan pemberian ASI eksklusif Indonesia 2014 sebesar 52,3% yaitu belum mencapai target. Menurut provinsi, hanya terdapat satu provinsi yang berhasil mencapai target yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 84,7%. Provinsi Jawa Barat, Papua Barat, dan Sumatera Utara merupakan tiga provinsi dengan capaian terendah. Sedangkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pencapaian target ASI eksklusif sebesar 70,8%, hal ini masih dibawah target cakupan ASI eksklusif nasional. 2 Angka cakupan ASI di Provinsi DIY pada tahun 2013 di setiap Kabupaten Yogyakarta yaitu Kulonprogo jumlah bayi 3.899 ASI eksklusif 2.744 (70,4%), Bantul jumlah bayi 3.960, ASI eksklusif 2.457 (62,2%), Gunung Kidul jumlah bayi 5.352, ASI eksklusif 3.078 (56,5%), Sleman jumlah bayi 7.684 ASI eksklusif 6,195 (80,6%), Kota Yogyakarta jumlah bayi 3.061 ASI eksklusif 1.581 (51,6%). 7 Faktor-faktor penyebab kegagalan dalam menyusui dari beberapa penelitian yaitu sebagai berikut, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, presentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia adalah 54,3%. Jumlah ibu yang menyusui ASI secara eksklusif menurut presentasi yaitu masih kurang karena masih banyak kendala yang dihadapi dalam praktek pemberian ASI eksklusif yakni kurangnya dukungan dari lingkungan dan praktisi kesehatan, kurangnya pengetahuan ibu, pemberian makanan dan minuman terlalu dini, serta maraknya promosi susu formula untuk bayi. 8 Pada tahun 2009, WHO menyatakan bahwa ibu yang gagal menyusui bayinya ada 35,6% dan 20% diantaranya ialah ibu-ibu yang berada di negara berkembang. Menurut Riset

4 Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal menyusui bayinya disebabkan karena kurangnya pemahaman ibu tentang teknik meyusui yang benar. Kurangnya pemahaman ini menyebabkan puting ibu lecet dan retak. Pada seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah. Sebagian besar mereka tidak mengetahui cara-cara yang sangat sederhana untuk bayinya seperti cara menaruh bayi pada payudara saat menyusui, hal ini yang menyebabkan puting nyeri dan lecet. Oleh karena itu perlu diberikan pengetahuan tentang cara menyusui yang benar. 9 Guna memberikan pendidikan kesehatan yang efektif maka pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai sasaran serta tujuan, maka diperlukan media yang menarik dan lebih mudah diterima oleh sasaran. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media audiovisual. Media audiovisual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari sasaran. Penggunaan audiovisual melibatkan semua alat indra pembelajaran, sehingga semakin banyak alat indra yang terlibat untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan isi informasi tersebut dapat dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. 10 Media audiovisual yaitu lebih menonjolkan fungsi komunikasi, seperti: film, cerita, iklan, dan video. 11 Sekarang ini banyak informasi tentang cara menyusui yang baik dan benar yaitu berupa leaflet. Namun hal tersebut kurang efektif karena ibu tidak bisa melihat secara langsung contoh dari cara menyusui yag baik dan benar, karena di dalam leaflet tersebut hanya berupa gambar dan tulisan. Oleh karena itu peneliti di sini membuat inovasi baru yaitu berupa media audiovisual teknik

5 menyusui. Media ini berupa video yang berisi langkah-langkah cara meyusui yang baik dan benar. Isi video ini berupa gambar, suara, tulisan, dan juga video dari beberapa langkah cara saat menyusui. Media audiovisual teknik menyusui selain bermanfaat untuk mengubah perilaku ibu melainkan juga bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan di dalam video ini juga diberikan pengetahuan untuk ibu berupa pengetahuan teknik menyusui yang baik dan benar melalui audiovisual. Sehingga hal ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan ibu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah media audiovisual teknik menyusui memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku menyusui ibu postpartum? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui seberapa lebih berpengaruh media audiovisual teknik menyusui terhadap pengetahuan tentang menyusui dan perilaku menyusui ibu postpartum. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisa seberapa erat pengaruh media audiovisual teknik menyusui terhadap pengetahuan menyusui ibu postpartum.

6 b. Menganalisa seberapa erat pengaruh media audiovisual teknik menyusui terhadap perilaku menyusui ibu postpartum. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan masukan bagi dosen pada kegiatan proses belajar mengajar terhadap mata ajaran yang berhubungan dengan ibu nifas dengan media pembelajaran menggunakan media audiovisual. b. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa kebidanan pada khususnya, maupun tenaga kesehatan pada umumnya tentang media belajar dengan media audiovisual. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi tentang pembelajaran dengan media audiovisual yang berisi tentang teknik menyusui yang baik dan benar untuk ibu postpartum. b. Menumbuhkan pengetahuan dan perilaku pada ibu postpartum untuk senantiasa menyusui anaknya. E. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Novi Indrayani dengan judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Teknik Menyusui Terhadap Pengetahuan dan Perilaku Teknik Menyusui Pada Ibu Primipara Di BPS Kecamatan Kalibawang Kulonprogo Tahun 2011. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan perilaku ibu primipara dalam menyusui bayinya. 12 Sedangkan penelitian yang

7 akan peneliti lakukan pada penelitian ini yaitu Pengaruh Media Audiovisual Teknik Menyusui Terhadapat Pengetahuan Dan Perilaku Menyusui Ibu Postpartum. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel penelitian, metode penelitian, tempat dan waktu penelitian. Dengan demikian diharapkan penelitian ini bisa melengkapi penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Widia Lestari, et al dengan judul Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang ASI terhadap Tingkat Pegetahuan, Kemampuan dan Motivasi Menyusui Primipara. Hasil penelitian tersebut adalah pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual efektif untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan motivasi menyusui primipara. 13 Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan pada penelitian ini yaitu Pengaruh Media Audiovisual Teknik Menyusui Terhadapat Pengetahuan Dan Perilaku Menyusui Ibu Postpartum. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada sampel yang digunakan, desain penelitian, waktu dan tempat penelitian. Dengan demikian penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat menyempurnakan penelitian sebelumnya.