PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK BERBANTUAN MEDIA KONKRET DAPAT MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) BERBANTUAN MEDIA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS DAN SIKAP SOSIAL

PENERAPAN TPS DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI KOGNITIF IPS

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 TINGGARSARI

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DAPAT MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN PKn

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS PADA BAHASA INDONESIA

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PERCOBAAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 2, 3.

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAPAT MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN PKn DAN MOTIVASI BELAJAR

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2 3.

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI KETERAMPILAN MENULIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE BRAINSTORMING JURNAL OLEH SEPTI WULANDARI SUGIYANTO SYAIFUDDIN LATIF

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENERAPAN PBL DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN PROSEDURAL

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBASIS PENILAIAN PROYEK DAPAT MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA POSTER DAPAT MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BAHASA INDONESIA TEMA CITA-CITAKU

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IVB

Joyful Learning Journal

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN IPA DAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS IV SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN SAVI DAPAT MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS SISWA KELAS V

PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL IPA TEMA CITA-CITAKU

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK SETING DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MEDIA AUDIO- VISUAL MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS DAN PENALARAN

PENERAPAN MODEL TGT MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS VB SD NEGERI 8 PEMECUTAN

PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN SIKAP SOSIAL KELAS IV SDN 2 TONJA

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BUDAYA PENYELIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PENGETAHUAN IPA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL CRH BERBANTUAN MEDIA VISUAL 3D UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN MATERI IPA SISWA KELAS V SD

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS KELINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA

Joyful Learning Journal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

Mebtan Dwi Permana, Imam Muchtar, Chumi Zahroul Fitriah 1)

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Abstrak

PENERAPAN SAINTIFIK BERBASIS KONTEKSTUAL MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN PKn KELAS IV SD NEGERI 1 KEROBOKAN BADUNG

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KOMPETENSI

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRACAK

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA SISWA KELAS VB

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VSD

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PROJECT BASED LEARNING DAPAT MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPA

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENERAPAN TEKNIK EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DAN HASIL BEAJAR JURNAL. Oleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS DAN SIKAP SOSIAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMP NEGERI 4 SIAK HULU

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

Transkripsi:

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK BERBANTUAN MEDIA KONKRET DAPAT MENINGKATKAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN MATEMATIKA Ni Putu Anditya Pramantiwi 1, I Made Suara 2, I Wayan Sujana 3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: andityapramantiwi@gmail.com 1, suaraimade@yahoo.co.id 2, sujanawyn@gmail.com 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan melalui proyek berbantuan media konkret. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek terteliti siswa kelas IV SD Negeri 14 Pedungan Tahun Pelajaran 2015/2016 berjumlah 39 orang. Tindakan dilakukan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri atas 4 pertemuan dan siklus II terdiri atas 4 pertemuan. Setiap pertemuannya dimulai atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil siswa kelas IV SD Negeri 14 Pedungan dikumpulkan dengan menggunakan tes objektif pilihan ganda biasa. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan statistik deskriptif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan penerapan proyek berbantuan media konkret dapat meningkatkan siswa kelas IV SD Negeri 14 Pedungan Tahun Pelajaran 2015/2016. Pada siklus I diketahui pencapaian siswa sebesar 78,66% dengan kriteria sedang, belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Sedangkan pada siklus II pencapaian siswa sebesar 89,43% dengan kriteria tinggi, sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan proyek berbantuan media konkret dapat meningkatkan siswa kelas IV SD Negeri 14 Pedungan Tahun Pelajaran 2015/2016. Kata Kunci : saintifik, proyek, media konkret, matematika Abstract This research aims to determine the increase competence mastery of mathematical knowledge through a scientific approach to the assessment of the project aided concrete media. This research is a classroom action research with the subjects in this study were fourth graders students of Public Elementary School 14 Pedungan academic year 2015/2016 totaling 39 people. Actions carried out in two cycles. First cycle consisted of four assemblys and second cycle cocsists of four assemblys. Each assembly consisted of planning, implementation, observation, and reflection. Data of competency mastery of mathematical knowledge of fourth graders students of Public Elementary School 14 Pedungan collected using the usual multiple-choise objective test. Collected data were analyzed with statistics descriptive and statistics quantitative. Research result showing the application of scientific approach to theassessment of the project aided concrete media can increase competency mastery of 1

mathematical knowledge of fourth graders students of Public Elementary School 14 Pedungan academic year 2015/2016. The first cycle in known achievement competency mastery of mathematical knowledge of students 78,66% middle criteria, has not reached criteria of success assigned. While in the second cycle achievement competency mastery of mathematical knowledge of students 89,43% high criteria, has reached criteria of success assigned. Thus it can be concluded that through the application of scientific approach to the assessment of the project aided concrete media can increase competency mastery of mathematical knowledge of fourth graders students of Public Elementary School 14 Pedungan academic year 2015/2016. Keywords: scientific approach, project, concrete media, mathematical knowledge. PENDAHULUAN Pelaksanaan kurikulum 2013 menuntut siswa lebih berperan aktif dalam pelaksanaan pembelajaran. Secara tidak langsung pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 berpusat pada siswa (student center). Siswa secara bersamasama terlibat aktif dalam pelaksanaan pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya yang lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsepkonsep yang diajarkan. Pemahaman ini perlu adanya minat dan motivasi dari siswa itu sendiri. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Sani (2014:50) menyatakan guru perlu bertindak sebagai fasilitator dan motivator belajar, dan bukan sebagai satu-satunya sumber belajar. Untuk itu, guru harus memberikan pembelajaran dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu siswa dapat meningkatkan minat belajarnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas ternyata masih banyak guru dalam menerapkan pembelajaran pendekatan saintifik belum terlaksana secara efektif. Selama ini, masih banyak guru yang menerapkan pembelajarannya bersifat konvensional atau berpusat pada guru (teacher centered) sehingga pelaksanaan pembelajaran di kelas menjadi pasif. Oleh sebab itu, sangatlah dibutuhkan peran guru dalam menciptakan pelaksanaan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan di dalam kelas sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa dan siswa dapat berprestasi secara optimal. Guru harus berusaha semaksimal mungkin kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang aktif di dalam kelas, baik dengan menggunakan strategi-strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa maupun dalam penyediaan alat peraga ataupun pendekatan yang diperlukan. Dalam kegiatan pembelajaran diperlukan adanya penyediaan alat peraga atau yang sering dikatakan sebagai media pembelajaran. Karena dalam pembelajaran, media merupakan alat bagi guru yang digunakan sebagai sarana untuk mempertajam pemahaman siswa terhadap materi atau penjelasan yang disampaikan oleh guru. Media pembelajaran yang sering digunakan berupa media bersifat nyata, riil atau bisa disebut konkret (Arsyad, 2011:3). Dengan menggunakan media yang bersifat nyata, riil atau konkret, siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas karena guru menggunakan media konkret, siswa dapat langsung melihat secara nyata apa yang dimaksud atau apa yang sedang dijelaskan oleh guru, dan siswa lebih cepat memahami materi pembelajaran. Selain alat peraga atau media konkret yang mendukung dalam pembelajaran, pendekatan juga sangat penting dalam pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan saintifik untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Menurut Daryanto (2014:51) pendekatan saintifik dengan penilaian proyek merupakan pembelajaran yang di rancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau 2

prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Keunggulan dari pendekatan saintifik dengan penilaian proyek adalah untuk meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa serta membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik dan dengan menggunakan penilaian proyek, siswa dapat lebih kreatif dalam kegiatan menyelesaikan tugas tertentu secara optimal. Karena dalam penilaian proyek, suatu tugas harus dapat diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada matapelajaran tertentu secara jelas (Permendikbud No.81A Tahun 2013). Melalui pendekatan saintifik dengan penilaian proyek, guru dapat membelajarkan siswa lebih aktif mencari informasi dan memiliki pengamalan belajar yang baru serta dapat memperkuat ingatanya. Pendekatan saintifik dengan penilaian proyek mencakup tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap diperoleh dari aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati dan mengamalkan. diperoleh dari aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh dari aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta. Dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek, pembelajaran menjadi menyenangkan melalui peran dan partisipasi siswa serta terjadinya interaksi antara siswa dan guru, siswa dengan siswa lain, dan siswa dengan lingkungan. Siswa juga diharapkan mampu berpikir kritis dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru wali kelas IV yang dilaksanakan di SD Negeri 14 Pedungan terdapat salah satu penguasaan kompetensi pengetahuan siswa yang ditemukan masih rendah pada muatan materi. Diperoleh data bahwa 35% dari siswa yang berjumlah 39 orang masih mengalami kesulitan dalam muatan materi. Data tersebut diperoleh dari hasil ulangan harian siswa yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa masih rendah. Faktor yang menyebabkan kurangnya tingkat pencapaian kompetensi pengetahuan siswa terhadap pembelajaran adalah dalam memahami materi siswa masih bingung karena materi yang luas tanpa diimbangi dengan media yang memadai. Berkaitan dengan hal tersebut, harapan guru juga dalam penerapan kurikulum 2013 masih belum optimal, karena kurikulum 2013 merupakan pembelajaran tematik yaitu dalam satu kali pembelajaran ada beberapa muatan materi pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema. Pengaitan muatan materi pelajaran tersebut terkadang menimbulkan kesulitan bagi guru, karena ada beberapa materi yang sangat sulit untuk dikaitkan. Pemahaman pengetahuan siswa mengenai suatu muatan materi pelajaran juga menjadi kurang terfokus, sehingga siswa menjadi sedikit kebingungan pada saat pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang dirancang guru juga kurang inovatif, karena guru belum mampu menerapkan lima langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik sepenuhnya, sehingga siswa menjadi kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya kompetensi pengetahuan siswa dalam suatu muatan materi pelajaran. Berkaitan dengan hal itu, untuk memperbaiki cara mengajar guru serta untuk meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan pada siswa kelas IV SD Negeri 14 Pedungan 3

maka perlu dikembangkan pendekatan pembelajaran yang sesuai. Pendekatan pembelajaran yang sesuai adalah proyek berbantuan media konkret. Pendekatan saintifik memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Penilaian proyek sangat cocok digunakan dalam mata pelajaran karena dengan penilaian proyek siswa dapat menghasilkan suatu tugas atau produk dalam jangka waktu tertentu. Dan pembelajaran dengan berbantuan media konkret sangan cocok untuk diterapkan kepada siswa pada kelas IV karena pada siswa kelas tinggi, guru harus memberikan media berupa media yang nyata atau konkret agar siswa lebih memahami pembelajaran dan lebih tertarik untuk memperhatikan pembelajaran karena siswa dapat melihat langsung media yang digunakan oleh guru. Berdasarkan dengan permasalahan yang ada, diupayakan untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui sebuah Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Penilaian Proyek Berbantuan Media Konkret Untuk Meningkatkan Siswa Kelas IV SD Negeri 14 Pedungan Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE Penelitian ini dilaksanakan dalam siklus tindakan karena dirancang mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 14 Pedungann Kecamatan Denpasar Selatan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Gambar 1. Gambar Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2015:42) Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 14 Pedungan yang berjumlah 39 orang, terdiri atas 17 orang perempuan dan 22 orang laki-laki. Siswa di kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian karena siswa kelas IV mengalami permasalahan dalam. kompetensi pengetahuan siswa cenderung rendah diakibatkan kurangnya pemahaman siswa mengenai materi pelajaran. Objek dalam penelitian ini adalah dengan diterapkannya proyek berbantuan media konkret. Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian, diperlukan suatu metode tertentu untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes adalah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh seorang atau kelompok orang yang dites. Dari tes dapat menghasilkan skor yang selanjutnya dibandingkan dengan kriteria tertentu (Agung,2012:66). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan instrumen pengumpulan data yang menunjang kelancaran proses penelitian. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan 4

dipermudah oleh adanya instrumen soal tes yaitu tes objektif berbentuk pilihan ganda biasa dengan empat opsi. Tes objektif dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur penguasaan kompetensi pengetahuan pada siswa kelas IV. Tes objektif bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur kompetensi yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sistematis, dan evaluasi (Arifin, 2013:138) Tes objektif bentuk pilihan ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan, sedangkan jawaban ada yang berbentuk perkata, bilangan atau kalimat dan sering disebut option. Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar atau mungkin yang paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh. Jawaban alternatif biasanya berjumlah 4 jawaban yang terdiri dari A, B, C dan D (Arifin, 2013:138). Untuk penskoran tes objektif adalah 0 (nol) dan 1 (satu). Skor 1 diberikan untuk jawaban benar pada tiap butir tes/soal, sedangkan skor 0 diberikan untuk jawaban salah pada tiap butir tes/soal (Agung, 2011:48). Skor setiap jawaban dijumlahkan dan jumlah tersebut menjadi skor variabel kompetensi pengetahuan yang bergerak dari kisaran 0-100. 0 merupakan skor minimal dan 100 merupakan skor maksimal tes kompetensi pengetahuan. Tes objektif pilihan ganda biasa berjumlah 30 soal untuk mengukur siswa. Tes ini digunakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. Pemberian tes dilakukan pada setiap akhir siklus. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti distributif frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median (Me), modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan objek/variabel sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2014:142). Selain Agung, Menurut Maolani, (2015:154) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggunakan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum/ tidak melakukan generalisasi. Metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012:67). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV semester 2 SD Negeri 14 Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan tahun ajaran 2015/2016 dengan banyak siswa 39 orang yang dilaksanakan dari tanggal 1 Maret 2016 s/d 19 Maret 2016. Setiap siklus terdiri dari empat kali pertemuan, pertemuan pertama, kedua dan ketiga merupakan proses belajar mengajar dengan menerapkan proyek berbantuan media konkret, dan pertemuan keempat merupakan tes akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran selama penelitian dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek berbantuan media konkret secara umum sudah berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Tema yang diajarkan dalam penelitian ini adalah tema Cita-citaku. Tahap penelitian ini disesuaikan dengan prosedur penelitian siklus yang terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada siklus I perencanaan tindakan yang dilaksanakan mencakup semua 5

kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan sarana pembelajaran seperti. 1) Menganalisis Dasar dan Indikator yang nantinya akan digunakan untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek berbantuan media konkret. 2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-kisi penguasaan kompetensi pengetahuan, tes serta menyiapkan media konkret yang mendukung sesuai dengan materi dalam proses pembelajaran dan berbagai sumber belajar mengenai. 3) Merencanakan pengelolaan kelas dengan memperhatikan karakteristik setiap siswa, dan membuat jadwal pelaksanaan penelitian sesuai dengan jadwal muatan materi siswa kelas IV SD Negeri 14 Pedungan Dalam pelaksanaan tindakan ini menerapkan kegiatan inti dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan pembelajaran di sesuaikan dengan RPP yang telah disusun pra perencanaan tindakan, dimana pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan pembelajaran dengan pelaksanaan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek berbantuan media konkret dan satu pertemuan tes akhir siklus matematika. Dalam pelaksanaan tindakan ini menerapkan kegiatan inti dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) seperti. 1) Apersepsi dilaksanakan pada awal pembelajaran, dimaksudkan menarik perhatian siswa untuk menuju materi yang akan diajarkan. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat/ide-ide yang mereka temukan. Dalam kegiatan observasi dilakukan kegiatan pengamatan atau selama proses pembelajaran dapat dicatat kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung sebagai gambaran mengenai pengelolaan kelas, dan kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang nantinya dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan perbaikan dan sebagai bahan refleksi untuk kegiatan berikutnya. Bila dibandingkan dengan sebelum penelitian dilaksanakan, siswa sudah mulai nampak lebih aktif mengikuti pembelajaran. Hal ini didasarkan pada saat pembelajaran dapat dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran di pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Kegiatan evaluasi terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan siswa dilakukan pada setiap akhir pembelajaran dengan memberikan tes. Dan untuk mengetahui tingkatan matematika siswa setelah menerapkan proyek berbantuan media konkret dilakukan pada akhir siklus dengan tes akhir siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan penelitian terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I dengan penerapan proyek berbantuan media konkret pada siklus ini, masih diperlukan adanya perbaikan pada proses pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I ditemukan beberapa permasalahan yang menyebabkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa berada pada kriteria sedang. Maka dilakukan refleksi untuk merancang kegiatan selanjutnya agar permasalahan tersebut dapat diatasi. Berdasarkan data yang telah dijabarkan, penguasaan kompetensi pengetahuan siswa sedikit ada peningkatan pada siklus I, namun rata-rata kelas dan ketuntasan belajar secara klasikal belum memenuhi kriteria yang ditargetkan. Perbaikan merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama meningkatkan siswa. Dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan pada siklus I yaitu. 1) Pada saat guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, masih banyak siswa yang yakut untuk bertanya dan masih banyak siswa yang ragu-ragu untuk mengajukan pertanyaan. 2) Dengan pendekatan saintifik, pemahaman dan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran menjadi lebih baik, namun 6

perlu ditingkatkan karena terdapat beberapa siswa yang belum tau kurang cekatan dalam menjawab pertanyaan. 3) Pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama, kedua dan ketiga di siklus I banyak ditemukan kesulitan. Ini dikarenakan siswa yang hiperaktif sehingga sulit dalam mengontrol kelas. 4) Selama mengerjakan proyek, ternyata masih ada siswa yang diam saja melihat temannya mengerjakan tugas. Untuk menindak lanjuti permasalahan yang muncul pada siklus I ini, maka diupayakan solusi yang dapat dilakukan pada siklus selanjutnya yaitu. 1) Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus II, siswa diberi pengarahan dan penekanan mengenai pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan agar siswa memiliki kesiapan dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek berbantuan media konkret. 2) Memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa yang terlibat dalam pembelajaran serta siswa yang pada kriteria sedang. 3) Menggunakan media konkret yang sesuai dengan proses pembelajaran dan memvariasikan media pembelajaran tersebut untuk menumbuhkan minat siswa dalam berinteraksi selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek berbantuan media konkret pada siklus I menunjukan bahwa penguasaan kompetensi pengetahuan siswa kelas IV SD Negeri 14 Pedungan belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Hal tersebut dilihat berdasarkan grafik polygon yang menunjukan Mo < Me < M (77,4 < 78 < 78,66), sehingga dapat disimpulkan bahwa penguasaan kompetensi pengetahuan pada siswa kelas IV SD Negeri 14 Pedungan pada siklus I sebagian yang belum tuntas karena gambar grafik polygon menunjukkan kurva juling positif. Gambar 2. Gambar grafik Polygon Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri 14 Pedungan 15 10 5 0 Mo = 77,4 M = 78,66 Me = 78 Hal tersebut dibuktikan dari persentase rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan yaitu 78,66% jika dikonversikan ke dalam tabel persentase kriteria penilaian acuan patokan skala lima maka persentase siswa siklus I berada pada tingkat penguasaan 65% - 79% dengan kategori Sedang. Dan ketuntasab klasikal siswa 71,79%. Dari hasil siklus I terlihat bahwa kriteria keberhasilan belum tercapai sesuai dengan yang ditetapkan maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Tabel 1 Tabel Rekap Hasil Analisis Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri 14 Pedungan Frekuensi 67 72 77 82 87 92 Hasil Frekuensi Keterangan 7

Persentase Rata-rata Ketuntasan Klasikal 78,66% 71,79% Secara umum siswa berada pada kriteria sedang Belum mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 80% Pada perencanaan tindakan siklus II yang dilaksanakan pada perencanaan ini mencakup semua kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan sarana pembelajaran seperti. 1) Menyiapkan RPP sesuai pendekatan Saintifik dengan penilaian proyek berbantuan media konkret dan membandingkan dengan RPP siklus I untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I. 2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-kisi penguasaan kompetensi pengetahuan, tes, serta pengadaan sumber belajar dan media pembelajaran sesuai dengan materi belajar siswa. Sumber belajar diupayakan dari berbagai sumber yang bervariasi untuk memahami materi pembelajaran dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan tindakan proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal yang di tetapkan dan berdasarkan RPP yang telah disusun dengan Tema Cita-Citaku subtema Hebatnya Cita-Citaku. Pada tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran siklus II sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran pada siklus I, namun pada siklus II akan lebih di tekankan pada siswa melakukan kerja sama dan berani mengemukakan pendapatnya dalam menyelesaikan permasalahan. Siswa di tekankan mengenai penilaian individu untuk berkomunikasi dalam menyelesaikan masalah secara individu di tanggapi secara bersama dan diberikan penguatan atau penghargaan serta siswa yang belum berhasil dengan baik untuk diberikan motivasi ataupun dibimbing. Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa merangkum materi pembelajaran, yang dipelajari pada hari itu. Dalam pelaksanaan tindakan ini menerapkan kegiatan inti dari Penelitian Tindakan Kelas seperti. 1) Apersepsi dilaksanakan pada awal pembelajaran, dimaksudkan menarik perhatian siswa untuk menuju materi yang akan diajarkan. 2) Menyajikan pokok bahasan yang dijadikan objek. 3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat kreasi. Dalam kegiatan observasi, berdasarkan perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan terhadap beberapa kelemahan-kelemahan pada proses pembelajaran pertemuan pertama siklus II, maka proses pertemuan kedua dan ketiga siklus II secara umum dapat diatasi. Hal ini menandakan bahwa siswa telah mempunyai kesiapan untuk mengikuti proses pembelajaran. Disamping itu siswa tampak lebih aktif dalam melakukan kerjasama yang baik. Kepercayaan diri siswa juga sudah nampak, hal ini terlihat dari keberanian siswa mengemukakan ideide kreatifnya. Bila dibandingkan dengan siklus I, pada siklus II siswa sudah mulai nampak lebih aktif, mampu memecahkan permasalahan selama mengikuti pembelajaran. Hal ini didasarkan pada proses pembelajaran yang terencana dengan fasilitas sumber belajar yang sudah disiapkan dan perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan dari siklus I menuju siklus II. Berdasarkan hasil tes yang telah dilaksanakan, bahwa tindakan pada siklus II sudah dilaksanakan dengan baik. Kriteria ketuntasan yang diharapkan sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang sudah mencapai 80%. Sehingga penelitian ini dapat dinyatakan telah berhasil. Walaupun masih terjadi kendala-kendala adanya beberapa siswa yang ribut. Namun, hal tersebut tidak terlalu menghambat proses penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek berbantuan media 8

konkret. Hal tersebut karena terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa pada siklus II. Kekurangan yang terjadi pada siklus I telah diperbaiki pada siklus II dan hal ini membuktikan penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek berbantuan media konkret telah berhasil meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Hal tersebut dilihat berdasarkan grafik polygon yang menunjukan Mo > Me > M (91,15 > 90,35 > 89,43), sehingga dapat disimpulkan bahwa penguasaan kompetensi pengetahuan pada siswa kelas IV SD Negeri 14 Pedungan pada siklus II sebagian besar yang sudah tuntas karena gambar grafik polygon menunjukkan kurva juling negatif. Gambar 3. Gambar grafik Polygon Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri 14 Pedungan 30 20 10 0 Frekuensi 72 77 82 87 92 97 M = 89,43 Mo = 91,15 Me = 90,35 Frekuensi Hal tersebut dibuktikan dari peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan yaitu 89,43% jika dikonversikan ke dalam tabel persentase kriteria penilaian acuan patokan skala lima maka persentase penguasaan kompetensi pengetahuan siswa siklus II berapa pada tingkat penguasaan 80% - 89% dengan kategori Tinggi. Secara klasikal penguasaan kompetensi pengetahuan siswa pada siklus I yaitu 92,30%. Dari hasil siklus II terlihat bahwa kriteria keberhasilan sudah tercapai sesuai dengan yang ditetapkan, maka penelitian dinyatakan berhasil. Tabel 2 Tabel Rekap Hasil Analisis Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri 14 Pedungan Persentase Rata-rata Ketuntasan Klasikal Hasil 89,43% 92,30% Keterangan Secara umum siswa berada pada kriteria Tinggi dan mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan Sudah mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan Pada siklus II menunjukan bahwa pelaksanaan tindakan telah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu penelitian ini sudah dapat dihentikan. Peningkatan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dari persentase rata-rata dan ketuntasan klasikal yang diperoleh. Tabel 3 Tabel Rekap Hasil Analisis Peningkatan Siklus I dan Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri 14 Pedungan 9

Persentase Rata-rata Siklus I Siklus II Peningkatan 78,66% 89,43% 10,77% 80 60 40 20 0 Siklus I Siklus II Ketuntasan Klasikal Ketuntasan Klasikal 71,79% 92,30% 20,51% Adanya peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa dari siklus I dan siklus II melalui proyek berbantuan media konkret disebabkan adanya tindakan dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan tindakan tersebut terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/ observasi, dan refleksi. Dalam penerapan proyek berbantuan media konkret guru lebih berperan sebagai motivator yang selalu memberikan dukungan dan semangat pada siswa serta sebagai pembimbing yang mengarahkan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Sehingga di dalam kelas tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan yang dapat mengoptimalkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. Data peningkatan dari pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat juga dilihat dalam bentuk grafik. Gambar 4. Gambar grafik Peningkatan Siswa Kelas IV SD Negeri 14 Pedungan Dari uraian yang telah dipaparkan, adanya peningkatan yang diperoleh pada siklus II sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80%. Maka diputuskan tidak melakukan siklus berikutnya. Artinya penelitian yang dilakukan ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dengan empat kali pertemuan dan siklus II dengan empat kali pertemuan sudah berhasil Pendekatan saintifik dengan penilaian proyek berbantuan media konkret lebih unggul dibandingkan dengan pendekatan atau model pembelajaran lainnya karena pendekatan saintifik dengan penilaian proyek berbantuan media konkret ini memberikan kontribusi positif pada siswa dalam hal memperoleh pemahaman, melibatkan keterampilan proses yang mampu meningkatkan interaksi, partisipasi serta mengembangkan hubungan baru antara siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Hal tersebut yang membuat siswa dalam pembelajaran menjadi lebih kreatif mengemukakan ide-idenya, berpikir kritis dan mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga siswa menjadi lebih optimal. Selain itu dapat membantu siswa untuk melihat makna dari suatu teori atau bahan pelajaran dengan cara mengaitkan meteri pelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan pemberian tugas proyek memungkinkan siswa untuk 10

berpikir kreatif untuk menyelesaikan tugas proyek yang diberikan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, maka simpulan yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah terjadinya peningkatan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa kelas IV SD Negeri 14 Pedungan tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek berbantuan media konkret. Hal ini terbukti dari peningkatan rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan, pesrsentase rata-rata penguasaan kompetensi, dan peningkatan ketuntasan penguasaan kompetensi pengetahuan secara klasikal. Pada siklus I rata-rata penguasaan kompetensi pengetahuan siswa 78,66, persentase rata-rata 78,66%, dan persentase ketuntasan penguasaan kompetensi pengetahuan secara klasikal 71,79%. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata siswa menjadi 89,43, persentase rata-rata 89,43%, dan persentase ketuntasan penguasaan kompetensi pengetahuan secara klasikal 92,30%. Penelitian mengenai penguasaan kompetensi pengetahuan ini telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada akhir penelitian yaitu persentase rata-rata dengan kriteria Tinggi dan telah mencapai ketuntasan yang ditentukan. Dalam penelitian ini dapat dituliskan saran-saran sebagai berikut. 1) Untuk sekolah, disarankan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek berbantuan media konkret dapat dijadikan salah satu alternatif modifikasi pembelajaran dalam muatan materi di sekolah dasar sebagai upaya meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan siswa. 2) Untuk guru, disarankan lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam mempersiapkan pembelajaran dan memilih pendekatan serta media pembelajaran yang disesuaikan dengan tema pembelajaran, sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran suasana pembelajaran akan menyenangkan. 3) Untuk peneliti lain hendaknya dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan berbagai pendekatan atau model pembelajaran lain yang belum sepenuhnya dapat terjangkau dalam penelitian ini, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding dalam melakukan suatu penelitian berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A. Gede. 2011. Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. -----------, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Permendikbud. 2013. Lampran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta:Depdikbud. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara 11

12 e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha