PENGARUH SENAM DIABETES MELITUS TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI SANGGAR SENAM PERSADIA KABUPATEN GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ENEMAWIRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

I. PENDAHULUAN. Senam Aerobik merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

Unnes Journal of Public Health

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nurlika Sholihatun Azizah

BAB 1 PENDAHULUAN. degeneratif dan salah satu penyakit tidak menular yang meningkat jumlahnya

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus timbul akibat perubahan gaya hidup sedenter yang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan. dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

Transkripsi:

PENGARUH SENAM DIABETES MELITUS TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI SANGGAR SENAM PERSADIA KABUPATEN GORONTALO Anggelin Salindeho Mulyadi Julia Rottie Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi anggelin1745@gmail.com Abstract : Diabetes mellitus is a group of metabolic disorders characterized by elevated level of blood glucose due to damage in insulin secretion, insulin action or both. Control of diabetes mellitus become an important goal in controling blood sugar levels. One of the efforts to control diabetes mellitus is the diabetes mellitus gymnastics. The research objective was to determine the effect of exercise on reducing blood sugar levels. Research design is Quasi Eksperimental, consisting of 15 samples of the intervention group and 15 samples control group. Gimnastics diabetes mellitus held 3 times a week for 2 weeks, with examination of blood sugar levels pretest and posttest. Using a T-test at significance level of 95% (α 0,05). Results of the study the characteristics of the sexes are mostly women, age range 44-70 years and most education is high school level, pretest sugar levels above normal and posttest results has decreased. Conclusion of the study is that gymnastics effect on blood sugar levels of diabetes patients with type 2 diabetes mellitus. Suggestions research, for futher research would be to develop research by adding the variables such us diet patterns, length of study 4-6 weeks and begins with mild intensity gimnastic. Keywords: Gymnastics Diabetes Mellitus, Blood Sugar Levels Abstrak : Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Pengendalian diabetes melitus menjadi tujuan yang penting dalam pengontrolan kadar gulah darah. Salah satu upaya pengendalian DM yaitu dengan senam diabetes. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh senam terhadap penurunan kadar gula darah. Desain penelitian quasi eksperimental, terdiri dari 15 sampel kelompok intervensi dan 15 sampel kelompok kontrol. Senam diabetes melitus dilaksanakan 3 kali seminggu selama 2 minggu, dengan pemeriksaan kadar gula darah pretest dan posttest, munggunakan uji T pada tingkat kemaknaan 95% (α 0,05). Hasil penelitian karakteristik jenis kelamin sebagian besar adalah perempuan, rentang umur 44-70 tahun dan pendidikan terbanyak adalah tingkat SMU, kadar gula darah pretest diatas normal dan hasil posttest mengalami penurunan.kesimpulan dalam penelitian adalah terdapat pengaruh senam diabetes melitus terhadap kadar gula darah penderita DM tipe 2. Saran penelitian, untuk peneliti selanjutnya kiranya dapat mengembangkan penelitian dengan menambahkan variabel penelitian seperti pola diit, lama waktu penelitian 4-6 minggu, serta dimulai dengan senam intensitas ringan. Kata Kunci : Senam Diabetes Melitus, Kadar Gula Darah. 1

PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman, pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi dan kekurangan gizi ke arah penyakit degeneratif yang salah satunya adalah diabetes melitus (Suyono, 2011). Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) tahun 2014 Estimasi terakhir International Diabetes Federation (IDF), terdapat 382 juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013. Diperkirakan dari 382 juta orang tersebut, 175 juta orang diantaranya belum terdiagnosis, sehingga terancam berkembang progresif menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan. Berdasarkan laporan World Health Organizatin (WHO) yang dikutip dari Perkumpulan Endrokinologi Indonesia (PERKENI) tahun 1998, bahwa prevalensi Diabetes Melitus (DM) sebesar 1,5% - 2,3 dan akan menjadi 5,7% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun dan berdasarkan laju pertambahan penduduk, pada tahun 2020 diperkirakan akan ada sejumlah 178 juta penduduk yang menderita diabetes melitus. Indonesia merupakaan salah satu dari 10 negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Indonesia menempati peringkat ke-7 pada tahun 1995 dan diprediksi akan naik menjadi peringkat ke-5 pada tahun 2025 dengan perkiraan jumlah penderita sebanyak 12,4 juta jiwa. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, provinsi Gorontalo termasuk di 17 provinsi yang memiliki prevalensi melebihi prevalensi nasional. Berdasarkan data Dinas kabupaten Gorontalo Jumlah penderita diabetes melitus tahun 2014 sejumlah 1.537 jiwa. Peningkatan ini terjadi seiring dengan meningkatnya harapan hidup, asupan makanan yang tidak sehat, aktifitas fisik yang kurang, kegemukan serta gaya hidup yang modern. Diabetes melitus merupakan penyakit yang memiliki komplikasi atau menyebabkan terjadinya penyakit lain yang paling banyak. Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah. Komplikasi diabetes melitus yang sering terjadi antara lain: penyebab utama gagal ginjal, retinopati diabeticum, neuropati (kerusakan syaraf) dikaki yang meningkatkan kejadian ulkus kaki, infeksi dan bahkan kaharusan untuk amputasi kaki.meningkatnya resiko penyakit jantung dan stroke, dan resiko kematian penderita diabetes secara umum adalah dua kali lipat dibandingkan bukan penderita diabetes melitus (KEMENKES RI, 2014). Sanggar senam PERSADIA, merupakan sanggar senam yang terletak di RSUD Dr.M.M Dunda Limboto. Dimana sebulan sekali diadakan kegiatan senam diabetes melitus dengan seorang instruktur dan diikuti oleh 50 orang penderita diabetes melitus yang rata-rata berusia diatas 30 tahun. Sebelumnya belum ada penelitian yang meneliti pengaruh senam diabetes melitus terhadap penurunan kadar gula darah. Berdasarkan uraian diatas mendorong peneliti tertarik mengetahui pengaruh senam diabetes melitus terhadap penderita diabetes melitus tipe 2 di sanggar senam PERSADIA.. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasi eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan di sanggar senam PERSADIA pada bulan November-Desember 2015. Populasi dalam penelitian adalah semua penderita diabetes melitus sanggar senam. Sampel dalam penelitian ini yaitu total sampling dengan jumlah sampel 15 orang 2

kelompok intervensi dan 15 orang kelompok kontrol. HASIL PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi frekwensi berdasarkan jenis kelamin pada penderita DM tipe 2 di sanggar senam PERSADIA kabupaten Gorontalo Jenis Intervensi Kontrol kelamin n % n % Laki-laki 6 40 7 46,7 Perempuan 9 60 8 53,3 Jumlah 15 100 15 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden baik kelompok intervensi dan kelompok kontrol berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 17 responden atau sebesar 56,7%. Tabel 2 Distribusi frekwensi berdasarkan umur pada penderita DM tipe 2 di sanggar senam PERSADIA Kelompok Mean Minimum- Maksimum Intervensi 56,33 44-64 Kontrol 61,07 52-70 Tabel diatas menunjukkan rata-rata umur pada kelompok intervensi yaitu 56,33 tahun dan pada kelompok kontrol yaitu 61,07 tahun. Tabel 3 Distribusi frekwensi berdasarkan pendidikan pada penderita DM tipe 2 di sanggar senam PERSADIA kabupaten Gorontalo Pendidikan Intervensi Kontrol N % n % SD 0 0 0 0 SLTP 0 0 1 6,7 SLTA 9 60 10 66,7 D3 3 20 2 13,3 S1 3 20 2 13,3 Jumlah 15 100 15 100 Berdasarkan distribusi tabel diatas dapat dilihat sebagaian besar responden baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol tingkat pendidikannya adalah SLTA yaitu sebanyak 9 orang atau 60% pada kelompok intervensi dan 10 orang atau 66,7% pada kelompok kontrol. Tabel 4 Distribusi frekwensi berdasarkan kadar gula darah pretest dan postest kelompok intervensi dan kelompok kontrol penderita DM tipe2 di sanggar senam PERSADIA Kelompok Pretest Posttest Selisih Me- Sd Me - Sd Mean an an Interval 243, 35, 217, 34, 26,40 80 Kontrol 283, 53 957 36, 946 40 279, 73 176 39, 800 3,8 Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar gula darah pada kelompok intervensi pretest 243,80 mg/dl, posttest 217,40 mg/dl sedangkan pada kelompok kontrol nilai pretest 283,53 mg/dl, postest 279,73 mg/dl. Dimana selisih mean menunjukkan kelompok intervensi lebih besar daripada kelompok kontrol. Tabel 5 Kadar gula darah kelompok intervensi penderita DM tipe 2 disanggar senam PERSADIA kelompok Rata-rata kadar gula darah 1 2 3 4 Intervensi 252 232 209 190 3

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa nilai kadar gula darah pada kelompok intervensi mengalami penurunan dari pemeriksaan awal. Tabel 6 Kadar gula darah pada kelompok kontrol penderita DM tipe 2 disanggar senam PERSADIA Kelompok Rata-rata kadar gula darah 1 2 3 4 Kontrol 270 280 283 280 Tabel 6. diatas menunjukkan nilai kadar gula darah pada kelompok kontrol mengalami kenaikan dibandingkan awal pemeriksaan. ANALISIS UNIVARIAT Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang yang terdiri dari 15 orang kelompok intervensi dan 15 orang kelompok kontrol, diperoleh responden yang berjenis kelamin laki-laki 13 orang atau 43,3%, sedangkan untuk responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 17 orang 56,7%. Kejadian diabetes melitus lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria terutama pada Dm tipe 2. Hal ini disebabkan oleh penurunan hormon ekstrogen akibat menopause. Ekstrogen pada dasarnya berfungsi untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah dan meningkatkan penyimpanan lemak, serta progesteron yang berfungsi untuk menormalkan kadar gula darah dan membantu menggunakan lemak sebagai energi, Taylor 2008 yang dikutip dari Endriyanto 2012. Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa pada kelompok intervensi Mean berada pada 56,33 rentang umur antara 44-64 tahun. Untuk kelompok kontrol Mean 61,07 yang terdapat pada rentang umur 52-70 tahun. Menurut Nursing (2011), bahwa kejadian diabetes melitus tipe 2 biasanya muncul pada penderita yang berusia lebih dari 40 tahun. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dimana terbanyak responden memiliki tingkat pendidikan SMU yakni 19 orang atau 63,3% dan paling sedikit dengan tingkat pendidikan SLTP yakni berjumlah 1 orang atau 3,3%. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan seseorang dalam menerapkan perilaku hidup sehat, terutama dalam pengendalian diabetes melitus. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan kadar gula darah pada kelompok intervensi dari hasil pemeriksaan pertama hingga akhir mengalami perubahan, perubahan yang bermakna dapat dilihat mulai pada pemeriksaan ke 3 atau minggu ke 2 pelaksanaan intervensi senam diabetes. Hasil penelitian ini juga menunjukkan berbedaan selisih mean rata-rata kadar gula darah sebelum dan sesudah intervensi dimana pada kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan selisih mean rata-rata kadar gula darah keompok kontrol. Hal ini menunjukkan penderita DM tipe 2 yang diberikan intervensi senam diabetes melitus menunjukkan penurunan kadar gula darah yang signifikan dibandingkan dengan penderita yang tidak dilakukan intervensi. Penurunan kadar gula darah juga ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Priyanto (2012) mengenai gambaran kadar gula darah pada lansia dengan DM yang mengikuti senam kaki di Magelang. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar penderita DM pada kelompok intervensi mengalami penurunan kadar gula darahnya dibandingkan kelompok kontrol. Esensi persamaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian tersebut yaitu terjadi penurunan kadar gula darah setelah 4

penderita DM diberikan intervensi senam atau aktifitas. Sedangkan Esensi perbedaan yang ditemukan dengan penelian yang dilakukan adalah senam yang dilakukan Priyanto adalah senam kaki sedangkan pada penelitian ini senam Dm intensitas sedang, begitu juga dengan waktu yang digunakan oleh Priyanto selama 4 minggu sedangkan dalam penelitian ini hanya selama 2 minggu. ANALISIS BIVARIAT Tabel 7 Pengaruh senam diabetes melitus terhadap kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe 2 disanggar senam PERSADIA Mean Mean difference T Df P value 230,8-45,80000-3,524 28 0,001 Hasil uji t independent diperoleh p value= 0,001 daripada nilai alpha (0,005). Hal ini berarti terdapat perbedaan ataupun pengaruh yang signifikan antara mean kadar gula darah kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan intervensi senam diabetes melitus. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh senam diabetes melitus terhadap kadar gula darah. Pengaruh senam diabetes melitus terhadap perubahan kadar gula darah dapat dilihat pada nilai rata-rata kadar gula darah pretest dan posttest pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, mean pretest 244,07 mg/dl dan posttest 217,40 mg/dl dimana terjadi penurunan nilai ratarata kadar gula darah setelah intervensi senam diabetes melitus. Menurut Suryanto 2009 yang dikutip dari Karinda 2013 senam diabetes melitus merupakan jenis senam aerobic low impac yang penekanannya pada gerakan ritmik otot, sendi, vaskuler dan saraf dalam bentuk peregangan dan relaksasi. 5 Dalam melakukan senam diabetes melitus, intensitas yang baik adalah rentang 60 90 % dari denyut nadi maksimal. Rentang ini lazim disebut sebagai training zone atau daerah latihan. Suatu latihan yang dilakukan seseorang dinilai telah memenuhi takaran yang baik apabila telah memenuhi rentang di atas. Dalam penelitian ini, intensitasnya termasuk dalam intensitas sedang karena rata-rata penderita mencapai rentang denyut jantung 150-170/menit. Melakukan olahraga yang baik dan teratur membuat peningkatan aliran ke otot dengan cara pembukaan kapiler (pembuluh darah kecil diotot), dan hal ini akan menurunkan tekanan pada otot yang pada gilirannya akan meningkatkan penyediaan dalam jaringan otot itu sendiri. Dengan demikian akan mengurangi gangguan metabolisme karbohidrat pada penderita diabetes melitus, sehingga menurunkan kadar glukosanya ( Wiarto, 2013). Upaya penanganan pada pasien diabetes melitus sekaligus juga pencegahan terjadinya komplikasi adalah melakukan upaya pengendalian DM yang salah satu teraturnya pasien DM dalam melakukan aktifitas berolahraga. Dengan berolahraga diharapkan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga dapat memperbaiki kadar gula dalam darah. Aktifitas fisik yang juga sering dianjurkan adalah senam diabetes melitus. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sunaryo 2013 tentang Pengaruh senam diabetik terhadap penurunan resiko ulcus kaki diabetik, dimana penderita yang mengikuti senam diabetic memiliki peluang menurunkan resiko ulkus diabetik sebanyak satu kali dibandingkan penderita DM yang tidak mengikuti senam. Keikutsertaan dalam senam diabetik didasari oleh berbagai alasan antara lain kesadaran pasien untuk meningkatkan kesehatan dan mengontrol gula darah, mengisi kesibukan dan anjuran dokter. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain faktor pengetahuan atau persepsi terhadap penanganan dan perawatan diabetes, motivasi diri, dan informasi. Dalam penelitian ini, ditemukan perubahan kadar gula darah pada pretest dan posttest setelah dilakukan intervensi senam diabetes melitus. Menurut pendapat peneliti, terjadi penurunan kadar gula darah kemunkinan dikarenakan kerteraturan penderita dalam melakukan aktifitas senam diabetes serta kepatuhan diet dan minum obat oleh penderita diabetes melitus. SIMPULAN 1. Karakteristik jenis kelamin responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan, usia kelompok intervensi berada pada rentang umur antara 44-64 tahun, untuk kelompok kontrol terdapat pada rentang umur 52-70 tahun. Tingkat pendidikan di mana terbanyak responden memiliki tingkat pendidikan SMU 2. Kadar gula darah pretest sebelum dilakukan senam diabetes nilai rata-rata adalah di atas nilai normal, dimana nilai kadar gula darah setelah dilakukan senam mengalami penurunan. 3. Terdapat pengaruh senam diabetes melitus terhadap kadar gula darah penderita DM tipe 2 disanggar senam PERSADIA. DAFTAR PUSTAKA Afriza, (2011). Pengaruh senam diabetes joging dan bersepeda terhadap kadar gula darah. Universitas Negeri Padang. Bruner & Sudarth, (2012). Keperawatan Medical Bedah.Jakarta:EGC Budiarto Eko, (2012). Biostatistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC Definition and diagnosis of diabetes melitus and intermediate hiperglycemia. WHO 2006 Endriyanto Eko, (2012). Efektifitas senam kaki diabetes melitus dengan koran terhadap tingkat sensitivitas kaki pada pasien DM tipe 2. Universitas Riau. Indonesiasehat.net/yuni/vidio-senamdiabetes/www.Indonesia sehat(10 oktober 2015) Irianto Koes, (2014). Epidemiologi penyakit menular dan penyakit tidak menular Bandung: Alfabeta. Karinda Riri, (2013). Pengaruh Senam Sehat Diabete Melitus Terhadap Profil Lipid Pasien DM Tipe 2. Jember Kemenkes RI, (2014). Pusat data dan informasi. Mistra, (2009). Jurus melawan diabetes melitus. Jakarta: Puspa Swara. Notoatmodjo Soekidjo, (2012). Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rhineka Cipta. Nursing, (2011). Memahami berbagai macam penyakit. Jakarta: Indeks. Perkeni, (2008). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus di indonesia. www.perkeni.org. (5 oktober 2015). Priyanto Sigit, (2012). Pengaruh senam kaki terhadap sensitivitas kaki dan kadar gula darah pada agregat lansia.universitas Indonesia. PSIK Universitas Sam Ratulangi (2013). Pedoman penuliisa Skripsi. 6

Riset kesehatan dasar (RISKESDAS), (2013).www.riskesdas.(7 oktober 2015) 7