TENTANG DI KOTA CIMAHI. Ketenagakerjaan. Kerja Asing;

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH NOMOR 02 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 110 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MENTERI TENAGA KERJA R.I.

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH MURUNG RAYA NOMOR : 22 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 23 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BERITA NEGARA. No.11, 2014 KEMENAKERTRANS. Data. Informasi. Ketenagakerjaan. Klasifikasi. Karakteristik. Perubahan.

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

MENTERIKETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 03 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2003

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DI KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 14 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PERLINDUNGAN DI BIDANG KETENAGAKERJAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G

- 1 - BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KETENAGAKERJAAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

SALINAN. jdih.bulelengkab.go.id

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PENDAFTARAN PENCARI KERJA DAN WAJIB LAPOR KETENAGAKERJAAN DI PERUSAHAAN

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN WALIKOTA SERANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 18 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DI KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA - UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPMEN NO. 228 TH 2003

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4); Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh (Lembaran Negara Repub

WALAIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPMEN NO. 92 TH 2004

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI SULAWESI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TENAGA KERJA LOKAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2014 T E N T A N G

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2015

2017, No Tahun 2015 Nomor 237, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5747); 3. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kemen

PERATURAN BUPATI KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2014 SERI C.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 39 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 26 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP 20/MEN/III/2004 Tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I KETENTUAN U M U M

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Pengusaha/Majikan, Undangundang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMTA) DI KABUPATEN SERANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003 BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/XI/2011 TENTANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 183 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DI KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraan Ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mencakup mengenai penggunaan Tenaga Kerja Asing;

b. bahwa dengan ditetapkannya peraturan perundangundangan yang baru mengenai maupun yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, maka Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan perlu diubah disesuaikan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Cimahi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4116);

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial;

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja Di Perusahaan; 9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing; 10. Peraturan Daerah kota Cimahi Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah kota Cimahi (Lembaran Daerah Kota Cimahi Tahun 2008 Nomor 8 Seri D);

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA CIMAHI dan WALIKOTA CIMAHI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN DI KOTA CIMAHI. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 6 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan Di Kota Cimahi (Lembaran Daerah Kota Cimahi Tahun 2010 Nomor 110 Seri E), diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Cimahi. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Cimahi. 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cimahi. 4. Walikota adalah Walikota Cimahi. 5. Pejabat yang ditunjuk adalah pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah yang berwenang di bidang penyelenggaraan ketenagakerjaan dan mendapat pendelegasian wewenang dari Walikota. 6. Perusahaan adalah : a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta

maupun milik Negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. b. usaha-usaha sosial dan usaha usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 7. Pengusaha adalah : a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri. b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) dan huruf (b) yang berkedudukan diluar wilayah Indonesia. 8. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. 9. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja, untuk menghasilkan barang dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. 10. Anak adalah setiap orang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan atau belum menikah.

11. Upah adalah penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja/buruh atas pekerjaan/jasa yang telah atau akan dilakukan yang dinyatakan dalam bentuk uang yang di tetapkan menurut peraturan perundangundangan/perjanjian kerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja/ buruh maupun keluarganya. 12. Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. 13. Upah Minimum Kota yang selanjutnya disebut UMK adalah upah minimum yang berlaku di Kota Cimahi. 14. Tunjangan Hari Raya Keagamaan yang selanjutnya disebut THR, adalah pendapatan pekerja yang wajib dibayarkan oleh Pengusaha kepada pekerja atau keluarganya menjelang Hari Raya

Keagamaan yang berupa uang atau bentuk lain. 15. Hari Raya Keagamaan adalah Hari Raya Iedul Fitri bagi pekerja yang beragama Islam, Hari Raya Natal bagi pekerja yang beragama Kristen Katholik dan Protestan, Hari Raya Nyepi bagi pekerja yang beragama Hindu dan Hari Raya Waisak bagi pekerja yang beragama Budha. 16. Tenaga Kerja Indonesia adalah Warga Negara Indonesia baik Laki-Laki maupun Perempuan yang bekerja di Luar Negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan Perjanjian Kerja. 17. Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut TKA adalah Tenaga kerja berkewarganegaraan asing atau pemegang visa yang dipekerjakan di wilayah Republik Indonesia. 18. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat RPTKA, adalah rencana

penggunaan TKA pada jabatan tertentu yang dibuat oleh pemberi kerja TKA untuk jangka waktu tertentu yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. 19. Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat IMTA, adalah izin tertulis yang diberikan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk kepada Pemberi Kerja TKA. 20. Perpanjangan IMTA adalah izin yang diberikan oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk kepada Pemberi Kerja TKA sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 21. Pemberi Kerja TKA adalah badan hukum atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan TKA dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

22. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PPNS adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota Cimahi yang diberi wewenang khusus oleh Undang- Undang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah Kota Cimahi yang memuat ketentuan pidana. 23. Antar Kerja Lokal yang selanjutnya disebut AKL adalah antar kerja antar Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi. 24. Antar Kerja Daerah yang selanjutnya disebut AKAD adalah antar kerja antar Provinsi dalam wilayah Republik Indonesia. 25. Antar Kerja Antar Negara yang selanjutnya disebut AKAN adalah antar kerja untuk mengisi lowongan kerja di luar negeri sesuai dengan permintaan. 26. Perjanjian Kerja yang selanjutnya disebut PK adalah perjanjian antara

Pekerja/Buruh dengan Pengusaha/Pemberi Kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. 27. Peraturan Perusahaan yang selanjutnya disebut PP adalah suatu peraturan yang dibuat secara tertulis yang memuat ketentuanketentuan tentang syaratsyarat kerja serta tata tertib perusahaan. 28. Perjanjian Kerja Bersama yang selanjutnya disebut PKB adalah Perjanjian yang dibuat oleh Serikat Pekerja atau Gabungan Serikat Pekerja yang telah didaftarkan pada Pemerintah Daerah dengan Pengusaha atau Perkumpulan Pengusaha yang berbadan hukum yang pada umumnya atau semata-mata memuat syarat-syarat kerja yang harus diperhatikan di dalam Perjanjian Kerja; 29. Lembaga Kerjasama Bipartit adalah Forum Komunikasi dan

Konsultasi mengenai halhal yang berkaitan dengan hubugan industrial di satu Perusahaan yang anggotanya terdiri dari Pengusaha dan Serikat Pekerja/Serikat buruh yang sudah tercatat di instansi yang membidangi tenaga kerja. 30. Lembaga Kerjasama Tripartit adalah Forum Komunikasi, Konsultasi dan Musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur Organisasi Pengusaha, Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan Pemerintah. 31. Dewan Pengupahan Kota adalah suatu lembaga non struktural yang bersifat Tripartit, dibentuk oleh Walikota dan bertugas memberikan saran serta pertimbangan kepada Walikota dalam penetepan upah minimum. 32. Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh,

dan untuk Pekerja/Buruh baik di Perusahaan maupun diluar perusahaan yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela, serta melindungi hak dan kepentingan Pekerja / Buruh serta meningkatkan kesejahteraan Pekerja / Buruh. 33. APINDO adalah organisasi pengusaha yang diberi kewenangan oleh KADIN dalam penanganan masalah ketenagakerjaan yang berkedudukan di Kota Cimahi. 34. Mediasi adalah penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja, dan perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang

ditangani oleh seseorang atau lebih Mediator yang netral. 35. Pemagangan adalah bagian dari sistem pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan oleh perusahaan, instansi atau lembaga latihan kerja dengan memperoleh pengetahuan keterampilan dan sikap kerja untuk jabatan tertentu melalui jalur pengalaman yang dilaksanakan secara sistematis dan terikat dalam satu kontrak pemagangan yang tidak dengan sendirinya dijamin penempatannya. 36. Sertifikasi adalah suatu proses untuk mendapatkan pengakuan atas tingkat kualifikasi keterampilan tenaga kerja melalui suatu uji latihan kerja sesuai dengan standar jabatan atau persyaratan pekerjaan secara Nasional.

37. Fasilitas Kesejahteraan Pekerja adalah sarana pemenuhan kebutuhan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah langsung ataupun tidak langsung yang dapat mempertinggi produktifitas dan ketenangan kerja. 38. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah Badan Hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial. 39. Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. 40. Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan

mengenai hak, perselisihan kepentingan, dan perselisihan pemutusan hubungan kerja serta perselisihan antara serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahan. 41. Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara Pekerja/Buruh dan Pengusaha. 42. Mogok Kerja adalah tindakan Pekerja/Buruh yang direncanakan dan dilaksanakan secara bersama-sama dan atau oleh Serikat Pekerja/Serikat Buruh untuk menghentikan atau memperlambat pekerjaan. 43. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, data dan keterangan baik menggunakan alat bantu

atau tidak untuk mengetahui dan menguji pemenuhan kewajiban perusahaan dalam melaksanakan ketentuan peraturan perundangan ketenagakerjaan. 44. Penyimpangan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang pada waktu-waktu tertentu dalam suatu perusahaan yang pelaksanaannya tidak sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. 45. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 2. Diantara BAB II dan BAB III disisipkan 1 (satu) Bab, yakni BAB IIA, yang terdiri dari 7 (tujuh) Bagian yakni Bagian Kesatu sampai dengan Bagian Ketujuh dan terdiri dari 6

(enam) Pasal yakni Pasal 6A sampai dengan Pasal 6F, sehingga BAB IIA berbunyi sebagai berikut : BAB IIA IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA ASING Bagian Kesatu Perpanjangan IMTA Pasal 6A (1) Setiap Pemberi Kerja TKA yang berada di Kota Cimahi, yang Izinnya akan berakhir dan masih akan menggunakan TKA diperusahaannya, maka wajib memperpanjang IMTA kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk. (2) Permohonan perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum jangka waktu berlakunya IMTA berakhir.

(3) Permohonan perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diajukan dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut : a. copy IMTA yang masih berlaku; b. bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA melalui Bank yang ditunjuk oleh Menteri; c. copy polis asuransi; d. pelatihan kepada TKI pendamping; e. copy Keputusan RPTKA yang masih berlaku; dan f. foto berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar. (4) Pelatihan kepada TKI pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d, dibuktikan dalam bentuk visum dan laporan realisasi pelaksanaan

program pendidikan dan pelatihan alih teknologi kepada Tenaga Kerja Indonesia. (5) Pelaksana perpanjangan IMTA diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota Pasal 6B (1) IMTA dapat diperpanjang sesuai jangka waktu berlakunya RPTKA dengan ketentuan setiap kali perpanjangan paling lama 1 (satu) tahun. (2) IMTA perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar untuk memperpanjang Kartu Identitas Tenaga Kerja Asing (KITAS). Pasal 6C (1) Setiap Pemberi Kerja TKA yang telah memperoleh Perpanjangan IMTA wajib melanjutkan pelatihan kepada tenaga kerja

Indonesia yang ditunjuk sebagai pendamping TKA yang bersangkutan sesuai dengan RPTKA-nya. (2) Dalam hal Pemberi Kerja TKA tidak memiliki calon tenaga kerja Indonesia yang memenuhi persyaratan, Dinas yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan dapat melakukan fasilitasi penempatan tenaga kerja Indonesia yang memenuhi persyaratan sesuai dengan jabatan yang tercantum dalam RPTKA. Bagian Kedua Pelaporan Pasal 6D Setiap Pemberi Kerja TKA yang ada di Kota Cimahi dan telah memiliki IMTA, wajib melaporkan penggunaan TKA dan pendamping TKA di perusahaan secara periodik 6 (enam) bulan sekali kepada Dinas yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan.

Pasal 6E (1) Untuk memperoleh perpanjangan IMTA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6A, Pemberi Kerja TKA wajib membayar retribusi. (2) Besarnya tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan ditetapkan dalam Peraturan Daerah tersendiri. Bagian Ketiga Pengawasan Pasal 6F Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini, dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan pada Dinas.

Bagian Keempat Pendelegasian Pasal 6G Walikota dapat mendelegasikan sebagian atau seluruh kewenangannya di bidang Perpanjangan IMTA kepada pejabat yang ditunjuk melalui Peraturan Walikota dengan berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Diantara BAB V dan BAB VI disisipkan 1 (satu) Bab, yakni BAB VA, yang terdiri dari terdiri dari 1 (satu) Pasal yakni Pasal 20A, sehingga BAB VA berbunyi sebagai berikut : BAB VA TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN Pasal 20A (1) Pengusaha wajib memberikan THR kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja 3 bulan secara terus menerus atau lebih;

(2) Besarnya THR sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : a. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, sebesar 1 (satu) bulan upah; b. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 3 bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan diberikan secara proporsional dengan masa kerja, yakni dengan perhitungan: Jumlah Bulan Masa Kerja x 1 (satu) Bulan Upah 12 (3) THR Keagamaan bagi pekerja/buruh diberikan 1 (satu) kali dalam setahun oleh Perusahaan dan pembayarannya disesuaikan dengan hari raya keagamaan masingmasing pekerja/buruh, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum hari raya keagamaan.

(4) Dalam hal penetapan besarnya nilai THR menurut Kesepakatan Kerja (KK) atau Peraturan Perusahaan (PP) atau Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau kebiasaan yang dilakukan lebih besar dari nilai THR sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka THR yang dibayarkan kepada pekerja sesuai dengan Kesepakatan Kerja, Peraturan Perusahaan, Kesepakatan Kerja Bersama atau kebiasaan yang telah dilakukan. 4. Judul pada BAB IX dan ketentuan Pasal 29 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : BAB IX JAMINAN SOSIAL Pasal 29 (1) Setiap orang yang bekerja di wilayah Kota Cimahi, termasuk Orang Asing yang bekerja paling singkat

6 (enam) bulan wajib menjadi peserta Jaminan Sosial. (2) Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh BPJS. (3) BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah: a. BPJS Kesehatan; dan b. BPJS Ketenagakerjaan. (4) BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan. (5) BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b menyelenggarakan Program: a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK);

b. Jaminan Hari Tua (JHT); c. Jaminan Kematian (JKM); dan d. Jaminan Pensiun. (6) Pemberi Kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan Program Jaminan Sosial yang diikuti. (7) Pemberi Kerja, dalam melakukan Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (6) wajib memberikan data dirinya dan pekerjanya berikut anggota keluarganya secara lengkap dan benar kepada BPJS. (8) Tahapan pendaftaran peserta BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Ketentuan Pasal 36 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 36 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan sebagimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), Pasal 6 ayat (2), Pasal 6A, Pasal 6C, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20A ayat (1), Pasal 23 Huruf b, Pasal 25, Pasal 26 ayat (1), Pasal 28, Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 31 ini diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. 6. Ketentuan Pasal 37 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 37 (1) Walikota atau pejabat yang ditunjuk memberikan sanksi administratif terhadap perusahaan yang melanggar peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan dalam Pasal 3 ayat (4), Pasal 4 ayat (1), Pasal 6 ayat (3), ayat (4) dan ayat (5), Pasal 6A, Pasal 6C, Pasal 8 ayat (3) huruf b, Pasal 20, Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2). (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) berupa : a. teguran; b. peringatan tertulis; c. pembatasan kegiatan usaha; d. pembekuan kegiatan usaha; e. pembatalan persetujuan; f. pembatalan pendaftaran;

g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi; h. pencabutan izin. Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Cimahi.

Ditetapkan di Cimahi pada tanggal 23 Agustus 2014 WALIKOTA CIMAHI, ttd ATTY SUHARTI Diundangkan di Cimahi pada tanggal 15 September 2014 SEKRETARIS DAERAH KOTA CIMAHI ttd BAMBANG ARIE NUGROHO LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI TAHUN 2014 NOMOR 183 NOREG PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI 183/2014, PROVINSI JAWA BARAT