BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena tanah

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin. jawab pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state. sesuai dengan amanat yang tersirat didalam alinea ke IV, Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. kas daerah, baik melalui sumber daya alam maupun dari sumber lainnya, dalam hal sumber

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan Undang- Undang Dasar (UUD) Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dalam Alinea ke-iv Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan melalui tiga asas yaitu desentralisasi, dekosentrasi dan tugas

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 4 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara, hal ini terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan

BAB I PENDAHULUAN menyatakan bahwa Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara

toko modern dan kontribusinya terhadap PAD kota Metro.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat) dalam arti negara pengurus. 1 Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kototangah Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, pada Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Saat ini permasalahan pendidikan di Indonesia sangatlah penting dan ini

PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI PAJAK. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN. yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah.

PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR DAN RETRIBUSI PARKIR OLEH PEMERINTAH DAERAH

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum Islam. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dibidang pemerintah telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang hasilnya dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pembangunan di suatu daerah dimaksudkan untuk membangun masyarakat

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA

BAB II PENGATURAN RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK DOKUMEN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI DAERAH

TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BUPATI DUS BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

DATA ISIAN SIPD TAHUN 2017 BPPKAD KABUPATEN BANJARNEGARA PERIODE 1 JANUARI SAMPAI DENGAN 8 JUNI 2017

BAB III RETRIBUSI DAERAH. Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan Undang-Undang Nomor 34

BAB I PENDAHULUAN. hukum adat terdapat pada Pasal 18 B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemikiran Immanuel Kant. Menurut Stahl, unsur-unsur negara hukum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2016 PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

I. PENDAHULUAN. Organisasi sebagai satu kesatuan yang dinamis merupakan alat untuk mencapai

BAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan negara yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, segala sesuatu dituntut untuk lebih praktis. Kondisi itu makin

NOMOR 34 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1997 PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

I. PENDAHULUAN. Proses desentralisasi pemerintahan yang dilakukan oleh Pemerintah. daerah memberikan konsekuensi terhadap Pemerintah Daerah untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2009:21). digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah pemerintahan yang berdaulat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), pengertian belanja modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG INSENTIF PEMUNGUTAN RETRIBUSI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1. dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN TENTANG PEMERINTAH DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

PAJAK HOTEL PERDA NO. 1 TAHUN PERDA TENTANG PAJAK HOTEL ABSTRAK

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. pihak. Seperti kita ketahui bersama Negara mempunyai tujuan untuk mewujudkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pemerintahan suatu negara, pemerintah mempunyai peran dalam perekonomiannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PE DAHULUA. sesuai dengan perkembangan masyarakat dan Negara baik di bidang. kenegaraan maupun di bidang sosial dan ekonomi. Pada mulanya pajak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perpajakan di Indonesia bukan menjadi persoalan pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum juga terdapat dalam Pasal 1 ayat (3) UUD Pasal 18 ayat (1)

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan negara tertuang dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Didalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 dejelaskan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Menurut Stahl, unsur-unsur negara hukum (rechtsstaat) adalah : 1 a. Perlindungan hak-hak asasi manusia b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu c. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan, dan d. Peradilan administrasi dalam perselisihan Setiap kegiatan disamping harus diorientasikan pada tujuan yang hendak dicapai juga harus bedasarkan pada hukum yang berlaku sebagi aturan kegiatan kenegaraan,pemerintahan dan kemasyarakatan. Dalam Negara Hukum modern pemerintah memiliki tugas dan wewenang dimana pemerintah tidak hanya menjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga mengupayakan kesejahteraan umum. Menurut Pasal 285 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sumber pendapatan daerah terdiri atas : a. Pendapatan Asli Daerah, meliputi : pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaankekayaan daerah yang sah b. lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, pendapatan transfer dan 1 Ridwan H R,2010,Hukum Administrasi Negara, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm3

c. lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber pendapatan asli daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. 2.Sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang memegang peranan yang sangat penting maka dalam melakukan pemungutan retribusi diperlukan aturan yang memberikan kepastian hukum bagi pemerintah daerah untuk melaksanakannya. Dengan dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menjelaskan, Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dan menurut Pasal 1 angka 64 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan / atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diberikan wewenang pada pemerintah daerah untuk memungut retribusi daerah seperti yang ada dalam Undang-Undang tersebut diatas, namun selain itu pemerintah daerah juga diberi kewenangan untuk memungut retribusi selain yang ada dalam Undang-Undang tersebut dengan kewenangan otonominya sesuai kriteria yang telah ditentukan. Pemberian kewenangan dalam pengenaan pajak dan retribusi daerah diharapkan dapat lebih mendorong pemerintahan daerah untuk terus berupaya mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 3. Berdasarkan Undang-Undang, daerah diberi hak otonomi untuk menyelenggarakan pemerintahannya, terutama dalam pengurusan pengelolaan Pendapatan Asli Daerah. Undang- 2 AdrianSutedi,2009, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah Dalam Kerangka Otonomi Daerah, Sinar Grafika, Jakarta, hlm 157 3 Alvon TimotiusSinurat, 2014, Skripsi Pemungutan Retrebusi Izin Mendirikan Bangunan Dalam Menunjang Pendapatan Asli Daerah Kota Solok, Universitas Andalas, Padang, hlm.2

Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, sumber-sumber penerimaan tersebut terdiri dari pendapatan daerah dan pembiayaan. Menurut Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah, Pendapatan daerah yang dimaksud adalah : a. Pendapatan Asli Daerah b. Daerah Perimbangan c. Lain-lain Pendapatan Sedangkan pembiayaan yang dimaksud adalah bersumber dari : a. Sisa lebih perhitungan anggaran daerah b. Penerimaan pinjaman daerah c. Dana cadangan daerah dan d. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan Didalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah, dinyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah bersumber dari: a. Pajak Daerah b. Retribusi Daerah c. Hasil Pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, dan d. Lain-lain PAD yang sah Berdasarkan Pasal 110 ayat (10) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah disebutkan Retrebusi Jasa Umum adalah:

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan; b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan; c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil; d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat; e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; f. Retribusi Pelayanan Pasar; g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus; k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair; l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang; m. Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. Dan dijelaskan pada ayat (2) Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat tidak dipungut apabila potensi penerimaannya kecil dan/atau atas kebijakan nasional/daerah untuk memberikan pelayanan tersebut secara cuma-cuma. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang telah disebutkan diatas tata cara pemungutan retribusi di Kota Padang diatur dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum. Menurut Pasal 1 angka 26 Retribusi Pelayanan pemakaman adalah pungutan daerah, sebagai pembayaran atas jasa pelayanan pemakaman yang disediakan oleh Pemerintah

Daerah. Objek Pemakaman dijelaskan dalam Pasal 22 Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum. objek pemakaman adalah : a. penggalian makam; Daerah. b. sewa tanah tempat pemakaman yang dimiliki atau dikelola Pemerintah Sedangkan subjek pemakaman diatur dalam pasal 23 Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum.yaitu, Subjek retribusi pelayanan pemakaman adalah orang yang memperoleh jasa pemakaman. Di Daerah Kota Padang, Tuggul Hitam merupakan salah satu tempat Taman Pemakaman Umum (TPU), Taman Pemakaman Umum (TPU) menurut Pasal 1 angka 28 Peraturan Daerah Kota Padang Nomor1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum adalah suatu areal tanah yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Daerah dan disediakan khusus dan tertentu untuk keperluan pemakaman jenazah anggota masyarakat umum. Jadi setiap masyarakat yang memakai Taman Pemakaman Umum (TPU) harus membayar retribusi pelayanan pemakaman dimana besar biaya pemakamannya tergantung luas pemakaman itu sendiri seperti yang diatur dalam pasal 26 Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum., yaitu : (1) Struktur dan besarnya tarif retribusi tempat pemakaman di TPU adalah sebagai berikut : a. Biaya Pemakaman

1. biaya penggalian Makam yang luas makamnya lebih dari 3.75 M2 sebesar Rp.500.00,-/makam; 2. biaya penggalian Makam yang luas makamnya kurang dari 3.75 M2 sebesar Rp.300.000,-/makam b. Sewa tanah : 1. sewa tanah tempat pemakaman untuk luas tanah tempat pemakaman kurang atau sama dengan 2,5 meter x 1,5 meter = 3,75 m2, Rp. 75.000,-/m2/ 2 (dua) tahun; 2. dalam hal luas tanah tempat makam melebihi dari luas tempat makam sebagaimana dimaksud pada angka 1 maka setiap kelebihan luas dikenakan sewa tanah tempat makam sebesar RP. 100.000,-/m2/2 (dua) tahun; 3. luas tanah untuk tempat pemakaman paling tinggi 4 meter x 6 meter= 24 m2 Biaya retribusi di tunggul hitam Terkait restribusi makam, ia menjelaskan pada awal proses pemakaman pihak keluarga akan membayar Rp500.000 untuk jangka waktu dua tahun dengan rinciannya Rp125.000 untuk sewa selama dua tahun dengan ukuran 2x1, Rp375.000 untuk membeli papan dan Rp10.000 upah gali. Jadi kalau biaya restribusinya tidak terlalu besar. Hitung sajalah Rp125.000 dibagi 24 bulan (dalam dua tahun) segitulah biaya perbulannya, pungkasnya. (h/rin) 4 Banyak masyarakat yang telah menggunakan Jasa Pelayanan Pemakaman Tunggu Hitam, Sehingga dapat menambah Pendapatan Asli Daerah, ada beberapa masalah sehingga adanya penunggakan pembayaran retribusi pemakaman tersebut, sehingga berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah. Berdasarkan hal tersebut semakin berkembang dan bertambahnya masyarakat yang menggunakan Jasa Pelayanan Pemakaman tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dan penyusunan skrisi dengan judul: PEMBERIAN SANKSI ADMINISTRATIF BAGI PENUNGGAK RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN TUNGGUL HITAM DIKOTA PADANG 4 http://harianhaluan.com/news/tpu-tunggul-hitam-sudah-penuh, diunduh tanggal 15, jam 10.58 WIB

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan peneliti sebagai berikut: 1.Bagaimana Proses Pemberian Sanksi Administratif Pemungutan retribusi Pelayanan Pemakaman Tunggul Hitam Di Kota Padang? 2. Apa Kendala yang terjadi pada saat Pemberian Sanksi Administratif Pemungutan Retribusi Pelayanan Pemakaman Tunggul Hitam Di Kota Padang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahuipenjatuhan Sanksi Administratif retribusi Pelayanan Pemakaman Tunggul Hitam Di Kota Padang. 2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi pada Penerapan Sanksi Administratif bagi Penunggak Pelayanan Pemakaman Tunggul Hitam Di Kota Padang. D.Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis di bidang ilmu hukum pada umumnya,khususnya Hukum Administrasi Negaradi Fakultas Hukum Universitas Andalas.

b. Untuk melatih kemampuan penulis dalam melakukan penelitian ilmiah dan merumuskannya dalam bentuk tertulis. c. Agar dapat menerapkan semua ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan selama ini dan menghubungkannya dengan data-data yang diperoleh di lapangan. 2. Manfaat Praktis a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada semua pihak yang terkait dalamretribusi pelayanan pemakaman. b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran penjatuhan sanksi administratif bagi penunggak retribusi pelayanan pemakaman E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Masalah Pendekatan yang dilakukan, berupa yuridis sosiologis, yaitu pendekatan melalui penelitian hukum yang diperoleh data dari data primer. 5 Melihat kepada norma hukum yang berlaku dan menghubungkannya, dengan fakta yang ada dilapangan sehubungan dengan permasalahan yang ditemui dalam penelitian, atau singkatnya pendekatan ini melihat hukum dalam praktek. 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan bagaimana penjatuhan sanksi administratif bagi penunggak retribusi pelayanan pemakaman khususnya tunggul hitam Di kota Padang. 3. Sumber dan Jenis Data 5 Soemitro dalam Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Hukum, PT. Rineke Cipta, Jakarta,2003, hlm. 56.

a. Sumber Data 1. Penelitian Kepustakaan ( Library Research) Bersumber pada buku atau buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.studi kepustakaan dilakukan dibeberapa tempat, yaitu Pustaka Pusat Universitas Andalas, Pustaka Fakultas Hukum Universitas Andalas, maupun sumber dan bacaan lainnya. 6 2. Penelitian Lapangan ( field research ) Penelitian dilakukan di lapangan, yaitu melaui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan UPT Pemakaman Tunggu Hitam Kota Padang dan pemakaman Tunggul Hitam Di Kota Padang. b. Jenis Data 1. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari tempat penelitian Dinas Lingkungan Hudup (DLH) dan UPT Pemakaman Tunggul Hitam Di Kota Padang. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari bahan-bahan seperti bahan hukum atau dengan kata lain data sekunder merupakan data yang telah terolah dan biasanya diperoleh dari kepustakaan.data sekunder ini dapat berupa : a. Bahan Hukum Primer 1. Undang- Undang Dasar 1945. 6 Ibid, hlm. 57

2. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah 5. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum. b. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan atau keterangan-keterangan mengenai peraturan - peraturan perundang - undangan,berbentuk buku-buku yang ditulis oleh para Sarjana Hukum, literatur-literatur hasil pemikiran yang dipublikasikan, makalah, jurnal- jurnal hukum dan lain- lain. 7 c. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, berupa kamus yang digunakan untuk membantu penulis dalam menterjemahkan berbagai istilah yang digunakan dalam penulisan ini, serta browsing internet yang membantu penulis untuk mendapatkan bahan dalam penulisan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Singkatnya bahan hukum tersier merupakan bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder 8 4. Teknik Pengumpulan Data a. Studi dokumen Dalam hal ini penulis memperoleh data dengan mempelajari dokumen dari buku-buku, peraturan perundang - undangan dan dokumen - dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. b. Wawancara 7 Soemitro dalam Soejono dan Abdurrahman, Op. Cit, hlm57. 8 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,jakarta :Kencana Prenada Media Grup,2009,hlm93

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara lisan guna memperoleh informasi dan responden yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti oleh penulis dilapangan. 9 Dalam penelitian ini, digunakan teknik wawancara semi terstruktur, karena dalam penelitian ini terdapat beberapa pertanyaan yang sudah pasti akan ditanya kepada narasumber, dimana pertanyaan- pertanyaan tersebut telah dibuat daftarnya dan orang- orang yang diwawancarai pada penelitian ini adalah pihak Dinas Lingkungan Hidup dan UPT Pemakaman Tunggul Hitam Di Kota padang. 5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan data Pengolahan data dengan caraediting, yaitu data yang diperoleh akan di edit terlebih dahulu guna mengetahui apakah data - data yang diperoleh tersebut sudah cukup baik dan lengkap untuk mendukung pemecahan masalah yang sudah dirumuskan. Data yang diperoleh diolah, dengan proses editing, kegiatan editing ini dilakukan untuk meneliti kembali dan mengoreksi, atau melakukan pengecekan terhadap hasil penelitian, yang peneliti lakukan sehingga tersusun secara sistematika dan didapat suatu kesimpulan. b. Analisis Data Menganalisis data dilakukan dengan analisis kualitatif, yaitu dimana hasil penelitian baik data primer, maupun data sekunder akan dipelajari yang kemudian dijabarkan dalam bentuk kalimat yang disusun secara sistematis. 9 Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : Universitas Indonesia, 2008, hlm.196.

Sehingga pada akhirnya ditarik kesimpulan merupakan jawaban dari permasalahan dan selanjutnya dikaitkan dengan Peraturan Perundang undangan terkait, teori hukum dan pendapat - penda