BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAGIAN 1 PENDAHULUAN

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Perkembangan pariwisata di Gunungkidul

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelayakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang Pernyataan Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

*terdiri dari kolam/empang/tebat, tanah kuburan, jalan, dan lapangan.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

VILLA RESORT DI KAWASAN WISATA BANDUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

PUSAT SENI RUPA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEA SIDE HOTEL DI KAWASAN WISATA PANTAI PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN #Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata#

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II PARIWISATA DAN PELAKU PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. 1. Perkembangan Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

Tugas akhir ismail yakub BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

BAB I PENDAHULUAN Fenomena

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA TAWANGMANGU

HOTEL BUTIK DI SOLO BARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pariwisata Kabupaten Sleman Kabupaten Sleman merupakan sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Provinsi DIY sendiri dikenal sebagai salah satu daerah tujuan para wisatawan baik domestik maupun mancanegera. Provinsi ini menjadi destinasi turis terpenting kedua di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari beragamnya kekayaan wisata Yogyakarta, baik wisata alamnya maupun wisata budaya dan sejarah. Yogyakarta memiliki banyak candi dan arsitektur Jawa yang paling terkenal di kawasan ini, serta merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Yogyakarta memiliki sejumlah museum, keraton, spa, dan restoran, yang akan memanjakan seluruh pancaindra. 1 Di Kabupaten Sleman sendiri terdapat banyak desa wisata yang menyuguhkan berbagai kebudayaan dan kesenian khas Jawa bagi para wisatawan. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : www.tourismsleman.com diakses Maret 2013 Yogyakarta khususnya Kabupaten Sleman juga selalu berupaya untuk tetap melestarikan alam dan lingkungannya, terlihat dari keberadaan Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko, Keraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, Kota Tua Kota 1 http://www.tripadvisor.co.id/tourism-g294230-yogyakarta_yogyakarta_region_java-vacations.html. Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.08 1

Gedhe, Makam Raja-raja Mataram Kota Gedhe, museum, dan adat istiadat serta kesenian tradisionalnya yang masih terjaga sampai sekarang. Potensi keindahan alam Yogyakarta seperti kawasan Kaliurang dan Gunung Merapi, puncak Suroloyo/Bukit Menoreh, Gunung Gambar, Pegunungan Karst, Gumuk Pasir, Desa Wisata dan keindahan Pantai Selatan tidak kalah mempesona. 2 Potensi pariwisata di Kabupaten Sleman dapat diklasifikasikan menjadi wisata alam, candi, museum, budaya, pendidikan, sejarah, belanja dan kuliner. Memiliki potensi pariwisata yang sangat banyak membuat Sleman semakin gencar mengembangkan pariwisatanya. 1.1.2 Perkembangan Hotel di Kabupaten Sleman Persentase jumlah penginapan di Kabupaten Sleman terbesar adalah pondok wisata, yaitu sebesar 59,27% pada tahun 2006 menjadi 64,93% pada tahun 2007 dan terus meningkat pada tahun 2008 menjadi 66,49%. Pada tahun 2009 jumlah pondok wisata turun menjadi 65,82% dan turun lagi menjadi 61,43% pada tahun 2010. Penurunan jumlah pondok wisata pada tahun 2010 ini lebih disebabkan karena dampak erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 dimana sebagian besar pondok wisata berlokasi di kecamatan Cangkringan. Persentase hotel melati di Kabupaten Sleman sebesar 35,64% pada tahun 2006 menjadi 34,44% pada tahun 2010, demikian pula jumlah hotel berbintang di Kabupaten Sleman pada tahun 2006 sebesar 5,09% menjadi 4,13% pada tahun 2010. 3 Tabel 1. 1 Presentase Jumlah Hotel Kabupaten Sleman tahun 2006-2010 Tahun No Jenis Hotel 2006 2007 2008 2009 2010 1 Hotel Bintang (%) 5,09 4,06 3,75 3,75 4,13 2 Hotel Melati (%) 35,64 31,01 29,76 30,61 34,44 3 Pondok Wisata (%) 59,27 64,93 66,49 65,82 61,43 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2010 2 Buku Statistik Pariwisata Yogyakarta 2011 3 http://bappeda.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2012/05/bab-ii-evaluasi-hasil.pdf. Diakses tanggal 17 April 2013 2

1.1.3 Potensi Kawasan Kaliurang Kaliurang adalah objek wisata andalan Kabupaten Sleman yang berada di lereng selatan Gunung Merapi. Sebagai kawasan wisata, Kaliurang menyediakan berbagai macam wisata alam dan sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Gambar 1. 2 Lokasi Kawasan Kaliurang Sumber : www.tourismsleman.com diakses Maret 2013 Kawasan Kaliurang sudah dipandang sebagai tujuan wisata sejak zaman penjajahan Belanda. Pada abad 19, para ahli geologi Belanda yang tinggal di Yogyakarta bermaksud mencari tempat peristirahatan bagi keluarga mereka. Ketika mereka sampai di Kaliurang, mereka terpesona dengan keindahan dan kesejukannya. Para geolog Belanda itu pun membangun bungalow-bungalow di Kaliurang. 4 Sehingga tidak heran apabila di kawasan ini banyak bangunan bergaya arsitektur indisch. Melihat lokasi dan keunikan arsitekturnya, kawasan ini memiliki potensi yang sangat besar untuk lebih dikembangkan. 1.2 Perumusan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah Umum 1. Perkembangan pariwisata Kabupaten Sleman semakin meningkat membuat kunjungan wisatawan semakin tinggi sehingga kebutuhan akan akomodasi hotel bertambah. 2. Meningkatnya kebutuhan akan hotel sebagai tempat berlibur dan relaksasi dari kebisingan perkotaan dan tekanan pekerjaan. 4 http://vachmee.wordpress.com/2012/06/08/kaliurang-kawasan-wisata-puncak-yogyakarta. Diakses tanggal 1 Maret 2013 3

3. Mampu menghadirkan perancangan hotel yang menarik dan dapat memfasilitasi kebutuhan pengunjung. 1.2.2 Perumusan Masalah Khusus 1. Menghadirkan perancangan hotel butik dengan pendekatan teori olah desain arsitektur pusaka. 2. Bagaimana konsep teori olah desain arsitektur pusaka ini dapat menggabungkan bangunan pusaka yang sudah ada dengan bangunan baru yang memiliki fungsi sebagai hotel. 3. Merancang suatu bangunan baru dengan fungsi sebagai hotel dengan tetap melestarikan bangunan pusaka yang ada. 4. Menghadirkan sebuah hotel butik dengan lokasinya yang berada di kawasan wisata yang bersejarah. 5. Menghadirkan sebuah rancangan hotel butik yang dapat memberikan pembelajaran dan pengalaman menarik sehubungan dengan sejarah dan budaya kawasan Kaliurang. 1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Tujuan umum yang ingin dicapai pada penulisan Pra Tugas Akhir adalah mendapatkan landasan konseptual dalam merancang fasilitas akomodasi untuk memenuhi kebutuhan penginapan di kawasan wisata Kaliurang berupa hotel butik dengan menggunakan pendekatan teori Olah Desain Arsitektur Pusaka (ODAP). Tujuan khusus penulisan adalah untuk mengembangkan dan memanfaatkan bangunan cagar budaya yang telah ada dengan menggabungkan bangunan yang memiliki fungsi baru sebagai hotel butik, serta mengintregasikannya dengan lingkungan sekitar. 1.3.2 Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam penulisan ini antara lain: 1. Memahami kebutuhan ruang dari hotel yang mengambil konsep hotel butik. 2. Memahami teori olah desain pusaka sebagai bentuk pelestarian bangunan pusaka yang ada di Jogja 3. Memahami proses perancangan dengan menggabungkan bangunan pusaka dengan bangunan baru yang berfungsi sebagai hotel butik. 4

1.4 Metodologi Pembahasan Pada proses penulisan ini metedologi pembahasan yang dilakukan antara lain: 1. Studi Literatur. Studi literatur ini dilakukan untuk mengetahui teori olah desain pusaka, kebutuhan-kebutuhan ruang hotel butik, serta prinsip-prinsip perancangan hotel butik. 2. Observasi. Proses observasi ini dilakukan dalam melihat potensi Kawasan Kaliurang sebagai kawasan wisata budaya yang bersejarah serta bangunan Djembranasari sebagai bangunan pusaka yang ingin dikembangkan. Pencarian data-data tentang bangunan Djembranasari dan Kawasan Kaliurang dengan lebih mendetail dan menyeluruh. 3. Studi kasus. Mempelajari contoh bangunan-bangunan yang menerapkan teori olah desain pusaka pada proses perancangannya. Serta mempelajari contohcontoh hotel butik yang sudah ada baik dari segi arsitektural, pemenuhan prinsip-prinsip hotel butik serta intregrasi perancangan dengan lingkungan sekitar. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penulisan, permasalahan dan tujuan dibuatnya skripsi ini dan penekanan tentang fungsi hotel butik yang ingin dirancang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang gambaran umum hotel, definisi hotel butik, prinsip desain hotel butik, dan jenis-jenis hotel butik, serta preseden preseden hotel butik. Berisi pula teori Olah Desain Arsitektur Pusaka secara umum serta preseden preseden bangunan yang menggunakan prinsip olah desain arsitektur pusaka. BAB III TEORI LOKASI Bab ini menggambarkan kawasan Kaliurang, sejarah kawasan, kondisi kawasan, lokasi tapak terpilih, serta bangunan pusaka Djembranasari yang terdapat pada tapak terpilih. BAB IV ANALISIS DAN PENDEKATAN KONSEP Berisi analisis umum mengenai Villa Djembranasari Kaliurang, berikut dengan analisis kawasan dan bangunan cagar budaya. Analisis khusus terdiri dari analisis secara makro, messo dan mikro sebagai acuan konsep perancangan. 5

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang proses praperancangan yang menghasilkan konsep-konsep standar sebagai dasar perancangan. 1.6 Keaslian Penulisan Tugas akhir dengan judul Hotel Butik Djembranasari 1956 Kaliurang Pendekatan Olah Desain Arsitektur Pusaka ini penulis menyatakan sebagai karya ilmiah asli dan belum pernah dibuat sebelumnya. Terdapat beberapa judul yang memiliki kemiripan dengan tulisan ini. Persamaan dapat terletak pada judul, lokasi dan pendekatan. Beberapa judul tugas akhir tersebut, antara lain: Tabel 1. 2 Keaslian Penulisan No Judul TA Abstraksi 1 Judul: Hotel Butik Addaptive Reuse Arsitektur Pecinan Kawasan Ketandan (2012) Penulis: Fitria Puspita Rani - Pertambahan jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik meningkatkan kebutuhan akan industri perhotelan. - Pelestarian Kawasan Ketandan sehingga memunculkan kembali identitas kawasan dengan menggunakan metode adaptive reuse dari arsitektur Pecinan untuk menambah nilai bangunan dan kawasan tersebut. - Menjawab keinginan wisatawan yang menginginkan suatu bentuk fasilitas akomodasi yang dirancang unik dan menarik seperti butik hotel. 2 Judul: Hotel Butik Resor di Lombok dengan Pendekatan Infill Design pada Kawasan Pusaka Saujana (2009) Penulis: Pandu Kusumoputro Utomo - Apresiasi terhadap kemunculan hotel butik sebagai alternatif akomodasi di Indonesia semakin tinggi. - Hotel Butik Resor di Lombok adalah hotel butik yang terletak di kawasan pusaka saujana. - Konsentrasi perancangan terletak pada pelestarian lokasi pusaka saujana, dan pendekatan infill design untuk menyesuaikan dengan konteks lokasi. 6

3 Judul: Batik Butique Hotel di Kampung Wisata (2011) - Merancang resor bertema dan hotel butik yang memberikan pemahaman dan penafsiran yang tepat akan lingkungan dan kondisi budaya. Penulis: Mahatir Army - Menekankan batik sebagai elemen desain interior sehingga membentuk identitas lokal yang dapat terlihat oleh wisatawan. 4 Judul: Green Resort Hotel di Kawasan Kaliurang Yogyakarta (2008) Penulis: Unggul Pambudi 5 Judul: Galeri Seni Kontemporer Taman Sriwedari Surakarta sebagai Ruang Seni Publik Pendekatan Olah Desain Arsitektur Pusaka (2012) Penulis: Marchelia Gupita Sari Merancang Resort Hotel di Kawasan Kaliurang yang mengangkat tema green resort untuk mengatasi dampak global warming yang sangat berpengaruh pada manusia, sehingga perlu dilakukan upaya untuk melestarikan alam sekitar. - Taman Sriwedari sebagai pusaka Kota Surakarta perlu dikembalikan lagi makna pusaka yang terkandung di dalamnya. - Mengolah desain arsitektur pusaka dari Taman Sriwedari dengan menata kembali dan mengembalikan area kesenian dengan spirit pembaharuan dan tidak meninggalkan kontekstualitas yang ada. 7

6 Judul: Galeri Seni Kontemporer dengan Metode Olah Desain Arsitektur Pusaka pada Bangunan Eks- Asri di Yogyakarta (2012) Penulis: Farrah Novarizkika - Menciptakan Galeri Seni Kontemporer sebagai wadah bagi seniman dalam berapresiasi terhadap seni dan budaya. - Metode olah desain arsitektur pusaka diterapkan dalam Kompleks Kawasan Bangunan Eks-Asri Yogyakarta sebagai bentuk pelestarian Cagar Budaya dengan menambahkan zona dengan fungsi baru di sekitar bangunan. Sumber : Analisis Penulis, 2013 8

1.7 Kerangka Berpikir Diagram 1. 1 Kerangka Berpikir Skema: penulis 9