BAB I PENDAHULUANN. Kurikulum merupakan hal penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat besar dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, disinilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai komponen yang antara satu dan lainnya saling berkaitan. 1

BAB I PENDAHULUAN. agama. 1 Di sekolah umum (SD, SMP, SMA) pengajaran agama dipandang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup suatu bangsa agar tidak sampai menjadi. bangsa yang terbelakang dan tertinggal dengan bangsa lain.

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Terlepas dari pro dan kontra dari berbagai kalangan terkait dengan kebijakankebijakan. manusia memiliki pendapat yang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas dalam menghadapi kehidupan modern sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam kesukses an dari suatu pendidikan. Bahkan baik atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. membimbing dan mendidik peserta didik berdasarkan hukum-hukum Islam. untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan hasil pendidikan yang berkualitas. Itulah sebabnya seorang guru

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kuantitas lembaga. sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dikemukakan

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA SMA, SMK, MA, DAN MAK DI WILAYAH KOTA KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan, firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 117:

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aspek yang penting dalam sebuah negara, karena

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan sebagai suatu gejala budaya dalam masyarakat telah berlangsung baik

Desember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian dan akhlak mulia. Menurut Undang-Undang. mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN AGAMA KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB V KESIMPULAN. SMP di Kota Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI JENJANG SMA

PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU AKIDAH AKHLAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PAI (Studi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai bagian dari. Pendidikan Nasional, memiliki peranan sangat penting, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. dan tepat tujuan dan sasaran dari pendidikan akan sulit dicapai (Kurinasih, 2014).

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan. masyarakat dan bangsa yang mampu mengembangkan kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan terhadap semua kemampuan dan potensi manusia terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama ini kadang-kadang hanya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dewasa. Remaja memiliki beberapa karakter yang khas, salah satunya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUANN A. Latar Belakang Masalah merupakan hal penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan peserta didik, kebutuhan pembangunan nasional, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. yang digunakann sebelumnya yaitu Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinilai masih terdapat permasalahan dalam pelaksanaannya. KTSP dinilai belum tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. 1 Standar penilaian KTSP dinilai belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi. Hal tersebut bertentangann dengan penjelasan pasal 35 UU nomor 20 Tahun 2003 bahwa kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Indonesia mengalami beberapa kali perubahan kurikulum sejak 1947, yaitu kurikulum sederhana (1947-1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan proses (1984 dan 1994), kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006), dan yang terbaru kurikulum 2013. disusun untuk menstandarkan materi-materi pendidikan yang diberikan dalam sekolah, sebagai pedoman sistematis yang wajib dilaksanakan bagi institusi- 1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Bahan Uji Publik 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2 institusi pendidikan di Indonesia dalam materi pelajaran. akan menentukan materi yang wajib diberikan, indikator pemahaman siswa. Dengan begitu urutan pemberiannya, indikatorbanyak poin penting yang diatur dalam kurikulum, penyusunan kurikulum yang tepat sangat krusial untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Agama/Kejuruan dibawah naungan Kementerian Agama, kurikulum Madrasah diputuskan melalui Keputusan Menteri Agama Nomor 207 tahun 2014, bahwa untuk mata pelajaran umum menggunakan Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sedangkan mata pelajaran pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab menggunakan 2013. Peraturan ini diterbitkan karena adanya tarik ulur antara Kemdikbud dan Kemenag tentang pemberlakuan 2013, yang akhirnya diberlakukan mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015 Melalui implementasi 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontektual diharapkan peserta didik mampu secaraa mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. 2013 mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya dari segi persiapan, 2013 membutuhkan anggaran mencapai 2,5 triliun. Kurang optimalnya sosialisasi kepada seluruh pelaksana

3 dilapangan membuat para guru masih banyak yang kebingungan terhadap 2013. 2 Mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang sangat penting dan berguna baik dalam menanamkan dan membentuk moral peserta didik menjadi generasi yang berbudi luhur. Mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran dalam lingkup pendidikan agama Islam. Pendidikan Agama Islam itu sendiri merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. 3 Mata pelajaran Akidah Akhlak dalam pendidikan Islam juga merupakan usaha yang diarahkan kepada pembentukann kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam, memikirkan, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai- nilai-nilai Islam. nilai Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan 4 MA. Muhammadiyah 4 Beton Siman Ponorogo merupakan salah satu Madrasah yang melakukan beberapa persiapan untuk mengimplementasikan 2013. Hal ini bisa dilihat dari persiapan pembuatan review kurikulum yang ditandasyahkan oleh Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, fasilitas dan sumber belajar yang mendukung, dan beberapa usaha yang sudah ditempuh 2 Enco Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 7, 35-37 3 Abdul Majid, Dian Andayani. PAI Berbasis Kompetensi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hal 130. 4 Zuhairi, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Dirjen lembaga Islam. Depag,), hal 152.

4 guru-guru. 5 Selain itu guru Aqidah Akhlakk Bapak Bonari juga merupakan anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sehingga, madrasah lebih cepat mendapatkan informasi mengenai 2013 khusunya untuk mata pelajaran aqidah akhlak. Sejauh ini, guru-guru di MA. Muhammadiyah 4 Beton Siman Ponorogo selalu melakukan usaha mempersiapkan hal-hal yang terkait dengan implementasi 2013. Seperti diklat-diklat kurikulum, karena banyak sekali persiapan-persiapan yang harus dilakukan terkait dengan implementasi 2013 khusunya untuk persiapan administrasi pembelajaran. Beberapa kesempatan madrasah mengadakan sosialisasi 2013 untuk mendukung implementasi dalam pembelajaran aqidah akhlak. Salah satunya adalah sosialisasi 2013 yang diikuti oleh guru madrasah se Kabupaten Ponorogo. Namun kesemuanya itu tidak lepas dari hambatan-hambatan. Salah satu hambatan tersebut adalah tidak adanya bukuu pegangan bagi guru dan buku pegangann siswa tidak sesuai dengan jumlah siswa, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran aqidah akhlak guru masih mencari-cari dengan internet. Selain itu materi KTSP juga agak berbeda dengan 2013. Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di MA. Muhammadiyah 4 Beton Siman Ponorogo. Madrasah tersebut memiliki dua guru DPK Kementerian Agama yang juga 5 Waka Bapak Mulyadi, wawancara tanggal 03 Oktober 2016

5 pemegangg mapel tersebut, yaitu Bapak Drs. Bonari. 6 Untuk lebih jelasnya peneliti akan mendiskripsikan tentang MA. Muhammadiyah 4 Beton Siman Ponorogoo dalam bab dua. Berangkat dari penjajagan awal di atas, peneliti tertarik dan bermaksud mengadakan penelitian yang akan peneliti bahas dalam bentuk tesis, dengan judul: Implementasi 2013 Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di MA. Muhammadiyah 4 Beton Siman Ponorogo B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, rumusan masalah dalam penelitiann ini sebagai batasan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana implementasi 2013 pada mata pelajaran Aqidah Akhlakk di MA Muhammadiyah 4 Beton Siman Ponorogo? 2. Apa upaya guru dan madrasah dalam rangka mengimplementasikan 2013 pada mata Aqidah Akhlak? 3. Apa kendala dan solusi dalam implementasi 2013 pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MA Muhammadiyah 4 Beton Siman Ponorogo? C. Tujuan dan kegunaan 1. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mendeskripsikan Implementasi 2013 pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MA Muhammadiyahh 4 Beton Siman Ponorogo. 6 Wawancara dengan Bapak Kepala Madrasah tanggal 28 Juli 2016

6 b. Untuk mengetahui upaya guru dan madrasah dalam rangka mengimplementasikan 2013 pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. c. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan kendala dan solusi dalam implementasi 2013 pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MA Muhammadiyah 4 Beton Siman Ponorogo 2. Kegunaan yang ingin dicapai dari penelitiann ini antara lain. a. Bagi Kementerian Agama Kabupaten memberikan informasi mengenai pelaksanaan kurikulum 2013 di madrasah, upaya guru dan madrasah mengimplementasikan 2013 pada mata pelajaran Aqidah Akhlak serta kendala dan solusinya. Informasi tersebut diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan dan menetapkan kebijakan sesuai dengan kondisi. b. Bagi Madrasah 1) Meningkatkan prestasi madrasah melalui implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab khususnya Aqidah Akhlak. 2) 3) Mutu sekolah menjadi lebih baik. Memberikan kontribusi dalam meningkatakan kualiitas madrasah. c. Bagi guru memberikan bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan profesional dalam pembelajaran dan kompetensi sesuai tuntutan 2013.

7 d. Bagi peneliti memberikan informasi dan pengetahuan tentang upaya, dan kesesuaian kompetensi guru terhadap tuntutan 2013. Sehingga dapat menjadi bahan acuan atau dasar penelitian lanjutan mengenai kesesuaian, kompetensi dan kesiapan guru terhadap tuntutan 2013. D. Kajian Pustaka Kajian Pustaka merupakan kajian mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang terkait (review of related literature). Penelitian ini mengenai kurikulum 2013 yang difokuskan pada bagaimana Berdasarkan penelusuran hasil penelitian implementasi kurikulum 2013. yang ada ditemukan beberapa penelitiann yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah: Pertama, penelitian dari Lukyta Noviansyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin Wali Songo Ngabar Ponorogo 2013. Dengan judul Peran Pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap kesadaran siswa MTs. Muhammadiyah 6 Beton Siman Ponorogo. Penelitiann ini menjelaskan tentang pelaksanaan proses pembelajaran, hasil belajar siswa dan permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak. Selain itu dalam penelitian tersebutt dijelaskan mengenai kesadaran siswa dan peningkatan kualitas pembelajaran. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah tentang implementasi 2013. Penelitian ini tidak kesiapan hanya meneliti proses pembelajaran melainkan akan menambahkan sekolah dan pendidik, faktor pendukung dan penghambat dan upaya-

8 upaya yang dilakukan sekolah dan pendidik untuk mensukseskan 2013. Kedua, penelitian dari Puput Rahmat Saputra, Jurusan Pendidikan agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013 Dengan judul Respon dan Kesiapan Guru Pendidika Agama Islam Terhadap Pemberlakuan 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 5 Yogyakarta Penelitian ini lebih fokus menjelaskan tentang langkah yang dilakukan sekolah untuk implemenatasi 2013, implementasinya dalam pembelajaran, respon pendidik serta kesiapan guru PAI nya. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan terkait 2013. Peneliti akan fokus terhadap empat standar perubahan dalam 2013 yang meliputi Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian. Selain itu juga dijelaskan upaya- serta faktor pendukung dan upaya sekolah dan guru dalam implementasi penghambat dalam mengimplementasikanya. Ketiga, penelitian dari Prihadi, Pascasarjana Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2016. Dengan judul Implementasi 2013 Pada Mata Pelajaran Fikih Terhadap Pembentukan Perilaku Siswa di MTs. Muhammadiyah 6 Beton Siman PonorogoTahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini menjelaskan tentang pembentukan perilaku siswa, pelaksanaan proses pembelajaran, hasil belajar siswa dan permasalah yang muncul dalam proses pembelajaran fiqih. Selain itu dalam tesis tersebut dijelaskan mengenai prestasi siswa dan peningkatan kualitas pembelajaran serta

9 tempat penelitian di MTs. Muhammadiyah 6 Beton Siman Ponorogo. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah tentang penerapan 2013. Penelitian ini tidak hanya meneliti proses pembelajaran melainkann akan menambahkan kesiapan madrasah, pendidik dalam rangka mensukseskan 2013 dan tempat penelitiannya di MA Muhammadiyah 4 Beton Siman Ponorogo. Keempat, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nisa Nuraini Mahasiswi SI. Yang berjudul Implementasi 2013 Pada Pelaksanaan Pembelajaran Ekonomi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Malang). 7 Skripsi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Hasil penelitian tersebut, diperoleh tujuh kesimpulan dari hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, Para guru bisa menjelaskan kurikulum 2013 dan bisa membandingkan perbedaan pokok dengan kurikulum sebelumnya. Kedua, dalam pengembangan komponen 2013 guru belum memiliki kemampuan yang optimal untuk mengembangkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan acuan yang dipaparkan pada kurikulum 2013. Ketiga, proses implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran kurikulum 2013 cukup sesuai kurikulum 2013. Keempat, penggunaan strategi pembelajaran kurang bervariasi begitu pula dengan penggunaan sumber pembelajaran dan media pembelajaran. Kelima, teknik penilaian proses pembelajaran dengan menggunakan teknik penilaian berbasis kelas, dengan melihat aspek kognitif dan afektif siswa di saat dan sesudah proses 7 Nisa Nuraini, Implementasi 2013 Pada Pelaksanaan Pembelajaran Ekonomi (Studi Kasus di Sma Negeri 2 Malang). Skripsi: Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang..2013

10 pembelajaran. Keenam, faktor pendukung implementasi kurikulum 2013 adalah cukup tersedianya sarana dan prasarana dalam mendukung proses pembelajaran serta aktifnya pihak sekolah dalam mengirimkan guru-guru untuk mengikut seminar, terakhir, penyuluhan dan workshop mengenai 2013. Dan yang Faktor penghambat dalam implementasi 2013 adalah kurangnya buku pegangan yang sesuai dari kurikulum 2013, kemampuan guru yang belum optimal dalam menggunakan sumber belajar, media pembelajaran, dan metode dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya sehingga proses pembelajaran tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Penelitian yang telah dipaparkan diatas tidak ada yang sama persis dengan peneliti. Peneliti disini sebagai pembaharu, karena sudah berbeda kurikulum yaitu 2013. Kesimpulanya bahwa peneliti fokus pada implementasi yang meliputi persiapan, Standar Kompetensi Lulusan, Standar isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Selain itu peneliti juga menjelaskan apa saja upaya yang dilakukan madrasah maupun pendidik dalam implementasi 2013 pada mata pelajaran Aqidah akhlak, serta solusi dan kendalanya.