BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS SARANA DAN PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA (BIOLOGI) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI DI SMA SWASTA NUSANTARA LUBUK PAKAM

BAB I PENDAHULUAN. nantinya dapat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa di sekolah.

BABI PENDAHULUAN. ( dalam Sapriati, 2006:2) Biologi membahas tentang makhluk hidup, alam, pengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prima Mutia Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi alat-alat tubuh organisme dengan segala keingintahuan. Segenap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau penurunan dan teori saja,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DAN PERMASALAHANNYA DI SMA NEGERI SE KABUPATEN KARO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembelajaran di mana peserta didik (siswa)

BAB III SILABUS. Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian. Mengamati struktur sel hewan dan sel tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. IPA merupakan mata pelajaran yang sering dianggap sulit oleh para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan kualitas pendidikanpun harus ditingkatkan (Lusiana, 2015:1). (PISA) terhadap kemampuan sains siswa berusia 15 tahun di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mahluk hidup, lingkungan, dan interaksinya.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran. Materi Pembelajaran. Zat gizi dan fungsinya bagi. makanan. manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kekhususannya adalah pada metode yang digunakan oleh para ilmuwan untuk

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang dibutuhkan manusia. Dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini melibatkan keterampilan dan penalaran. Untuk. untuk kreatif, percaya diri dan berfikir kritis.

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi pada semua guru yang memiliki tanggung jawab untuk. atas diantaranya adalah siswa harus memiliki kemampuan dalam

I. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem pencernaan termasuk ke dalam mata pelajaran Biologi.

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar karakter materi fisika merupakan konsep-konsep abstrak atau

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

53. Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

Proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ 3, 4 dan 5 adalah...

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar Biologi tidak selamanya berjalan efektif, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lidia Rahmawati, 2013

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

I. PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. Keterampilan proses sains sangat penting dimiliki oleh siswa untuk. menghadapi persaingan di era globalisasi yang menuntut persaingan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan gabungan dari Fisika dan Biologi. Di Sekolah Menengah Atas. mata pelajaran fisika akan berdiri sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Biologi merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern tentunya menuntut untuk lebih

12. Mata Pelajaran Biologi Untuk Paket C Program IPA

I. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah,

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS. No. TIK Modul / Pokok Bahasan / Materi TIK

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang lebih efektif dan efisien. Upaya tersebut meliputi peningkatan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. praktikum juga dapat melatih siswa untuk memiliki kemampuan kerjasama dalam kelompok

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Annisa Setya Rini, 2013

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan salah satu pelajaran IPA yang menarik untuk dipelajari karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakangMasalah

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III PEMBAHASAN. pembelajaran yang semakin luas membawa banyak perubahan dalam dunia

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Di dalam proses

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu ilmu yang memiliki arti penting bagi pendidikan di sekolah. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan tentang kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Menurut Khamidah (2006) mata pelajaran Biologi yang merupakan kelompok Biologi pada hakikatnya adalah produk, proses, sikap, dan teknologi. Oleh karena itu, sebagai bagian dari proses pendidikan nasional, pembelajaran Biologi sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (scientific inquiry). Metode yang paling tepat untuk merealisasikan pendekatan tersebut adalah secara eksperimen. Eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan atau praktikum. Mastika (2014) menyatakan praktikum akan lebih efektif untuk meningkatkan keahlian siswa dalam pengamatan dan meningkatkan keterampilan serta sebagai sarana berlatih dalam menggunakan peralatan. Selain itu dengan praktikum siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu, aktif, kreatif, inovatif, serta menumbuhkan kejujuran ilmiah. Selanjutnya Sobiroh (2006) juga mengemukakan praktikum merupakan salah satu kegiatan laboratorium yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar IPA. Dengan adanya praktikum, maka siswa akan dapat mempelajari IPA melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses IPA, dapat melatih kemampuan berpikir ilmiah dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru melalui metode ilmiah. Oleh karena itu, dalam pembelajaran biologi perlu diterapkan metode ilmiah, sehingga siswa akan mempunyai sikap ilmiah dalam bidang biologi. Kegiatan praktikum Biologi di SMA lebih difokuskan pada kelas XI, karena peserta didik kelas X masih banyak menerima materi teori seputar konsep dasar ilmu pengetahuan alam. Para siswa kelas X baru mendapatkan pengenalan alat

2 praktikum. Kemudian untuk peserta didik kelas XII lebih fokus untuk me-recall materi-materi yang telah didapatkan untuk persiapan menempuh ujian akhir. Keberadaan laboratorium Biologi yang mendukung keberhasilan proses belajar mengajar Biologi tentu harus memenuhi syarat minimal berdirinya laboratorium terkait kelengkapan alat/sarana sesuai dengan standar sarana dan prasarana pendidikan, yaitu Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 dan bagaimana pemanfaatannya dalam kegiatan praktikum di laboratorium. Alat/sarana di laboratorium harus dimanfaatkan secara optimal dalam kegiatan praktikum. Selain dari sisi alat, pemanfaatan fungsi laboratorium juga harus optimal untuk menunjang pembelajaran Biologi sehingga peserta didik memperoleh pemahaman secara optimal, baik teori maupun praktik. Hasil penelitian Hudha (2011) Pengelolaan kegiatan praktikum biologi bagi mahasiswa praktikan dari Jurusan Pendidikan Biologi FKIP-UMM belum sesuai harapan mahasiswa (73,6%), hal ini disebabkan oleh: (1) kurang kondusifnya ruang laboratorium (56,4%); (2) Materi praktikum tidak sinergis dengan teori di kelas artinya materi praktikum dilaksanakan tetapi teori belum diajarkan, sehingga berakibat rendahnya penguasaan materi praktikum; (3) pola pembimbingan asisten yang belum efektif (51,8%); (4) pola pembimbingan instruktur yang belum efektif (48,2%); dan (5) jumlah asisten yang kurang. Praktikum biologi di lapangan dewasa ini ternyata masih banyak kendala. Permasalahan yang dapat dihadapi guru dalam menyelenggarakan praktikum menurut Gebel (1994) antara lain: kurangnya peralatan praktikum, kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengelola kegiatan praktikum. Selain dari itu, kurangnya asisten yang membantu guru dan terlalu banyaknya jumlah siswa yang menyulitkan pengaturan proses kegiatan. Hasil penelitian Anggraeni (2001) menunjukkan bahwa praktikum masih kurang diberdayakan di lapangan, karena banyak guru enggan melakukan praktikum dianggap menyita waktu dan tenaga. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan beberapa konsep sulit dan abstrak justru diajarkan dengan hanya metode ceramah.

3 Dengan demikian, kurangnya pelaksanaan praktikum di sekolah merupakan gejala yang mengkhawatirkan dalam pengembangkan keterampilan proses siswa (Roth, 1992). Dalam pembelajaran biologi pemanfaatan laboratoriumatau kegiatan praktikum merupakan bagian dari proses belajar mengajar. Melalui kegiatan siswa akan membuktikan konsep teori yang sudah ada dan dapat mengalami proses percobaan itu sendiri, kemudian mengambil kesimpulan, sehingga dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran diharapkan hasil belajarnya dapat meningkat. Yurnani (2010) menemukan bahwa pemanfaatan laboratorium berkoreksi positif dengan hasil belajar biologi. Untuk itu, perlu dilakukan pembenahan dalam pelaksanaan praktikum biologi, sehingga setiap praktikum bermanfaat bagi siswa dalam menunjang pemahamannya terhadap materi pelajaran. Sekolah perlu menambahkan kelengkapan alat dan bahan untuk mendukung kelancaran praktikum biologi. Hasruddin & Rezeqi (2012) juga menemukan masih banyak sekolah dalam pencapaian tujuan pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas saja dengan metode ceramah dan penugasan, padahal materi tersebut dituntut untuk dipraktikumkan. Kegiatan praktikum ini masih jarang dilakukan dikarenakan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan ketidaklengkapan sarana dan prasarana di laboratorium, kurang tersedianya alat dan bahan yang dibutuhkan, tidak tersedianya penuntun praktikum biologi, lembar kerja praktikum masih sangat terbatas dan tergantung kepada guru dan buku pegangan siswa, ketidaan jadwal praktikum yang tetap serta keterbatasan waktu pembelajaran yang ada. Dalam silabus kelas XI terdiri 6 bab, materi yang ada praktikumnya adalah pada bab 1 sistem pencernaan (praktek menguji makanan, praktek tentang enzim dan kerja enzim, mengidentifikasi sistem pencernaan makan manusia; pada bab 2 sistem pernapasan (mengidentifikasi struktur dan fungsi pada sistem pernapasan manusia); pada bab 3 sistem ekskresi pada manusia (studi membaca untuk mengidentifikasi sistem ekskresi manusia, diskusi struktur, fungsi dan gangguan (penyakit) pada ginjal sebagai alat ekskresi. struktur dan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi, struktur dan fungsi hati sebagai alat ekskresi dan struktur dan fungsi kulit sebagai alat ekskresi); pada bab 4 sistem saraf (struktur, fungsi dan proses

4 pada sistem saraf manusia, eksperimen tentang gerak refkleksi, membuat poster tentang narkoba, praktikum tentang sistem indera manusia, struktur dan fungsi pada sistem indera manusia diskusi mengenai sistem hormone dan mengukur volume udara pernapasan); pada bab 5 sistem reproduksi pada manusia (mengamati gambar tentang alat reproduksi pria dan wanita, diskusi proses spermatogenesis, menstruasi, fertilisasi dan kehamilan, diskusi macam-macam KB dan diskusi tentang reproduksi hewan.); pada bab 6 Sistem kekebalan tubuh manusia (diskusi dan mendekripsikan sistem kekebalan tubuh manusia, mengumpulkan informasi tentang penyakit yang terjadi pada sistem kekebalan tubuh manusia (AIDS)). Observasi awal telah dilakukan SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam pada 15 April 2016, dari hasil wawancara di SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam diperoleh data bahwa tidak ada tersedianya penuntun praktikum biologi yang lengkap, lembar kerja praktikum masih sangat terbatas dan tergantung kepada guru dan buku pegangan siswa, ketiadaan jadwal praktikum yang tetap serta keterbatasan waktu pembelajaran yang ada. Kadang guru juga hanya melakukan demonstrasi untuk membuktikan suatu teori sehingga peserta didik tidak dapat mempraktekkan dan membuktikannya sendiri kebenaran dari teori tersebut. Kegiatan praktikum masih kurang diberdayakan di lapangan, karena banyak guru yang melakukan praktikum dianggap menyita waktu dan tenaga. Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul Analisis Sarana dan Pemanfaatan Laboratorium IPA (Biologi) dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI di SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2015/2016.

5 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi berbagai masalah yang berhubungan dengan pemanfaatan laboratorium biologi SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam antara lain: 1. Minimnya atau kurang lengkapnya sarana dan prasarana di laboratorium. 2. LKS masih sangat terbatas sehingga tergantung kepada guru dan buku pegangan siswa. 3. Terbatasnya waktu yang ada antara pembelajaran dan praktikum. 1.3. Batasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya membahas tentang kondisi sarana laboratorium, minat terhadap kegiatan laboratorium, frekuensi pemanfaatan laboratorium serta faktor penghambat pemanfaatan laboratorium biologi pada SMA Swasata Nusantara Lubuk Pakam. Analisis sarana dan pemanfaatan laboratorium ini dilaksanakan pada kelas XI semester genap. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi penelitian, rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi: 1. Bagaimana kondisi sarana laboratorium biologi sesuai standar Permendiknas No.24 Tahun 2007 di SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam? 2. Bagaimana minat siswa terhadap kegiatan laboratorium biologi di kelas XI SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam? 3. Bagaimana frekuensi pelaksanaan praktikum dan pemanfaatan laboratorium biologi di kelas XI SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam? 4. Apa sajakah kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan laboratorium biologi di kelas XI SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam?

6 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui kondisi laboratorium biologi sesuai standar Permendiknas No.24 Tahun 2007 di SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam. 2. Mengetahui minat siswa terhadap kegiatan laboratorium biologi di kelas XI SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam. 3. Mengetahui frekuensi pelaksanaan praktikum dan pemanfaatan laboratorium biologi di kelas XI SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam. 4. Mengetahui kendala dihadapi dalam pemanfaatan laboratorium biologi di kelas XI SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam. 1.6. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan gambaran dan informasi tentang kondisi sarana dan prasarana laboratorium biologi di kelas XI SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam yang sangat berpengaruh terhadap pemanfaatannya. 2. Dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk pengembangkan ilmu yang berkaitan dengan masalah pemanfaatan laboratorium sekolah dalam proses pembelajaran biologi di SMA khususnya pada umumnya dalam bidang kajian ilmu pendidikan. 3. Memberikan informasi dan masukan kepada guru-guru biologi di SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam tentang pentingnya pemanfaatan laboratorium dalam pertimbangan bagi para Kepala Sekolah dan Dinas Pendidikan setempat untuk memberikan pembinaan dalam pengelolaan dan pengembangan laboratorium biologi di SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam.