Jenis-Jenis Paku Sarang (Asplenium): Aspleniaceae di Gunung Singgalang Sumatera Barat

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS PAKU TANAH DI KAWASAN GUNUNG TIDAR KOTA MAGELANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya. obatan hingga perananya sebagai keseimbangan ekosistem.

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai megadiversity country. Sebagai negara kepulauan yang

JENIS-JENIS TUMBUHAN PAKU YANG TERDAPAT DI KELURAHAN BARINGIN KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG. Marlinda Surianti, Nursyahra, Rizki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KERAGAMAN TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) BERPOTENSI OBAT DI RESORT ROWOBENDO TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

BAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

Periode Juli-September 2016 ISSN ONLINE : Jenis-Jenis Polypodiaceae di Hutan PT. CPI Rumbai Provinsi Riau Berdasarkan Karakter Morfologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan hidup di daerah tropika. Pteridophyta tidak ditemukan di

KARAKTERISTIK SPORA TUMBUHAN PAKU ASPLENIUM KAWASAN HUTAN RAYA R. SOERJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

Karakterisasi Morfologi Populasi Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm. (Zingiberaceae) di Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SPECIES TUMBUHAN PAKU YANG DITEMUKAN DI HUTAN MASIBEUPEK DESA MATOBE KECAMATAN SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Studi Morfometrik Paku Kawat (Lygodium) di Sumatera Barat The morphometrics study of climbing ferns (Lygodium) in West Sumatera

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. tempat pengambilan sampel penelitian.

BEMBAN KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

Eksplorasi dan Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di Sumatera Tengah

KAJIAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK Pinus merkusii Jungh et de Vries RAS KERINCI DI RESORT KSDA BUKIT TAPAN, KAWASAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT, JAMB1

Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Epifit di Gunung Raung, Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

Pemetaan Pandan (Pandanus Parkins.) di Kabupaten dan Kota Malang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

STRATIFIKASI HUTAN MANGROVE DI KANAGARIAN CAROCOK ANAU KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS MORFOMETRIK KANTONG SEMAR (Nepenthes) DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT E-JURNAL

SEBARAN POHON PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii. Lesson,1827.) MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI

Cynodon dactylon (L.) Pers.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

KEANEKARAGAMAN JENISTUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) DI JALUR PENDAKIAN SELO KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU, JAWA TENGAH

Periode Juli-September 2016 ISSN ONLINE :

EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN HUTAN GIRIMANIK KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

Keanekaragaman dan Bio-Ekologis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kawasan Cagar Alam Gunung Ambang Sub Kawasan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

KEKAYAAN NYAMPLUNG DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Oleh : Aris Budi Pamungkas & Amila Nugraheni

STUKTUR DAN KOMPOSISI TUMBUHAN PAKU-PAKUAN DI KAWASAN HUTAN GUNUNG SINABUNG KABUPATEN KARO

ABSTRACT PENDAHULUAN METODE PENELITIAN STRUKTUR DAN KOMPOSISI POHON PADA BERBAGAI TINGKAT GANGGUAN HUTAN 01 GUNUNG SALAK, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab (LIPI,1980). Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tumbuhan Paku famili Polypodiaceae di Gunung Talang, Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sumber daya alam yang sangat melimpah dan

KEKERABATAN Bulbophyllum dan Vanda DI PEKANBARU BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

I. PENDAHULUAN. tumbuhan asing yang dapat hidup di hutan-hutan Indonesia (Suryowinoto, 1988).

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

Keanekaragaman Jenis Orchidaceae (Anggrek-anggrekan)Di Kawasan Hutan Lindung Gunung Talang Sumatera Barat

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

PENGEMBANGAN MODUL PENGAYAAN KEANEKARAGAMAN PAKU WANAGAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA DI GUNUNGKIDUL

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN HUTAN GUNUNG SINABUNG JALUR PENDAKIAN SIGARANG-GARANG KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA SKRIPSI

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU EPIFIT DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keanekaragaman JenisTumbuhan Paku (Pteridophyta) di Jalur Pendakian Selo Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, Jawa Tengah

KARAKTERISTIK ORGAN REPRODUKSI DAN DISPERSAL TUMBUHAN INVASIF LANGKAP

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

BAHAN DAN METODE. Metode Percobaan

(PSLK) 2016, KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) KAWASAN AIR TERJUN LAWEAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU

Studi Jenis-Jenis Zingiberaceae di Kawasan Hutan Lindung Gunung Talang Sumatera Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

ORCHIDACEAE PULAU RUBIAH KOTA MADYA SABANG PROVINSI ACEH

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU PADA KAWASAN PENYANGGA (BUFFER ZONE) DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Dr. Anthony Agustien selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Andalas.

2016 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNTUK TANAMAN ENDEMIK JAWA BARAT MENGGUNAKAN GISARCVIEW

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

PENYEBARAN Ficusspp DI HUTAN GUNUNG TUMPA, PROVINSI SULAWESI UTARA. SPREADING OF Ficus spp IN FOREST MOUNT of TUMPA, NORTH PROVINCE SULAWESI UTARA.

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

IDENTIFIKASI TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA) DI KAWASAN PEGUNUNGAN DUASEN TOHUPODAA DESA MOLANIHU KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

I. PENDAHULUAN. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

TEKNIK BUDIDAYA ROTAN PENGHASIL JERNANG

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Pasal 2, Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention

IDENTIFIKASI JENIS KANTONG SEMAR (NEPENTHES SPP) DALAM KAWASAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG ASUANSANG KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Transkripsi:

Jenis-Jenis Paku Sarang (Asplenium): Aspleniaceae di Gunung Singgalang Sumatera Barat Asplenium Fern (Aspleniaceae) in Singgalang Mountain West Sumatra Hari Fitrah *), Ardinis Arbain, Mildawati Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas, Kampus UNAND Limau Manis Padang 25163 *)Koresponden : fitrah_hari@yahoo.com Abstract Taxonomical study of Asplenium fern has been conducted in Mt. Singgalang, West Sumatra from April to July 2013. The purpose of this study was to identify the Asplenium species in the mountain and to describe their morphological characteristics. The sample were collected using survey and observation methods along habitual paths at Koto Baru, Tanah Datar and Balingka, Agam. The result of this study have found eleven species of Asplenium. Those spesies were A. affine, A. caudatum, A. glaucaphyllum, A. nidus, A. pellucidum, A. phylitids, A. polyodon, A. salignum, A. scortechinii, A. tenerum and A. unilateral. Those species belong to all five original groups of Asplenium based on morphological characteristics. Keywords: Asplenium, characteristics, mount Singgalang, species Pendahuluan Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan kering (gurun). Keanekaragaman jenis tumbuhan paku tertinggi terdapat pada kawasan yang beriklim tropis dan memiliki hutan pengunungan (Sastrapradja, Afriastini, Darnaedi dan Widjaya,1979). Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis, mempunyai sejumlah gunung yang sesuai untuk tempat hidup tumbuhan paku. Salah satunya adalah Gunung Singgalang. Gunung Singgalang terletak di provinsi Sumatera Barat, Indonesia dengan ketinggian 2,877 mdpl dan memiliki kelembaban yang tinggi (National Geographic Indonesia, 2007). Keanekaragaman tumbuhan paku di hutan pegunungan sangat tinggi hal ini karena sebagian besar tumbuhan paku menyukai tempat yang memiliki naungan (LIPI, 1980). Salah satu contohnya adalah famili Aspleniaceae. Famili ini biasa dikenal dengan sebutan paku sarang atau Spleenworth dan lebih dari 650 jenis pada famili ini tersebar diseluruh dunia dan jumlahnya terus meningkat, sebagian besar ditemukan pada daerah tropis (De Winter dan Amoroso, 2003). Aspleniaceae merupakan famili terbesar dan di kawasan Malaya ditemukan 27 spesies. Salah satu genus dalam Aspleniaceae adalah Asplenium (Holltum, 1967). Selain memiliki sebaran yang luas, Asplenium juga memiliki manfaat bagi alam dan manusia. Jenis Asplenium yang sering dimanfaatkan masyarakat adalah Asplenium nidus. Di kawasan Malaya Asplenium nidus digunakan sebagai obat untuk meningkatkan pertumbuhan rambut (De Winter dan Amoroso, 2003). Rahajoe (2004) menambahkan Asplenium nidus juga dapat dijadikan sebagai komoditas perdagangan internasional. Beberapa jenis dari famili Aspleniaceae memiliki peranan penting di alam. Ellwood, Jones dan Foster (2002) menyatakan ada sekitar 41.000 mirkoorganisme dalam sistem perakaran Asplenium nidus dengan diameter akar berbeda-beda. Mardiya (2012) menambahkan Asplenium nidus dan Asplenium phlytidis sebagai jenis paku yang banyak ditemukannya koloni koloni semut. Informasi mengenai jenis-jenis Asplenium di wilayah pegunungan Sumatera Barat belum banyak dilakukan. Sebelumnya, Mildawati, Arbain dan Fitrah Submitted: 27 Desember 2013 Accepted: 24 April 2014

(2013) melakukan penelitian mengenai jenis pada Asplenium di kawasan Gunung Tandikek Sumatera Barat, yang menemukan 11 jenis dari Asplenium dengan ketinggian 1400-2437 m dpl. Sedikitnya infomasi mengenai jenis-jenis Asplenium di kawasan pegunungan khususnya wilayah Sumatera Barat mendorong dilakukan penelitian ini, sehingga keanekaragaman jenis pada Asplenium dapat diketahui lebih rinci. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi yang terdapat pada jenis-jenis Asplenium yang ditemukan di kawasan Gunung Singgalang Sumatera Barat. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai dengan Juli 2013, di Gunung Singgalang, Provinsi Sumatera Barat, pada jalur-jalur pendakian di Koto Baru, Kab. Tanah Datar dan Balingka, Kab. Agam. Penelitian ini menggunakan metoda survei dan observasi yang dimulai dari ketinggian 1400-2877 m dpl dan dilakukan pengoleksian sample secara langsung di lapangan. Kemudian dalam proses identifikasi dilanjutkan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan dan Herbarium Universitas Andalas (ANDA), Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. Hasil dan Pembahasan 142 Identifikasi jenis Berdasarkan hasil penelitian, telah diidentifikasi 11 spesies dalam genus Asplenium (Tabel 1.). Sebelas spesies yang ditemukan didapatkan pada rute Nagari Koto Baru dan Nagari Balingka. Pada rute Nagari Koto Baru ditemukan jenis-jenis Asplenium yang berada pada ketinggian (1500-2000) m dpl, jenis yang ditemukan yaitu A. salignum, A. caudatum, A. nidus dan A. tenerum. Pada rute Kenagarian Balingka ditemukan jenis-jenis Asplenium yang berada pada ketinggian (1500-2744) m dpl, jenis yang ditemukan yaitu A. affine, A. phylitidis, A. scalarae, A. glaucaphyllum, A. caudatum, A. nidus, A. pellucidum, A. unilateral, dan A. polyodon. Sedikitnya jumlah jenis Asplenium yang ditemukan pada jalur Kenagarian Koto Baru dikarenakan jalur ini sering digunakan sebagai jalur pendakian sehingga jenis-jenis Asplenium yang hidup terestrial terinjak-injak oleh penjalan kaki dan adanya perusakan pohon akibat dari pelebaran jalur pendakian menyebabkan jenis-jenis dari Asplenium yang epifit terancam hidupnya. Hal ini di dukung oleh Hariyadi (2000), yang menyatakan jenis tumbuhan paku yang hidup sebagai epifit di hutan pegunungan sangat bergantung dengan inangnya, sehingga penebangan pohon dan perusakan hutan memiliki peran dalam kepunahan tumbuhan paku khususnya paku epifit. Tabel 1.Jenis-jenis Asplenium yang ditemukan di Gunung Singgalang. No Spesies Koordinat Ketinggian Jalur Pengambilan Sampel (m dpl) 1 Asplenium affine Sw. S 00 0 22 15.2 E 100 0 19 25.6 1919 Balingka 2 Asplenium caudatum Forst. S 00 0 23 32.0 E 100 0 21 24.4 S 00 0 21 50.1 E 100 0 19 07.2 1851 1629 Koto Baru Balingka 3 Aspleniumglaucaphyllum v.a.v.r S 00 0 21 55.9 E 100 0 19 13.7 1705 Balingka 4 Asplenium nidus L. S 00 0 21 48.9 E 100 0 19 06.5 S 00 0 23 34.5 E 100 0 21 43.8 1609 1631 Koto Baru Balingka 5 Asplenium pellucidum Lam. S 00 0 21 51.0 E 100 0 19 07.9 1634 Koto Baru 6 Asplenium phylitidis Don. S 00 0 21 43.4 E 100 0 19 05.3 1565 Balingka 7 Asplenium polyodon G. Forst S 00 0 23 13.5 E 100 0 19 46.6 2744 Balingka 8 Asplenium salignum Bl. S 00 0 23 35.6 E 100 0 21 04.5 2069 Koto Baru 9 Asplenium scortechinii Bedd. S 00 0 22 00.2 E 100 0 19 18.1" 1765 Balingka 10 Asplenium tenerum Forst. S 00 0 23 34.5 E 100 0 21 16.4 1933 Koto Baru 11 Asplenium unilateral Lam. S 00 0 23 35.6 E 100 0 21 01.3 2134 Balingka

Selama dilakukan pengambilan sampel, suhu kawasan hutan Gunung Singgalang berkisar 8 0-24 0 C dengan kelembaban udara mencapai 100%. Hal ini sesuai menurut Sastrapradja, dkk (1980) yang menyatakan bahwa jumlah jenis paku di pegunungan lebih beragam dari pada dataran rendah, karena dipengaruhi oleh suhu yang rendah serta kelembaban dan curah hujan yang tinggi. 143 Diferensiasi Morfologi Asplenium di Gunung Singgalang Berdasarkan pengamatan morfologi pada masing-masing spesies (Tabel 2), maka di dapatkan kunci determinansi pengenalan masing-masing jenis pada Asplenium yang ditampilkan sebagai berikut: 1. a. Terestrial... 2 b. Epifit... 6 2. a. Rhizom tidak menjalar... 3 b. Rhizom menjalar.... 4 3. a. Stipes pipih... A. scortechinii b. Stipes bulat... A. unilateral 4. a. Bangun frond lanceolatus... A. pellucidum b. Bangun frond triangularis... 5 5. a. Apex pinna caudatus... A. caudatum b. Apex pinna tidentatus... A. tenerum 6. a. Frond simple... 7 b. Frond pinnatus... 8 7. a. Jarak antar sorus sempit... A. nidus b. Jarak antar sorus lebar... A. phylitidis 8. a. Margin biserratus... A. polyodon b. Margin tidak biserratus... 9 9. a. Apex frond caudatus... A. salignum b. Apex frond acuminatus... 10 10.a.Frond tripinnatus... A. glaucaphyllum b.frond bipinnatus... A. affine Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan pada Kawasan Gunung Singgalang, Sumatera Barat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ditemukan 11 jenis Asplenium yaitu A. affine, A. caudatum, A. glaucaphyllum, A. nidus, A. pellucidum, A. phylitids, A. polyodon, A. salignum, A. scortechinii, A. tenerum dan A. unilateral. 2. Karakter morfologi pembeda jenis pada Asplenium (Aspleniaceae) di Gunung Singgalang Sumatera Barat, yaitu habitat, rhizom, frond, ukuran frond, bentuk frond, bangun frond, panjang stipes, warna stipes, bentuk stipes, pinna, margin, apex, basis, posisi pinna, bentuk pinna, bentuk vena dan posisi sorus. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih kepada Dr. Nurainas dan Prof. Dr. Syamsuardi yang telah membantu dalam penyempurnaan tulisan ini, serta Ardika Dani Irawan,Yoga Widodo Akhyar Salim, Mujahidin Al-irfan, Wido Rizki Albert dan pemandu Gunung Singgalang Mak Sati yang telah membantu dalam proses pengkoleksian sampel di Gunung Singgalang Sumatera Barat.

144 Gambar 1. Morfologi jenis-jenis Asplenium. A. Asplenium affine S.w. B. Asplenium caudatum G. Forst. C. Asplenium glaucaphyllum v.a.v.r D. Asplenium nidus L. E. Asplenium pellucidum Lam. F. Asplenium phylitids Don. G. Asplenium polyodon G. Forst. H. Asplenium salignum Bl. I. Asplenium scortechinii Bedd. J. Asplenium tenerum Forst. K. Asplenium unilateral Lam Difoto dari spesimen Hari Fitrah (ANDA, spr.).

145 Tabel 2. Karakter morfologi jenis-jenis Asplenium di Gunung Singgalang Sumatera Barat No Karakter A.affine A.caudatum A.glaucaphyllum A. nidus Spesies A. pellucidum A.phylitidis A.polyodon A.salignum A.scortechinii A.tenerum A.unilateral 1 Habit Epifit Terestrial Epifit Epifit Terestrial Epifit Epifit Epifit Terestrial Terestrial Terestrial 2 Rhizom Bentuk Menjalar Menjalar Menjalar Menjalar Menjalar Menjalar Menjalar Menjalar Tidak menjalar Menjalar Tidak menjalar 3 Stipes Panjang (cm) 20 30 15 22 20-32 3-5 22 23 2-3 33 36 32-34 3-5 6 9 8-13 Bentuk Bulat Bulat Bulat Pipih Bulat Pipih Segi empat Segi empat Pipih Bulat Bulat Warna Hitam Hitam Hitam Coklat Hijau Coklat Hitam Hijau muda Coklat Hijau muda Hijau tua 4 Frond Panjang (cm) 40-50 40 74 37 40 39-61 55 57 36-59 53 72 56-80 30-40 13 22 35 45 Bentuk Bipinnatus Pinnatus Tripinnatus Simple Pinnatus Simple Pinnatus Pinnatus Simple Pinnatus Pinnatus Warna Hijau muda Hijau tua Hijau muda Hijau Coklat Hijau muda Hitam Hijau muda Hijau muda Hijau tua Hijau tua Bangun Triangularis Triangularis Lanceolatus Linearis Lanceolatus Linearis Ovatus- Lanceolatus O vatus- Lanceolatus Lanceolatus Triangularis Lanceolatus Apex Acuminatus Acutus Acuminatus Acutus Acuminatus Acutus Caudatus Caudatus Caudatus Acutus Caudatus 5 Pinna/lamina Panjang (cm) 11 14 8 12 26 28 36-61 1 3 36-59 4 12 7-12 30-40 2 4 2-3 Margin Integer Serratus Integer Integer Serratus Integer Bisserratus Serratus Integer Serratus Serratus Apex Tridedentatus Caudatus Tridentatus Acutus Acutus Acuminatus Caudatus Caudatus Caudatus Trideentatus Obtosus Basis Acutus Attenuetus Acutus Acuminatus Acutus Attenuetus Acuminatus Attenuetus Acuminatus Attenuetus Acutus Bangun Obovatus lanceolatus Obovatus Linearis Lanceolatus Linearis Lanceolatus Oblongus- Lanceolatus Ovatus Lanceolatus Lanceolatus Lobus Partitus Lobatus Partitus - - - - - - Lobatus 6 Vena Sejajar Bebas mengarpu Sejajar bebas Bebas Meniyirp Bebas Bebas mengarpu 7 Sorus Sejajar, Sejajar, rapat Rapat Tegak lurus,

Daftar Pustaka De Winter, W. P dan R. G. Amoroso. 2003. Plant Resources of South-East Asia. Cryptogams: Ferns and Ferns Allies. 15 (2): 61-63. Ellwood, M. D. F., D. T. Jones And W. A. Foster. 2002. Canopy ferns in lowland dipterocarp forest support a prolific abundance of ants, termites, and other invertebrates. Biotropica 34: 575 583 Hariyadi, B. 2000. Sebaran dan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku Di Bukit Sari, Jambi. Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Holttum. 1967. A Revised Flora of Malaya Volume II. Ferns of Malaya. Government Printing Office. Singapore. LIPI. 1980. Jenis Paku Indonesia. Lembaga Biologi Nasional. Bogor. Mardiya, A. 2012. Jenis-Jenis Semut Pada Paku Epifit Di Hutan Pendidikan Dan Penelitian Biologi (Hppb) Dan Lingkungan Kampus Unand, 146 Padang. Skripsi Sarjana. Universitas Andalas. Padang. Mildawati, Arbain dan Fitrah. 2013. Aspleniaceae of Tandikek Mountain West Sumatera. The Journal of Tropical Science. Vol 3 (2) : 1 9. National Geographic Indonesia. 2011. Gunung Singgalang. http://fotokita.net/foto/132198772110_ 0028005/gunung-singgalang. Diakses Pada Tanggal 25 Desember 2012. Rahajoe, J. S. 2004. Paku Sarang Burung, Tanaman Hias Berpotensi untuk Perdagangan dengan Berwawasan Konservasi Ditinjau dari Keberadaan dan peranannya di Alam. Pusat Penelitian Biologi. LIPI. Bogor. Sastrapradja, S., J. J. Afriastini., D. Darnaedi, dan E. A. Widjaya. 1979. Jenis Paku Indonesia. Lembaga Biologi Nasional - LIPI. Bogor. Sastrapradja, S., J. J. Afriastini., D. Darnaedi, dan Elizabeth. 1980. Jenis Paku Indonesia. Lembaga Biologi Nasional. Bogor.