BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya tekhnologi transportasi dan telekomunikasi. Perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

I. PENDAHULUAN. oleh keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi di dunia usaha akhir akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi adalah salah satu bidang kegiatan yang sangat vital dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dikatakan sangat vital karena sebagai suatu penunjang penting dalam maju

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas perairan laut, sungai, dan danau.diatas teritorial daratan dan perairan

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan nasional merupakan suatu upaya dalam

JURNAL TANGGUNG JAWAB HUKUM PT. KERETA API INDONESIA TERHADAP KERUGIAN PENUMPANG AKIBAT KECELAKAAN KERETA API. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

angkutan umum missal merupakan system angkutan umum yang efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. utamanya dibidang pembangunan ekonomi, maka kegiatan perdagangan merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. yuridis normatif yaitu dengan menelaah ketentuan-ketentuan peraturan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan

PENGANGKUTAN BARANG (Studi Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Kereta Api dalam Penyelengaraan Melalui Kereta api Oleh PT Bimaputra Express)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan perkembangan nasional juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala

I. PENDAHULUAN. sedemikian penting tersebut dicapai melalui proses perjalanan yang cukup. yang saat ini menjadi sangat populer didunia.

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat dapat dikatakan baik apabila transportasi tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, dan lain sebagainya membutuhkan sarana dan prasarana yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perkembangan dan peranan sektor jasa makin

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TANGGUNG JAWAB PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENUMPANG MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB I PENDAHULUAN. maupun orang, karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan

BAB 4 PENUTUP. perkeretaapian dan pelaksanaannya

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. transportasi darat seperti kereta, mobil, bis, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam zaman modern ini segala sesuatu memerlukan kecepatan dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. dibidang asuransi. Mulai sejak zaman sebelum masehi yaitu pada masa kekaisaran

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi angkutan penumpang, angkutan barang, dan angkutan non barang.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat luas dan penting untuk pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB III METODE PENELITIAN. satu atau berupa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1.

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARAT

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

BAB III LANDASAN TEORI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG TANPA TIKET (ILLEGAL) DALAM PENGANGKUTAN DARAT DI INDONESIA

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, baik kesejahteraan jasmani maupun kesejahteraan rohani. Namun di dalam

a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian telah diatur ketentuan-ketentuan mengenai lalu lintas dan angkutan kereta api;

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA

I. PENDAHULUAN. dengan pulau yang lain. Kondisi dan keadaan seperti itulah yang mengakibatkan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang bercirikan nusantara yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 18 TAHUN 2007 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan beragam kebutuhan yang diperlukan masyarakat sebagai konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Laut Dan Perairan Darat, (Jakarta: Djambatan, 1989), hal 120. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kita perlu memahami tentang asuransi. Kebutuhan akan

PENGANGKUTAN ORANG (Studi tentang perlindungan hukum terhadap barang bawaan penumpang di PO. Rosalia Indah)

I. PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dan strategis dalam cakupan upaya pencapaian

BAB II PENYELENGGARAAN JASA ANGKUTAN UMUM PADA PENGANGKUTAN DARAT

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya. Dalam perusahaan

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris dan

Oleh : LANUGRANTO ADI NUGROHO C

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau

Transkripsi:

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan tak dapat dipungkiri, hal ini ditandai dengan berkembangnya tekhnologi transportasi dan telekomunikasi. Perkembangan tersebut sejalan dengan meningkatnya taraf hidup manusia dan kebutuhannya yang semakin kompleks. Salah satu kebutuhan tersebut yakni sarana transportasi atau pengangkutan yang memadai. Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki lima pulau besar. Yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian. Yang mana, jarak antara satu pulau dengan pulau yang lain tidaklah dekat.oleh karena itu, dibutuhkan alat transportasi yang memadai. Dengan sarana transportasi yang memadai, jarak antara satu tempat dan tempat lainnya terasa semakin dekat dan tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. 1 Fungsi dan peran pengangkutan sangat penting dalam kehidupan masyarakat dan berpengaruh pada berbagai aspek. Baik sosial, politis, hukum dan ekonomi. Dari aspek hukum, dalam pengoprasian dan pemilikan alat angkutan diperlukan ketentuan hukum mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab serta perasuransian apabila terjadi kecelakaan. 2 1 Binsar Pardamean Siregar, Tinjauan Hukum Terhadap Tanggung Jawab Pengangkut Dalam Barang Melalui Kereta Ap, Skripsi 1999, hal 3 2 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2008, hal. 79

11 Kemajuan dibidang transportasi mendorong pengembangan ilmu hukum, baik perundang-undangan maupun kebiasaan yang berlaku dibidang pengangkutan. Sesuai atau tidaknya undang-undang maupun kebiasaan yang berlaku sekarang dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini tergantung dari penyelenggaraan pengangkutan tersebut. Demikian juga perkembangan hukum kebiasaan, seberapa banyak prilaku yang timbul sebagai kebiasaan dalam pengangkutan tergantung dari penyelenggaraan pengangkutan. 3 Perkembangan dalam pengangkutan iini diikuti oleh kebijakan pemerintah, terbukti dengan adanya revisi atau perubahan terhadap peraturan perundangundangan yang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu Undang-undang dalam bidang pengangkutan yang mengalami revis adalah Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 Tentang Perkeretaapian, Lembaran Negara Republik Inonesia Tahun 1992 Nomor 47 yang direvisi menjadi Undangundang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65 ( selanjutnya disingkat UUKA) 4 Dilakukan revisi terhadap Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992, karena Undang-undang tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan perkembangan hukum dalam masyarakat, perkembangan zaman, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya revisi Undang-undang Nomor 13 Tahun 2007 diharapkan semakin memacu perkeretaapian di Indonesia untuk mengoptimalkan pelayanaan kepada pengguna jasa, sekaligus menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama. 3 Op. Cit., h, 5 4 Op. Cit, h, 81

12 Tentang pengangkutan, kita mengenal ada tiga jenis pengangkutan yaitu pengangkutan melalui darat, pengangkutan melalui laut, dan pengangkutan melalui udara. Pada pengangkutan melalui darat dapat dikelompokkan lagi menjadi dua jenis pengangkutan yaitu pengangkutan dengan kendaraan bermotor (jalan raya) dan pengangkutan dengan kereta api. Perkeretaapiaan merupakan moda trasportasi yang memilliki karakteristik dan keunggulan khusus, terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut. Baik orang maupun barang secara massal. Adapun sifat dari kereta api yaitu hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan yang tinggi, tingkat pencemaran yang rendah, serata lebih efisien dibandimg dengan moda transportasi jalan raya untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu lintasnya, seperti angkutan perkotaan. 5 Sarana pengangkutan dengan bus untuk penumpang, dan truk untuk barang dinilai kurang memadai. Maka pengangkutan dengan kereta api memegang peran penting. Meskipun demikian, tak dapat disangkal kemungkinan adanya resiko yang menimbulkan kerugian pada penumpang ataupun pengiriman barang. Terhadap semua yang timbul dalam penyelenggaraan pengangkutan, pengangkut bertanggung jawab sepenuhnya. Baik karena kesengajaan maupun kelalaiannya. Seperti yang tercantum dalam pasal 1366 KUH Perdata, yaitu : Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan oleh perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang sebabkan kelalaian atau kekurang hati-hatiannya. 5 Ibid, h, 82

13 Selanjutnya dalam Pasal 1367 KUH Perdata dinyatakan bahwa : seseorang tidak hanya bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang berada dibawah pengawasannya. Pengangkutan orang melalui kereta api diatur dalam Bab XI bagian kedua, pasal 130 sampai dengan pasal 138 UUKA. Pada pasal 132 UUKA dinyatakan : 1. Penyelenggara sarana perkeretaapian wajib mengangkut orang yang telah memiliki karcis. 2. Orang yang telah memiliki karcis berhak memperoleh pelayanan sesuai dengan tingkat pelayanaan yang dipilih. 3. Karcis sebagaiman pada ayat (1) merupakan tanda bukti terjadinya perjanjian angkutan orang. Selanjutnya, Pasal 133 ayat (1) UUKA, menyatakan sebagai berikut : Dalam penyelenggaraan pengangkutan orang dengan kereta api, penyelenggara sarana perkeretaapian wajib : 1. Mengutamakan keselamatan dan keamanan orang; 2. Mengutamakan pelayanan kepantingan umum 3. Menjaga kelangsungan pelayanan pada lintas yang ditetapkan 4. Mengutamakan jadwal perjalanan kereta api dan tarif angkutan kepada masyarakat; dan 5. Mematuhi jadwal keberangkatan kereta api.

14 Dari ketentuan kedua pasal diatas, dapat diketahui bahwa dalam penyelenggaraan pengangkutan orang (penumpang) dan barang melalui kereta api, pengangkut berkewajiban mengangkut orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat. Mengingat pentingnya peranan transportasi melalui kereta api, dan betapa besarnya tanggung jawab PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pengangkut (selanjutnya disingkat PT. KAI). Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di PT. KAI, yaitu PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Sesuai dengan penjelasan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul: TINJAUAN HUKUM PENGAWASAN PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENUMPANG DAN BARANG MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2007 (STUDI PADA PT. KERETA API (PERSERO) DISVISI REGIONAL I SUMATERA UTARA). B. Permasalahan Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Bagaimana bentuk tanggung jawab PT. KAI terhadap penumpang dan barang? 2. Bagaimana bentuk pengawasan PT. KAI terhadap penyelenggaraan pengangkutan penumpang dan barang melalui kereta api?

15 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab PT. KAI terhadap penumpang dan barang b. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pengawasan terhadap penyelenggaraan pengangkutan Perkeretaapian 2. Manfaat Penulisan a). Bagi Penulis melalui penulisan skripsi ini penulis dapat menambah pengetahuan serta pengalaman dan merupakan suatu kesempatan untuk mengimplemantasikan teori-teori yang selama ini diperoleh dibangku kuliah. b). Bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT. KAI dalam meningkatkan pengawasan PT. KAI (Persero) terhadap penyelenggaraan pengangkutan penumpang dan barang sehingga nantinya penumpang kereta api memiliki kepercayaan penuh terhadap kereta api. c). Bagi Ilmu Pengetahuan Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan segala teori-teori perkuliahan, serta arsip kepustakaan yang ada guna dijadikan pedoman serta perbandingan dalam penulisan skripsi selanjutnya.

16 D. Keaslian Penulisan Setelah mencoba memahami serta bertukar pikiran baik dengan dosen dan orang yang berkompeten di dalamnya, maka penulis memilih judul TINJAUAN HUKUM PENGAWASAN PT. KERETA API (PERSERO) TERHADAP PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN. Dalam hal ini penulis sudah melihat di perpustakaan Fakultas Hukum dan di perpustakaan Fakultas Hukum bahwa tidak ada dijumpai kesamaan judul dengan judul tersebut. E. Tinjauan Kepustakaan Sektor perhubungan sebagai salah satu penggerak roda pembangunan Nasional mempunyai peran yang sangat penting dalam pelayanan jasa transportasi untuk upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin canggih disegala sektor, khususnya di sektor perkeretaapian maka diperlukan upaya pengawasan yang teratur dalam pelaksanaan penyelenggaraan perkeretaapian tersebut. Dalam hal ini penulis mencoba mengkaji dalam skripsi ini, dimana tujuannya agar perkeretaapian di Indonesia khususnya di stasiun kereta api Medan semakin maju guna mengimbangi kemajuan teknologi dan permintaan masyarakat akan kebutuhannya terhadap pengguna jasa angkutan darat tanpa mengabaikan keselamatan dan kenyamanan. Untuk peningkatan pengawasan di stasiun kereta

17 api Medan maka dibentuk organisasi dan tata kerja Stasiun Kereta Api Medan yang bertanggung jawab kepada Direktorat Jendral Perkeretaapian. 6 Tanggung jawab penyelenggaraan prasarana perkeretaapian diatur dalam Bab VI bagian kedelapan pasal 87 sampai dengan pasal 89 UUKA. Pada pasal 87 UUKA dinyatakan sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian bertanggung jawab kepada penyelenggara sarana perkeretaapian dalam pihak ketiga atas kerugian sebagai akibat kecelakaan yang disebabkan kesalahan pengoprasian prasarana perkeretaapian. 2. Tanggung jawab penyelenggara prasarana perkeretaapian kepada penyelenggara sarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan perjanjian kerja sama antara penyelenggara prasarana perkeretaapian dan penyelenggara sarana perkeretaapian. 3. Penyelenggara prasarana perkeretaapian bertanggung jawab kepada pihak ketiga atas kerugian harta benda, luka-luka, atau meninggal dunia yang disebabkan oleh penyelenggaraan prasarana perkeretaapian. 4. Penyelenggara prasarana perkeretaapian bertanggung jawab terhadap petugas prasarana yang mengalami luka-luka, atau meninggal dunia yang disebabkan oleh pengoprasian prasarana perkeretaapian. 5. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan kerugian yang nyata dialami. 6 Keputusan Menteri Perhubungan No 79 tahun 2004

18 F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan yuridis normative, dimana penulis melakukan inventarisasi terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan suatu bidang hukum tertentu dan mengukur tingkat sinkronisasi (keselarasan) peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan bidang hukum tertentu. 2. Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari penelitian dilapangan yang berupa hasil wawancara dengan responden dari PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Data Sekunder diperoleh dari: a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum berupa peraturan perundangundangan yang dibuat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang antara lain; UU No. 23 Tahun 2007, KUH Perdata, KUH Dagang, dan peraturan pelaksana lainnya. b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum berupa informasi yang diperoleh dari buku-buku referensi, hasil penelitian, makalah, majalah, situs internet, dan pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini. Adapun tujuan dari bahan hukum sekunder ini ialah untuk memberikan penjelasan dari bahan hukum primer.

19 c. Bahan hukum tersier, yang merupakan kamus umum dan kamus hukum. 3. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisa data - data yang diperlukan untuk mendukung penulisan skripsi ini adalah: a. Penelitian kepustakan (Library Research), yaitu dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari studi kepustakaan, buku-buku referensi, peraturan perundang-undangan, majalah-majalah hukum, situs internet,diktat dan juga catatan kuliah serta informasi lain yang dipandang perlu dan mempunyai kaitan dengan judul skripsi ini. b. Penelitian di lapangan (Field Research), untuk memperoleh bahanbahan aktual yang berkaitan dengan skripsi ini, penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. 4. Analisis Data Setelah data sekunder dan data primer diperoleh, kemudian penulis menganalisanya secara kualitatif. Baik data yang berasal dari bahan hukum primer, sekunder, tersier, maupun dari hasil wawancara dengan narasumber. Kemudian data tersebut diperiksa, dipilih, diatur dan disusun secara sistematis sehingga diperoleh gambaran mengenai permasalahan yang diteliti. Selanjutnya ditarik kseimpulan dengan menggunakan metode deduktif, yaitu penulis akan menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus dalam upaya menjawab permasalahan.

20 5. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian bertempat di PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Prof. H.M. Yamin, SH., No. 14 Medan 20231. G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini penulis menguraikannya dalam 5 (lima) bab. Setiap bab terbagi-bagi lagi dalam sub bab yang mempunyai hubungan satu sama lain. Dengan demikian dapat dicegah kesimpangsiuran yang mengakibatkan kesulitan untuk mengartikan dan menelaah isi skripsi ini. 1. Bab I : Pendahuluan Didalam Bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II : Ruang lingkup Hukum Pengangkutan darat menurut Undangundang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian Didalam Bab ini diuraikan sejarah pengangkutan dan prinsip-prinsip pengangkutan, peran dan fungsi pengangkutan, syarat-syarat dan dokumen pengangkutan, gambaran umum PT. Kereta Api Indonesia, dan jenis-jenis pengangkutan melalui kereta api. 3. Bab III : Tanggung jawab PT. Kereta Api Indonesia terhadap penumpang dan barang ditinjau dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

21 Dalam Bab ini diuraikan penyelenggaraan pengangkutan oleh PT. Kereta Api Indonesia, hak dan kewajiban para pihak dalam penyelenggaraan pengangkutan kereta api, tanggung jawab PT. Kereta Api terhadap penumpang dan barang. 4. Bab IV : Tinjauan hukum dan pengawasan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terhadap penyelenggaraan penumpang dan barang menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Dalam Bab ini diuraikan tentang Bentuk pengawasan penumpang dan barang pengguna jasa angkutan darat oleh Administrator stasiun kereta api Medan, kendala-kendala yang dihadapi oleh administrator stasius kereta api Medan dalam penyelenggaraan pengangkutan penumpang dan barang, cara penyelesaian atas kendala-kendala yang dihadapi oleh administrator Stasiun Kereta Api Medan. 5. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan penutup dari skripsi ini, pada Bab ini akan disampaikan uraian mulai dari Bab I sampai Bab IV dengan singkat dan sistematik sebagai jawaban permasalahan. Dan terakhir ditutup dengan saran-saran yang merupakan buah pikiran penulis setelah menguraikan permasalahan yang timbul sesuai dengan judul skripsi.