HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN LAMA DUDUK TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGRAJIN PERAK DI DESA CELUK, KECAMATAN SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN LAMA DUDUK TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGRAJIN PERAK DI DESA CELUK, KECAMATAN SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi


BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

SIKAP DUDUK ERGONOMIS MENGURANGI NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Kata Kunci : Lama Duduk, Sindroma Piriformis, Pemain Game Online

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

HUBUNGAN ANTARA LAMA DAN SIKAP DUDUK TERHADAP KEJADIAN NYERI PUNGGUNG BAWAH DI POLIKLINIK SARAF RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

SKRIPSI. Hubungan Posisi Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Non Spesifik pada Pengemudi Angkutan Kota di Terminal Ubung

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA PENGRAJIN SONGKET DI DESA TALANG AUR KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan dalam Pengambilan Gelar Sarjana Fisioterapi

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KURSI DAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MAHASISWA FK UNDIP

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit akibat kerja merupakan suatu penyakit yang diderita pekerja dalam

HUBUNGAN LAMA DUDUK DENGAN KEJADIAN LOW BACK PAIN PADA OPERATOR KOMPUTER PERUSAHAAN TRAVEL DI MANADO

ABSTRAK HUBUNGAN POSISI KERJA DOKTER GIGI TERHADAP LOW BACK PAIN DI RSKGM KOTA BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

BAB I PENDAHULUAN. kesepuluh penyebab terjadinya kesakitan dan kematian. Faktor pekerjaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya manusia harus melakukan aktivitas untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

FAKTOR RISIKO LOW BACK PAIN PADA MAHASISWA JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

INTERVENSI INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITATION TECHNIQUE

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT SURYA BESINDO SAKTI SERANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

Repository.unimus.ac.id

ANALISIS KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENJAHIT DI KECAMATAN KUTA MALAKA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. negara. Industri sepenuhnya terintegrasi ke dalam rantai pasokan secara

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kerja yang meliputi pencegahan dan pengobatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observational analitik

BAB I PENDAHULUAN. Low back pain atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu kelainan

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

HUBUNGAN POSTUR TUBUH MENJAHIT DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PENJAHIT DI PASAR SENTRAL KOTA MAKASSAR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR BAGAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

PENGARUH LAMA DUDUK SEBELUM ISTIRAHAT DALAM BERKENDARA TERHADAP KELUHAN LOW BACK PAIN PADA SOPIR BUS DI TERMINAL SURAKARTA

Zaman, Hubungan Beberapa Faktor Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Karyawan Kantor 2014

PROGRAM STUDI DIV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

KOMPRES HANGAT ATASI NYERI PADA PETANI PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH DI KELURAHAN CANDI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional-analytic dengan pendekatan

Edukasi ergonomi menurunkan keluhan muskuloskeletal dan memperbaiki konsistensi postur tubuh pada mahasiswa PSPDG Universitas Udayana

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak pada usia 35 tahun sebanyak 76 responden (80.00%) dan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. merupakan bagian pinggang atau yang ada di dekat pinggang.

BAB I PENDAHULUAN. yang statis dan overload dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ketenganan

BAB 1 : PENDAHULUAN. unsur penunjang keberhasilan pembangunan nasional. Ratusan tenaga kerja

SKRIPSI HUBUNGAN TINGGI HAK SEPATU TERHADAP KASUS NYERI PLANTARIS PADA KARYAWAN WANITA YANG BEKERJA DI MDS

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MUSCULOSKELETAL DISORDER (MSD) PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan dalam Pengambilan Gelar Sarjana Fisioterapi

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH DI PANGKALAN CV. TOTABUAN INDAH MANADO

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

Transkripsi:

HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN LAMA DUDUK TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGRAJIN PERAK DI DESA CELUK, KECAMATAN SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR Ni Komang Sri Padmiswari B 1, I Putu Adiartha Griadhi 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Nyeri punggung bawah merupakan suatu sindroma nyeri yang terjadi pada region punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab. Gangguan ini paling banyak ditemukan di tempat kerja, terutama pada mereka yang beraktivitas dengan sikap duduk yang salah dan duduk lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sikap duduk dan lama duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pengrajin perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Penelitian ini menggunakan metode analitik cross-sectional dengan menggunakan data primer melalui kuisioner dan wawancara. Populasi sampel penelitian ini adalah pengrajin perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Dengan menggunakan metode random sampling menghasilkan 48 sampel. Analisis data menggunakan SPSS for Windows versi 21.0 dengan tingkat kemaknaan 0,05. Pada analisis bivariat menunjukkan didapatkan hubungan sikap duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pengrajin perak (p=0,030) dan lama duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pengrajin perak (p=0,005). Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap duduk dan lama duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pengrajin perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut masih sangat diperlukan perhatian dan perubahan dari sikap duduk dan lama duduknya bagi pengrajin perak dan pemilik usaha perak untuk menunjang kesehatan para pengrajin perak. Kata Kunci: Nyeri punggung bawah, Sikap duduk, Lama duduk ABSTRACT Low back pain is a syndrome that occurs in the lower back region which is originated from various causes. This disease is commonly found in the workplace, especially in those who have activity with the wrong sitting position and prolonged sitting. The Purpose of this study is to determine the correlation between prolongedsitting posture and low back pain among silversmith in Celuk Village, Sukawati District, Gianyar Regency. The methods of this study is analytic Cross-sectional study using primary data through questionnaires and interviews. The sample populations of this study are a silversmith in Celuk Village, Sukawati District, Gianyar Regency. Using a random sampling method resulted in 48 samples. Data analysis using SPSS for Windows version 21.0 of the significance level of 0.05. The bivariate analysis showed correlation sitting attitude towards complaints of lower back pain in the silversmith (p = 0.030) and prolonged sitting towards complaints of lower back pain (p = 0.005). There is a significant correlation between sitting attitude and prolonged sitting towards complaint of low back pain in a silversmith in Celuk Village, Sukawati District, Gianyar 1

Regency. Based on the results of these studies are still needed attention and a change of sitting attitude and prolonged sitting for silversmith and the owners of silver business to support health silversmith. Keywords: Low back pain, sitting attitude, prolonged sitting PENDAHULUAN Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Gianyar merupakan sebuah desa objek wisata kerajinan perak atau sebagai pusatnya perak di Bali. Hampir semua penduduk Desa Celuk merupakan pengrajin perak. Sikap kerja pengrajin perak adalah sikap kerja statis yaitu sikap duduk di kursi menghadap meja dengan punggung membungkuk, kaki kanan digunakan untuk menekan pompa kompor yang dipergunakan untuk mematri produk perhiasan. Sikap kerja ini dilakukan rerata 8-9 jam/hari 1. Apabila kebiasaan tersebut terjadi dalam waktu yang lama dan terjadi secara repetitive maka akan dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal yang bisa menurunkan kinerja seseorang 2. Salah satu dari penyakit akibat kerja yang menjadi masalah kesehatan yang sangat umum terjadi di dunia dan mempengaruhi hampir semua populasi adalah LBP (Low Back Pain) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan NPB (nyeri punggung bawah). Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan pada region punggung bagian bawah yang terjadi akibat dari berbagai sebab. Keluhan ini sangat banyak ditemukan di tempat kerja, yaitu pada mereka yang beraktivitas dengan posisi tubuh yang salah 3. Prevalensi untuk nyeri musculoskeletal, termasuk NPB, dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Sekitar 80% dari populasi pernah menderita nyeri punggung bawah paling tidak sekali dalam hidupnya 4. Hasil dari Departemen Kesehatan RI didapatkan 40,5% dari pekerja memiliki keluhan kesehatan yang berhubungan pada pekerjaannya salah satunya adalah gangguan otot rangka yaitu 16% 5. Insiden NPB di populasi ditemukan sebanyak 15-20%. Dan 98% di antaranya disebabkan oleh faktor mekanikal karena ketegangan otot dan ligamentum tulang belakang. Salah satu faktor karena gangguan mekanikal tersebut adalah duduk lama. Penelitian menunjukkan sekitar 39,7-60% orang dewasa mengalami NPB akibat duduk lama 6. METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016 bertempat di 2

wilayah Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Menggunakan metode cross sectional analitik untuk mempelajari korelasi sikap duduk dan lama duduk terhadap nyeri punggung belakang dan faktor resikonya dengan cara pendekatan, observasi (pengamatan) atau pengumpulan data sekaligus pada satu waktu. Jumlah sampelnya adalah 48 dengan kriteria sampel adalah pengrajin perak yang berusia 25-65 tahun di Celuk Sukawati. Sampel diambil dengan menggunakan cara simple random sampling. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat yaitu uji chi-square dan uji fisher. HASIL Pada tabel 1, dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebesar 47.9% (23 orang) dan perempuan sebesar 52,1% (25 orang). Berdasarkan usia didapatkan 25-39 tahun dengan presentasenya sebesar 72,9 % (35 orang), dan 40-54 tahun sebesar 27,1% (13 orang). Dari masa kerja <5 tahun sebesar 29,2% (14 orang) dan > 5 tahun sebesar 70,8% (34 orang). Untuk kebiasaan merokok, yang merokok sebesar 18,8% (9 orang) dan yang tidak merokok sebesar 81,3% (39 orang). Untuk IMT yang beresiko (>25,0) sebesar 22,9% (11 orang) dan IMT yang tidak beresiko ( 25,0) sebesar 77,1% (37 orang). Untuk kebiasaan olahraga dalam seminggu. yang berolahraga 1 kali dalam seminggu sebesar 64,6% (31 orang) dan > 1 kali dalam seminggu sebesar 35,4% (17 orang). Sampel yang memiliki keluhan nyeri pada punggung bawah kemudian dibagi menjadi 2 golongan, sedikit terganggu dengan skor PDI (pain disability index) 0-35 sebesar 29,2% (14 orang) dan sangat terganggu dengan skor PDI 36-70 sebesar 4,2% (2 orang). Untuk karakteristik sampel berdasarkan sikap duduknya, yang memiliki sikap duduk yang ergonomis dengan presentasenya sebesar 33,3% (16 orang) dan sikap duduk yang tidak ergonomis sebesar 66,7% (32 orang). Dari lama duduknya yang duduk <4 jam dengan presentasenya sebesar 33,3% (16 orang) dan lama duduk yang >4 jam sebesar 66,7% (32 orang). Dan dari keluhan nyeri punggung bawah dibagi menjadi NPB dan tidak NPB. Dari hasil terlihat keluhan NPB dengan presentasenya sebesar 33,3% (16 orang) dan tidak NPB sebesar 66,7% (32 orang). 3

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Sampel Karakteristik N % Jenis Kelamin Laki-laki 23 47.9 Perempuan 25 52.1 Usia 25-39 tahun 35 72.9 40-54 tahun 13 27.1 Masa Kerja <5 tahun 14 29.2 >5 tahun 34 70.8 Kebiasaan Merokok Ya 9 18.8 Tidak 39 81.3 IMT Beresiko 11 22.9 Tidak Beresiko 37 77.1 Kebiasaan Olahraga 1 Kali 31 64.6 > 1 kali 17 35.4 PDI Sedikit 14 29.2 Terganggu Sangat 2 4.2 Terganggu Sikap Duduk Ergonomis 16 33.3 Tidak 32 66.7 Ergonomis Lama Duduk < 4 jam 16 33.3 > 4 jam 32 66.7 Keluhan NPB NPB 16 33.3 Tidak NPB 32 66.7 Total 48 100.0% Jenis Kelamin Tabel 2. Hubungan Antara Faktor Risiko Terhadap Keluhan NPB Keluhan Nyeri Punggung Bawah Ada Tidak Total N % N % N % Laki-laki 8 16.6 15 31.3 23 47.9 Perempua n 8 16.6 17 35.4 25 52.1 Usia 25-39 tahun 40-54 tahun 10 20.8 25 52.1 35 72.9 6 12.5 7 14.6 13 27.1 Masa Kerja <5 th 6 12.5 8 16.7 14 29.2 > 5 tah 10 20.8 24 50 34 70.8 Kebiasaan Merokok Merokok 2 4.2 7 14.6 9 18.8 Tidak merokok 14 29.1 25 52.1 39 81.2 IMT Nilai p 0.838 0.310 0.503 0.697 Pada tabel 2 memperlihatkan hubungan dari setiap faktor risiko (Jenis kelamin, usia, masa kerja, kebiasaan merokok, IMT dan kebiasaan olahraga) terhadap keluhan NPB. 25,0 11 22.9 26 54.2 37 77.1 > 25,0 5 10.4 6 12.5 11 22.9 Kebiasaan Olahraga 1 kali 9 18.8 22 45.8 31 64.6 > 1 kali 7 14.6 10 20.8 17 35.4 Total 16 33.4 32 66.6 48 100 0.468 0.393 4

Pada tabel 2 menunjukkan, lebih banyak pengrajin perempuan dari pada laki-laki, dan untuk perempuan serta laki-laki berdasarkan keluhan NPB proporsinya sama. Dari uji chi square yang dilakukan, untuk p value = 0,838 sehingga tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin terhadap NPB. Pada tabel 2 menunjukkan usia pengrajin perak lebih banyak direntang usia 25-39 tahun yang mengalami NPB dengan rata-rata usia 34,90 tahun. Dari uji fisher yang dilakukan, untuk p value = 0.310 berarti tidak terdapat hubungan antara usia dengan keluhan NPB. Tabel 2 menunjukkan masa kerja yang > 5 tahun lebih banyak mengalamin NPB. Dari uji fisher yang dilakukan didapatkan p value = 0,503 sehingga tidak adanya hubungan antara masa kerja dengan keluhan NPB. Tabel 2 menunjukkan yang paling banyak mengalami keluhan NPB adalah pengrajin yang tidak merokok. Dari uji fisher didapatkan p value = 0,679 yang berarti tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan NPB. Tabel 2 menunjukkan yang lebih banyak mengalami keluhan NPB adalah pengrajin dengan IMT 25,0. Dari uji fisher didapatkan p value = 0,468 sehingga tidak terdapat hubungan antara IMT dengan keluhan NPB. Tabel 2 menunjukkan yang lebih banyak mengalami keluhan NPB adalah pengrajin yang melakukan kebiasaan olahraga 1 kali dalam seminggu. Dari uji chi square yang dilakukan, untuk p value = 0,393 sehingga tidak terdapat hubungan antara kebiasaan olahraga dengan keluhan NPB. Sikap Duduk Tabel 3. Hubungan Antara Sikap Duduk dan Lama Terhadap Keluhan NPB Keluhan Nyeri Punggung Bawah Ada Tidak Total N % N % N % Ergonomis 2 4.1 14 29.2 16 33.3 Tidak Ergonomis 14 29.2 18 37.5 32 66.7 Lama Duduk < 4 jam 1 2.0 15 31.3 16 33.3 > 4 jam 15 31.3 17 35.4 32 66.7 Nilai p 0.030 0.005 Pada tabel 3 menunjukkan yang lebih banyak mengalami keluhan NPB adalah pengrajin dengan sikap duduk yang tidak ergonomis. Dari uji chi square yang dilakukan didapatkan p 5

value = 0,030 sehingga tidak adanya hubungan antara sikap duduk terhadap keluhan NPB pada pengrajin perak di Sukawati. Pada tabel 3 menunjukkan yang lebih banyak mengalami keluhan NPB adalah pengrajin dengan lama duduk > 4 jam dalam sehari. Dari uji chi square didapatkan p value = 0,005 sehingga terdapat hubungan antara lama duduk > 4 jam terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pengrajin perak di Sukawati PEMBAHASAN Jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat resiko keluhan otot. Perbandingan otot antara pria dan wanita 3:1. Ini dapat terjadi dikarenakan secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah dari pada kemampuan otot pria 7. Keluhan otot skeletal umumnya dapat mulai dirasakan pada usia kerja 25-65 tahun. Tingkat keluhan otot skeletal akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. dikarenakan pada umur setengah baya, ketahanan dan kekuatan otot akan mulai terjadi penurunan, menyebabkan resiko terjadi keluhan otot meningkat 7. Resiko NPB sangat berhubungan dengan lama kerja. Semakin seseorang tersebut memiliki masa kerja yang lama, akan semakin tinggi resiko untuk mengalami nyeri punggung 7. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan nyeri punggung. Perokok memiliki peluang untuk mengalami gangguan pada peredaran darahnya, termasuk gangguan peredaran darahnya ke tulang belakang. Namun kebiasaan merokok para pengrajin perak akan mempengaruhi kesehatan dirinya maupun orang lain 7. Seseorang yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) 25 atau menderita kegemukan memiliki lemak tubuh yang berlebih. Lemak tubuh yang berlebih adalah faktor risiko terhadap munculnya keluhan nyeri punggung bawah 8. Keluhan NPB pada pekerja yang berolahraga lebih sedikit, dibandingkan dengan pekerja yang tidak berolahraga. Kesehatan jasmani dan kebugaran fisik akan dipengaruhi oleh kebiasaan olahraga. Olahraga dapat melatih fungsi-fungsi kerja otot sehingga keluhan otot lebih jarang akan terjadi. Pekerja yang tidak berolahraga dengan intensitas 1 kali atau lebih dalam seminggu mempunyai kemungkinan besar untuk terjadinya nyeri punggung bawah 9. 6

Untuk membagi sikap duduk yang ergonomis dan tidak ergonomis pada pengrajin perak menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment). RULA merupakan metode ergonomi yang dilakukan untuk menilai dan menginvestigasikan posisi kerja pada tubuh bagian atas. Apabila skor akhir didapatkan 1 sampai 2 = postur dapat diterima (sikap yang ergonomis), apabila skor yang didapatkan diatas 2 sampai 7 = postur duduk dianggap sikap yang tidak ergonomis dan perlu investigasi lanjut dan penanganan/perubahan segera 10. Pada penelitian ini RULA diobservasi langsung dengan tabel RULA kepada sampel penelitian disaat dilakukan penelitian di lapangan. Sikap duduk memiliki hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah. Sesuai dengan kajian pustaka yang dilakukan oleh ahmad affan dkk didapatkan hubungan sikap duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada penjahit vermak levis di Pasar Penjaringan 11. Sikap duduk yang tidak ergonomis yaitu membungkuk memiliki kecenderungan untuk menderita NPB 2,58 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sikap badan yang tegak. Melakukan sikap duduk yang membungkuk lebih dari 30 o akan menimbulkan keadaan kifosis dari vertebra lumbalis, dan kifosis dari lumbal ini nantinya akan menyebabkan peregangan dari ligamentum longitudinalis posterior, dan mengakibatkan peningkatan tekanan pada diskus intervertebralis yang akan meningkatkan tegangan pada bagian annulus fibrosus regio posterior dan penekanan nukleus pulposus 12. Lama duduk > 4 jam mempunyai hubungan dengan keluhan NPB. Sesuai kajian pustaka dari Samara dkk dengan metode case control, menyatakan bahwa duduk selama 1,5 sampai 5 jam mempunyai risiko 2,35 kali lebih besar untuk terjadinya nyeri punggung bawah. Pekerja yang memiliki posisi duduk selama durasi setengah hari waktu kerja atau lebih memiliki risiko 1,6 kali untuk menderita nyeri punggung bawah 6. Pada penelitian Sari dkk menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara lama duduk dan keluhan LBP pada operator komputer perusahaan travel 13. Demikian pula pada penelitian Sumekar dan Natalia menyatakan bahwa lama duduk >4 jam menyebabkan terjadinya NPB pada hampir seluruh sampel penelitian 14. Semakin lama durasi dari seseorang untuk duduk maka otot-otot sekitar punggung akan mengalami ketegangan dan ligamentum- 7

ligamentum punggung akan meregang, khususnya pada ligamentum longitudinalis posterior akan makin bertambah. Lapisan ligamentum posterior adalah lapisan yang paling tipis di antara ligamentum lain setinggi L2-L5 yang merupakan daerah NPB. Kondisi tersebut menyebabkan lebih sering terjadi gangguan sehingga akan menyebabkan iskemia jaringan. Dan terdapat juga jaringan peka nyeri yang banyak di sekitar vertebra lumbalis sehingga mempunyai kesempatan lebih besar untuk menjadi nyeri oleh karena kondisi hiperalgesia 12. Lama duduk juga dapat menimbulkan terjadinya spasme otot atau ketegangan pada daerah pantat khusunya otot piriformis 15. Pekerja perlu diberikan istirahat aktif untuk dapat menghindari pekerjaan yang monoton dalam jangka waktu lama, dan relaksasi untuk mengendorkan ketegangan saraf dan otot akibat kerja. Sehingga kejenuhan kerja dapat dikurangi, memulihkan kesegaran mental, dan akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja 16. Selain itu dapat juga dilakukan perbaikan terhadap stasiun kerja para pengrajin perak. Penelitian yang dilakukan oleh Putri menunjukan perbaikan stasiun kerja dapat menurunkan keluhan muskuloskeletal pada perajin ukir kayu 17. SIMPULAN Derajat keluhan nyeri punggung bawah yang menggunakan skor PDI (Pain disability index) pada pengrajin perak di Celuk sebagian besar mengalami tingkat nyeri yang tidak terlalu menggangu dalam tujuh area aktivitas kehidupannya. Terdapat hubungan antara sikap duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pengrajin perak Sukawati. Dan terdapat juga hubungan antara lama duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pengrajin perak Sukawati. DAFTAR PUSTAKA 1. Susetyo, Titin O., &Suyasning H. Prevalensi Keluhan Subjektif Atau Kelelahan Karena Sikap Kerja Yang Tidak Ergonomis Pada Pengrajin Perak. Jurnal Teknologi. 2008;1(2), 144. 2. Puspa, DK., Nopi NL., & Dinata, IMK. Intervensi Intergrated Neuromuscular Inhibition Technique (INIT) dan Infrared Lebih Baik Dalam Menurunkan Nyeri Myofascial Pain Syndrome Otot Upper Trapezius Dibanding Intervensi Myofascial Release 8

Technique (MRT) dan Infrared Pada Mahasiswa Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia. 2016; Vol.2, No.1. 3. Pratiwi M., Yuliani S., & Bina K. Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. 2009; 4(1), 61-62. 4. Delitto A, George S., Dillen L., Whitman M, Sowa G, Shekelle P., dkk. Low back painclinical practice guidelines linked to the international classification of functioning, disability, and health from the orthopaedic section of the american physical therapy association. J Orthop Sports Phys Ther. 2012; 42(4): A11. 5. Departemen kesehatan RI. Direktorat Bina Kesehatan Kerja, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Strategi Nasional Kesehatan Kerja di Indonesia. Jakarta. 2007;10-11 6. Samara D. Lama dan sikap duduk sebagai factor resiko terjadinya nyeri pinggang bawah. J Kedokter Trisakti. 2004; 23(2). 7. Ramadhani A., Sri W. Gambaran Gangguan Fungsional Dan Kualitas Hidup Pada Pasien Low Back Pain Mekanik. ejournal-s1.undip. 2015; 4(4), 265. 8. Septiawan. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Bangunan Di PT Mikroland Property Development Semarang. Semarang : Universitas Negeri Semarang; 2013. 9. Munir, S. Analisis Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Bagian Final Packing dan Part Supply di PT.X. Jakarta : Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat; 2012 10. Sutrio, Oktri M. Analisis Pengukuran RULA dan REBA Petugas pada Pengangkatan Barang di Gudang dengan Menggunakan Software Ergolntelligence (Studi kasus: Petugas Pembawa Barang di Toko Dewi Bandung). Prosiding Seminar Nasionat Ritektra 2011; 2011, 204-206 11. Ahmad, Farid B. 2014. Hubungan Posisi Duduk Dengan Nyeri Punggung Bawah Pada Penjahit Vermak Levis Di Pasar Tanah Pasir Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara. Ejurnal esaunggul.2014; 11(3). 9

12. Yusuf, Dyan R., & Iit F. Hubungan Antara Lama Dan Sikap Duduk Terhadap Kejadian Nyeri Punggung Bawah Di Poliklinik Saraf RSUD Dokter Soedarso Pontianak. IPI Jurnal. 2014. 13. Sari, Theresia, I., &Engeline, A. Hubungan Lama Duduk Dengan Kejadian Low Back Pain Pada Operator Komputer Perusahaan Travel Di Manado. Jurnal e-clinic (ecl). 2015; 3(1), 687. 14. Sumekar, Natalia D. Nyeri Punggung pada Operator Komputer Akibat Posisi dan Lama Duduk. Bandung Medical Journal Universitas Padjajaran. 2010; 42(3):123-7 15. Mediastama, IG., Dedi, S., & Adiartha, G. Hubungan Antara Lama Duduk Dengan Sindroma Piriformis Pada Pemain Game Online Di Game Center GO-KOOL Denpasar. Majalah Ilmiah Fisioterapi. 2015; Vol. 2, No.1. 16. Dinata, IMK., Adiputra, N & Adiatmika, IPG. Sikap Kerja Duduk - Berdiri Bergantian Menurunkan Kelelahan,Keluhan Muskuloskeletal Serta Meningkatkan Produktivitas Kerja Penyetrika Wanita di Rumah Tangga. Jurnal Ergonomi Indonesia. 2015; Vol.1, No.1 17. Putri, PDW., Adiartha, G. Perbaikan Stasiun Kerja Menurunkan Aktivitas Listrik Otot Dan Keluhan Muskuloskeletal Pada Perajin Ukir Kayu Di Desa Batuan Gianyar Bali. E-Jurnal Medika Udayana. 2016 ; Vol.5, No.1 10