10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan tak dapat dipungkiri, hal ini ditandai dengan berkembangnya tekhnologi transportasi dan telekomunikasi. Perkembangan tersebut sejalan dengan meningkatnya taraf hidup manusia dan kebutuhannya yang semakin kompleks. Salah satu kebutuhan tersebut yakni sarana transportasi atau pengangkutan yang memadai. Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki lima pulau besar. Yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian. Yang mana, jarak antara satu pulau dengan pulau yang lain tidaklah dekat.oleh karena itu, dibutuhkan alat transportasi yang memadai. Dengan sarana transportasi yang memadai, jarak antara satu tempat dan tempat lainnya terasa semakin dekat dan tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. 1 Fungsi dan peran pengangkutan sangat penting dalam kehidupan masyarakat dan berpengaruh pada berbagai aspek. Baik sosial, politis, hukum dan ekonomi. Dari aspek hukum, dalam pengoprasian dan pemilikan alat angkutan diperlukan ketentuan hukum mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab serta perasuransian apabila terjadi kecelakaan. 2 1 Binsar Pardamean Siregar, Tinjauan Hukum Terhadap Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Barang Melalui Kereta Ap, Skripsi 1999, hal 3 2 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2008, hal. 79
11 Kemajuan dibidang transportasi mendorong pengembangan ilmu hukum, baik perundang-undangan maupun kebiasaan yang berlaku dibidang pengangkutan. Sesuai atau tidaknya undang-undang maupun kebiasaan yang berlaku sekarang dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini tergantung dari penyelenggaraan pengangkutan tersebut. Demikian juga perkembangan hukum kebiasaan, seberapa banyak prilaku yang timbul sebagai kebiasaan dalam pengangkutan tergantung dari penyelenggaraan pengangkutan. 3 Perkembangan dalam pengangkutan iini diikuti oleh kebijakan pemerintah, terbukti dengan adanya revisi atau perubahan terhadap peraturan perundangundangan yang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu Undang-undang dalam bidang pengangkutan yang mengalami revis adalah Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 Tentang Perkeretaapian, Lembaran Negara Republik Inonesia Tahun 1992 Nomor 47 yang direvisi menjadi Undangundang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65 ( selanjutnya disingkat UUKA) 4 Dilakukan revisi terhadap Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992, karena Undang-undang tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan perkembangan hukum dalam masyarakat, perkembangan zaman, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya revisi Undang-undang Nomor 13 Tahun 2007 diharapkan semakin memacu perkeretaapian di Indonesia untuk mengoptimalkan pelayanaan kepada pengguna jasa, sekaligus menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama. 3 Op. Cit., h, 5 4 Op. Cit, h, 81
12 Tentang pengangkutan, kita mengenal ada tiga jenis pengangkutan yaitu pengangkutan melalui darat, pengangkutan melalui laut, dan pengangkutan melalui udara. Pada pengangkutan melalui darat dapat dikelompokkan lagi menjadi dua jenis pengangkutan yaitu pengangkutan dengan kendaraan bermotor (jalan raya) dan pengangkutan dengan kereta api. Perkeretaapiaan merupakan moda trasportasi yang memilliki karakteristik dan keunggulan khusus, terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut. Baik orang maupun barang secara massal. Adapun sifat dari kereta api yaitu hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan yang tinggi, tingkat pencemaran yang rendah, serata lebih efisien dibandimg dengan moda transportasi jalan raya untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu lintasnya, seperti angkutan perkotaan. 5 Sarana pengangkutan dengan bus untuk penumpang, dan truk untuk barang dinilai kurang memadai. Maka pengangkutan dengan kereta api memegang peran penting. Meskipun demikian, tak dapat disangkal kemungkinan adanya resiko yang menimbulkan kerugian pada penumpang ataupun pengiriman barang. Terhadap semua yang timbul dalam penyelenggaraan pengangkutan, pengangkut bertanggung jawab sepenuhnya. Baik karena kesengajaan maupun kelalaiannya. Seperti yang tercantum dalam pasal 1366 KUH Perdata, yaitu : Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan oleh perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang sebabkan kelalaian atau kekurang hati-hatiannya. 5 Ibid, h, 82
13 Selanjutnya dalam Pasal 1367 KUH Perdata dinyatakan bahwa : seseorang tidak hanya bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada dibawah pengawasannya. Pengangkutan orang melalui kereta api diatur dalam Bab XI bagian kedua, pasal 130 sampai dengan pasal 138 UUKA. Pada pasal 132 UUKA dinyatakan : 1. Penyelenggara sarana perkeretaapian wajib mengangkut orang yang telah memiliki karcis. 2. Orang yang telah memiliki karcis berhak memperoleh pelayanan sesuai dengan tingkat pelayanaan yang dipilih. 3. Karcis sebagaiman pada ayat (1) merupakan tanda bukti terjadinya perjanjian angkutan orang. Selanjutnya, Pasal 133 ayat (1) UUKA, menyatakan sebagai berikut : Dalam penyelenggaraan pengangkutan orang dengan kereta api, penyelenggara sarana perkeretaapian wajib : 1. Mengutamakan keselamatan dan keamanan orang; 2. Mengutamakan pelayanan kepantingan umum 3. Menjaga kelangsungan pelayanan pada lintas yang ditetapkan 4. Mengutamakan jadwal perjalanan kereta api dan tarif angkutan kepada masyarakat; dan 5. Mematuhi jadwal keberangkatan kereta api.
14 Dari ketentuan kedua pasal diatas, dapat diketahui bahwa dalam penyelenggaraan pengangkutan orang (penumpang) dan barang melalui kereta api, pengangkut berkewajiban mengangkut orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat. Mengingat pentingnya peranan transportasi melalui kereta api, dan betapa besarnya tanggung jawab PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pengangkut (selanjutnya disingkat PT. KAI). Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di PT. KAI, yaitu PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Sesuai dengan penjelasan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul: TINJAUAN HUKUM PENGAWASAN PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENUMPANG DAN BARANG MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007 (STUDI PADA PT. KERETA API (PERSERO) DISVISI REGIONAL I SUMATERA UTARA). B. Permasalahan Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Bagaimana bentuk tanggung jawab PT. KAI terhadap penumpang dan barang? 2. Bagaimana bentuk pengawasan PT. KAI terhadap penyelenggaraan pengangkutan penumpang dan barang melalui kereta api?
15 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab PT. KAI terhadap penumpang dan barang b. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pengawasan terhadap penyelenggaraan pengangkutan Perkeretaapian 2. Manfaat Penulisan a). Bagi Penulis melalui penulisan skripsi ini penulis dapat menambah pengetahuan serta pengalaman dan merupakan suatu kesempatan untuk mengimplemantasikan teori-teori yang selama ini diperoleh dibangku kuliah. b). Bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT. KAI dalam meningkatkan pengawasan PT. KAI (Persero) terhadap penyelenggaraan pengangkutan penumpang dan barang sehingga nantinya penumpang kereta api memiliki kepercayaan penuh terhadap kereta api. c). Bagi Ilmu Pengetahuan Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan segala teori-teori perkuliahan, serta arsip kepustakaan yang ada guna dijadikan pedoman serta perbandingan dalam penulisan skripsi selanjutnya.
16 D. Keaslian Penulisan Setelah mencoba memahami serta bertukar pikiran baik dengan dosen dan orang yang berkompeten di dalamnya, maka penulis memilih judul TINJAUAN HUKUM PENGAWASAN PT. KERETA API (PERSERO) TERHADAP PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN. Dalam hal ini penulis sudah melihat di perpustakaan Fakultas Hukum dan di perpustakaan Fakultas Hukum bahwa tidak ada dijumpai kesamaan judul dengan judul tersebut. E. Tinjauan Kepustakaan Sektor perhubungan sebagai salah satu penggerak roda pembangunan Nasional mempunyai peran yang sangat penting dalam pelayanan jasa transportasi untuk upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin canggih disegala sektor, khususnya di sektor perkeretaapian maka diperlukan upaya pengawasan yang teratur dalam pelaksanaan penyelenggaraan perkeretaapian tersebut. Dalam hal ini penulis mencoba mengkaji dalam skripsi ini, dimana tujuannya agar perkeretaapian di Indonesia khususnya di stasiun kereta api Medan semakin maju guna mengimbangi kemajuan teknologi dan permintaan masyarakat akan kebutuhannya terhadap pengguna jasa angkutan darat tanpa mengabaikan keselamatan dan kenyamanan. Untuk peningkatan pengawasan di stasiun kereta
17 api Medan maka dibentuk organisasi dan tata kerja Stasiun Kereta Api Medan yang bertanggung jawab kepada Direktorat Jendral Perkeretaapian. 6 Tanggung jawab penyelenggaraan prasarana perkeretaapian diatur dalam Bab VI bagian kedelapan pasal 87 sampai dengan pasal 89 UUKA. Pada pasal 87 UUKA dinyatakan sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian bertanggung jawab kepada penyelenggara sarana perkeretaapian dalam pihak ketiga atas kerugian sebagai akibat kecelakaan yang disebabkan kesalahan pengoprasian prasarana perkeretaapian. 2. Tanggung jawab penyelenggara prasarana perkeretaapian kepada penyelenggara sarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan perjanjian kerja sama antara penyelenggara prasarana perkeretaapian dan penyelenggara sarana perkeretaapian. 3. Penyelenggara prasarana perkeretaapian bertanggung jawab kepada pihak ketiga atas kerugian harta benda, luka-luka, atau meninggal dunia yang disebabkan oleh penyelenggaraan prasarana perkeretaapian. 4. Penyelenggara prasarana perkeretaapian bertanggung jawab terhadap petugas prasarana yang mengalami luka-luka, atau meninggal dunia yang disebabkan oleh pengoprasian prasarana perkeretaapian. 5. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan kerugian yang nyata dialami. 6 Keputusan Menteri Perhubungan No 79 tahun 2004
18 F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan yuridis normative, dimana penulis melakukan inventarisasi terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan suatu bidang hukum tertentu dan mengukur tingkat sinkronisasi (keselarasan) peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan bidang hukum tertentu. 2. Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari penelitian dilapangan yang berupa hasil wawancara dengan responden dari PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Data Sekunder diperoleh dari: a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum berupa peraturan perundangundangan yang dibuat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang antara lain; UU No. 23 Tahun 2007, KUH Perdata, KUH Dagang, dan peraturan pelaksana lainnya. b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum berupa informasi yang diperoleh dari buku-buku referensi, hasil penelitian, makalah, majalah, situs internet, dan pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini. Adapun tujuan dari bahan hukum sekunder ini ialah untuk memberikan penjelasan dari bahan hukum primer.
19 c. Bahan hukum tersier, yang merupakan kamus umum dan kamus hukum. 3. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisa data - data yang diperlukan untuk mendukung penulisan skripsi ini adalah: a. Penelitian kepustakan (Library Research), yaitu dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari studi kepustakaan, buku-buku referensi, peraturan perundang-undangan, majalah-majalah hukum, situs internet,diktat dan juga catatan kuliah serta informasi lain yang dipandang perlu dan mempunyai kaitan dengan judul skripsi ini. b. Penelitian di lapangan (Field Research), untuk memperoleh bahanbahan aktual yang berkaitan dengan skripsi ini, penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. 4. Analisis Data Setelah data sekunder dan data primer diperoleh, kemudian penulis menganalisanya secara kualitatif. Baik data yang berasal dari bahan hukum primer, sekunder, tersier, maupun dari hasil wawancara dengan narasumber. Kemudian data tersebut diperiksa, dipilih, diatur dan disusun secara sistematis sehingga diperoleh gambaran mengenai permasalahan yang diteliti. Selanjutnya ditarik kseimpulan dengan menggunakan metode deduktif, yaitu penulis akan menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus dalam upaya menjawab permasalahan.
20 5. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian bertempat di PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Prof. H.M. Yamin, SH., No. 14 Medan 20231. G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini penulis menguraikannya dalam 5 (lima) bab. Setiap bab terbagi-bagi lagi dalam sub bab yang mempunyai hubungan satu sama lain. Dengan demikian dapat dicegah kesimpangsiuran yang mengakibatkan kesulitan untuk mengartikan dan menelaah isi skripsi ini. 1. Bab I : Pendahuluan Didalam Bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II : Ruang lingkup Hukum Pengangkutan darat menurut Undangundang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian Didalam Bab ini diuraikan sejarah pengangkutan dan prinsip-prinsip pengangkutan, peran dan fungsi pengangkutan, syarat-syarat dan dokumen pengangkutan, gambaran umum PT. Kereta Api Indonesia, dan jenis-jenis pengangkutan melalui kereta api. 3. Bab III : Tanggung jawab PT. Kereta Api Indonesia terhadap penumpang dan barang ditinjau dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
21 Dalam Bab ini diuraikan penyelenggaraan pengangkutan oleh PT. Kereta Api Indonesia, hak dan kewajiban para pihak dalam penyelenggaraan pengangkutan kereta api, tanggung jawab PT. Kereta Api terhadap penumpang dan barang. 4. Bab IV : Tinjauan hukum dan pengawasan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terhadap penyelenggaraan penumpang dan barang menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Dalam Bab ini diuraikan tentang Bentuk pengawasan penumpang dan barang pengguna jasa angkutan darat oleh Administrator stasiun kereta api Medan, kendala-kendala yang dihadapi oleh administrator stasius kereta api Medan dalam penyelenggaraan pengangkutan penumpang dan barang, cara penyelesaian atas kendala-kendala yang dihadapi oleh administrator Stasiun Kereta Api Medan. 5. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan penutup dari skripsi ini, pada Bab ini akan disampaikan uraian mulai dari Bab I sampai Bab IV dengan singkat dan sistematik sebagai jawaban permasalahan. Dan terakhir ditutup dengan saran-saran yang merupakan buah pikiran penulis setelah menguraikan permasalahan yang timbul sesuai dengan judul skripsi.