BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. tua siswa, guru, dan semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. dengan (Uno, 2009: 11) pendidikan adalah proses pemberdayaan, yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat mengedepankan

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peran guru tersebut sangat penting bagi kemajuan di bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

I. PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada tiga sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja seorang guru merupakan komponen yang sangat menentukan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

I. PENDAHULUAN. Semua warga Negara Indonesia dituntut aktif serta dalam pembangunan. nasional. Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah membangun

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama ini akan efektif jika guru

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, tanpa keikutsertaannya kegiatan belajar-mengajar tidak akan. berjalan dengan baik. Sebagaimana dikemukakan Mulyasa:

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia taman kanak-kanak adalah anak pada usia rentang 5-6 tahun atau

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan adalah tanggungjawab semua pihak

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. adalah tentang sertifikasi guru. Issue ini juga tidak lepas dari sorotan dan. persyaratan perolehan sertifikat atas profesi mereka.

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran tersebut

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu oleh pendidik profesional. Undang undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang strategis (Hasanuddin, 2010). Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, guru seharusnya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh (Lodang, 2013). Sebagai tenaga profesional, guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik S-I (strata satu) atau D-4 (diploma empat) dalam bidang yang terkait dengan mata pelajaran yang ditekuninya dan menguasai kompetensi-kompetensi sebagai agen pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik S-I/D- 4 dibuktikan dengan ijazah yang diperoleh di lembaga pendidikan tinggi. Persyaratan relevansi dibuktikan dengan kesesuaian antara bidang pendidikan dengan mata pelajaran yang ditekuni. Sementara itu, persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran dibuktikan dengan sertifikat pendidik (Mulyasa, 2007). Guru sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Undang undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas,

2 serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan fungsi, peran, dan kedudukan tersebut, guru perlu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik yang sesuai dengan standar pendidik. Kompetensi sebagaimana yang dimaksud merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan keprofesionalan. Kompetensi yang dimaksud meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengolahan pembelajaran peserta didik yang sekurang kurangnya meliputi (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2) pemahaman terhadap peserta didik, (3) pengembangan kurikulum atau silabus, (4) perancangan pembelajaran, (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dislogis, (6) pemahaman teknologi pembelajaran, (7) evaluasi hasil belajar, dan (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (PP 74/ 2008 Pasal 3, ayat 4). Menurut Sudrajat (2008) peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus lebih dinamis, kreatif dan harus paham penelitian untuk mendukung terhadap efektifitas pembelajaran yang dilaksanakannya. Terdapat tujuh indikator yang menunjukkan lemahnya kompetensi guru dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai pengajar yaitu: (1) rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran, (2) kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas, (3) rendahnya kemampuan melakukan dan memanfaatkan penelitian tindakan kelas (classroom action research), (4) rendahnya motivasi berprestasi, (5) kurang disiplin, (6) rendahnya komitmen profesi, dan (7) rendahnya kemampuan manajemen waktu (Mulyasa, 2007). Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat 1 diuraikan bahwa pendidik/guru harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat

3 jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dikemukakan bahwa ada empat kompetensi utama yang harus dimiliki oleh guru yang terintegrasi dalam kinerjanya. Keempat kompetensi tersebut adalah pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Lebih jauh dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi konsep, struktur, metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, hubungan konsep antar pelajaran terkait, penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan, kompetensi profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. Guru yang kompeten adalah orang yang kaya pengetahuan dan keterampilan mengajar, reflektif, faktual, mahir, terbuka, kreatif dan komunikatif. Tingkat kompetensi guru bervariasi. Seorang guru memperoleh kualifikasi pendidikan di universitas dilengkapi dengan kemampuan untuk memulai tugasnya sebagai guru mencakup budaya umum dan humanistikserta kompetensi, seperti kompetensi psikologis dan pedagogis yang terhubung dengan keterampilan metodologis dan didaktik mereka. Kompetensi guru dikembangkan dengan praktek yang tercermin dalam pemilihan isi bahan yang diajarkan, pemilihan dan penerapan program pengajaran secara inovatif dan kreatif, pemikiran yang kritis, dan mengevaluasi proses pengajaran. Inti dari mengajar terdiri atas kompetensi komunikatifinterpretatif, dan kompetensi interpretatif dan sosial dari guru dihubungkan dengan kemampuan untuk bertindak sebagai konseling. Berdasarkan hasil observasi pada guru Biologi SMA Negeri Kabupaten Batubara didapatkan data bahwa guru Biologi umumnya masih cenderung mengajar dengan metode ceramah, dan diskusi kelompok kepada siswa. Sehingga kondisi kelas tidak kondusif, dan ribut. Guru juga cenderung tidak mengawasi kegiatan siswa di kelas, sehingga sebagian murid sibuk dengan urusan mereka masing masing tidak terfokus pada yang disampaikan oleh guru mereka. Selain itu, guru Biologi juga masih kurang memahami konsep dasar ilmu Biologi, dasar hukum hukum dalam Biologi, dan juga dalam konsep praktikum untuk siswa.

4 Sebagian guru juga masih kurang dalam mengendalikan siswa di kelas hal ini dapat dilihat dari sikap guru yang membiarkan siswanya mengerjakan sesuatu yang bukan seharusnya mereka lakukan pada saat pelajaran Biologi, misalnya mengerjakan tugas mata pelajaran lain dan ada juga sebagian siswa lebih memilih bermain pada saat jam pelajaran Biologi berlangsung. Guru terkadang bersikap tidak objektif, misalnya sering mendahulukan siswa yang pintar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru tanpa memberikan kesempatan pada siswa yang lain untuk menunjukkan kemampuan mereka. Selain itu, tidak semua guru dapat menggunakan teknologi IT/ICT. Padahal penggunaan IT/ICT sangat menunjang jalannya pembelajaran di kelas dan dapat merangsang minat belajar siswa, karena pada umumnya materi materi pelajaran Biologi harus ditampilkan nyata, tidak bisa ditampilkan dalam bentuk abstrak. Kebanyakan guru juga belum mengembangkan strategi, model, dan media pembelajaran. Guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok pada saat pelajaran di kelas. Padahal, penggunaan strategi, model, dan media pembelajaran lebih memudahkan guru dalam menggali potensi dan motivasi belajar siswa. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru, antara lain: (1) keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan ilmu pengetahuan, (2) belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan guru, (3) pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan kebutuhan, dan (4) kesejahteraan guru yang belum memadai. Kualitas guru yang tidak memadai ini terbukti dari hasil UKG (Uji Kompetensi Guru) Tahun 2013 bahwa guru di Kabupaten Batubara hanya mendapat nilai rata rata 4,17. Ketidak berhasilan mereka disebabkan oleh banyak faktor, terutama ketidakmampuan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik. Untuk meningkatkan kompetensi lulusan maka pemerintah menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati, sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006. Seorang guru seharusnya mampu menguasai seluruh SKL pada masing-

5 masing mata pelajaran yang diampunya. Ujian Nasional (UN) merupakan evaluasi dari gabungan beberapa kompetensi yang telah diajarkan di kelas X, XI dan XII. Oleh karena itu penguasaan terhadap seluruh SKL tersebut sangat diharapkan mampu dikuasai oleh guru. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang berhubungan dengan kompetensi guru Biologi SMA Negeri se- Kabupaten Batubara, antara lain: 1. Kualitas guru biologi yang masih rendah terlihat dari hasil rata rata nilai UKG yang diperoleh. 2. Guru Biologi kurang menguasai bahan yang diajarkan. Terdapat beberapa SKL pada mata pelajaran Biologi yang masih sulit di kuasai oleh guru Biologi sehingga perlu pemetaan terhadap SKL tersebut. 3. Guru Biologi masih belum mendapatkan pendidikan dan pelatihan, sehingga penguasaan materi pelajaran masih kurang. 4. Guru Biologi masih belum bisa menggunakan IT di sekolah. 5. Guru Bologi masih dominan menggunakan metode ceramah dan diskusi dalam pembelajaran di sekolah. 1.3. Batasan Masalah Agar masalah dalam penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa yang ingin diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini pada permasalahan sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan pada guru guru Biologi SMA Negeri Se-Kabupaten Batubara untuk identifikasi pencapaian SKL Biologi. 2. Penelitian ini dibatasi hanya untuk memetakan SKL Biologi. 3. Penelitian ini dibatasi untuk menentukan kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial guru Biologi.

6 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan dari pembatasan masalah diatas, adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kompetensi Profesional guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara? 2. Bagaimanakah kompetensi Pedagogik guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara? 3. Bagaimanakah kompetensi Kepribadian guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara? 4. Bagaimanakah kompetensi Sosial guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara? 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingi dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara. 2. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara. 3. Untuk mengetahui kompetensi kepribadian guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara. 4. Untuk mengetahui kompetensi sosial guru Biologi SMA Negeri di Kabupaten Batubara. 1.6. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada guru Biologi khususnya, baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat secara teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat merubah pandangan guru dalam mengkondusifkan kelas, dan dapat merubah kinerja guru khususnya guru Biologi dalam menerapkan ilmu pengetahuan terhadap peserta didik. Sedangkan manfaat secara praktis dari hasil penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan berupa masukan masukan tentang masalah kompetensi guru mata pelajaran Biologi di SMA dalam mengembangkan instrumen kinerja guru, Bagi Pengawas dan Dinas pendidikan, hasil penelitian ini dapat memberikan

7 arahan yang jelas bagi pengawas sekolah dalam membina dan membantu guru untuk mengatasi permasalahan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan pertimbangan untuk kesempurnaan pencapaian penelitian kompetensi guru mata pelajaran Biologi yang baik.