VALIDITAS MODUL MATEMATIKA KELAS X SMA DENGAN MENERAPKAN VARIASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

dokumen-dokumen yang mirip
VALIDITAS DAN REABILITAS SOAL TES UJI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SEGI EMPAT

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

BAB III METODE PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Software Macromedia Flash 8 dan Power Point Pada Materi Pokok Asam Basa

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

THE DEVELOPMENT OF STUDENTS ACTIVITY PAPER BASED ON THE PROBLEM SOLVING AT SENIOR HIGH SCHOOL IN CHEMISTRY LESSON SUBJECT THERMOCHEMICAL

TINJAUAN MATA KULIAH...

DEVELOPMENT OF ONLINE-LEARNING PLAN BASED ON LEARNING MANAGEMENT SYSTEM ON MATERIAL MOMENTUM AND IMPULSE CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL

Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

ABSTRACT. Keyword : Worksheet,, Guided Discovery, Trigonometry

PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

DESAIN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS BUDAYA DI SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PERBANDINGAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN

Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat. ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI GARIS DAN SUDUT KELAS VII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN

Oleh. Erwina Yulia Nengsih * ), Melisa ** ), Rahima ** ) ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH EVALUASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT BERBASIS ICT

BAB III METODE PENELITIAN

Chemistry Study Program The Faculty of Teachers Training and Education University of Riau

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

By Ni Made Yunia Ardianti, NIM Information Technology Education Department, Ganesha Education University ABTRACT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September 2015 ( ) Tersedia Online:

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI LAJU REAKSI BERDASARKAN MODEL PEMBELAJARAN Discovery-Problem Base Learning

BAB III METODE PENELITIAN

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon

Yulia Fanrista Vera*), Zulfaneti ** ), Melisa ** ) ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA UNTUK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI POKOK HIMPUNAN KELAS VII SMP

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KIMIA DI SMA/MA KELAS X TERINTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER SISWA

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER DENGAN COOPERATIVE LEARNING

PENGEMBANGAN LKS UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT

LEMBAR VALIDASI AHLI MATERI

ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

THE DEVELOPMENT MODULE OF PRACTICAL CHEMISTRY BASED PROBLEM BASED LEARNING (PBL) ON THE SUBJECT OF ACID BASES FOR CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL LEVELS

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SINTESIS SISWA MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development dengan menggunakan model pengembangan Dick and

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN

PENGEMBANGAN ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA/MA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP PADA MATERI LINGKARAN

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH KONSEP DASAR BILANGAN UNTUK MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS BENGKULU

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 1 POLANHARJO KLATEN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI MIA SMAN 6 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 3 MALANG

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

Transkripsi:

OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 3, No. 1. Oktober 2017 VALIDITAS MODUL MATEMATIKA KELAS X SMA DENGAN MENERAPKAN VARIASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF Tetty Natalia Sipayung 1, Sinta Dameria Simanjuntak 2 1, 2 Universitas Katolik Santo Thomas 1 tettysipayung83@gmail.com, 2 sh1_nta@yahoo.com Abstract. This research which is entitled as a grade X of Senior High School by applying variations of cooperative learning model on each presented material. The research method used is a research development method which is used to produce a developed module and to test the effectiveness. The validity of module in this research is based on the feasibility of the standard of the media and material. The media feasibility standard of the module consists of aspects of both in graphs and language. The module eligibility standart includes the feasibility aspects of the contents, presentation and contextual assessment. The average score for the aspect of feasibility in graph value is 3.95, the language value is 3.93, the content value aspect is 3.99, and the aspect of valuation of contextual is 4. Thus, the mathematics module for grade X of Senior High School which is developed in this research is valid. Keywords: validity, development of mathematics module, cooperative learning Abstrak. Penelitian dengan judul validitas modul matematika kelas X SMA dengan menerapkan variasi model pembelajaran kooperatif ini bertujuan untuk mengembangkan modul matematika kelas X SMA dengan menggunakan variasi-variasi model pembelajaran kooperatif pada setiap materi yang disajikan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian pengembangan yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifannya. Produk yang dikembangkan adalah modul matematika kelas SMA. Validitas modul dalam penelitian ini ditinjau berdasarkan standart kelayakan media modul dan standart kelayakan materi modul. Standart kelayakan media modul terdiri dari aspek kelayakan kegrafikan dan aspek kelayakan bahasa. Standart kelayakan materi modul mencakup aspek kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian dan aspek penilaian kontekstual. Skor rata-rata hasil validitas aspek kelayakan kegrafikan bernilai 3,95, aspek kelayakan bahasa bernilai 3,97, aspek kelayakan isi bernilai 3,93, aspek kelayakan penyajian bernilai 3,99, dan aspek penilaian kontekstual bernilai 4. Dengan demikian hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah modul matematika kelas X SMA yang dikembangkan valid. Kata Kunci: validitas, pengembangan modul matematika, pembelajaran kooperatif PENDAHULUAN Tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran matematika yang sedang berlangsung di sekolah-sekolah masih cenderung menggunakan sumber belajar dan media belajar yang seadanya. Sumber belajar yang digunakan masih terdiri dari buku yang disediakan pemerintah ataupun buku yang disarankan guru untuk dipakai oleh siswa yang diperoleh melalui penerbit buku tertentu. Sedangkan media belajar yang digunakan cenderung tidak ada. Hal tersebut membuat cakupan dan wawasan pembelajaran menjadi sempit dan terbatas. Jika ditinjau dari filosofi kurikulum 2013, pembelajaran seharusnya berangkat dari konteks yang dekat pada diri siswa. Pembelajaran yang berangkat melalui konteks diri siswa diharapkan akan membangun pemahaman yang bermakna dan ingatan yang lama. Dengan demikian, diperlukan sumber belajar dan media belajar yang berbeda 30

Tetty Natalia Sipayung, Sinta Dameria Simanjuntak Validitas Modul Matematika Kelas X SMA dengan Menerapkan Variasi Model. untuk siswa yang berada pada lingkungan yang berbeda. Yang paham dengan lingkungan kontekstual siswa adalah guru. Untuk itu, guru seharusnya tidak hanya memanfaatkan sumber belajar dan media belajar yang disediakan pemerintah ataupun penerbit. Buku yang disediakan pemerintah dan penerbit tentunya pasti akan bersifat umum dan nasional supaya dapat digunakan secara nasional. Namun, yang dibutuhkan siswa pada saat ini adalah yang khusus, yang detail, yang nyata dan yang ada dekat pada konteks lingkungannya. Untuk menjangkau kebutuhan tersebut, diperlukan sumber dan media belajar selain buku yang disediakan pemerintah ataupun penerbit. Salah satu sumber dan media belajar yang dimaksud adalah modul. Modul adalah sumber dan media belajar yang dikembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan. Di dalam sebuah modul minimal memuat tujuan dan proses pembelajaran, uraian materi, tes, rangkuman dan kunci jawaban. Dengan modul yang dirancang sendiri sesuai kebutuhan dan isi standar minimal modul diharapkan akan meningkatkan pemahaman, pemecahan masalah, hasil belajar dan keaktifan siswa. Manfaat pengembangan modul yang telah diungkapkan tersebut sejalan dengan beberapa penelitian relevan yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Beberapa pnelitian tersebut diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2013) dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa pembelajaran Hak Asasi Manusia dengan menggunakan modul adalah efektif. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Santyasa, dkk (1999) dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa penerapan modul dapat mengubah miskonsepsi siswa menjadi konsepsi ilmiah dan dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, konteks penelitian ini adalah pengembangan modul matematika. Pengembangan modul yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pada materi semester ganjil kelas X SMA. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan modul yang valid untuk dapat digunakan dalam pembelajaran matematika kelas X SMA dengan menerapkan variasi-variasi model pembelajaran koopertaif sehingga siswa memiliki sumber dan media belajar yang lebih komunikatif dan dekat dengan konteks lingkungan dirinya sendiri. Dengan demikian matematika dapat menjadi suatu pelajaran yang disenangi dan disukai siswa. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sumber dan media belajar berupa modul. Modul yang dikembangkan adalah modul matematika kelas X SMA matematika pada semester ganjil yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 dengan menerapkan pembelajaran kooperatif yang bervariasi pada setiap materi yang disajikan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Nusantara Lubuk Pakam Jln. Teuku Raja Muda No.1 Lubuk Pakam. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XMIA-1 SMA Nusantara Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2017/2018. Objek penelitian ini adalah modul matematika kelas X SMA dengan penerapan variasi model pembelajaran kooperatif pada setiap materi. Untuk menghasilkan produk pembelajaran interaktif diperlukan perencanaan perancangan pembelajaran yang baik pula. Pengembangan bahan ajar interaktif ini digunakan rancangan pengembangan model Dick and Carey (Trianto, 2009:187-190) dimana pengembangan pembelajaran dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: 31

Vol. 3, No. 1, Oktober 2017 1. Identifikasi Tujuan Pengajaran Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pengajarannya. Definisi tujuan pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan sebagai hasil need assesment, atau dari pengalaman praktik dengan kesulitan belajar siswa di dalam kelas. 2. Melakukan Analisis Instruksional Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan chart atau diagram tentang keterampilan-keterampilan/konsep dan menunjukkan keterkaitan antara keterampilan/konsep tersebut. 3. Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal/Karakteristik Siswa Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan keterampilan apa yang dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran. Yang penting mengikuti penting juga untuk diidentifikasi adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran. 4. Merumuskan Tujuan Kinerja Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku siswa, selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran. 5. Pengembangan Tes Acuan Patokan Berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, maka dilakukan pengembangan butir assesment untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan di dalam tujuan. Pengembangan Strategi Pengajaran 6. Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan mengidentifikasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan meliputi aktivitas preinstruksional, penyampaian informasi, praktik dan balikan, testing yang dilakukan lewat aktivitas. 7. Pengembangan atau Memilih Pengajaran. Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes, dan panduan guru. 8. Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif. Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengiddentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran. 9. Menulis Perangkat. Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/diimplementasikan di kelas. 10. Revisi Pengajaran Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisi serta dinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari hasil implementasi dan pakar/validator. 32

Tetty Natalia Sipayung, Sinta Dameria Simanjuntak Validitas Modul Matematika Kelas X SMA dengan Menerapkan Variasi Model. Identifikasi Tujuan Melakukan Analisis Pengajaran Identifikasi Tingkah Laku Awal Menulis Tujuan Kinerja Pengembangan Tes Acuan Patokan Pengembangan Strategi Revisi Pengajaran Revisi Pengajaran Pengembangan dan Memilih Perangkat Pembelajaran Merancang dan Melaksanakan Tes Formatif Merancang dan Tes Sumatif Gambar 1. Model Perancangan dan Pengembangan Pengajaran Menurut Dick & Carey Sumber data dari penelitian ini adalah sumber data yang diperoleh dari hasil validasi validator yang dianggap ahli dalam materi matematika. Validator yang dimaksud terdiri dari satu orang guru matematika dan satu orang dosen pendidikan matematika. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik non tes. Non tes yang digunakan adalah lembar validasi untuk modul yang terdiri dari aspek kelayakan kegrafikan, kelayakan bahasa, aspek kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian dan aspek penilaian kontekstual. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen validasi modul. Validitas modul dalam penelitian ini ditinjau berdasarkan standart kelayakan media modul dan standart kelayakan materi modul. Standart kelayakan media modul terdiri dari aspek kelayakan kegrafikan dan aspek kelayakan bahasa. Standart kelayakan materi modul mencakup aspek kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian dan aspek penilaian kontekstual. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Teknik analisis 33

Vol. 3, No. 1, Oktober 2017 deskriptif yang dimaksud adalah validasi sumber dan media ajar modul matematika kelas X SMA. Validasi sumber dan bahan bahan ajar modul dilakukan oleh ahli materi matematika yaitu dosen pendidikan matematika dan guru bidang studi matematika melalui lembar validasi yang telah disediakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penilaian modul dilakukan oleh dua orang validator dalam bidang pendidikan matematika. Validator tersebut adalah satu orang dosen pendidikan matematika dan satu orang guru matematika SMA. Dengan demikian hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah modul matematika kelas X SMA yang dikembangkan valid. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Standart Kelayakan Media Modul No. Aspek Skor Rata-Rata Kriteria Validasi 1. Kelayakan Kegrafikan 3,95 Valid dan tidak perlu direvisi 2. Kelayakan Bahasa 3,97 Valid dan tidak perlu direvisi Tabel 2. Standart Kelayakan Materi Modul No. Aspek Skor Rata-Rata Kriteria Validasi 1. Kelayakan Isi 3,93 Valid dan tidak perlu direvisi 2. Kelayakan Penyajian 3,99 Valid dan tidak perlu direvisi 3. Penilaian Kontekstual 4 Valid dan tidak perlu direvisi Dengan demikian hasil penelitian yang diperoleh dapat dirangkum sebagai berikut: skor rata-rata hasil validitas aspek kelayakan kegrafikan bernilai 3,95, aspek kelayakan bahasa bernilai 3,97, aspek kelayakan isi bernilai 3,93, aspek kelayakan penyajian bernilai 3,99, dan aspek penilaian kontekstual bernilai 4. Pembahasan Modul dalam penelitian ini dinilai berdasarkan dua standart yaitu standart kelayakan media modul dan standart kelayakan materi. Standart kelayakan media modul terdiri dari dua aspek yaitu aspek kelayakan kegrafikan dan aspek kelayakan bahasa. Standart kelayakan materi terdiri dari 3 aspek yaitu aspek kelayakan isi, aspek kelayakan penyajian dan aspek penilaian kontekstual. Indikator aspek kelayakan kegrafikan terdiri dari ukuran modul, keakuratan materi dan disain isi modul. Indikator kelayakan bahasa terdiri dari lugas, komunikatif, dialogis dan interatif, kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, kesesuaian dengan kaidah bahasa dan penggunaan istilah/simbol/ikon. Indikator dari aspek kelayakan isi adalah kesesuaian materi dengan standart kompetensi dan kompetensi dasar, keakuratan materi, kemutakhiran materi dan mendorong keingintahuan. Indikator dari aspek kelayakan penyajian adalah teknik penyajian, pendukung penyajian, penyajian pembelajaran, koherensi dan keruntutan alur pikir. Indikator dari aspek penilaian kontekstual adalah memuat hakikat kontekstual dan komponen kontekstual. Hasil penilaian modul yang diperoleh dari dua validator tersebut berdasarkan standart kelayakan media modul akan diuraikan sebaga berikut. Penilaian untuk ukuran modul memperoleh skor rata-rata 4, penilaian untuk keakuratan materi memperoleh skor rata-rata 3,88 dan penilaian untuk desain isi modul memperoleh 34

Tetty Natalia Sipayung, Sinta Dameria Simanjuntak Validitas Modul Matematika Kelas X SMA dengan Menerapkan Variasi Model. skor rata-rat 3,97. Sehingga skor rata-rata untuk aspek kelayakan kegrafikan adalah 3,95. Penilaian untuk kelugasan bahasa modul memperoleh skor rata-rata 4, komunikatif modul memperoleh skor rata-rata 4, dialogis dan interaktif modul memperoleh skor rata-rata 4, kesesuaian dengan perkembangan peserta didik memperoleh skor rata-rata 4, kesesuaian dengan kaidah bahasa memperoleh skor ratarata 4 dan penggunaan istilah/simbol/ikon memperoleh skor rata-rata 4. Sehingga skor rata-rata untuk aspek kelayakan bahasa adalah 3,97. Hasil penilaian modul berdasarkan standart kelayakan materi yang dinilai berdasarkan 3 aspek diuraikan sebagai berikut. Penilaian untuk adalah kesesuaian materi dengan standart kompetensi dan kompetensi dasar memperoleh skor rata-rata 4, penilaian untuk keakuratan materi memperoleh skor rata-rata 4, penilaian kemutakhiran materi memperoleh skor rata-rata 3,7 dan penilaian untuk mendorong keingintahuan memperoleh skor rata-rata 4. Sehingga skor rata-rata untuk aspek kelayakan isi adalah 3,93. Penilaian untuk teknik penyajian memperoleh skor ratarata 4, penilaian untuk pendukung penyajian memperoleh skor rata-rata 3,94, penilaian untuk penyajian pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4 serta. Penilaian untuk koherensi dan keruntutan alur pikir memperoleh skor rata-rata 4. Sehingga skor rata-rata untuk aspek kelayakan penyajian adalah 3,99. Penilaian untuk hakikat kontekstual memperoleh skor rata-rata 4 dan penilaian untuk komponen kontekstual memperoleh skor rata-rata 4. Sehingga skor rata-rata untuk aspek penilaian kontekstual adalah 4. Dengan demikian hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah modul matematika kelas X SMA yang dikembangkan valid. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan bahwa modul matematika kelas X SMA yang dikembangkan dengan menerapkan variasi model pembelajaran kooperatif pada setiap materi adalah valid. Adapun saran dalam penelitian ini adalah modul dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan modul pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa serta kemampuan dalam memecahkan masalah. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis menyampaikan terimakasih kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Republik Indonesia atas dukungan dan bantuan dana penelitian dalam skema Penelitian Dosen Pemula Tahun Anggaran 2017 yang sudah diberikan sehingga penelitian ini bisa dilaksanakan dengan baik dan hasil penelitian dapat dipublikasikan melalui tulisan ini. DAFTAR PUSTAKA Hendriana, Heris, dkk. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT. Refika Aditama. Purnomo, A.E., Fathurohman, A., Budiharto. 2014. Keefektifan Model Pembelajaran Ideal Problem Solving Berbasis Maple Mata Kuliah Kalkulus II. Jurnal JKP. 1(2). 7-17. ISSN: 2339-2444. Rusiyanti, R. H. 2011. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Konstruktivisme untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X. Jurnal Pendidikan Matematika. 5(2).185-204. 35

Vol. 3, No. 1, Oktober 2017 Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. 36