BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (2006), penelitian deskriptif diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (research and development). Borg and

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi (2006:160) Metode penelitian adalah cara yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan model pretest

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai model yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan, prosedur dalam pengembangannya, subjek yang menjadi penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data dari data yang diperoleh pada penelitian ini. A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian dan pengembangan atau yang biasa dikenal dengan metode Research and Development (R and D). R and D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010) Pada penelitian ini akan dikembangkan dan dihasilkan suatu produk berupa LKS pembelajaran bermuatan Multiple Representasi. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Research and Development (R&D) dengan desain pengembangan menurut Sugiyono. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono ada sepuluh langkah yaitu : (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisi poduk, (8) Uji coba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Produksi missal. Berikut ini gambar 3.1 menunjukkan desain penelitian dan pengembangan model Sugiyono.. 41

Potensi dan Masalah Mengumpu lkan informasi Desain Produk Validasi Desain Perbaik an desain Produks i Massal Revisi produk ke 2 Uji coba pemakai an Revisi produk ke 1 Uji coba produk Gambar 3.1 Desain penelitian dan pengembangan model Sugiyono Pada penelitian ini hanya dibatasi sampai uji coba produk. B. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan media pembelajaran LKS bermuatan Multiple representasi yang diadaptasi dari Sugiyono, dilaksanakan sesuai dengan tahaptahap berikut (Sugiyono, 2010): 1. Potensi dan Masalah Penelitian berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dari penelitian ini adalah minat belajar peserta didik terhadap materi kimia sangat baik dan masalahnya adalah kemampuan berpikir kritis peserta didik terhadap materi kimia sangat kurang dan LKS yang digunakan masih bermuatan dua level saja. 42

2. Mengumpulkan Informasi Langkah kedua dalam pengembangan LKS bermuatan Multiple Representasi ini adalah dengan cara mengumpulkan informasi dan menganalisa kebutuhan dari pendidik dan peserta didik. Tahaptahapan yang dilakukan adalah: a. Studi Pustaka Melakukan studi pustaka yang berhubungan dengan penelitian. Hasil studi pustaka berupa jurnal penelitian yang relevan dan kajian pustaka yang mendukung penelitian. b. Survey Lapangan Kegiatan ini bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran kimia. Adapun yang dilakukan pada tahap ini adalah: Analisis kebutuhan yaitu dengan cara: (1) wawancara kepada guru bidang studi kimia (2) pengisian angket kebutuhan oleh peserta didik kelas XII-IPA serta analisis konsep yang dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang akan diajarkan, merinci, dan menyusun media. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang akan diajarkan adalah menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran kimia yang bersumber pada silabus. Hal ini bertujuan untuk menentukan materi pembelajaran yang mendukung penyusunan bahan ajar. 43

3. Desain Produk Setelah dianalisa kebutuhan peserta didik, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Langkah pertama dalam pengembangan adalah dengan mendesain rancangan poduk. Proses ini meliputi dua aspek yaitu aspek model ID (Instructional Design) dan aspek isi yaitu materi-materi apa saja yang akan diajarkan. Proses perancangan dalam pengembangan media pembelajaran ini meliputi pembuatan: a. Tujuan Perlu dibuat tujuan yang jelas atas pengembangan media pembelajaran LKS. b. Isi/kurikulum Media pembelajaran yang dikembangkan harus sejalan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tempat penelitian, sehingga perlu dikaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator apa saja yang akan termuat dalam media yang dikembangkan. c. Membuat Storyboard Storyboard adalah sketsa desain awal tampilan dari produk yang dibuat dan fungsi-fungsi bagian-bagian yang terkandung di dalamnya. d. Membuat Interface 44

Interface merupakan tampilan awal atau cover dari produk yang akan dibuat. 4. Validasi Desain Uji kelayakan digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan dari produk yang telah dikembangkan sebelum produk tersebut digunakan dalam pembelajaran. Uji ini akan dilaksanakan oleh dua orang ahli yaitu ahli materi (Muhammad Zammi, M.Pd) dan ahli media (Anissa Adiwena Putri, M.Sc.), yang selanjutnya akan divalidasi oleh guru kimia SMA (Sari Nur Yani, S.Pd) 5. Perbaikan Desain Setelah dilakukan uji kelayakan, jika masih ditemukan bagianbagian yang belum sesuai dengan standar, maka perlu dilakukan revisi sesuai dengan masukan validator. Ahli media dan ahli materi merupakan pihak yang menentukan apakah revisi masih perlu dilakukan atau telah layak untuk digunakan dalam pembelajaran. 6. Uji Coba Produk Produk yang telah layak selanjutnya diujicobakan pada pengguna secara terbatas, pengguna pada konteks ini adalah peserta didik yang merupakan pengguna dari produk yang dikembangkan. Pada uji lapangan terbatas, pengujian dilakukan pada kelompok kecil dengan 9 peserta didik, dimana 9 orang peserta didik ini terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu 3 peserta didik dengan pemahaman tingkat tinggi, 3 peserta didik dengan tingkat sedang, dan 3 peserta 45

didik dengan tingkat rendah. Peserta didik tersebut diminta untuk melakukan pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan LKS pembelajaran bermuatan Multiple Level Representasi, setelah itu mereka diminta untuk memberikan masukan terhadap LKS tersebut. 7. Revisi Produk Setelah dilakukan uji coba pada uji lapangan terbatas maka dapat diketahui tanggapan dari peserta didik sebagai pengguna terhadap LKS yang dikembangkan. Selanjutnya dari hasil tanggapan peserta didik setelah menggunakan LKS Multiple Representasi dalam pembelajaran diperoleh masukkan untuk perbaikan LKS Multiple Representasi ini. Hal ini dilakukan untuk membuat produk lebih baik dan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran bagi peserta didik. C. Subjek dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada peserta didik kelas XI IPA, yaitu di MA Darul Hikmah Menganti Jepara. Uji coba yang dilakukan adalah uji coba tahap 1 yaitu pada kelas kecil yang berjumlah 9 peserta didik, tiga peserta didik dengan nilai rata-rata atas, tiga peserta didik dengan nilai rata-rata tengah dan tiga peserta didik dengan nilai rata-rata bawah. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, diperlukan sumber-sumber data yang dapat dipercaya kebenarannya dan teknik yang sesuai agar mendapatkan 46

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2010). Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti: a) Metode angket (kuesioner) Angket (kuesioner) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya terhadap responden). Angket berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sukmadinata, 2010). Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kebutuhan peserta didik terhadap media pembelajaran LKS Multiple Level Representasi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran khususnya dalam materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Selain itu metode ini juga digunakan untuk penilaian dari pendapat ahli. b) Metode Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti, apa-apa yang harus diteliti, atau permasalahan-permasalahan mendalam yang ingin diketahui dari responden sebagai subjek penelitian, dimana jumlah responden tersebut sedikit atau kecil (Sugiyono, 2010). Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan tanya jawab secara langsung, antara peneliti dan subjek yang menjadi sumber data. Sumber data pada wawancara ini berasal dari guru kimia M.A. Darul Hikmah Menganti. Wawancara dengan 47

guru kimia bertujuan untuk melakukan studi pendahuluan mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kimia di sekolah tersebut dan untuk menganalisis kebutuhan LKS pembelajaran kimia. c) Metode tes Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas baik berupa pertanyaan (yang harus dijawab) atau perintah (yang harus dilaksanakan) oleh peserta didik, sehingga diperoleh nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi (Sudijono, 2011). Penelitian ini menggunakan metode tes dalam bentuk pretest dan posttest dengan bentuk tertulis yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan LKS Multiple Representasi, dengan tujuan untuk mendapatkan data apakah terdapat perbedaan nilai antara sebelum dan sesudah perlakuan. Tes diberikan kepada kelas dengan alat tes yang sama. d) Observasi Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Metode observasi dilakukan dengan mengisi lembar observasi dan mengamati secara langsung keadaan pembelajaran, keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran kimia untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Ada dua 48

aspek yang diamati dalam penelitian ini yaitu : Aspek Afektif dan Aspek Psikomotorik. E. Teknik Analisis Data Teknik analisa data merupakan cara menganalisis data setelah melakukan penelitian. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber setelah melakukan penelitian dengan observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi (Hadi, 2004). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini merupakan analisis yang mampu mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian dan pengembangan yaitu keefektifan penggunaan LKS dalam pembelajaran kimia untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. a. Analisis Data Angket 1) Analisis Angket Kebutuhan Peserta Didik Data yang diperoleh melalui angket akan dianalisa dan diolah sehingga diperoleh presentase kebutuhan peserta didik terhadap sumber belajar, metode pembelajaran, dan minat belajar kimia, sehingga dapat diketahui kebutuhan peserta didik. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase sebagai berikut: Keterangan: n Persentase = = jumlah = jumlah seluruh item angket 49 (jawaban x bobot tiap pilihan) x100% n x bobot tertinggi

2) Analisis Validasi Ahli Uji validitas LKS diperlukan untuk menunjukkan kesesuaian antara teori penyusunan dengan LKS yang disusun, menentukan apakah LKS yang telah dibuat itu cukup valid (layak, baik) atau tidak. Apabila tidak atau kurang valid berdasarkan teori dan masukan perbaikan validator, LKS tersebut perlu diperbaiki. Valid atau tidaknya LKS ditentukan dari kecocokan hasil validasi empiris dengan kriteria validitas yang ditentukan. Angket validasi menggunakan rating scale skala 3. Jumlah total skor validasi kemudian dihitung presentasenya dengan rumus sebagai berikut : Keterangan: n Skor (%) = = jumlah Jumlah Skor Komponen Validasi x 100% Skor maksimal = jumlah seluruh item angket. Rumus di atas digunakan sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan dengan ketetapan yang dijelaskan pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Konversi Tingkat Pencapaian (Riduwan, 2009) Tingkat Pencapaian Kategori Keterangan 81%-100% Sangat Baik Tidak perlu direvisi 61% - 80% Baik Tidak Perlu direvisi 50

41% - 60% Cukup Direvisi 21% - 40% Kurang Direvisi 0%-20% Sangat Kurang Direvisi b. Analisis Kualitas Instrumen Tes Melakukan uji coba soal pada 27 mahasiswa serta menghitung validitas, reabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal. 1) Analisis Validitas Soal Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah. Untuk mengetahui validitas perangkat tes digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: (Arikunto, 2006) N XY ( X)( Y) {N X 2 ( X) 2 } {N Y 2 ( Y) 2 } Keterangan: r XY = koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = banyaknya peserta tes X = jumlah skor item 51

Y = jumlah skor total item XY = hasil perkalian antara skor item dengan skor total X 2 = jumlah skor item kuadrat Y 2 = jumlah skor total kuadrat Kemudian hasil r xy yang diperoleh dari perhitungan dibandingkan dengan harga tabel r product moment. Harga r tabel dihitung dengan taraf signifikansi 5 % dan N sesuai dengan jumlah peserta didik. Jika r xy > r tabel, maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid. (Sudijono, 2011) 2) Analisis Reliabilitas Soal Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Untuk perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006): r 11 = ( n n 1 ) pq (S2 S 2 ) Keterangan: r 11 p = reliabilitas test secara keseluruhan = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p) n = banyaknya item 52

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah alat varians) Kemudian hasil r 11 yang diperoleh dari perhitungan dibandingkan dengan harga r tabel. Harga r tabel dihitung dengan taraf signifikansi 5 %. Jika r 11 > r tabel, maka dapat dinyatakan butir soal tersebut reliabel. 3) Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran soal ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Didalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P (proporsi). Rumus mencari P adalah : P = B JS Keterangan: P = Tingkat kesukaran B = Jumlah siswa menjawab benar butir soal JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Mengenai bagaimana cara memberikan penafsiran terhadap angka indek kesukaran item, Robert dan Elizabeth dalam 53

bukunya Annas Sudijono mengemukakan sebagai berikut : (Sudijono, 2011) Tabel 3.2 Interpretasi Indeks Kesukaran Item No Besarnya P Interpretasi 1 Kurang dari 0,30 Terlalu sukar 2 0,30-0,70 Cukup(Sedang) 3 Lebih dari 0,70 Terlalu Mudah 4) Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang telah menguasai materi dan belum menguasai materi. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat DP. Rumus mencari indeks diskriminasi (DP) adalah Keterangan: DP :Daya pembeda Soal DP = BA JA BB JB BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab pertanyaan dengan benar BB :Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab pertanyaan dengan benar JA : Banyaknya peserta kelas atas 54

JB : Banyaknya peserta kelas bawah Hasil dari DP kemudian di interpretasi pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Interpretasi Daya Beda Item Soal (Sudijono, 2011) No Angka Indeks Klasifikasi 1 Kurang dari 0,20 Poor 2 0,20-0,40 Satisfactory 3 0,40-0,70 Good 4 0,70-1,00 Exellent 5 Bertanda Negatif - c. Penilaian Kualitas LKS Penilaian kualitas LKS MLR ditentukan melalui penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. 1) Penilaian Ranah Kognitif Penilaian kognitif dilakukan dengan melihat hasil belajar peserta didik berupa hasil pre test dan post test. Keberhasilan yang ingin dilihat yaitu seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi. Untuk lebih jelasnya dapat menggunakan rumus berikut ini: Persentase = (jawaban x bobot tiap pilihan) x100% n x bobot tertinggi Pada penelitian ini target aspek kognitif adalah tingkat ketuntasan dari peserta didik yaitu 75%, sehingga dapat dikatakan layak. Adapun rumus di atas digunakan sebagai ketentuan dalam 55

memberikan makna dan pengambilan keputusan dengan ketetapan yang dijelaskan pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Kategori Pencapaian Penilaian ranah Kognotif, Afektif dan Psikomotorik (Purwanto, 2001) Tingkat penguasaan Predikat 86-100% Sangat baik 76-86% Baik 60-75% Cukup 55-59% Kurang 54% Sangat Kurang 2) Penilaian Ranah Afektif dan Psikomotorik Penilaian ranah afektif dan psikomotorik peserta didik melalui kegiatan diskusi. Skor penilaian afektif dan psikomotorik dihitung dengan rumus yang sama dengan penilaian kognitif. Hasil perhitungan penilaian ranah afektif dan psikomotorik kemudian ditafsirkan dengan rentang kualitatif seperti pada tabel 3.4 d. Persentase Tanggapan Peserta didik Terhadap LKS Data yang diperoleh melalui angket akan dianalisa dan diolah sehingga diperoleh presentase tanggapan peserta didik terhadap LKS bermuatan multiple representasi, sehingga dapat diketahui kelayakan produk tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase sebagai berikut: 56

Keterangan: (jawaban x bobot tiap pilihan) Persentase = x100% n x bobot tertinggi n = jumlah = jumlah seluruh item angket Rumus di atas digunakan sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan dengan ketetapan yang dijelaskan pada tabel 3.1. 57