BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut Mustopadidjaja adalah teori dasar atau cara pandang yang fundamental, dilandasi nilai-nilai tertentu, dan berisikan teori pokok, konsepsi, asumsi, metodologi atau cara pendekatan yang dapat digunakan para teoritisi dan praktisi dalam menanggapi sesuatu permasalahan baik dalam kaitan pengembangan ilmu maupun dalam upaya pemecahan permasalahan bagi kemajuan hidup dan kehidupan kemanusiaan. 1 Metode penelitian yang digunakan dalam semiotika adalah interpretatif, maka paradigma yang digunakan peneliti adalah paradigma konstruktivis. Mengingat pandangan semiotika Roland Barthes lebih mengacu kepada paradigma konstruktivis, karena paradigma konstruktivis lebih relevan jika digunakan untuk melihat realitas signifikannya objek yang akan diteliti salah satunya merupakan sebuah iklan yang merupakan bagian dari media massa, dari paradigma konstruktivis dapat dijelaskan melalui empat dimensi seperti diutarakan oleh (Hidayat dalam Wibowo, 2010: 28) sebagai berikut: 1. Ontologis: relativism, realitas merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku seseuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. 2. Epstemologis: transactionalist/subjectivist, pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti. 3. Axiologis: Nilai, etika dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu penelitian. Peneliti sebagai passionate participant, fasilitator yang menjebatani keragaman subjektivitas pelaku sosial. Tujuan penelitian lebih kepada rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti. 4. Metodologis: menekankan empati dan interaksi dialektis antara peneliti 1 Djaman Satori dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. 2009. Hal : 9 51
52 dengan objek penelitian yang merekonstruksi realitas yang diteliti. Tujuan dari analisis dengan menggunakan paradigma konstruktivis adalah untuk melihat dan mengetahui bagaimana media mengkonstruksi realitas. 2 Dalam paradigma konstruktivis, peneliti berusaha masuk kedalam media dan mencoba berempati terhadap media untuk mengetahui bagaimana media tersebut mengkonstruksi realitas. Peneliti dipandang bukan sebagai subjek yang berada diluar objek penelitian, tetapi peneliti adalah bagian dari objek yang diamati tersebut. Dalam paradigma konstruktivis, tidak dapat digambarkan ada realitas yang rill yang berada di luar sana yang tinggal diambil oleh peneliti. 3 Realitas bukanlah sesuatu yang berada di luar sana, melainkan realitas hanya ada di dalam konteks kerangka mental bagaimana kita berfikir tentang sesuatu. 3.2. Tipe Penelitian Jenis penelitian ini adalah analisis kepada deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaiman adanya, dengan mempergunakan cara kerja yang sistematik, terarah, dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga tidak kehilangan sifat ilmiahnya. 4 Penelitian ini akan membuka potensi interpretatif - interpretatif alternatif dan peneliti diizinkan melakukan interpretasi secara subyektif. Kendati subyektifitas peneliti sangat mempengaruhi prosesi analisa, namun akan diupayakan mencapai tingkat obyektifitas dengan berpegang pada interpretatif yang tidak lepas dari realitas data agar tidak membias. Penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 5 2 Eriyanto. ANALISIS FRAMING Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. (Yogyakarta : LKiS. 2002). Hal : 47 3 Ibid Hal : 48 4 H Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial. (Yogyakarta: Gadjah Mada Universty. 1996) hlm. 175 5 Mohammad Nazir. Metode Penelitian.( Jakarta: Ghalia, 1988), hlm. 63-64
53 Secara umum penelitian ini pada akhirnya akan menggambarkan pesan yang ada dalam simbol iklan. Merujuk pada pemikiran Roland Barthes, simbol dapan tigolongkan dari segi tanda-tanda yang muncul. Simbol dipahami dalam arti luas seperti didalam berita, film, iklan, fashion, fiksi, puisi, drama dan sebagainya. Sehingga peneliti lebih memilih untuk menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis semiotik sebagai dasar penelitiannya. Dengan pertimbangan, semiotik melihat media sebagai struktur keseluruhan. Ia mencari makna yang laten atau konotatif. Analisis semiotik, menghendaki pengamatan secara menyeluruh dari semua isi iklan berkaitan dengan simbol-simbol, termasuk cara pemberitaan (frame) maupun istilah-istilah yang digunakannya. Peneliti diminta untuk memperhatikan koherensi makna antar bagian dalam simbol itu dan koherensi simbol dengan konteksnya. Maka dari itu, metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam analisis semiotik adalah interpretatif. Analisis semiotik bersifat kualitatif. 3.3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pada penelitian ini adalah semiotik. Yakni studi tentang tanda dan segala hal yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya dan hubunganya dengan tanda-tanda lain, pengirimnya dengan penerimanya oleh mereka yang menggunakannya. Penelitian ini menggunakan kualitatif dan bersifat deskriptif dengan teknik analisis semiotika. Semiotika berusaha bekerja melihat tanda-tanda yang terlihat pada gambar dalam iklan. Konsep semiotika yang digunakan adalah teori yangdimiliki Roland Barthes menjelaskan dua tingkat pertanda yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi (denotation) adalah hubungan eksplisit antara tanda referensi atau realitas dalam pertandaan. Konotasi (connotation) adalah aspek makna yang diberikan dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai kebudayan ideologi. Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan makna konotasi adalah bagaimana cara menggambarkannya. Konotasi bekerja dalam tingkat tidak disadari. Pembaca
54 mudah sekali membaca makna konotatif sebagai fakta denotatif. Karena itu, salah satu tujuan analisis semiotika adalah untuk menyediakan metode analisis dan kerangka berpikir dan mengatasi terjadinya salah baca (misreading) atau salah dalam mengartikan makna suatu tanda. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk kelas sosial ysng sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos primitif misalnya, mengenai hidup dan mati, manusia dan dewa. Sedangkan mitos masa kini misalnya mengenai feminimitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan dan kesuksesan. Mitos adalah suatu wahana dimana suatu ideologi berwujud. 6 3.4. Subyek Penelitian Yang dimaksud subyek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran yang memungkinkan terdapat simbol-simbol yang diteliti. Adapun subyek penelitian dalam tulisan ini, adalah iklan rokok U Mild versi cowo tau kapan harus bohong di media televisi. Yang diamati lebih mendalam di youtube.com. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data baik secara primer maupun sekunder. Menurut Sugiyono bahwa: Dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Sedangkan dari teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan 6 Indiwan Seto Wahyu Wibowo,Semiotika Komunikasi,(Mitra Wacana Media, Jakarta, 2013), hal.22
55 observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuestioner (angket), dokumentasi, dan menggabung keempatnya. 7 1. Data Primer Data primer adalah data pokok atau data utama. Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah file iklan atau transkrip iklan U Mild versi cowo tau kapan harus bohong. Sumber data tersebut peneliti mendapat berupa file iklan atau transkrip iklan U Mild versi cowo tau kapan harus bohong yang di download dari youtube.com Data primer ini termasuk data mentah (row data) yang harus di proses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data tambahan atau pelengkap dari data primer yang ada. Dalam penelitian ini data sekundernya berupa informasi yang didapat dari literatur, jurnal, internet dan sumber-sumber lainnya yang mendukung dan berhubungan dengan topik penelitian. 3.6. Unit Analisis Unit analisis yang akan diteliti adalah scene iklan U Mild versi cowok tau kapan harus bohong yang peneliti anggap memiliki makna yang berkaitan dengan simbol bohong. Terdapat 7 unit analisis penelitian yang terdiri dari 7 potongan scene dalam iklan berdurasi kurang lebih 15 detik, yang dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini: 7 Adi Kusrianto,Pengantar Desain Komunikasi Visual.(Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009,) hal 62.
56 Tabel 3.1 No Timeline Potongan Gambat Keterangan 1 Scene 1 00.01 Perempuan sedang memasak didapur dengan mimik wajah ragu. 2 Scene 2 00.03 3 Scene 3 00.04 4 Scene 4 00.06 Perempuan tampak menyiapkan makanan untuk pria di ruang makan. Perempuan & Pria tampak duduk berhadapan, prempuan memperhatikan pria ketika pria sedang makan. Pria memberi pernyataan akan makanan dengan melingkarkan jarinya (yang menunjukan makanannya enak) dihadapan wanita.
57 5 Scene 5 00.08 Pria menunjukan ekspresi ingin muntah ketika wanita sedang memalingkan wajahnya. 6 Scene 6 Makanan jenis mie yang didajikan didalam iklan. 7 Scene 7 00.10 Tokoh pria yang mengacungkan jari tangannya sambil tersenyum disertai tulisan cowok tau kapan harus bohong dan logo rokok U Mild. 3.7. Teknik Analisi Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis semiotika. Hasil analisa disajikan secara deskriptif kualitatif yang merupakan paparan penulis mengenai makna scene dan interaksi dalam iklan U Mild versi cowo tau kapan harus bohong. Seluruh data yang diperoleh tersebut dianalisis melalui tahapan-tahapan berikut :
58 1. Kategorisasi dan Reduksi Data: Mengamati tayangan iklan U Mild versi cowo tau kapan harus bohong terlebih dahulu. Kemudian melakukan pencatatan untuk mengumpulkan scene dan interaksi yang berkaitan dengan topik permasalahan. 2. Sajian Data: Data kemudian dianalisis dan disusun sistematis menurut peta semiotika Roland Barthes. 3. Penarikan Kesimpulan: Pada tahap ini data diinterpretasikan oleh peneliti sesuai dengan konteks penelitian.