BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Rusa termasuk ke dalam genus Cervus spp yang keberadaannya sudah tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa mengingat Undang-

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang penangkaran lovebird Jl. Pulau Senopati Desa

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

I. PENDAHULUAN. Rusa merupakan salah satu sumber daya genetik yang ada di Negara Indonesia.

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

IV. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di penangkaran Rusa Unila, Bandar Lampung selama dua

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Prosedur Pemeliharaan Kelinci Lokal Koloni dan Individu. 1. Pembuatan kandang untuk 2 perlakuan, yaitu koloni dan individu.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

Gambar 2. Induk Babi Bunting yang Segera Akan Beranak

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 18 hari (waktu efektif) pada bulan Maret 2015

METODE. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

POLA PENGGUNAAN WAKTU OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

POLA PENGGUNAAN RUANG OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini

Identifikasi Judul-Judul Penelitian yang direncanakan untuk di Patenkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat

MINGGU VI UJI CHI SQUARE. Dyah Maharani, Ph.D.

Analisis Penggunaan Ruang dan Waktu Rusa Sambar Rusa unicolor di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Disiapkan Oleh:

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan

KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero

5 KINERJA REPRODUKSI

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Materi Ulat Sutera Bahan-Bahan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

BAB III MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan memisahkan objek penelitian menjadi 2

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

MATERI. Lokasi dan Waktu

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

Strategi Peningkatan Produktivitas Sapi Bali Penggemukan Melalui Perbaikan Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal di Pulau Timor

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Perbanyakan B. tabaci dan M. persicae

IV. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai Perbedaan Intensitas Berahi pada Generasi Pertama

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 ekor sapi perah Fries

METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009.

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Artiodactyla, Anak Bangsa (Subordo) Ruminansia dan Suku (Family)

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April November 2016 di Desa

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

Lampiran I. Bagan Penelitian Menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) Vol. Volll. Vol! Villi. V,ll. Villi. Vdll V.I. Keterangan : Vi V2V3V4V5

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Penangkaran Rusa Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi (PPPKR) yang terletak di Hutan Penelitian Dramaga (HP Dramaga), Bogor-Jawa Barat, pada bulan Juni- Juli 2012 dengan dua bagian, yakni preferensi pakan dan perilaku makan. 3.2 Alat, Bahan dan Satwa Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi : a. Stopwatch, untuk menghitung lama waktu makan. b. Kamera, untuk mendokumentasikan kegiatan penelitian. c. Timbangan, untuk menimbang bobot pakan dan untuk menimbang bobot awal rusa yang dipakai sebagai objek penelitian. d. Alat tulis e. Tally Sheet Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah sayuran yang terdiri dari : a. Limbah sayuran kol (Brassica oleracea) b. Kulit jagung (Zea mays) c. Limbah sayuran sawi putih (Brassica chinensis) d. Hijauan atau rumput-rumputan Ketiga limbah sayuran ini didapat dari Pasar Induk Sayur Mayur, Buahbuahan dan Sembako Kemang, Pemerintah Daerah Kota Bogor, dapat dilihat pada Gambar 2. Pengambilan limbah sayuran dilakukan pada malam hari yakni pukul 19.00 WIB. Hal ini karena jam operasi pasar yang dimulai pada sore hari hingga malam hari. Menurut informasi penjual, mereka mendapat sayur-mayur yang diperdagangkan di tersebut pukul 16.00 WIB. Sebelum limbah sayuran digunakan sebagai pakan yang diujikan, sisa sayuran tersebut disortir, bagian yang busuk tidak digunakan. Pada kondisi tertentu, seperti saat limbah sayuran bercampur dengan kapur maka sebelum digunakan limbah sayuran dicuci terlebih dahulu. Kapur sendiri digunakan distributor untuk melapisi permukaan sayuran yang

14 didistribusikan dari petani ke pasar induk. Hal tersebut untuk menghindari kebusukan sayur karena lembab akibat perjalanan jauh. Kondisi ini biasa terjadi pada limbah sayuran kol. Selain itu, limbah sayuran dipotong atau dicacah dengan panjang ± 2 cm sebelum diberikan kepada rusa keesokan harinya untuk memudahkan proses makan rusa. Sedangkan satwa yang diamati dalam penelitian ini adalah : a. Rusa timor (Rusa timorensis). Rusa yang dijadikan satwa percobaan merupakan rusa timor dewasa yang berumur antara 3 sampai 6 tahun yang dikarantina dalam kandang isolasi. (a) (b) Gambar 2 (a) Pasar Induk Kemang, Bogor, (b) Kondisi di dalam pasar Induk Kemang Bogor. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Preferensi pakan 1. Empat ekor rusa timor dikandangkan secara individu pada kandang isolasi dengan ukuran 1,5 m x 1,5 m x 2 m, dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3 Kandang isolasi di penangkaran Hutan Penelitian Dramaga. 2. Masing-masing rusa diberikan pakan tambahan berupa limbah sayuran kol (Brassica oleracea), kulit jagung (Zea mays) dan sawi putih (Brassica chinensis) yang diberikan secara bersamaan dengan rumput-rumputan

15 pada wadah berbeda untuk setiap individu rusa yang diteliti, dapat dilihat pada Gambar 4. Pemberian pakan dilakukan pada pukul 08.00 sebanyak 2 kg untuk setiap jenis pakan. Gambar 4 Empat jenis pakan yang diberikan pada rusa yang diamati. 3. Pada pukul 15.00 pakan diamati kembali, jika terdapat sisa maka pakan ditimbang. Jumlah pakan yang dikonsumsi diperoleh dari jumlah pakan yang disediakan dengan sisa pakan. Preferensi pakan dilihat dari jumlah pakan yang dikonsumsi oleh rusa dengan menggunakan pengujian pendekatan Indeks Nue (Indeks Preferensi) dan cara makan rusa terhadap pakan yang diberikan. Pada bagian preferensi ini tidak dilakukan habituasi, sehingga dapat langsung dilakukan pengambilan data berupa jenis pakan, jumlah pakan yang disediakan, jumlah pakan sisa, jumlah konsumsi dan cara makan selama seminggu atau 7 hari. Lama pengambilan data ini disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afzalani et al. (2008) mengenai preferensi pakan rusa sambar. Setiap jenis pakan yang diujikan diberikan secara bergiliran masing-masing selama satu minggu. 3.3.2 Perilaku makan 1. Empat ekor rusa dikandangkan secara berpasangan dalam kandang isolasi, dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5 Rusa jantan dan rusa betina dikandangkan secara bersamaan.

16 2. Setiap pasangan rusa diberikan pakan sesuai dengan perlakuan, dapat dilihat pada Gambar 6. (a) (b) Gambar 6 (c) (d) Beberapa jenis pakan hijauan sebagai perlakuan dalam pengamatan (a) Rumput-rumputan, (b) Rumpu-rumputan dengan kulit jagung, (c) rumput-rumputan dengan limbah kol, (d) rumput-rumputan dengan limbah sawi putih. 3. Setiap perlakuan tersebut memiliki formulasi berdasarkan pada jumlah kebutuhan pakan rusa per ekor per hari yakni 6 kg, dapat dilihat pada Tabel 1. Jumlah tersebut merupakan 15 % rata-rata berat badan rusa percobaan (40 kg). Pada dasarnya pemberian pakan ternak adalah 10 % dari berat badan, namun karena tidak semua pakan dimakan oleh ternak maka pemberian dilebihkan menjadi 15-20 % (Setiawan & Farm 2011). Tabel 1 Formulasi pakan tambahan pada setiap perlakuan (kg) per ekor per hari No Bahan pakan Perlakuan (kg) T 0 T 1 T 2 T 3 1 Limbah kol 0 0 3 0 2 Kulit jagung 0 3 0 0 3 Limbah sawi putih 0 0 0 3 4 rerumputan 6 3 3 3 Jumlah 6 6 6 6 4. Perlakuan diberikan secara bergantian, sebagai pengulangan masingmasing perlakuan dilakukan selama 9 hari yang terdiri dari 3 hari pertama untuk proses habituasi seperti yang dilakukan pada penelitian habituasi

17 oleh Sukriyadi et al. (2006), kemudian 6 hari berikutnya untuk pengambilan data yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Rancangan pemberian pakan tambahan Perlakuan Waktu (Hari ke-) 1-6 7-9 10-15 16-18 19-24 25-27 28-33 34-40 T 0 T 1 T 2 T 3 Preferensi Keterangan : T 0 Rumput-rumputan tanpa pakan tambahan T 1 Rumput-rumputan dengan kulit jagung T 2 Rumput sembarnag dengan limbah kol T 3 rumput-rumputan dengan limbah sawi putih Preferensi semua jenis pakan diberikan secara bersamaan Proses habituasi Pengambilan data 5. Sebelum diberikan pakan pada setiap perlakuan, rusa diamati selama satu jam pada pukul 07.00-08.00 WIB dan pukul 13.00-14.00. Data yang diperoleh terdiri dari perilaku : a. Berjalan b. Mencari makan c. Mengawasi d. Istirahat e. Bersuara f. Melompat g. Berdiri h. Interaksi i. Perilaku lain (bercumbu). Hal ini dilakukan utuk mengetahui perbedaan perilaku rusa sebelum dan saat diberikan pakan. 6. Kemudian pakan diberikan pada pukul 08.00-11.00 WIB dan pukul 14.00-17.00 WIB. Selama diberikan pakan rusa diamati. Data yang diperoleh terdiri dari : a. Cara makan, yakni proses rusa untuk mendapatkan atau menjangkau pakan hingga pakan tersebut berhasil dimakan. b. Waktu makan/lama makan, yakni lama waktu rusa makan sampai berhenti makan.

18 c. Interaksi yang terdiri dari persaingan dan kerjasama, yakni persaingan antara individu rusa (jantan dewasa dan betina dewasa) dalam merebut tempat makan atau pakan dan kerjasama antara individu rusa dalam proses makan. d. Berdiri. e. Bersuara atau berteriak, yakni pemberitahuan oleh rusa betina terhadap pakan yang datang atau sebagai tanda mengawasi. f. Istirahat. g. Berjalan. h. Melompat, yakni pergerakan atau perpindahan yang dilakukan rusa dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan 4 kakinya. i. Mengawasi, yakni kegiatan yang terdiri dari menengok kiri dan kanan serta menggerakan telinga. 7. Setelah melakukan pengamatan terhadap perilaku, pada pukul 11.00 WIB dan pukul 17.00 WIB pakan diamati kembali. Jika terdapat sisa maka pakan ditimbang. Hasil pengurangan pakan yang disediakan dengan jumlah pakan sisa adalah jumlah konsumsi. Data ini digunakan sebagai pembanding pada jumlah konsumsi bagian preferensi pakan. 3.4 Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis kuantitatif dan analisis deskriptif. 3.4.1 Analisis kuantitatif Analisis kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu jenis pakan yang diberikan disukai atau tidak disukai oleh rusa yakni menggunakan pengujian dengan pendekatan Metode Neu (Indeks Preferensi). Pengujian ini memiliki asumsi, jika semakin tinggi frekuensi suatu jenis dimakan maka semakin disukai jenis pakan tersebut. Menurut Neu et al. (1974) diacu dalam Kadhafi (2011), jika nilai w 1 maka jenis pakan tersebut disukai. Nilai w yang didapat dari hasil perhitungan merupakan Indeks Preferensi, maka nilai Indeks Preferensi dari jenis pakan dibagi dalam dua krireria, yaitu : a. w 1 = disukai b. w 1 = tidak disukai

19 Penentuan Metode Neu (Indeks Preferensi) menurut Neu et al. (1974) diacu dalam Kadhafi (2011) dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kriteria yang diukur dalam menentukan Indeks Neu Jenis Pakan Indeks Ketersediaan Penggunaan Preferensi a P n u E W B Rumput-rumputan a. 1 p. 1 n. 1 u. 1 e. 1 w. 1 b. 1 Kulit Jagung a. 2 p. 2 n. 2 u. 2 e. 2 w. 2 b. 2 Limbah Kol a. 3 p. 3 n. 3 u. 3 e. 3 w. 3 b. 3 Limbah Sawi Putih a. 4 p. 4 n. 4 u. 4 e. 4 w. 4 b. 4 Jumlah 1,00 1,00 Keterangan : a = jumlah pakan rusa yang teramati p = proporsi jumlah pakan rusa yang teramati n = jumlah masing-masing jenis pakan yang teramati dimakan rusa u = proporsi jumlah masing-masing pakan yang teramati dimakan rusa (n i / n) e = nilai harapan w = indeks preferensi (u i / p i ) b = indeks seleksi yang distandarkan (w i / w). Sedangkan untuk data perilaku makan rusa, analisis yang digunakan yakni dengan uji Chi-square (x 2 ). Hipotesa yang diuji yaitu : Ho = Jenis kelamin dan penambahan pakan tambahan tidak berpengaruh H 1 = terhadap lamanya waktu makan. Jenis kelamin dan penambahan pakan tambahan berpengaruh terhadap lamanya waktu makan. Hipotesa tersebut diuji dengan mengggunakan rumus (Walpole, 1993) : x 2 = (O i E i ) 2 E i Keterangan : X 2 = Nilai uji O i = Frekuensi hasil pengamatan E i = Frekuensi harapan i = Kategori ke-i Pengambilan kesimpulan atas uji hipotesis tersebut dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : Jika X 2 hitung > X 2 tabel, maka tolak H 0 dan terima H 1 Jika X 2 hitung < X 2 tabel, maka terima H 0 dan tolak H 1 Pengujian dilakukan pada selang kepercayaan 95 % dengan derajat bebas (db) = (b-1) (k-1), dengan b adalah baris dan k adalah kolom.

20 3.4.2 Analisis deskriptif Analisis deskriptif merupakan penguraian dan penjelasan mengenai jenis pakan tambahan yang disukai, perilaku makan dan kegiatan yang dilakukan rusa pada waktu makan. Analisis ini juga menjelaskan adakah perilaku khas yang dilakukan rusa pada saat pemberian pakan tambahan yang dibandingkan dengan perilaku rusa dan kegiatan rusa pada waktu makan terhadap pemberian pakan utama. Hasil analisis ini dilengkapi dengan penyajian gambar untuk memperkuat hasil deskripsi.