I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2009, di Balai Besar

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. Unsur hara adalah nutrisi atau zat makanan yang bersama-sama dengan air

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prarencana Pabrik Karagenan dari Rumput Laut Eucheuma cottonii I-1

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

I. PENDAHULUAN. yaitu ± ,42 Km (Dahuri dkk, 2011). Di laut, tumbuh dan berkembang

1. PENDAHULUAN. pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

@BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrien tersebut memiliki

PENGGUNAAN PUPUK BIONIK PADA TANAMAN RUMPUT LAUT (Eucheuma Sp) (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Unidayan-Jl. Yos Soedarso 43 Baubau) ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL. E0N1P2: tanpa endofit + kompos + penyiraman dua minggu sekali E0N2P1: tanpa endofit + NPK + penyiraman

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas Tahun Luas Area (ha) Produksi (ton) (ton/ha)

I. PENDAHULUAN. karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PENDAHULUAN. tersebar di 32 provinsi. Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI.

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pelindung alam sekitar (Zain, 1998). Menurut sumber dari Direktorat Jendral

GROUPER FAPERIK ISSN

3. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. Perkebunan merupakan sektor yang strategis bila dilihat dari tingkat

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

BAB I PENDAHULUAN. menjaga keseimbangan ekosistem perairan (Komarawidjaja, 2005).

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan memerlukan nutrien berupa mineral dan air untuk pertumbuhan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Effect of NPK ferlilizer (nitrogen, phosphorus, potassium) on seaweed, Kappaphycus alvarezii, growth and white spot desease prevention

TINJAUAN PUSTAKA Serapan Hara

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA ILMIAH TENTANG. BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang digunakan untuk menyusun berbagai komponen sel selama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

L102. Staf Pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi UMS ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

I. PENDAHULUAN. komoditas yang diunggulkan di sektor kelautan dan perikanan.. Tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan memerlukan nutrien berupa mineral, air dan unsur hara untuk

I. PENDAHULUAN. bawang goreng bahkan sebagai bahan obat untuk menurunkan kadar kolesterol, gula

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii PADA KEDALAMAN PENANAMAN YANG BERBEDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, dengan garis pantai sekitar 81.000 km. Wilayah lautannya meliputi 5,8 juta km2 atau 70 persen dari total teritorial Indonesia. Potensi yang demikian besar, mengandung keanekaragaman sumberdaya alam laut baik hayati maupun non-hayati menjadikan sektor kelautan sebagai penunjang perekonomian penting bagi Indonesia (Dahuri et al., 2001). Perairan Indonesia sebagai wilayah tropis, memiliki sumberdaya plasma nutfah rumput laut kurang lebih 555. Jenis rumput laut yang memiliki nilai ekonomis dan banyak dibudidayakan adalah Eucheuma sp. dan Gracilaria sp. yaitu dari jenis alga merah (Nugroho et al., 2008). E. cottoni merupakan salah satu komoditi ekspor yang potensial untuk dikembangkan, Budidaya rumput laut telah menjadi salah satu usaha budidaya laut yang banyak diminati oleh masyarakat pesisir. Rumput laut menjadi salah satu komoditas yang mampu mendokrak perekonomian masyarakat pesisir, dan menyumbang banyak bagi pendapatan daerah. Budidaya rumput laut di Indonesia menjadi salah satu komoditas penting untuk mendukung program revitalisasi perikanan di Indonesia (DKP, 2006). Produksi rumput laut pada tahun 2007 dapat menccapai 1,62 juta ton dengan volume ekspor 94.073 ton, dengan nilai 57,52 juta dollar AS (Mukhtar, 2008). Agroindustri karagenan Indonesia diperkirakan akan menguasai 31% pangsa pasar rumput laut (Eucheuma dan Gracilaria) dunia pada

2 2007 (Anggadiredja dan Zatnika, 2006). Target Indonesia pada 2009 untuk IeucheumaI sp. diharapkan sebesar 1,9 juta ton berat basah atau setara dengan 186.332 ton berat kering, sedangkan ekspor yang diharapkan sebesar $111.501.000 (Diskanlut Sulteng dan LP3L TALINTI, 2007). Jika setiap tahunnya produksi rumput selalu bertambah maka pendapatan bagi nelayan sekitar pesisir dan devisa negara akan ikut bertambah. Peningkatan produksi dapat dilakukan jika pertumbuhan rumput laut ikut meningkat. Pertumbuhan merupakan parameter yang sangat penting untuk meningkatkan produksi rumput laut. Pertumbuhan rumput laut sangat dipengaruhi beberapa faktor, terutama sinar matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis. Proses fotosintesis rumput laut tidak hanya dipengaruhi oleh sinar matahari, tetapi juga membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup (makro maupun mikro). Unsur hara ini banyak didapatkan dari lingkungan yang diserap langsung oleh seluruh bagian tanaman. Suplai unsur hara dapat dilakukan dengan cara pemupukan saat budidaya (Prabowo, 2007). Pupuk merupakan zat yang mengandung sejumlah nutrien yang ditambahkan pada tumbuhan agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pemupukan adalah upaya pemberian nutrien kepada tumbuhan guna menunjang kelangsungan hidupnya (Sutejo, 2002). Penggunaan pupuk pada umumnya hanya dilakukan pada tumbuhan dengan tanah sebagai media tanamnya. Penggunaan pupuk untuk tumbuhan yang ada di perairan (laut) masih jarang dilakukan karena perairan dianggap memiliki kandungan nutrien yang mampu mencukupi kebutuhan nutrien dari tumbuhan yang ada di perairan (Silea, 2006). Akan tetapi, untuk meningkatkan produksi dalam skala yang besar tidak hanya dibutuhkan

3 nutrien dari lingkungan yang bersifat alami. Millero dan Sohn (1992) menyatakan bahwa perairan laut memiliki konsentrasi senyawa organik yang sangat rendah dibandingkan konsentrasi senyawa inorganik. Penggunaan pupuk merupakan salah satu alternatif yang dilakukan untuk meningkatkan produksi rumput laut. Dekastar merupakan pupuk akar yang dilengkapi dengan unsur hara makro dan mikro yang fungsinya untuk memperpanjang pertumbuhan akar dan tunas.kandungan unsur hara makro yang terdapat dalam dekastar adalah NPK dengan perbandingan 13 : 13 : 13 dan dilengkapi dengan unsur magnesium sebesar 3%. Pupuk dekastar mengandung salah satu unsur hara makro magnesium. Magnesium merupakan logam alkali tanah yang cukup berlimpah pada perairan alami. Garam-garam magnesium bersifat mudah larut sehingga jarang mengalami presipitasi (Effendi, 2003). Unsur makro magnesium yang terdapat dalam dekastar ada dalam klorofil dan butir hijau daun yang berfungsi memperlancar proses fotosintesis (Widodo, 2008). Seperti diketahui bahwa rumput laut merupakan tumbuhan thallus (memiliki percabangan), maka aplikasi pupuk akar ini dan salah satu unsur hara makro seperti magnesium diharapkan dapat meningkatkan produksi rumput laut. B. Kerangka Penelitian Pertumbuhan merupakan salah satu faktor yang penting dalam perkembangbiakan tumbuhan. E. cottonii merupakan salah satu tumbuhan sejenis alga yang hidup di perairan laut. Laju pertumbuhan rumput laut salah satunya dipengaruhi oleh keberadaan nutrien yang ada di perairan. Walaupun perairan

4 menyediakan nutrien untuk makanan rumput laut, tetapi tidak sepenuhnya dapat termanfaatkan karena nutrien tidak hanya dimanfaatkan oleh rumput laut. Oleh karena itu, agar pemanfaatan nutrien dapat semaksimal mungkin maka diperlukan adanya penambahan nutrien. Pupuk memiliki sejumlah nutrien yang sangat dibutuhkan bagi tanaman. Penggunaan pupuk dibidang pertanian sudah terbukti dapat meningkatkan hasil pertanian, seperti meningkatkan laju pertumbuhan dan lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya. Menurut Silea (2006) hasil percobaan dengan pemberian pupuk bionik mampu meningkatkan laju pertumbuhan rumput laut sebesar 6,06% setiap harinya. Dekastar merupakan salah satu pupuk akar yang memliki unsur hara makro seperti nitrogen, kalium, fosfor dan magnesium serta unsur hara mikro seperti boron, tembaga, mangan, molybdenum, dan seng. Unsur hara yang terkandung dalam pupuk tersebut berfungsi meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti mempercepat laju pertumbuhan akar/tunas. Penggunaan pupuk anorganik jenis dekastar diduga dapat meningkatan produksi rumput laut (Eucheuma cottonii).

5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan pupuk dekastar dalam berbagai konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda serta interaksinya terhadap produksi E. cottonii. Manfaat penelitian adalah memberikan informasi tentang penggunaan pupuk dan lama perendaman yang sesuai untuk peningkatan produksi E. cottonii. D. Hipotesis Model rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap berbasis faktorial (Faktorial RAL) dengan hipotesis yang diajukan sebagai berikut : 1) H 0 : (αβ) ij = 0 (tidak ada pengaruh interaksi antara konsentrasi penggunaan pupuk dan lama perendaman terhadap peningkatan produksi rumput laut (E. cottonii). H 1 : (αβ) ij 0 (minimal ada satu pengaruh interaksi antara konsentrasi penggunaan pupuk dan lama perendaman terhadap peningkatan produksi rumput laut (E. cottonii). 2) H 0 : (α) i = 0 (tidak ada pengaruh perlakuan konsentrasi penggunaan pupuk terhadap peningkatan produksi rumput laut (E. cottonii). H 1 : (α) i 0 (minimal ada satu pengaruh perlakuan konsentrasi penggunaan pupuk terhadap peningkatan produksi rumput laut (E. cottonii). 3) H 0 : (β) j = 0 (tidak ada pengaruh perlakuan lama perendaman terhadap

6 peningkatan produksi rumput laut (E. cottonii). H 1 : (β) j 0 (minimal ada satu pengaruh perlakuan lama perendaman terhadap peningkatan produksi rumput laut (E. cottonii). Keterangan : i j : Dosis pupuk (150 g/l, 200 g/l, dan 250 g/l) : Lama perendaman (3 jam, 5 jam, dan 7 jam) Jika uji F (anova) interaksi nyata maka dilakukan uji lanjut pengaruh sederhana pada taraf nyata 5%, dengan hipotesis sebagai berikut : H 0 : tidak ada pengaruh interaksi antara konsentrasi penggunaan pupuk dan lama perendaman terhadap peningkatan produksi rumput laut (E. cottonii) pada selang kepercayaan 95%. H1 : minimal ada sepasang perlakuan interaksi antara konsentrasi penggunaan pupuk dan lama perendaman terhadap peningkatan produksi rumput laut (E. cottonii) pada selang kepercayaan 95%.