RINGKASAN SUHARYANTO. Selektivitas jaring insang hanyut terhadap ikan tongkol Attxis thazmd (Lacepede, 1803) di perairan lepas pantai Pelabuhanratu, Jawa Barat (di bamah bimbingan: Daniel R Monintja ; M. Fedi A Sondita; dail Johanes Widodo) Metode dan teknologi penangkapan ikan dapat nmenlpengaruhi kelestarian sumber daya peijkanan Indonesia yang terdiri atas banyak spesies. Berbagai teknologi penangkapan ikan telah diterapkan untuk memanfaatkan sumber daya perikanan di Indonesia. Langkah-langkah dalam menuju pengelolaaii sumber daya perikanan perlu diawali dengan proses pengkajian yang secara khusus diarahkan pada pengkajian efisiensi dan selektivitas alat tangkap terhadap berbagai jenis iken yang ada. Salah satu alat utama untuk menangkap ikan pelagisdi perairan Pelabuhanratu adalah jaring ifisms hanyut (drift-grllnet). Mengingat perannya di masa depan untuk pemanfaatan sumber daya ikan pelagis, jaring insang perlu mulai disiapkan sesuai de!?zan ketentuan agar merniliki ciri yang benvawasan lingkungan, yaitu sesuai dengan ketentuan usaha penangkapan ikan secara bertanggungjawab sebagaimana diamanatkan oleh Code of Condzlct for Responsible Fisheries (FAO, 1995). Experimentul drift-gillnet dioperasikan mulai tanggal 20 Nopember hingga 1 Deseaber 1997 di perairan lepas pantai Belabuhanratu; Jawa Barat. Rancangan percobaan menggunakan rancangan faktorial yaitu waktu operasi (Wo) dan ukuran mata jaring (Ms) sebagai faktor kemudian dianalisis dengall analisis sidik ragam (ASR). Perlakuan di dalam Wq adalah waktu setting terdiri atas waktu setting sore
dan dini hari (sebelum dan sesudah jam 00:OO). Perlakuan di dalam Ms adalah penggunaan ukuran mata jaring yang berbeda yaitu ukuran 4,O inci, 4,5 inci, 5,O inci, 5,s inci dm 6,O inci masing-masing sebanyak 3 pis. Penentuan kurva selektivitas jaring insang hanyut terhadap ikan tongkol menggunakan metode Matsuoka (1995) dan metode Sparre-Venema (1998). Selanjutnya tingkat kematangan kelanin ditentukan dari tingkat I sampai pada tingkat VII (Atmaja dan Nurhakim, 1995). Penelitian ini ditujukan untuk : (1) mengetahui pengaruh ukuran mata jaring terhadap had tangkapan ikan tongkol (Auxis thazard), jumlah total, berat total, dan ukuran ikan; (2) menentukan sebaran rasio keliling maksimum badan ikan (GM) dengan keliling mata jaring @fp) untuk ikan tongkol, (3) menentukan kurva selektivitas jaring insang hanyut terhadap ikan tongkol; dan (4) mengetahui tingkat kematangan kelsmin ikan tongkol pada kisaran panjang ikan yang tertangkap jaring insang hanyut. Hasil tangkapan ikan tongkol mendominasi experinzental drift-gillnet dan inempunyai panjang cagak (FL) antara 23,l cm hingga 45,O cm dengan berat mulai 100 gr hingga 1900 gr. Cara tertangkap didominasi entai~gled dengah rata-rata FL < 34,2 cm dan persentase terkecil (73,3%) pada ukuran mata jaring (Ms) 4,5 inci. Modus rasio keliling maksimum badan ikan (GM) dengan keyding mata jaring (Mp) untuk hasil tangkapan ikan tongkol secara entangled mulai 0,65 bingga 0,85 yakni 0,85 untuk Ms 4,O inci dan Ms 4,5 inci; 0,75 untuk Ms 5,O inci dan Ms 5,5 inci, dan 0,65 untuk Ms 6,O inci. Rata-rata rasio GM/Mp ikan tongkg1 yang tertangkap secara L,
snagged, gzlled dan wedged antara 1,11 hingga 1,23 dengan rata-rata FL antara 34,2 cm hingga 43,O cm. Analisis faktor ukuran mata jaring tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap total jundah maupun total berat hasii tangkapan ikan tongkol experimental driftgzllizet. Narnun ukuran ikan tongkol yakni panjang dan berat per 3 pis jaring yang tertangkap secara srzcrggecl,,ailled dan wedged dipengaruhi oleh ukurin mata jaring. Panjang optimum yang diperoleh dari kurva selektivitas Matsuoka untuk ukuran mata jaring (Ms) 4,O inci, 4,5 inci dan 5,O inci sebagai 35,O cm; 36,6 cm dan 40,7 cm dan GM/Mp 1,11 hingga 1,14; sedang pada kurva selektivitas Sparre- Venema untuk Ms yang sama berturut-turut diperoleh 38,5cm; 41,8 cm dan 47,5 cm dan GM/Mp 1,29 hingga 1,34. Komposisi hasil tangkapan ikan tongkol secara teoritis dari kedua kurva selektivitas tersebut bersesuaian dengan komposisi hasil tangkapan experinzental drif-gillnet pada Ms 4,5 inci dibandingkan dengan Ms lainnya. Mengacu pada panjang ikan tongkol memijah pada 38,O cm (Stequert dan Marsac, 1989), maka dominasi hasil tangkapan ikan tongkol tersebut belum waktunya memijah. Di antara kelima ukuran mata jaring, jaring insang hanyut dengan ukuran mata jaring (Ms) 4,5 inci memiliki keunggulan dalam ha1 kinerja selektivitas dibandingkan keempat ukuran mata jaring lainnya yaitu proporsi - ikan tongkol yang tertangkap secara entcrngled paling rendah. Dan sudut pandang kesempatan ikan,
tongkol untuk mernijah, secara teoritis jaring insang hanyut dengan Ms 5,O inci memiliki keunggulan dibandingkan dengan jaring insang hanyut dengan ukuran mata jaring lebih kecil. Panjang selektif 50% &50) untuk jaring insang hanyut dengan Ms 5,O inci antara 39,4 cm hingga 42,O cm. Namun sebelum menerapkan pemilihan ukuran mata jaring, perlu mempertimbangkan hasil tangkapan yang diperoleh agar usaha penangkapan tersebut tetap menguntungkan.