BIOAKUMULASI LOGAM Fe OLEH CACING AKUATIK DALAM PROSES REDUKSI LUMPUR

dokumen-dokumen yang mirip
BIOKONSENTRASI LOGAM Fe OLEH CACING AKUATIK DALAM PROSES REDUKSI LUMPUR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan industri (Singh, 2001). Hal ini juga menyebabkan limbah

PERBANDINGAN TINGKAT REDUKSI LUMPUR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN CACING AKUATIK Tubifex sp. DAN Lumbriculus sp.

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

TARIF LINGKUP AKREDITASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

PENGARUH PENAMBAHAN CACING AKUATIK TERHADAP KONSENTRASI NITROGEN DAN FOSFOR DALAM PROSES REDUKSI LUMPUR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

BAB I PENDAHULUAN. oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599 (Afrianti, 2010:78).

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

2. TINJAUAN PUSTAKA. Perairan Teluk Jakarta secara geografis terletak pada 5º56 15 LS-6º55 30

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan seringkali. berupa dampak positif maupun negatif. Salah satu aktivitas manusia yang

lingkungan terutama perairan banyak disumbangkan oleh usaha-usaha seperti pertambangan, pertanian, perkebunan, industri dan kegiatan domestik yang men

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak negatif akibat aktivitas manusia adalah turunnya kualitas

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kawasaki Motor Indonesia Green Industry Sumber Limbah

TINJAUAN PUSTAKA. pengumpul hujan dan juga berbagai kehidupan manusia. Umumnya sungai

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

BAB 6 PENCEMARAN LOGAM BERAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, khususnya lingkungan perairan, dan memiliki toksisitas yang tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran Perairan

Lampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Elysa Dwi Oktaviana Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, MT L/O/G/O

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

V.2 Persyaratan Air Baku Air Minum Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh air baku dalam sistem pengolahan air minum, yaitu:

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Lampiran F - Kumpulan Data

PENENTUAN KUALITAS AIR

Transkripsi:

BIOAKUMULASI LOGAM Fe OLEH CACING AKUATIK DALAM PROSES REDUKSI LUMPUR Di susun oleh : Ro du Dhuha Afrianisa Dosen Pembimbing : Ir. Atiek Moesriati, M.Kes. Dosen Co-Pembimbing: Alfan Purnomo, ST., MT. 1

Latar Belakang (1) Huang et al., 2012 Lumpur produk pengolahan limbah mengandung zat organik, patogen, dan logam berat. Analisis awal Kandungan besi pada lumpur produk pengolahan limbah sebesar 17.100 mg/kg. Permentan, 2006 Baku mutu mikronutrien tanah pada pupuk organik dan pembenahan tanah yaitu maksimal 400 mg/kg 2

Latar Belakang (2) Clark (1986) dan Diniah (1995) Besi merupakan logam transisi dimana diperlukan dalam konsentrasi rendah dan bersifat racun pada konsentrasi tinggi Ellisen et al. (2012) Pengolahan lumpur dengan menggunakan reaktor cacing akuatik.tubificidae dan Lumbriculidae merupakan cacing akuatik 3

Latar Belakang (3) Zhang (2012) Tubifex sp memiliki tingkat konsumsi yang tinggi, toleran terhadap polutan dan senyawa toksik Karlsson, 2013 Lumbriculus sp merupakan organisme yang toleran terhadap pencemar dan dapat mengakumulasi logam 4

Rumusan Masalah dan Tujuan Berapa besar jumlah logam Fe pada cacing Tubifex sp dan Lumbriculus sp akibat reduksi lumpur dari IPAL unit bak pengendap II. Bagaimana pengaruh jenis cacing dan rasio worm per sludge (w/s) terhadap proses akumulasi logam Fe pada reaktor cacing akuatik. Menganalisis jumlah kandungan Fe pada cacing akuatik akibat reduksi lumpur dari IPAL unit bak pengendap II. Untuk menganalisis pengaruh jenis cacing dan rasio worm per sludge ) terhadap proses akumulasi logam Fe pada reaktor cacing akuatik. 5

Manfaat Penelitian 1. Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai besar akumulasi logam Fe dalam cacing akuatik dalam mereduksi lumpur, 2. Diharapkan dapat memberikan alternatif pengolahan lumpur limbah secara biologis dengan memanfaatkan cacing akuatik.

Ruang Lingkup Penelitian 1. Effluent secondary treatment (lumpur sekunder) unit IPAL, 2. Parameter yang diukur : Fe dengan metode fenantrolin 4. Jenis cacing : Tubifex sp dan Lumbriculus sp, 5. Rasio (worm per sludge ) : 0,4: 0,6: 0,8. 6. Reaktor menggunakan sistem batch. 7

Tinjauan Pustaka (1) Karakteristik kimia Lumpur Keberadaan logam berat dalam lumpur limbah kebanyakan bersumber dari limbah industri baik skala besar maupun skala kecil. Bergantung pada sumbernya, lumpur dapat mengandung bermacam logam diantaranya aluminium (Al), arsenic (As), boron (B), cadmium (Cd), krom (Cr), kobalt (Co), tembaga (Cu), besi (Fe), merkuri (Hg), mangan (Mn), nikel (Ni), timbal (Pb), selenium (Se), dan seng (Zn). Sanin et al. (2011) 8

Tinjauan Pustaka (2) Besi Besi adalah elemen kimiawi pada umumnya di dalam air dapat bersifat: 1. Terlarut sebagai Fe 2+ (fero) atau Fe 3+ (feri) 2. Tersuspensi sebagai butiran koloidal (diameter < 1 μm) atau lebih besar seperti Fe 2 O 3, FeO, FeOOH, Fe(OH) 3 dan sebagainya 3. Tergabung terhadap zat organis dan zat padat yang inorganis (seperti tanah liat) Alaert dan Santika, 1987 9

Tinjauan Pustaka (5) Keberadaan oligochaeta akan meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi limbah. Bahan organik merupakan sumber makanan dasar bagi oligochaeta. Hal ini membuat kelompok oligochaeta menjadi komponen penting dalam proses self-purification di perairan, terutama di perairan yang tercemar Jablonska, 2013 10

Tinjauan Pustaka (3) Tubifex sp. Kedudukan taksonomi cacing: Famili : Tubificidae Genus : Tubifex Species : Tubifex tubifex Sumber : Siahaan et al., 2013 Zhang, 2012 Tubifex tubifex memiliki tingkat konsumsi tinggi, rentang hidup yang panjang dan kapasitas yang unggul untuk mentolerir polutan dan senyawa beracun dalam ekosistem akuatik. 11

Tinjauan Pustaka (4) Lumbriculus sp Kedudukan taksonomi cacing: Famili : Lumbriculidae Genus : Lumbriculus Spesies : Lumriculus variegatus Sumber :Karlsson 2013 Karlsson, 2013 Lumbriculus sp merupakan organisme yang toleran terhadap pencemar dan kemungkinan terdapat di badan air mengalir yang bersih sampai kotor. Lumbriculus sp pada umumnya digunakan untuk mengukur bioakumulasi 12

Tinjauan Pustaka (6) Elissen, 2007 13

REAKTOR CACING AKUATIK 14

PELAKSANAAN PENELITIAN Cacing Tubifex sp dan Lumbriculus sp dicuci dengan air yang mengalir dan tidak diberi makan selama 1 hari. Cacing dan lumpur dimasukkan ke dalam kompartemen lumpur dalam reaktor. Air sebanyak ±4 L dimasukkan ke dalam kompartemen air Aerator dikondisikan hingga sesuai DO yang diinginkan. Analisis Fe pada cacing, lumpur dan air dilakukan setiap hari Analisi ph, suhu dan DO dilakukan sebagai parameter pendukung 15

16

17

18

19

20

Waktu (hari) Tubifex sp. Rasio w/s 0.4 0.6 0.8 0 8.17 8.07 8.11 1 8.09 7.86 7.75 2 8.34 8.04 7.95 3 7.51 7.57 7.5 4 7.65 7.89 7.75 5 7.3 7.65 7.52 6 7.59 7.55 7.47 7 7.82 7.74 7.68 Analisis ph Waktu (hari) Lumbriculus sp. Rasio w/s 0.4 0.6 0.8 0 8.41 8.36 8.33 1 8.39 8.31 8.28 2 7.98 7.86 7.91 3 7.99 7.93 7.82 4 8.20 8.27 8.25 5 8.15 8.02 7.64 6 8.01 8.05 7.99 7 8.37 8.33 8.38 21

Tubifex sp. Suhu air ( C) tiap rasio Waktu w/s (hari) 0.4 0.6 0.8 0 30 30 30 1 31 31 31 2 28 28 28 3 28 28 28 4 28 28 28 5 28 28 28 6 30 30 30.5 7 30 30 30 Analisis Suhu Lumbriculus sp. Waktu Suhu air ( C) tiap rasio w/s (hari) 0.4 0.6 0.8 0 30 30 30 1 30 30 30 2 30 30 30.5 3 29 29 29.5 4 30 29.5 30 5 30 30 30 6 29 29 28.5 7 30 30 30 22

Analisis DO Waktu DO air (mg/l) Tubifex sp (hari) 0.4 0.6 0.8 0 3.16 3.3 3.5 1 3.14 3.27 3.45 2 3.18 3.25 3.11 3 2.98 3.23 3.28 4 2.79 3.2 3.48 5 3.07 3.47 3.95 6 3.08 3.39 3.49 7 3.22 3.4 3.34 Waktu DO air (mg/l) Lumbriculus sp (hari) 0.4 0.6 0.8 0 3.56 3.51 3.53 1 3.38 3.39 3.37 2 3.37 3.36 3.35 3 3.34 3.32 3.31 4 3.1 3.17 3.17 5 3.18 3.18 3.22 6 3.26 3.28 3.28 7 3.29 3.31 3.33 23

Analisis Fe pada lumpur Variasi Tubifex sp Waktu Konsentrasi Fe (mg/kg) (Hari) 0,4 0,6 0,8 0 17100 17100 17100 1 15300 15100 15000 2 16200 15300 13100 3 16800 15000 14200 4 15800 16800 13700 5 14500 15700 13700 Konsentrasi (mg/l) 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 Fe di lumpur 0,4 0,6 0,8 6 9400 12900 12100 7 11400 11000 11000 0 0 1 2 3 4 5 6 7 Waktu (hari) 24

Analisis Fe pada lumpur Variasi Lumbriculus sp Waktu (Hari) Konsentrasi Fe (mg/kg) 0.4 0.6 0.8 0 18902.8 18902.8 18902.8 1 17972.9 17972.9 16910.2 2 17441.6 14519.1 16644.5 3 15316.2 19832.6 14519.1 4 10972.4 12128.1 10972.4 5 16551.5 19361.1 16551.5 6 13629.1 15246.8 16020.2 7 22051.0 12832.1 11769.4 Konsentrasi (mg/l) 25000 20000 15000 10000 5000 0 Fe pada lumpur 0 1 2 3 4 5 6 7 Waktu (hari) 0,4 0,6 0,8 25

Analisis Fe pada Cacing Variasi Tubifex sp Waktu (Hari) Konsentrasi Fe pada cacing mg/kg 0.4 0.6 0.8 0 800 800 800 1 2100 2400 1600 2 2200 2300 1800 3 2200 2600 1900 4 4976 4100 3300 5 4120 4487 4242 6 5465 5220 6198 7 5220 4976 5465 Konsentrasi (mg/l) 7000,00 6000,00 5000,00 4000,00 3000,00 2000,00 1000,00 0,00 Fe pada cacing Tubifex sp 0 1 2 3 4 5 6 7 Waktu (hari) Rata-rata peningkatan terbesar terjadi pada rasio 0,4 yaitu 369,28% atau 2954,3 mg/kg 26 o,4 0,6 0,8

Analisis Fe pada Cacing Variasi Lumbriculus sp Waktu (Hari) Konsentrasi Fe pada cacing mg/kg 0.4 0.6 0.8 0 740.6 740.6 740.6 1 973.0 1072.7 1072.7 2 1105.9 1570.8 1271.9 3 873.4 906.6 674.1 4 1504.4 1238.7 1902.9 5 1570.8 1869.7 2035.7 6 1471.2 1803.3 1637.2 7 1537.6 1703.6 2035.7 Konsentrasi (mg/l) Fe pada Cacing Lumbriculus sp 2500,00 2000,00 1500,00 1000,00 500,00 0,00 0 1 2 3 4 5 6 7 Waktu (hari) 0.4 0.6 0.8 Rata-rata peningkatan terbesar terjadi pada rasio 0,8 yaitu 105,06% atau 778 mg/kg 27

Variasi Tubifex sp Analisis Fe pada Air Waktu (Hari) Konsentrasi Fe di air mg/l 0.4 0.6 0.8 12,00 10,00 0 0.08 0.08 0.09 1 0.25 0.75 0.25 8,00 2 0.19 0.29 2.93 3 3.10 2.44 4.37 6,00 4 0.45 3.00 7.33 4,00 5 4.18 5.76 6.52 6 6.18 9.60 8.94 2,00 7 4.69 6.79 8.96 0,00 Konsentrasi Fe Fe pada Air 0 1 2 3 4 5 6 7 Hari ke o,4 0,6 0,8 28

Variasi Lumbriculus sp Waktu (Hari) Konsentrasi Fe di air mg/l 0.4 0.6 0.8 0 0.12 0.28 1.03 1 0.67 4.26 5.24 2 1.87 2.53 2.59 3 1.92 2.32 2.05 4 1.42 1.79 1.42 5 2.32 3.91 5.24 6 2.32 4.71 4.71 7 4.18 6.30 7.90 Analisis Fe pada Air konsentrsi (mg/l) 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 Fe dalam air 0 1 2 3 4 5 6 7 Waktu (hari) 0,4 0,6 0,8 29

Rata-rata jumlah logam Fe yang terkandung dalam tubuh cacing Tubifex sp. dan Lumbriculus sp. akibat proses reduksi lumpur masing masing 295.427,87 mg/kg dan 77.804,77 mg/kg dengan peningkatan sebesar 369,28% dan 105,6%. Cacing Tubifex sp. mampu mengakumulasi logam Fe dengan prosentase yang lebih besar dibandingkan dengan cacing Lumbriculus sp. Rasio w/s yang paling besar dalam mengakumulasi logam Fe pada cacing Tubifex sp. adalah rasio 0,4 dan pada cacing Lumbriculus sp. pada rasio 0,8. KESIMPULAN 30

Saran Perlu dilakukan penelitian mengenai biomagnifikasi logam Fe pada tubuh cacing akuatik dalam proses reduksi lumpur, sehingga dapat diketahui bioakamulasi logam Fe dalam tubuh cacing. 31

TERIMAKASIH 32