BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang diarahkan pada peningkatan intelektual dan emosional anak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING DI SMP NEGERI I MUARO JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat perkembangan diri pelajar (Abu Bakar, 2010 : 8).

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya dilakukan oleh setiap tenaga pendidikan yang bertugas di

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya, sebab pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membuat. daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabiat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Disadari atau tidak, setiap orang mempunyai dua sifat yang saling

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB V PENUTUP. layanan bimbingan konseling di MAN 1 Pekanbaru, maka penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Pada Pasal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini, banyak sekali persoalan yang dihadapi para remaja antara

BAB I PENDAHULUAN. yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan orang lain. Setiap manusia akan saling ketergantungan dalam. individu maupun kelompok dalam lingkungannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga pendidikan (sekolah) bantuan bagi peserta didik (klien) sering

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi

Vipi Nandiya 1), Neviyarni 2), Khairani 3)

Sigit Sanyata

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, moral, sosial, intelektual, fisik dan sebagainya. 1 Sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah elemen yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. terbitan kota Medan seperti Waspada, Posmetro dan lain sebagainya tentang

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dan tanggung jawab yang diemban seorang guru bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak ditunjang dengan tenaga kerja yang cakap maka kemungkinan besar sasaran

BAB I PENDAHULUAN. atau tugas yang diberikan dengan segenap kemampuannya terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. apa yang bagus, dan juga terhadap perkembangan belajarnya disekolah. Hal ini. yang sangat besar dalam perkembangan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat pada setiap manuasia,

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KELAS SEBAGAI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) DI SLB MARDI MULYO KRETEK

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

I. PENDAHULUAN. Konseling (BK) di sekolah. Menurut Prayitno dan Amti (2004), bahwa

I. PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guru Bimbingan pada dasarnya bertugas untuk mendidik dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang bermakna dan bisa mengaktifkan

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Menurut UNESCO (United

BAB I PENDAHULUAN. maupun mentalnya. Dalam hal ini dia membutuhkan sekali orang yan mampu

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP AKSELERASI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik dan menerima semua

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. kurang memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. hidup semaunya sendiri, karena di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

MANAJEMEN PENANGANAN MASALAH SISWA (STUDI DI MTS MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN) Husnul Madihah*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. agresif atau korban dari perilaku agresif orang lain tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

MENGURANGI PERSEPSI NEGATIF SISWA TENTANG KONSELOR SEKOLAH DENGAN STRATEGI PENGUBAHAN POLA PIKIR (COGNITIVE RESTRUCTURING)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan seseorang mengungkapkan pendapat sangat berkaitan dengan

RUMUSAN KOMPETENSI MATERI KEGIATAN KLS SEPONTAN INSIDENTAL TERPROGRAM 2JP. yang cerdas dan. x ajaran agama islam dan

BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).

BAB II KAJIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. terhadap konseli, seperti pemikiran bahwa individu yang berurusan dengan guru. bimbingan dan konseling tersebut sedang bermasalah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya. Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya dalam penyesuaian dirinya di dalam masyarakat. Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan komponen pendidikan yang dapat membantu para siswa dalam proses perkembangannya. Pemahaman terhadap masalah perkembangan dengan prinsip-prinsipnya akan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak terlepas kaitannya dengan kebutuhan siswa dalam proses perkembangannya sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat serta untuk menjadi pribadi yang baik. Tidak semua anak mencapai perkembangan optimal atau tujuan sekolah. Maka guru bimbingan konseling perlu memberikan bantuan atau pun bimbingan kepada siswa, karena guru bimbingan konseling merupakan tenaga utama dan orang yang ahli dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam Bimbingan dan Konseling berbagai jenis layanan yang perlu dilakukan sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran pelayanan, yaitu peserta didik (konseli). Pelayanan 1

2 bimbingan dan konseling mencakup empat bidang bimbingan. Bidang bimbingan tersebut yaitu, bidang bimbingan pribadi, belajar, sosial dan bidang bimbingan karir. Ada sejumlah layanan dalam bimbingan dan konseling di sekolah, salah satunya adalah layanan informasi. Layanan informasi adalah suatu layanan yang memberikan berbagai informasi untuk menunjang pengembangan peserta didik. Pemberian layanan informasi merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman. Pemberian layanan informasi sangat penting diberikan kepada siswa. Pemberian layanan informasi kepada siswa sifatnya sangat strategis, baik dipandang dari segi tahap- tahap perkembangan mereka maupun keadaan masyarakat yang selalu berubah- ubah dan menuntut adanya wawasan agar siswa mendapatkan pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman modern sekarang ini. Menurut Prayitno (2004:259) bahwa: layanan informasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu- individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.banyak hal yang dapat disampaikan melalui layanan informasi. Pemberian layanan informasi diharapkan dapat menambah pengetahuan, menambah pemahaman dalam meningkatkan kemampuan ataupun potensi peserta didik. Pemberian layanan informasi bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada individu- individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan ataupun untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.

3 Salah satu layanan informasi yang diberikan kepada siswa misalnya tentang hubungan dengan orang lain atau hubungan sosial. Hubungan sosial merupakan suatu hubungan antara beberapa individu dengan individu lain yang dapat mempengaruhi perilaku individu tersebut. Layanan informasi ini mencakup agar siswa dapat memahami pentingnya bimbingan konseling di sekolah. Dalam hal ini guru bimbingan dan konseling memiliki tugas yang penting dalam proses perkembangan diri siswa, karena guru bimbingan konseling memiliki tanggungjawab dan wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap siswa untuk membantu dalam tugas perkembangannya. Tugas guru bimbingan dan konseling terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah. Tugas guru bimbingan dan konseling/ konselor yaitu membantu peserta didik dalam: Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat: Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat; Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah/ madrasah secara mandiri: Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

4 Selain keempat tugas diatas, guru bimbingan dan konseling berkewajiban membantu siswa menyelesaikan masalahnya. Dalam membantu siswa mengatasi masalah, konselor melakukan konseling terhadap siswa yang bermasalah. Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada individu yang mengalami suatu masalah yang berakhir pada teratasinya masalah yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan kepada individu yang sedang mengalami hambatan, memecahkan sesuatu melalui pemahaman terhadap fakta,harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan konseli. Terkadang permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal tersebut juga disebabkan oleh karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang disebabkan oleh hal-hal di luar sekolah. Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja, termasuk perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu untuk melakukan aktifitas belajar sesuai apa yang dibutuhkan atau diharapkan. Apabila para siswa tersebut belajar sesuai dengan kehendak sendiri dalam arti tanpa aturan yang jelas, maka upaya belajar siswa tersebut tidak dapat berjalan dengan efektif. Selain masalah belajar, konselor juga berperan penting menyelesaikan masalah sosial siswa, baik masalah cara siswa bersosialisasi di kelas maupun kenakalan remaja yang di lakukan siswa di sekolah. Upaya guru bimbingan konseling dalam membantu siswa dalam menyelesaikan masalah siswa adalah layanan bimbingan konseling yang ada dalam program layanan bimbingan konseling. hanya saja siswa banyak yang belum mengerti manfaat bimbingan konseling yang ada di sekolah. Persepsi siswa

5 terhadap bimbingan konseling di sekolah masih negatif. Siswa menganggap guru bimbingan konseling hanya sebagai polisi sekolah, guru yang menakutkan, guru yang hanya dapat menghukum siswa yang salah, guru yang bertugas merazia siswa, begitu pula ruangan bimbingan konseling menurut siswa adalah ruangan yg sangat menakutkan, siswa juga berpersepsi siswa yang masuk keruangan BK adalah siswa yang melanggar tata tertib sekolah dan masih bank lain sebagainya. Persepsi negatif inilah yang membuat siswa tidak suka melihat guru bimbingan konseling yang ada disekolah. Menurut Walgito (2004:87) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensorik.persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Karena itu dalam penginderaan orang akan mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengaitkan dengan objek. Dengan adanya persepsi individu akan menyadari tentang keadaan di sekitarnya dan juga keadaan diri sendiri. Pentingnya memiliki persepsi positif dalam memahami bimbingan konseling di sekolahakan sangat mempengaruhi peningkatan kepribadian yang baik terutama bagi siswa. Seseorang yang memiliki persepsi bahwasanya bimbingan konseling yang ada disekolah bukan hanya sebagai guru piket atau polisi sekolah melainkan siswa harus mengerti pentingnya bimbingan konseling disekolah untuk mengembangkan kepribadian siswa.

6 Untuk membentuk suatu persepsi positif mengenai bimbingan konseling di sekolah dengan memanfaatkan pemahaman siswa melalui layanan informasi. Hal ini berkaitan dengan pembentukan suasana kelas yang hangat, ramah, menyenangkan, saling menghormati dan memberikan pengaruh positif dan saling mempengaruhi dalam peningkatan persepsi positif mengenai bimbingan konseling. Pada awal januari tepatnya pada tanggal 5 januari 2016 peneliti melakukan wawancara singkat terhadap guru BK SMK Swasta Budi Setia Sunggal. Berdasarkan survei awal, peneliti mengetahui bahwa siswa kelas X di sekolah tersebut terdapat siswa yang memiliki persepsi negative terhadap bimbingan konseling yang ada disekolah. Mereka menggap bahwasannya bimbingan konseling di sekolah tidak penting dan hanya sebagai guru piket dan menghukum siswa saja dan merazia siswa yang melanggar peraturan. padahal peran guru bimbingan konseling disitu tidaklah seperti itu namun karena persepsi negative ini siswa tersebut mengganggap guru BK dan ruangan BK hanyalah orang-orang yang mempunyai masalah saja dan siswa sangat takut pada guru BKdikarenakan masih ditemukan persepsi yang salah mengenai pentingnya memahami bimbingan konseling disekolah. Untuk itu peneliti perlu memberikan satu upaya agar persepsi positif mengenai bimbingan konseling di sekolah lebih meningkat dan menjadi lebih baik lagi. Pemberian layanan informasi merupakan salah satu upaya guna meningkatkan persepsi mengenai bimbingan konseling di sekolah dengan memanfaatkan suasana kelas sehingga terjalin hubungan yang harmonis antar siswa dan guru.

7 Dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Terhadap Persepsi Siswa Mengenai Bimbingan Konseling Di Sekolah Kelas X SMK Swasta Budi Setia Sunggal T.A 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berpijak dari latar belakang yang diuraikan di atas, terkait dengan peningkatan persepsi siswa mengenai bimbingan konseling dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut : a. Siswa berpersepsi negatif mengenai bimbingan konseling yang ada disekolah b. Siswa beranggapan bahwa bimbingan konseling disekolah merupakan hal yang menakutkan c. Siswa beranggapan bahwa guru bimbingan konseling disekolah hanyalah guru piket yang merazia dan menghukum siswa. 1.3 Pembatasan Masalah Suatu penelitian tanpa ketidakjelasan pembatasan masalah dan fokus masalah yang akan diteliti menyebabkan penelitian tidak terarah, agar penelitian mencapai sasaran yang tepat penulis membatasi masalah yang hendak diteliti. Adapun masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Terhadap Persepsi Siswa Mengenai Bimbingan Konseling di Sekolah Kelas X SMK Swasta Budi Setia Sunggal T.A 2015/2016.

8 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti agar penelitian yang dilakukan mengarah pada tujuan yang ingin dicapai yaitu: Bagaimana pengaruh pemberian layanan Informasi terhadap persepsi siswa mengenai bimbingan konseling di sekolah pada siswa kelas X SMK swasta budi setia sunggal T.A 2015/2016?. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian di atas adalah untuk mengetahui Adakah pengaruh pemberian layanan Informasi terhadap persepsi siswa mengenai bimbingan konseling di sekolah pada siswa kelas X SMK swasta budi setia sunggal T.A 2015/2016 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat kedua hal ini diuraikan sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat menguji pengaruh layanan informasiterhadap persepsi siswa mengenai bimbingan konseling di sekolah. serta untuk menambah teori mengenai persepsi siswadan bimbingan konseling. b. Manfaat Praktis 1. Bagi peneliti, proses penelitian ini memberi pengalaman ilmiah dalam kegiatan meneliti.

9 2. Bagi siswa agar memiliki persepsi yang positif mengenai bimbingan konseling yang ada di sekolah khususnya mengenai fungsi bimbingan konseling di sekolah dengan segenap potensi dan kemampuan yang dimilikinya. 3. Bagi guru BK pada khususnya, agar lebih memahami dan meningkatkan pola-pola bimbingan yang tepat sehingga tercapai tujuan dalam membentuk siswa-siswi yang memiliki persepsi yang baik mengenai bimbingan konseling. 4. Bagi orangtua agar dapat memberikan arahan, dukungan kepada siswa sehingga mereka memiliki kemauan dan kemampuan untuk menjaga lingkungan baik di rumah maupun di sekolah.