III. METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. kerapu macan ini berada di perairan sekitar Pulau Maitam, Kabupaten Pesawaran,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) ANALISIS DAYA DUKUNG PERAIRAN PUHAWANG UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA SISTEM KARAMBA JARING APUNG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. Alat-alat Penelitian

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

BAB III METODE PENELITIAN

Amonia (N-NH3) Nitrat (N-NO2) Orthophosphat (PO4) mg/l 3 Ekosistem

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

3. METODE PENELITIAN

Journal Of Aquaculture Management and Technology Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Pelaksanaan Penelitian Penentuan stasiun

3. METODE PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Jatinangor, 22 Juli Haris Pramana. iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya

3. METODE PENELITIAN

Studi Pengaruh Air Laut Terhadap Air Tanah Di Wilayah Pesisir Surabaya Timur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan kimia. Secara biologi, carrying capacity dalam lingkungan dikaitkan dengan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

ANALISIS EKOLOGI TELUK CIKUNYINYI UNTUK BUDIDAYA KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) ABSTRAK

Kadar Salinitas, Oksigen Terlarut,..Kepulauan Seribu-Provinsi DKI Jakarta (Dumarno, D & T. Muryanto)

METODE PENELITIAN. Gambar 7 Lokasi penelitian di perairan dangkal Semak Daun.

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

ABSTRAK. Kata Kunci :Kesesuaian Perairan, Sistem Informasi Geografis (SIG), Keramba Jaring Apung KJA), Ikan Kerapu

Bab V Hasil dan Pembahasan

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Rekayasa Teknologi Transplantasi Lamun pada Jenis Enhalus acoroides dan Thallassia hemprichii di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Peta Lokasi Peneliti. Peta Teluk Levun Kabupaten Maluku Tenggara

FORMASI SPASIAL PERAIRAN PULAU 3S (SALEMO, SAGARA, SABANGKO) KABUPATEN PANGKEP UNTUK BUDIDAYA LAUT Fathuddin dan Fadly Angriawan ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERAIRAN MARIKULTUR BATAM ESTET (BME) BATAM

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Tambak Cibalong (Sumber : Google Earth)

STUDI DAN HUBUNGAN ARUS TERHADAP SEBARAN DAN FLUKTUASI NUTRIEN (N DAN P) DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

PEMETAAN SEBARAN SPASIAL KUALITAS AIR UNSUR HARA PERAIRAN TELUK LAMPUNG

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

3. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

KAJIAN DISTRIBUSI FITOPLANKTON DAN PARAMETER KIMIA KUALITAS PERAIRAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KELAYAKAN SEBAGAI LOKASI BUDIDAYA KERANG MUTIARA

Gambar 2. Lokasi Penelitian di Perairan Pulau Pasaran

KEPADATAN DAN BIOMASSA LAMUN Thalassia hemprichii PADA BERBAGAI RASIO C:N:P SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN KUALITAS AIR

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KUALITAS AIR DAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA IKAN NILA DI DANAU LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

Kondisi perairan keramba jaring apung ikan kerapu di perairan Pulau Semujur Kabupaten Bangka Tengah

PENDAHULUAN. hal yang penting dan harus tetap dijaga kestabilannya (Effendi, 2003).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian laju pertumbuhan dan produksi lamun Cymodocea rotundata

III. METODE PENELITIAN

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42" ' 47" Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor

ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK BUDIDAYA IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) DI PERAIRAN PULAU TEGAL TELUK LAMPUNG

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk mengetahui kondisi awal daerah penelitian dan mempersiapkan perlengkapan untuk pengambilan data. Pengambilan data primer dan sekunder dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2014. Proses pengolahan data sampel dilaksanakan di Laboratorium Kualitas Air, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL), Lampung. Lokasi penelitian ini berada di sebelah utara Pulau Puhawang, letaknya di atas gosong karang. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. 15

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Keterangan 1 = Lokasi pengambilan sampel dengan Koordinat 105 0 21 89.89 E dan 5 0 65 84.00 S 2 = Lokasi pengambilan sampel dengan Koordinat 105 0 23 07.47 E dan 5 0 65 93.38 S 3 = Lokasi pengambilan sampel dengan Koordinat 105 0 23 67.56 E dan 5 0 64 24.25 S 4 = Lokasi pengambilan sampel dengan Koordinat 105 0 21 60.63 E dan 5 0 63 78.08 S 3.2. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup pengkajian analisis daya dukung lingkungan perairan kawasan budidaya perikanan Pulau Puhawang ini meliputi : a. Pengumpulan data primer dan sekunder fisika dan kimia terutama nitrogen terlarut (amoniak, nitrat dan nitrit). b. Analisis dan interpretasi data. c. Pengembangan model daya dukung lingkungan. d. Penentuan daya dukung lingkungan, kapasitas produksi dan jumlah jaring apung optimum. 16

3.3. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Peralatan yang digunakan dalam penelitian Variabel Satuan Alat Keterangan Kecerahan Meter Secchi disk In situ Kedalaman Meter Batimeter, alat penduga In situ Suhu o C Water quality checker In situ Salinitas Ppt Water quality checker In situ Kecepatan arus m/s Manual In situ ph Water quality checker In situ Oksigen terlarut (DO) Mg/l Water quality checker In situ Amoniak Mg/l Botol Sampel, Presevatif Nitrit Mg/l Botol Sampel, Presevatif Nitrat Mg/l Spectrofotometer Posfat Mg/l Botol Sampel, Presevatif Peta Lokasi Acrgis Koordinat lapangan GPS In situ Keterangan : ( = dianalisis di laboratorium, insitu = dianalisis secara langsung di lokasi penelitian) 3.4. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Dengan melakukan pengamatan terhadap kualitas perairan yang meliputi parameter fisika, dan kimia perairan. Penelitian ini dilaksanakan pada lokasi zona pemanfaatan umum Teluk Lampung tepatnya di antara Pulau Puhawang dan Pulau Kelagian. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder. Pengumpulan data sekunder meliputi peta rupa bumi, data citra dan data sekunder lainnya. Penentuan titik pengamatan dirancang dengan menggunakan metode purposive sampling. Lokasi pengambilan sampel sebanyak 4 stasiun yang mewakili semua kondisi perairan lokasi penelitian (budidaya, fresh water run off). Koordinat pengambilan sampel dicatat dengan bantuan Global Positioning System (GPS) dengan format (latitude ; longitude). Sampel yang dapat diukur secara langsung dilakukan secara in situ sedangkan sampel yang harus dianalisis lebih lanjut, dibawa ke Laboratorium 17

Kualitas Air milik Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL). Berikut adalah data yang dikumpulkan dalam penelitian ini : 3.4.1. Parameter Fisika Pengukuran kedalaman perairan menggunakan bathimetri digital. Suhu perairan diukur dengan menggunakan water quality checker (walk lab), transparasi air diukur dengan menggunakan secchi disk pada tiap-tiap titik sampling (stasiun). 3.4.2. Parameter Kimia Oksigen terlarut, ph dan salinitas perairan diukur pada tiap titik sampling nsecara insitu. ph diukur dengan menggunakan ph meter, oksigen terlarut dengan DO meter, dan salinitas diukur dengan menggunakan refraktometer. 3.5. Analisis Data Data kualitas air (fisika dan kimia), diperoleh langsung melalui survey lapangan dan data sekunder. Data oseanografi yang dikumpulkan terutama data arus dan nitrogen terlarut (amoniak, nitrat dan nitrit) yang merupakan komponen utama untuk analisis daya dukung lingkungan perairan kawasan budidaya perikanan. Analisis data diarahkan untuk mengetahui daya dukung perairan, penentuan kapasitas produksi dan kapasitas jaring apung di perairan Pulau Puhawang. Secara umum, analisis daya dukung lingkungan perairan kawasan budidaya laut difokuskan kepada pengembangan model keseimbangan bahan (material) 18

dalam suatu ekosistem perairan yang diskenariokan sebagai kawasan budidaya perairan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui daya dukung lingkungan dan kapasitas produksi optimum dari kegiatan budidaya perikanan yaitu dengan menganalisis pasokan nutrien (nutrient load) dalam hal ini adalah nitrogen yang berasal dari pakan dari kegiatan budidaya ikan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) yang masuk kedalam perairan dan selanjutnya dikenal dengan terminologi nitrogen budget. Untuk mengetahui berapa nutrient (nitrogen=n) yang dikonsumsi dan yang terbuang ke dalam perairan digunakan rumus berikut (Sachoemar,2006) : C = P + M + E + F dimana C = Jumlah N yang dikonsumsi ikan per individu, P = N yang dipergunakan untuk pertumbuhan ikan, M = N yang hilang akibat kematian ikan (dalam kasus individu ikan, M= 0), E = N yang masuk ke dalam perairan melalui ekskresi ikan dari insang dan F = N yang masuk kedalam perairan melalui kotoran ikan. Nitrogen budget dalam budidaya perikanan secara keseluruhan dapat dirumuskan sebagai berikut : C = I W dimana I = Total N yang masuk kedalam sistem budidaya, W = N yang hilang melalui pakan yang terbuang ke perairan dan C = Jumlah N yang dikonsumsi oleh stok ikan dalam KJA. Secara teoritis nitrogen budget dalam persamaan (1) harus seimbang dan jumlah nitrogen yang dikonsumsi dapat diduga dari penjumlahan P, M, E dan F. Keseimbangan bahan dalam persamaan tersebut dapat juga di kontrol 19

dengan membandingkan konsumsi nitrogen hasil penjumlahan tersebut (Cs) dengan jumlah aktual konsumsi nitrogen di lapangan (Cf) dengan menggunakan persamaan berikut : % balance = (Cs/Cf) x 100 % Selain itu diperlukan data waktu pembilasan (flushing rate) yang dilakukan oleh perairan dalam melakukan perbaikan diri. Penghitungan laju pembilasan air di peraian dapat disederhanakan dengan perhitungan mengacu pada Beveridge (1996): Waktu bilas (T) dapat ditaksir sebagai: T = V/F dimana: V = Volume air teluk (m 3 ) F = Volume rata-rata air yang masuk ke perairan teluk setiap jamnya (m 3 ), kondisi ini dipengaruhi oleh tipe pasang apakah diurnal atau semidiurnal. F dapat dihitung dengan F = A*H/(Faktor periode pasang) dimana: H A = Tinggi rata-rata pasang (m) = Luas teluk (m2) Faktor periode pasang = 12,5 untuk pasang tipe semi-diurnal, 25 untuk pasang tipe diurnal. 20

Sehingga: Dimana : T (lama pembilasan air) = (factor periode pasang)*d/h D H = rata-rata kedalaman teluk (m) = rata-rata tinggi pasang (m). Selanjutnya dilakukan perhitungan daya dukung perairan untuk budidaya sistem Keramba Jaring Apung (KJA) sebagai berikut : 1. Mengukur konsentrasi total N (Ni) dalam badan air. 2. Menentukan N maksimum yang dapat diterima badan air akibat adanya KJA (Nt). 3. Menentukan kapasitas badan air untuk budidaya secara intensif (ΔN). Selisih antara N maksimum yang dapat diterima dan N yang ada sebelum KJA. 4. Menghitung ikan yg dapat diproduksi (ton/tahun) berdasarkan nilai N yang dapat diterima oleh badan air. 21