1.1. Latar Belakang Makassar merupakan kota yang strategis dimana terletak ditengah-tengah wilayah Republik Indonesia atau sebagai Center Point of Indonesia. Hal ini mendukung posisi Makassar sebagai barometer ekonomi, politik dan keamanan sekaligus sebagai lokomotif perekonomian di Wilayah Kawasan Indonesia Timur. Makassar secara georafis terletak di pesisir pantai Barat Sulawesi Selatan pada koordinat 119 18'27,97"-119 32'31,03" Bujur Timur dan 5 00'30,18"-5 14'6,49" Lintang Selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 0-25 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara antara 20 C sampai dengan 32 C. memiliki areal seluas 175,77 kilometer persegi. Kota Makassar diapit dua buah sungai yaitu Sungai Tallo yang bermuara disebelah utara kota dan Sungai Jeneberang bermuara pada bagian selatan kota. Dengan batas-batas sebagai berikut : sebelah barat dengan Selat Makassar, sebelah utara dengan Kabupaten Pangkajene Kepulauan, sebelah timur dengan Kabupaten Maros dan sebelah selatan dengan Kabupaten Gowa. Kota Makassar berkembang menjadi kota metropolitan dengan jumlah penduduk berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 adalah 1.339.374 jiwa yang terdiri dari laki-laki 661.379 jiwa dan perempuan 677.995 jiwa dengan pertumbuhan penduduk per tahun rata-rata 1,65%. Masyarakat Kota Makassar terdiri atas PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 1
beberapa etnis yang hidup berdampingan secara damai seperti etnis Bugis, etnis Makassar, etnis Massenrempulu, Etnis Toraja, etnis Mandar, etnis Tionghoa dan lain-lain. Kedudukan kota Makassar sebagai Ibukota propinsi Sulawesi Selatan, terus berbenah diri dari tahun ke tahun dan dapat dikemukakan bahwa perkembangannya sangat pesat, bahkan telah menjadi pusat dari berbagai kegiatan pembangunan. Kegiatan ekonomi, sosial, dan pendidikan sebagian besar terpusat di wilayah Makassar, sehingga berpengaruh terhadap jumlah penduduk yang bermukim di wilayah Makassar maupun wilayah sekitarnya dan hal ini akan diikuti pula peningkatan jumlah tenaga kerja, yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur dan sarana-sarana lainnya. Pertumbuhan perekonomian di Makassar berkembang sangat pesat, seiring dengan itu transportasi sebagai sarana penunjang perekonomian juga berkembang pesat. Mobilitas manusia dan barang dengan kendaraan bermotor berkembang begitu cepat sebagai akibat peningkatan kesejahteraan dan kemajuan teknologi transportasi. Berbagai macam alat transportasi darat bermunculan untuk memudahkan mobilisasi masyarakat. Kegiatan transportasi merupakan fungsi utama memberikan pelayanan pergerakan barang dan jasa dari lokasi produksi ke lokasi konsumen (asal ke tujuan), yang akhirnya kegiatan transportasi di suatu wilayah akan membentuk pola tertentu akibat pola penggunaan lahan dari kegiatan usaha masyarakat. Peta Kota Makassar dapat dilihat pada Gambar 1.1 dibawah ini: PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 2
Gambar 1.1 Peta Kota Makassar Panjang jalan di Kota Makassar adalah 1593,46 Km. Pembangunan jalan di Kota Makassar didesain untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di dalam kota maupun di luar kota. Keuntungan lain yang diperoleh dengan adanya jalan diantaranya adalah kapasitas besar, mengurangi waktu tempuh, lebih aman, permanen dan mengurangi biaya operasi (C.H. Oglesby, 1990 : 268). Jalan diperuntukan bagi pejalan kaki serta pengguna jalan yang menggunakan kendaraan bermotor roda dua, roda empat atau lebih. Salah satu jenis tata guna lahan yang mempunyai daya tarik yang besar bagi masyarakat adalah pusat perbelanjaan (mall), apartment, hotel, rumah sakit dan sekolah. Bila diamati secara cermat, perkembangan di sekitar wilayah pusat PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 3
kegiatan terjadi cukup pesat dan dapat menimbulkan tarikan (trip attraction) yang besar. Hal ini ditandai dengan banyaknya perjalanan menuju pusat kegiatan dimaksud. Menurut Box (1992;152), bahwa pusat perbelanjaan sebagai salah satu tempat aktivitas dapat menimbulkan tarikan kunjungan kendaraan yang besar karena selain berfungsi sebagai tempat berbelanja juga digunakan sebagai tempat kerja, rekreasi dan lainnya bagi masyarakat. Kebiasaan berbelanja pada pusat-pusat perbelanjaan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jumlah kendaraan pribadi, perubahan gaya hidup, banyaknya komodite yang ditawarkan dengan faktor penunjang (harga, kualitas dan pelayanan), tersedianya moda perjalanan, jarak, biaya, waktu tempuh, fasilitas parkir, faktor sosial keluarga tersedia serta munculnya berbagai fasilitas baru yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut Tamin (2002;28) tingkat pergerakan yang cukup tinggi yang tidak diikuti perkembangan penyediaan fasilitas transportasi akan menyebabkan kemacetan lalulintas, dimana menurut Warpani (1990;63) kita harus merumuskan secara lebih tepat masalah kemacetan dengan mencari cara agar terjadi penyaluran lalulintas yang efisien dan meningkatkan akses tanpa merusak lingkungan sebab menurut Tamin (1997;20) transportasi haruslah aman, lancar, cepat, teratur, tertib dan nyaman. Kemacetan dan hambatan lalulintas merupakan konsekwensi logis dari bergesernya keseimbangan antara permintaan pelayanan prasarana pergerakan dan sediaannya. Gangguan kelancaran pergerakan lalulintas terutama pada jaringan jalan yang berfungsi sebagai arteri perkotaan yang diperlihatkan dengan PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 4
banyaknya titik rawan kemacetan,hambatan perjalanan dan tingginya angka kemacetan. Gejala persoalan tersebut penyebabnya adalah banyaknya titik konflik pada lintasan kendaraan akibat parkir di jalan, pejalan kaki, pedagang kaki lima, pemanfaatan ruang yang tidak sesuai fungsinya dan kegiatan sampinglainnya (S.Budiono, 1996). Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar mempunyai fungsi utama sebagai Department Store dan Bioskop. Keberadaan pusat kegiatan tersebut menimbulkan tarikan perjalanan yang cukup besar, sehingga volume lalulintas meningkat dan membebani jalur jalan yang menuju ke pusat perbelanjaan tersebut. Keberadaan pusat kegiatan ini diharapkan tidak mengganggu arus lalu lintas disekitarnya. Oleh karena itu, dianggap perlu untuk menganalisis kinerja ruas jalan akibat tarikan perjalanan pada pusat kegiatan tersebut 1.2. Dasar Hukum Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, maka pemerintah telah mengeluarkan dan menetapkan dasar hukum sebagai acuan atau dasar penyusunan Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas. Dasar hukum sebagai aspek legalitas tersebut, antara lain: a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. d. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 5
e. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan f. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Dampak Lalu Lintas dan Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas g. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, Pasal 10; Setiap pengembangan/pembangunan pusat kegiatan dan/atau permukim-an yang berpotensi menimbulkan dampak lalu lintas yang dapat mempengaruhi tingkat pelayanan yang diinginkan, wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas. Hasil analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan masukan untuk penyempurnaan perencanaan lalu lintas. h. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 6 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar Tahun 2005-2015. i. Peraturan Walikota Makassar Nomor 21 Tahun 2004 tentang kewajiban untuk membuat Dokumen Analisis Dampak lalu Lintas (ANDALLALIN) bagi setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak terhadap lingkungan dalam daerah Kota Makassar. j. Keputusan Walikota Makassar Nomor 14 tahun 2005 tentang Tata Cara Perizinan di Kota Makassar. k. Keputusan Direktur Jenderal perhubungan Darat Nomor 272/HK. 105/DRJD/96 Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir. PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 6
1.3. Maksud dan Tujuan Maksud pelaksanaan Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas adalah untuk mengetahui sejauh mana dampak beroperasinya Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar terhadap perparkiran dan lalu lintas di sekitar lokasi. Tujuan penyusunan Dokumen Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas ini adalah: a. Menentukan kebutuhan ruang parkir yang harus disediakan khususnya parkir di luar badan jalan (off street parking) di lokasi tersebut. b. Menentukan bentuk pola sudut parkir yang tepat digunakan parkir diluar badan jalan (off street parking) di lokasi tersebut. c. Mengidentifikasi pengoperasian Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap lalu lintas dan jalan. d. Mengidentifikasi dampak-dampak yang timbul akibat adanya Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. e. Mengidentifikasi karakteristik dan kinerja komponen lalu lintas dan jalan yang terkena dampak akibat adanya usaha dan/atau kegiatan di Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. f. Menyelaraskan keputusan-keputusan mengenai tata guna lahan dengan kondisi lalu lintas, jumlah akses serta alternatif peningkatan/perbaikan. PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 7
g. Merumuskan upaya penanganan dampak lalu lintas dan jalan di lokasi studi sehingga dapat meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif yang ditimbulkannya. h. Sebagai alat pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas setelah adanya Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. 1.4. Kegunaan Studi Adapun kegunaan penyusunan Dokumen Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas ini adalah: a. Sebagai pedoman pemantauan pelaksanaan upaya pengelolaan lalu lintas dan jalan di lokasi studi sehingga dapat meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positif yang ditimbulkan. b. Sebagai instrumen pengikat bagi pemrakarsa untuk melaksanakan pengelolaan Perparkiran, lalu lintas dan jalan di lokasi studi terhadap dampak-dampak yang timbul akibat adanya usaha dan/atau kegiatan di Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar sehingga dampak negatif dapat diminimalkan sedangkan dampak positif dapat lebih dioptimalkan. c. Membantu instansi yang berwenang dalam pelaksanaan koordinasi kebijakan, pengawasan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan perparkiran, lalu lintas dan jalan di lokasi studi. d. Untuk mewujudkan keserasian antara pihak pengembang dengan daya dukung lingkungan guna tercapainya pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 8
1.5. Hasil yang Ingin Dicapai Hasil yang ingin dicapai dalam penyusunan Dokumen Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas ini adalah: a. Peningkatan pengelolaan dan pemantauan arus lalu lintas serta ketaatan pemrakarsa dalam melaksanakan pemantauan pengelolaan parkir dan dampak lalu lintas. b. Membantu pemrakarsa untuk melakukan upaya pencegahan kepadatan dan kemacetan lalu lintas pada setiap proses kegiatannya. c. Usaha melakukan pemantauan Perparkiran dan arus lalu lintas secara efisien dan efektif. d. Izin keberlanjutan usaha. e. Sebagai bahan pertimbangan untuk mendapatkan rekomendasi dari instansi terkait mengenai penyelenggaraan tempat usaha tersebut ditinjau dari aspek lalu lintas dan angkutan jalan. Rekomendasi tentang: Manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas di sekitar lokasi Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan yang dibutuhkan. Strategi penanggulangan dampak lalu lintas akibat beroperasinya Kegiatan di Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. 1.6. Ruang Lingkup Studi Lingkup kegiatan Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Pembangunan dan pengoperasian Kegiatan di Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar secara garis besar dapat dikelompokkan dalam kegiatan: PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 9
1.6.1 Identifikasi dan Inventarisasi Data Pada tahap ini dilakukan, antara lain : a. Monitoring dan inventarisasi pusat-pusat kegiatan yang beraktivitas tinggi pada kawasan Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. b. Inventarisasi jaringan jalan di sekitar Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar yang menimbulkan bangkitan perjalanan yang sangat tinggi dan membebani jalan disekitarnya, terindikasi menimbulkan kemacetan lalu lintas. c. Inventarisasi prasarana dan fasilitas pendukung lalu lintas yang ada pada jalan di kawasan Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. d. Melakukan survei bangkitan lalu lintas di sekitar kawasan Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. e. Melakukan survei volume lalu lintas pada kawasan Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. f. Melakukan survei kecepatan kendaraan pada kawasan Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. g. Melakukan Survei Road Side Interview sebelum masuk jalan ke kawasan Gedung dimaksud yang dilakukan ditempat pemberhentian (terbatas). h. Melakukan survei antrian, tundaan di persimpangan sekitar kawasan Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. 1.6.2 Kajian dan Analisis Dalam kegiatan ini antara lain dilakukan dengan mengkaji sistem transportasi eksisting dan pusat-pusat kegiatan lain yang ada disekitar kawasan PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 10
Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. Pusat-pusat kegiatan tersebut dapat berupa pusat kegiatan ekonomi, perdagangan, jasa perkantoran maupun pusat kegiatan pemerintahan daerah. Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari pengumpulan data yang telah terinventarisir pada tahap identifikasi dan inventarisasi sebelumnya. Kajian-kajian dilakukan terhadap faktor-faktor yang terkait dan mempengaruhi kondisi dan dampak lalu lintas di sekitar kawasan Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. 1.6.3 Perumusan dan Penyusunan Penanggulangan Masalah a. Melakukan proyeksi volume lalu lintas serta derajat kejenuhan lalu lintas untuk beberapa tahun mendatang. b. Penyusunan konsep penanggulangan masalah lalulintas serta peningkatan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada kawasan Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar. 1.7. Tahapan Pelaksanaan Andallalin Pelaksanaan andallalin akibat pengembangan kawasan perkotaan melalui tahapan sebagai berikut: a. Identifikasi karakteristik pengembangan kawasan, tahap ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik rencana pengembangan kawasan yang akan dilakukan, khususnya terkait dengan lokasi pengembangan kawasan, jenis kegiatan dan/atau usaha yang akan dikembangkan, ukuran atau skala pengembangan yang direncanakan dan rencana sirkulasi lalu lintas. PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 11
b. Prakiraan bangkitan perjalanan pengembangan kawasan, tahap ini dilakukan untuk mendapatkan prakiraan besarnya bangkitan perjalanan dari/ke lokasi pengembangan kawasan sesuai dengan jenis dan skala kegiatan dan/atau usaha yang akan dikembangkan. c. Penetapan kelas andallalin, tahap ini dilakukan untuk menetapkan kelas andallalin yang harus dilakukan, sesuai dengan besarnya prakiraan bangkitan perjalanan yang akan ditimbulkan oleh rencana pengembangan kawasan, kelas andallalin ini terkait dengan cakupan wilayah studi dan jangka waktu dampak yang harus ditinjau. d. Pengumpulan data wilayah studi, tahap ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik wilayah studi sesuai dengan kelas andallalin yang ditetapkan, khususnya terkait dengan data tata guna lahan, lalu lintas, prasarana jalan, dan sistem transportasi di wilayah studi. e. Prakiraan lalu lintas, tahap ini dilakukan untuk mendapatkan informasi perubahan kondisi lalu lintas di wilayah studi pada tahun tinjauan sebagai dasar dalam melakukan evaluasi dampak lalu lintas jalan. f. Evaluasi dampak lalu lintas jalan, tahap ini dilakukan untuk mengukur dampak lalu lintas jalan yang ditimbulkan akibat adanya pengembangan kawasan serta menetapkan kebutuhan penanganannya. g. Penyusunan rekomendasi penanganan, tahap ini dilakukan untuk menyusun langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menangani setiap masalah lalu lintas jalan yang timbul akibat pengembangan kawasan yang direncanakan. PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 12
1.8. Defenisi Operasional a. Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALLALIN) adalah suatu studi khusus yang menilai efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu pengembangan kawasan terhadap jaringan transportasi di sekitarnya. b. Studi ANDALLALIN Terbatas adalah studi yang meliputi kajian terhadap sirkulasi lalu lintas di bagian dalam kawasan sampai dengan jalan sekeliling kawasan yang dikembangkan, yang merupakan jalan akses ke kawasan tersebut. c. Studi ANDALLALIN adalah studi yang meliputi kajian terhadap jaringan jalan yang terpengaruh oleh pengembangan kawasan, sejauh radius tertentu. d. Bangkitan Lalu Lintas adalah jumlah kendaraan masuk/keluar rata-rata perhari atau selama jam puncak, yang dibangkitkan oleh pengembangan kawasan. e. Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yang melewati segmen ruas tertentu atau lajur tertentu selama periode waktu tertentu dalam kondisi jalan dan lalu lintas yang umum. PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 13
Gambar 1.2 Tahapan Pelaksanaan Andallalin PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 14
PT. Jakarta Inti Land Jakarta I - 15