BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Sistem transportasi yang terbentuk dari komponen sarana, prasarana dan manusia adalah bagian hidup masyarakat saat ini. Permasalahan yang timbul seperti kemacetan, kecelakaan, penurunan kualitas lingkungan dan transportasi biaya tinggi menjadi pemandangan sehari-hari dikota-kota besar di Indonesia. Dalam suatu sistem jaringan jalan raya, persimpangan merupakan titik terjadinya konflik antara moda transportasi dan tingkat efisiensi jaringan jalan sangat ditentukan oleh kinerja persimpangan. Suatu persimpangan biasanya terbentuk dari pertemuan antara dua ruas jalan dengan arah yang berbeda. Pertemuan antara dua jenis prasarana transportasi seperti jalan raya dengan rel kereta api merupakan bentuk pertemuan yang menimbulkan masalah. Peranan sistem kontrol pada pertemuan dua jalur prasarana transportasi tersebut yang di Indonesia disebut dengan perlintasan sebidang jalan dengan rel kereta api, saat ini banyak yang telah dioperasikan secara semi otomatis. Permasalahan yang tampak adalah walaupun sistem kontrol tersebut telah dioperasikan dengan benar, tapi bila volume kendaraan pada pendekat lintasan sedemikian besar maka akan menimbulkan tundaan dan panjang antrian yang cukup berarti dan resiko terjadinya kecelakaan lalulintas antara kendaraan jalan raya dengan kereta api akan semakin besar. Hal tersebut disebabkan karena pada perlintasan sebidang antara jalan dengan rel kereta api terdapat pertemuan antara moda transportasi jalan raya dan kereta api pada
satu bidang yang sama yang memiliki karakteristik pergerakan yang berbeda sehingga memiliki tingkat resiko tinggi untuk terjadinya kecelakaan lalulintas. Potensi terjadinya kecelakaan lalulintas pada perlintasan kereta api sebidang akan semakin tinggi jika perlintasan kereta api sebidang tersebut berpotongan pada satu bidang yang sama dengan ruas jalan yang memiliki intensitas kepadatan lalulintas yang tinggi. Dengan mempertimbangkan karakteristik pergerakannya, kereta api mendapat prioritas pada perlintasan dan pengemudi harus mendahulukan kereta api karena berdasarkan pasal 91 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, perpotongan antara jalur kereta api dengan jalan raya sebaiknya dibuat dengan prinsip tidak sebidang yang berarti menggunakan Fly over atau Underpass sehingga tidak terjadi persimpangan sebidang dan dapat meminimalisasi terjadinya kecelakaan lalulintas. Hal tersebut mengingat karakter dari kereta api yang tidak dapat diberhentikan secara mendadak berbeda dengan moda transportasi jalan raya. Untuk pengecualian dari pasal 91 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia diatas yaitu pada ayat 2 yaitu untuk persimpangan sebidang hanya dapat dilakukan dengan tetap menjamin keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api dan lalulintas jalan. Sedangkan berdasarkan Pasal 110 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan Kereta Api, Pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan yang selanjutnya disebut dengan perpotongan sebidang yang digunakan untuk lalulintas umum atau lalulintas khusus, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api.
Mengingat karakteristik kereta api yang tidak dapat langsung berhenti jika ada penghalang di depannya, kereta api membutuhkan jarak tertentu untuk mengerem sebelum berhenti. Jika terdapat penghalang di depan kereta api yang sedang melaju, masinis biasanya justru akan semakin menambah kecepatan karena dengan kecepatan yang lebih tinggi diharapkan pada saat terjadi benturan tidak akan mengakibatkan kereta api terguling dan benda yang berada di depan kereta api tersebut akan lebih mudah tersingkir dan pengendara kendaraan jalan raya juga diwajibkan untuk lebih mendahulukan perjalanan kereta api. Karakteristik rel kereta api dapat dikatakan sama dengan jalan tol, yaitu jalur yang bebas terhadap hambatan selama perjalanan kereta api berlangsung. Karakteristik kereta api masih kurang dipahami oleh sebagian besar pengguna jalan, ditambah lagi dengan faktor kedisiplinan berlalulintas yang masih rendah. I.2 Latar Belakang Masalah Dengan adanya perlintasan sebidang jalan dengan rel kereta api di Jalan Sekip mengakibatkan adanya hambatan yang diakibatkan adanya rumble strips pada saat memasuki perlintasan dimana pengemudi dipaksa untuk menurunkan kecepatannya sehingga kerapatan yang terjadi menjadi lebih tinggi. Hal ini menimbulkan adanya perbedaan karakteristik antara ruas yang tidak dipengaruhi rumble strips dengan ruas yang dipengaruhi rumble strips. Perbedaan karakteristik yang dirasakan yaitu adanya perbedaan kecepatan rata-rata ruang.
Untuk itulah perlu adanya studi untuk mengetahui seberapa besar perbedaan kecepatan rata-rata ruang pada ruas yang bebas hambatan dengan ruas jalan yang dipengaruhi rumble strips pada saat memasuki perlintasan ini. Dan akibat adanya perlintasan sebidang jalan dengan rel kereta api ini tidak hanya mengakibatkan tundaan pada saat pintu perlintasan ditutup tetapi juga mengakibatkan tundaan pada saat pintu dibuka, kondisi ini bila berlangsung lama maka akan mengakibatkan suatu kemacetan (Amal. Dkk. 2002). Pada saat pintu perlintasan ditutup, maka untuk periode tertentu arus yang masuk tidak bisa dilayani sehingga menimbulkan antrian. Antrian juga terjadi apabila arus yang masuk lebih besar dari kapasitasnya. Tujuan yang kedua dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai tundaan dan antrian yang terjadi pada saat pintu perlintasan ditutup. I.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. Mengetahui dan memilih model terpilih dari hubungan antara volume, kecepatan dan kerapatan lalulintas pada ruas jalan tanpa hambatan dan ruas jalan yang dipengaruhi hambatan geometrik lalulintas dengan menggunakan pendekatan : a. Model Linear Greenshilds b. Model Logaritmik Greenberg c. Model Eksponensial Underwood 2. Mengetahui nilai tundaan dan antrian yang terjadi pada saat pintu perlintasan ditutup dengan metode gelombang kejut.
1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Untuk menyederhanakan penelitian ini mengingat akan keterbatasan waktu, tenaga, serta biaya, maka ruang lingkup permasalahan pada penelitian ini dibatasi secara spesifik hanya mencakup kondisi sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian adalah ruas jalan Sekip yaitu pada perlintasan sebidang jalan Sekip arah pergerakan lalulintas dari jalan Gatot Subroto menuju Jalan Gereja dan dari jalan Gereja menuju jalan Gatot Subroto. 2. Lokasi titik pengamatan dibedakan menjadi dua, yaitu pada bagian ruas tanpa dipengaruhi hambatan (pengemudi dapat memilih kecepatannya) dengan ruas yang sudah dipengaruhi hambatan geometrik berupa rumble strips sampai dengan alur rel. 3. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. 4. Tundaan dan antrian dihitung selama pintu perlintasan ditutup, yaitu ketika kereta memasuki perlintasan sebidang jalan dengan rel kereta api. 5. Kecepatan kendaraan didasarkan pada kecepatan rata-rata ruang. 6. Lama waktu penutupan pintu perlintasan dihitung mulai pintu bergerak 45 o arah menutup sampai pintu itu dibuka 45 o dari arah horizontal. 7. Interval waktu pengamatan dan pencatatan volume lalulintas adalah setiap 15 menit. I.5 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam studi ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengumpulan data dan metode analisa.
a. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data pada suatu perlintasan sebidang jalan dengan rel kereta api ini meliputi pengumpulan data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan yaitu untuk data primer melalui survei dan pengamatan langsung dilapangan dan untuk data sekunder dengan melakukan pencarian data pada instansi-instansi terkait, yaitu: 1. Data primer: Data yang diperlukan dari kondisi di lapangan adalah data volume lalulintas (V) dan data waktu tempuh kendaraan untuk melalui suatu penggal jalan tertentu. Dari data waktu tempuh didapatkan besarnya kecepatan rata-rata waktu dan kecepatan rata-rata ruang, sedangkan kerapatan akan dihitung berdasarkan data volume dan kecepatan rata-rata ruang. Besarnya volume lalulintas diperoleh dengan mencatat jumlah kendaraan yang melewati suatu titik pengamatan tertentu di lokasi penelitian berdasarkan jenis kendaraannya, kemudian data ini dikonversikan kedalam satuan mobil penumpang (smp). Kecepatan setempat kendaraan diukur dengan mencatat waktu tempuh kendaraan untuk melalui suatu jarak tertentu yang telah ditetapkan, dimana kecepatan adalah hasil bagi antara jarak dengan waktu tempuh. Selanjutnya, untuk mendapatkan variable kerapatan (D) dilakukan dengan membagi jumlah volume (V) dengan kecepatan rata-rata ruang (Ū sr ).
Waktu pengumpulan data yaitu: - Pada hari Senin dari jam 07.00-19.00 Wib Data geometrik jalan. Lama dan waktu penutupan pintu perlintasan kereta api. 2. Data sekunder: Data peta lokasi dan ruas jalan. Literatur yang dapat menunjang penelitian b. Metode Analisis Pada penelitian ini dilakukan analisis sederhana yaitu menganalisis kecepatan rata-rata ruang pada tiap lokasi pengamatan dan memilih model terpilih dari hubungan antara volume, kecepatan dan kerapatan dengan menggunakan model linear Greenshields,model logaritmik Greenberg, model eksponensial Underwood dan menganalisis tundaan dan antrian dengan metode gelombang kejut. I.6 Sistematika Penulisan Penyusunan laporan tugas akhir ini terdiri atas 5 bab, dengan perincian masing masing bab adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini memberikan penjelasan mengenai latar belakang penelitian, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup dan batasan masalah, metodologi yang digunakan dalam penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang tinjauan-tinjauan teoritis dari para ahli mengenai perlintasan sebidang jalan dengan rel kereta api, karakteristik lalulintas dan persoalan lalulintas yang ditimbulkannya seperti tundaan dan antrian kendaraan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang pendiskripsian dan langkah langkah kerja yang akan dilakukan dengan cara memperoleh data data yang relevan dengan penelitian ini. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini membahas tentang penyajian data data yang kita peroleh, selanjutnya data data tersebut dianalisis untuk mendapatkan beberapa kesimpulan dengan menggunakan analisis. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang beberapa temuan studi, kesimpulan, saran, dan studi lebih lanjut yang diperlukan sehubungan dengan penelitian ini. Secara Keseluruhan kegiatan penyusunan skripsi ini dapat digambarkan kedalam bagan alir yang terlihat pada Gambar 1.1 :
Menentukan Tujuan, Judul dan Lingkup Penelitian Persiapan 1. Survei pendahuluan Data Primer 1. Volume kendaraan 2. Waktu tempuh kendaraan 3. Data geometrik jalan 4. Lama dan waktu penutupan pintu perlintasan KA 2. Identifikasi Masalah Pengumpulan data Pengolahan data 1. Kecepatan rata-rata ruang 2. Kerapatan 3. Hubungan antara volume, kecepatan, kerapatan Data sekunder 1. Data peta lokasi dan ruas jalan 2. Literatur yang dapat menunjang penelitian Analisis Data 1. Menganalisis hubungan antara volume, kecepatan dan kerapatan dengan pendekatan beberapa model yaitu: Greenshields Greenberg Underwood 2. Analisis tundaan dan antrian dengan metode gelombang kejut pada saat pintu perlintasan tertutup Kesimpulan Dan Saran Gambar 1.1. Bagan Alir penelitian