SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS X.3 SMA MUHAMMADIYAH 4 ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses belajar-mengajar akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 BAKI, SUKOHARJO) Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

latihan. Salah satu wujud pendidikan yang diterapkan di sekolah maupun di lingkungan keluarga sejak dini adalah pendidikan bahasa karena bahasa

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 telah menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

TITIK ARIYANI HALIMAH A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. hal-hal berikut. Pertama, guru dapat menumbuhkan rasa memiliki, mencintai,

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Problem pembelajaran sastra di sekolah, lagi-lagi harus berkait

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

YUNICA ANGGRAENI A

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini

I. PENDAHULUAN. memjawab tantangan-tantangan yang terjadi dimasyarakat. Tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh : EKA ROHMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

TEKNIK INKUIRI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SMP PLUS DARUSSALAM BLOKAGUNG BANYUWANGI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. mempersatukan keberagaman bahasa, adat-istiadat, suku, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh siswa dari tingkat pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi. Pengajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN DISKUSI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII C SMP N 2 RANDUBLATUNG TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh: EKA RATNA WIDYAWATI A 310 040 067 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sikap sosial dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sisdiknas dalam Jumali, dkk, 2004: 21). Proses pendidikan yang diselenggarakan secara formal di sekolah dimulai dari pendidikan formal yang paling dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT) tidak lepas dari kegiatan belajar yang merupakan salah satu kegiatan pokok dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran telah dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus ditunjang oleh kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu terapan dan ilmu pengetahuan dasar secara seimbang. Salah satu usaha untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan meningkatkan keterampilan berbahasa. Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia di SMP yaitu dari aspek kemampuan berbahasa meliputi aspek mendengarkan/ menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional atau bahasa negara. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonsia berorientasi pada hakikat 1

2 pembelajaran bahasa bahwa belajar bahasa adalah belajar berkomunukasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya (Depdiknas, 2004:2). Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia. Secara umum mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik mamiliki kemampuan antara lain: 1) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, 2) memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan, 3) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, 4) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai denga etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, 6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Depdiknas, 2006:2). Pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah pendekatan komunikatif. Dalam pembelajaran pendekatan komunikatif, pembelajaran bahasa bertumpu pada pengembangan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa sebagai alat ungkap pesan atau makna untuk berbagai tujuan berbahasa yang meliputi aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan itu

3 merupakan wujud khas perilaku manusia yang bertumpu pada kebermaknaan (Prayitno, 2006: 1). Meskipun pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu diusahakan, namun dalam praktiknya di lapangan masih banyak guru yang menerapkan pembelajaran konvensional, khususnya di sekolah-sekolah yang berada di pedesaan. Salah satunya adalah SMP N 2 Randublatung. Dalam pembelajaran ini, guru hanya menerangkan materi dengan metode ceramah, siswa mendengarkan dan mencatat hal yang dianggap penting. Akibatnya, informasi yang didapat kurang begitu melekat pada diri siswa. Berdasarkan alasan di atas, maka perlu strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna dan pemahaman ( Suwandi, 2006:3). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional dapat dilakukan dengan barbagai upaya, salah satunya adalah penyempurnaan di bidang kurikulum. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan (Soehendro, 2006: 5). Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapain tujuan pendidikan nasional. Salah satu strategi belajar yang dapat mengaktifkan siswa dan menjamin tercapainya tujuan pendidikan adalah melalui pendekatan kontekstual (CTL).

4 Pendekatan kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran ini melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian yang sebenarnya (Depdiknas, 2003: 5). Salah satu komponen yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat belajar atau sering disebut metode diskusi. Metode diskusi dapat mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat baik dengan guru maupun teman-temannya sehingga mereka dapat berpartisipasi secara optimal tanpa ada atuan-aturan yang terlalu keras namun tetap mengikuti etika yang disepakati bersama. Menurut Suparlan (2007) diskusi dapat dilaksanakan dua bentuk yakni diskusi kelompok kecil dan diskusi kelas.dalam pembelajaran bahasa Indonesia, diskusi sangat membantu terjadinya komunikasi dua arah. Selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, pembelajaran bahasa Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar untuk memperluas wawasan dan mempertajam kepekaan perasaan siswa. Oleh karena itu, tujuan penerapan metode diskusi lebih ditekankan pada aspek keterampilan berbicara. Dengan demikian, pembelajaran bahasa tidak hanya sekadar mendengarkan guru menerangkan saja, tetapi diperlukan keaktifan siswa

5 di dalam proses belajar mengajar, sehingga terjalin interaksi baik antara siswa dengan siswa maupun dengan guru. Atas dasar di atas, penelitian yang berjudul Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Diskusi sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII C SMP N 2 Randublatung Tahun Ajaran 2007/2008, diharapkan mampu mengubah paradigma lama. Penelitian ini mengarahkan siswa untuk lebih terlibat aktif dalam proses belajar mengajar sehingga kecakapan berbicara mereka akan tercapai. Studi kasus dilakukan di SMP N 2 Randublatung. Peneliti mengambil tempat penelitin di SMP N 2 Randublatung karena, selain letaknya yang dekat dengan lokasi tempat tinggal peneliti, sekolah ini juga memiliki banyak keterbatasan. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah negeri yang kurang favorit. Fasilitas yang dimiliki, seperti tenaga pengajar, gedung, dan alat-alat pembelajaran lainnya masih terbatas sehingga mengganggu kelancaran belajar mengajar. Selain itu, baik kepala sekolah maupun guru juga mesti kerja keras untuk tetap memperbaiki mutu pendidikan bagi siswa-siswinya. Dibandingkan dengan sekolah negeri lainnya, sekolah ini memang sedikit tertinggal. Meskipun demikian, kepala sekolah dan guru tetap optimis untuk mengusahakan cara menutupi segala keterbatasan yang ada yakni dengan cara meningkatkan mutu guru dan siswa (memaksimalkan tenaga pengajar yang ada meskipun bidang studi yang diajarkan kurang relevan), mengadakan lomba mata pelajaran, dan menerapkan kedisiplinan yang ketat guna melatih tanggung jawab siswa. Bahkan saat ini, SMP N 2 Randublatung sedang mempersiapkan segala

6 sesuatu untuk mengarah pada sekolah standar nasional (SSN). Faktor-faktor itulah yang melatarbelakangi peneliti untuk mengadakan penelitian di SMP N 2 Randublatung. B. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini ada dua masalah yang perlu dicari jawabannya. 1. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan metode diskusi sebagai upaya peningkatan keterampilan berbicara siswa? 2. Adakah peningkatan keterampilan berbicara siswa selama proses belajar bahasa Indonesia dengan metode diskusi? C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini ada tiga hal yang membatasi masalah. 1. Metode pengajaran yang dipakai untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah metode diskusi. 2. Keterampilan berbicara siswa dalam proses belajar dikhususkan pada keaktifan dalam bertanya dan menjelaskan. 3. Studi kasus dilakukan di kelas VIII C SMP N 2 Randublatung. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ada dua. 1. Mendeskripsikan proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan diskusi sebagai upaya peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas VIII C SMP N 2 Randublatung tahun ajaran 2007/2008.

7 2. Mengidentifikasi peningkatan keterampilan berbicara siswa yang meliputi keterampilan bertanya dan menjelaskan serta keberanian untuk tampil di depan guna melaporkan hasil diskusi. E. Manfaat Penelitian Ada dua manfaat dalam penelitian ini. 1. Manfaat Teoritis Secara umum penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia terutama pada aspek keterampilan berbahasa khususnya keterampilan berbicara dengan menggunakan metode diskusi. 2. Manfaat Praktis Dilihat dari segi praktis, ada empat manfaat yang disampaikan. a. Bagi penulis, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keterampilan berbicara siswa setelah dilakukan proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode diskusi. b. Bagi guru, dengan metode diskusi dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif yang dapat memberdayakan siswa.. c. Bagi siswa, memotivasi siswa untuk aktif bertanya dan mencoba menjawab pertanyaan serta berani untuk tampil di depan kelas. d. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan perbandingan dan referensinsi terhadap penelitian yang relevan.