BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

LITERASI KUANTITATIF SISWA DIKAJI DARI ASPEK CONTENT CHANGE AND RELATIONSHIP DALAM ALJABAR DI SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.c.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

LITERASI KUANTITATIF SISWA DITINJAU DARI ASPEK QUANTITY DI KELAS VII A SMPN 03 PONTIANAK

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

1. Soal tidak serupa PISA : Latihan 1.3 uraian no. 2 hal. 35

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang memiliki banyak manfaat. Ilmu matematika

ANALISIS LITERASI KUANTITATIF SISWA DALAM ASPEK KONTEN UNCERTAINTY AND DATA PADA MATERI STATISTIKA

LITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN QUANTITY DI SMP NEGERI 02 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang Matematika,

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah berpikir kritis. Menurut Maulana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip matematika. Oleh karena itu,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014

Penerapan asesmen kinerja dalam menilai Literasi kuantitatif siswa pada konsep ekosistem

PROFIL KEMAMPUAN LITERASI KUANTITATIF CALON GURU MATEMATIKA

KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia khususnya para siswa di tingkat pendidikan Sekolah Dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusiamanusia

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

KESALAHAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS PISA PADA KONTEN CHANGE AND RELATIONSHIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. dan berlangsung sepanjang hayat. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Iing Mustain, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. .id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dhelvita Sari, 2013

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang begitu pesat,

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elita Lismiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1 Khoerul Umam, Makalah Pengajaran Matematika 2012, diakses dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Padahal metode ceramah memiliki banyak kekurangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006:145),

HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan Kemampuan Literasi Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pelajaran sehingga hasil belajar kurang maksimal dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1 The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), Principles and Standards

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vika Aprianti, 2013

Abstrak. ISSN No [ JURNAL TEKNIKA VOL 7 NO 1 MARET 2015]

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

DESKRIPSI TRAJEKTORI BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH LITERASI MATEMATIKA

DRAFT JURNAL PENELITIAN DOSEN PEMBINA PEMETAAN HIGH ORDER THINGKING (HOT) MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-KOTA TASIKMALAYA TIM PENGUSUL

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut

I. PENDAHULUAN. Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi

PERSEPSI MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI TENTANG LITERASI QUANTITATIF

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONECTED MATHEMATICS PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari hasil penelitian ini diantaranya adalah : siswa dan terkait variasi informasi yang ada pada soal.

BAB I PENDAHULUAN. pola pikir siswa adalah pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Matematika telah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Evy Yosita, Zulkardi, Darmawijoyo, Pengembangan Soal Matematika Model PISA

BAB I PENDAHULUAN. dengan potensi yang ada pada manusia tersebut. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dalam bidang matematika. Menurut Abdurrahman (2012:204)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam matematika itu sendiri maupun dalam bidang-bidang yang lain.

(universal) sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metaphorical Thinking. (repository.upi.edu, 2013), 3.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya matematika memberikan dampak positif dan peran penting bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia sekarang menggunakan kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk lebih aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran matematika menekankan pada aktivitas mental siswa untuk mampu berkomunikasi secara tertulis atau lisan dalam memahami materi matematika yang penuh dengan berbagai ide dasar, simbol, konsep, materi abstrak, serta persoalan dan cara penyelesaian secara matematis. 1 Salah satu cabang matematika yang diajarkan di sekolah adalah aljabar. Tujuan pembelajaran materi aljabar berdasarkan kurikulum 2013 pada pelajaran matematika tingkat SMP/MTs kelas VIII di antaranya: (1) aspek sikap; melalui pengamatan, tanya jawab, diskusi kelompok, siswa mampu menunjukkan rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan dalam memahami materi aljabar; (2) aspek pengetahuan; melalui tes lisan dan tulis uraian singkat siswa dapat menyelesaikan materi aljabar; (3) aspek keterampilan; melalui penugasan mandiri dan kelompok, siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi aljabar. 2 Sedangkan materi aljabar yang digunakan yaitu: (1) bentuk dan unsur aljabar, meliputi: bentuk dan definisi suku aljabar, unsur-unsur aljabar (variabel, konstanta, koefisisen, pangkat), dan suku jenis; (2) operasi aljabar, meliputi: penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan perpangkatan; (3) penyederhanaan bentuk aljabar, dan (4) pemecahan masalah. 3 Bagi siswa untuk benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk 1 Agus Prianto, Kajian Materi Aljabar dan Komunikasi Matematis, Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education, 2:2 (2014) 2 Ibid, hal 2 3 Kemdikbud. 2014. Buku Guru: Matematika Kelas VIII, Kurikulum 2013. Jakarta : pusat kurikulum dan perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. 1

2 memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri dan selalu bergulat dengan ide-ide. 4 Dari pernyataan tersebut maka dalam proses belajar mengajar seorang siswa harus terlatih dalam memecahkan masalah yang ditemukan. Bukan hanya memberikan rumus dan contoh-contoh soal. Helgeson menyatakan bahwa istilah apapun yang kita gunakan seperti metode ilmiah, berpikir ilmiah, berpikir kritis, keterampilan inkuiri, atau proses-proses ilmiah, pada hakikatnya semuanya itu dapat diungkapkan dalam sebuah konsep yang lebih umum, yakni pemecahan masalah. 5 Namun demikian, beberapa hasil penelitian internasional menunjukkan data kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran matematika masih jauh dari harapan. Lembaga survey TIMSS 2015 yang mengujikan aspek pemecahan masalah matematis menunjukkan kemampuan matematika siswa Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara lain. Berdasarkan laporan TIMSS para siswa kelas VIII Indonesia menempati posisi ke 36 dari 49 negara yang berpartisipasi dalam tes matematika. 6 Sejalan dengan hasil survey TIMSS, hasil tes PISA 2015 yang mengukur dan menilai kemampuan siswa dalam menganalisis, bernalar, dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keterampilan matematikanya secara efektif, serta mampu memcahkan dan menginterprestasikan penyelesaian matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hasil laporan PISA mengemukakan bahwa Indonesia berada di peringkat 62 dari total 70 negara peserta untuk bidang matematika. 7 Berdasarkan kurikulum 2013 edisi revisi 2017 menjelaskan bahwa pada pembuatan RPP oleh tenaga pendidik harus memunculkan atau memasukkan empat macam poin yaitu PPK (Penguatan Pendidikan Karakter), Literasi, 4C (Creative, Critical Thingking, Communicative, dan Communicative), dan HOTS (Higher Order Thinking Skill). Literasi yang dimaksud tidak hanya sekedar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan 4 M. Nur - Retno P.W, Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Kontruktivis dalam Pengajaran (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 1991). 5 H. Koes - Supiyono, Strategi Pembelajaran Fisika (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003). 6 M. Juanda, R. Johar, dan M. Ikhsan, Loc. Cit 7 OECD, Country Note-Results From PISA 2015, Diakses dari www.oecd.org.edu/pisa, pada tanggal 9 Desember 2016.

3 berpikir menggunakan sumber pengetahuan lainnya. Literasi dapat dijabarkan menjadi literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi teknologi, dan literasi media. Berdasarkan diklat gerakan PPK oleh kemdikbud menyatakan bahwa literasi dasar dibagi menjadi beberapa literasi yang salah satunya adalah literasi berhitung (matematis). Literasi matematis memiliki beberapa dimensi seperti literasi numerik, literasi spasial, dan literasi kuantitatif. 8 Literasi kuantitatif merupakan suatu pengetahuan dan keterampilan individu untuk membaca, menulis, menghitung, mengkomunikasikan, dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Ada enam aspek indikator literasi kuantitatif menurut Association of American Colleges and Universities (AACU) yaitu kemampuan interpretasi, representasi, kalkulasi, asumsi, aplikasi/ analisis, dan komunikasi. 9 Salah satu aspek literasi kuantitatif yaitu kemampuan kalkulasi yang perlu dimiliki dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Kemampuan kalkulasi yaitu kemampuan melakukan perhitungan seperti menjumlah, mengurangi, serta memanipulasi bilangan-bilangan dan simbol matematika. 10 Oleh karena itu kemampuan kalkulasi disini penting dimiliki siswa karena kemampuan ini akan menentukan tahapan akhir atau hasil dari penyelesaian suatu masalah yang dihadapi. Didalam kemampuan kalkulasi ini dibutuhkan suatu kemampuan yang akan menunjang siswa dalam melakukan operasi hitung pada setiap masalah matematika, karena dalam matematika perhitungan merupakan sifat dasar yang harus dimiliki siswa. Kemampuan yang dapat menunjang kemampuan kalkulasi adalah kemampuan numerik. Kemampuan numerik merupakan kemampuan dalam mengoperasikan bilangan berupa kemampuan menghitung yang mencakup kemampuan menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan dan melakukan pembagian suatu bilangan dengan kecekatan, ketepatan, dan ketelitian sehingga mempermudah menyelesaikan 8 Putri Firnanda, Sugianto, Asep Nursangaji, Literasi Kuantitatif Siswa Dikaji dari Aspek Content Change and Relationship dalam Aljabr di SMP, Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan, Pontianak. 9 Lynn Arthur Steen. (Eds.), Mathematic and Democracy:The Case for Quantitative Literacy (United States of America: The Woodrow Wilson National Fellowship Foundation, 2001). 10 Ibid,

4 soal dalam matematika. 11 Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Ni Wayan Muntiari bahwa bagi siswa yang memiliki kemampuan numerik tinggi akan cenderung lebih cepat melakukan operasi hitung dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah. 12 Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Profil Literasi Kuantitatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Aljabar Ditinjau dari Kemampuan Numerik. A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profil literasi kuantitatif siswa yang memiliki kemampuan numerik tinggi dalam memecahkan masalah aljabar? 2. Bagaimana profil literasi kuantitatif siswa yang memiliki kemampuan numerik sedang dalam memecahkan masalah aljabar? 3. Bagaimana profil literasi kuantitatif siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah dalam memecahkan masalah aljabar? B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan : 1. Profil literasi kuantitatif siswa yang memiliki kemampuan numerik tinggi dalam meneyelesaikan masalah aljabar. 2. Profil literasi kuantitatif siswa yang memiliki kemampuan numerik sedang dalam meneyelesaikan masalah aljabar. 11 I.M Dedy Setiawan, I.M Candiasa, dan AAIN Marhaeni, Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dan Asesmen Projek Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Mengendalikan Kemampuan Numerik Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 SAWAN SINGARAJA, e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 4,( 2014). 12 Ni Wayan Muntiari, I Made Candiasa, Nyoman Dantes, Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Numerik, e-jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar, 3, (2013).

5 3. Profil literasi kuantitatif siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah dalam menyelesaikan masalah aljabar C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat, antara lain: 1. Bagi siswa Memotivasi siswa untuk meningkatkan literasi kuantitatif siswa dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan numerik mereka. 2. Bagi Guru : Sebagai informasi mengenai profil literasi kuantitatif yang dimiliki siswa sehingga dapat digunakan untuk merancang pembelajaran untuk menggali dan meningkatkan literasi kuantitatif siswa dari perbedaan kemampuan numerik. 3. Bagi peneliti Menambah wawasan peneliti mengenai profil literasi kuantitatif siswa dalam memecahkan masalah aljabar ditinjau dari kemampuan numerik tinggi, kemmapuan numerik sedang, dan kemampuan numerik rendah. 4. Bagi peneliti lain: Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis. D. Batasan Masalah Agar penelitian dapat terarah dan teratur, maka diperlukan pembatasan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Baitus Salam Surabaya. 2. Aspek yang dinilai dalam penelitian ini adalah literasi kuantitatif siswa dilihat dari kemampuan numerik tinggi, kemampuan numerik sedang, dan kemampuan numerik rendah. 3. Materi aljabar untuk kelas VIII. E. Definisi Operasional 1. Profil merupakan tulisan yang menjelaskan suatu keadaan yang mengacu pada data seseorang atau sesuatu. 2. Literasi merupakan kemampuan individu dalam membaca, menulis, mengidentifikasi, menafsirkan, menciptakan,

6 mengkomunikasikan, dan kemampuan berhitung melalui materimateri tertulis dan variannya. 3. Literasi kuantitatif adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, menghitung, mengkomunikasikan, dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Kemampuan literasi kuantitatif terdiri dari 6 kemampuan yaitu kemampuan interpretasi, kemampuan representasi, kemampuan kalkulasi, kemampuan analisis, kemampuan asumsi, kemampuan komunikasi. 4. Profil literasi kuantitatif adalah gambaran mengenai pengetahuan dan keterampilan individu untuk membaca, menulis, menghitung, mengkomunikasikan, dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan bilangan. 5. Pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mencari penyelesaian dari suatu kesulitan atau masalah untuk mencapai suatu tujuan yang tidak segera dicapai. Memecahkan masalah dapat diartikan sebagai suatu respon terhadap pertanyaan dimana pertanyaan tersebut belum diketahui metode pemecahannya. 6. Aljabar adalah salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang sesuatu yang berhubungan simbol, seperti: variabel, konstanta, koefisien, suku dalam aljabar, operasi hitung (penjumlahan, perkalian, pembagian, pengurangan) 7. Kemampuan numerik yaitu kemampuan yang berhubungan dengan kecermatan dan kecepatan dalam memahami konsepkonsep bilangan dan penggunaan operasi hitung dasar untuk menyelesaikan suatu masalah.