BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organ reproduksi merupakan bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan.kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Depkes, 2008).Kesehatan reproduksi sangat berkaitan dengan kebersihan organnya. Organ reproduksi sangat penting dipelihara kebersihannya termasuk memilih air cebok, pembalut dan cara pemakaiannya, serta kekerapan menggantinya, kebersihan selama haid, serta pakaian dalam yang digunakan harus bersih (Pinem, 2009). Pengetahuan kesehatan organ reproduksi sangat penting untuk remaja termasuk remaja putri, karena pada saat usia remaja terjadi perkembangan yang sangat dinamis baik secara biologi maupun psikologi, dan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja seperti informasi yang diterima, orangtua, orang terdekat, media massa dan seringnya diskusi (Nasria, 2010). Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah masuk dan berkembangbiaknya kuman penyakit infeksi kedalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa bakteri, jamur, virus dan parasit.(depkes, 2010). Menjaga kebersihan organ reproduksi, khususnya bagian luar merupakan, bagian dari kebersihan diri.kebiasaan itu perlu ditanamkan sejak kecil.khususnya
bagi anak perempuan dimana sejumlah penyakit dan kondisi bisa muncul akibat kebersihan di daerah tersebut kurang terjaga (Nestele, 2014). Masalah yang dapat timbul akibat kebersihan organ reproduksi yang kurang baik yaitu timbul beberapa penyakit kelamin seperti kanker serviks, keputihan, iritasi kulit genital, alergi, peradangan atau infeksi saluran kemih.hal tersebut berkaitan dengan saluran kemih dibawah wanita lebih pendek, sehingga dapat dengan mudah terpapar kuman dan bibit penyakit.kuman tertentu dan jumlah tertentu dapat menimbulkan peradangan dan dapat menimbulkan rasa sakit.maka dari itu sangat penting untuk menjaga kebersihan vagina agar mencegah kuman-kuman tersebut masuk kedalam atal kelamin dan saluran kencing wanita (Nadesul, 2008). Seperti penelitian yang dilakukan di Asia Selatan, di daerah Bengal Selatan tentang tingkat pengetahuan kebersihan organ reproduksi dari 160 anak perempuan didapatkan 67,5% memiliki pengetahuan baik, sedangkan 32,5% tidak memiliki pengetahuan tentang kebersihan organ reproduksi (Elza, 2009). Kebersihan harus sangat dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi, diantaranya menjaga kebersihan pada saat menstruasi hal ini dikarenakan pada saat menstruasi pembuluh darah melebar sehingga memudahkan kuman masuk, keluhan yang dirasakan pada saat menstruasi adalah rasa gatal yang disebabkan oleh jamur kandida yang akan tumbuh subur pada saat menstruasi (Sarwono, 2010) Kasus kanker serviks di Indonesia juga semakin meningkat setiap tahunnya.salah satu faktor penyebab kanker serviks yaitu kurangnya personal
hygiene pada organ reproduksi. Hal tersebut dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Dr.Kariadi yang menyebutkan bahwa sebanyak 87,10% memiliki personal hygiene yang kurang baik dan adanya kejadian kanker serviks stadium III yaitu sebanyak 58,1%. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kanker serviks dengan personal hygiene yang kurang baik (Pitriyani, 2012). Banyak penelitian yang terkait dengan kebersihan, pengetahuan maupun sikap dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar pada remaja putri. Penelitian yang dilakukan di SLTP Jakarta Timur (2003) mendapat hasil bahwa sebagian besar siswi remaja putri memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kebersihan organ reproduksi luar sebanyak 93,4%. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 2 Semarang 2008 sebanyak 96% remaja putri mengalami keputihan (Rabita,2010). Hasil penelitian lain yang dilakukan di Dusun Serbajadi Kecamatan Natar Lampung Selatan tentang kebersihan alat reproduksi pada saat menstruasi dari 69 responden yang memiliki kategori baik yaitu sebanyak 36 orang (52,17%), cukup sebanyak 30 orang (43,48%) dan kurang sebanyak 3 orang (4,35%) (Indah, 2010). Sedangkan pada hasil penelitian yang dilakukan Dai yah di SMU Negri 2 Medan tahun 2004 tentang perawatan organ reproduksi bagian luar dari 8 responden, yang memiliki kategori baik 25,86%, cukup 67,24% dan kategori kurang 6,8% (Elza, 2009). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar. Sebuah penelitian mengenai perilaku
remaja putri pada saat menstruasi menunjukkan faktor yang memiliki pengaruh dalam tindakan pada saat menstruasi adalah pendidikan, orangtua, pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas alat pembersih dan dukungan teman sebaya (Suryati,2012). Berdasaarkan sumber informasi tentang genetalia eksterna (organ reproduksi luar) yaitu persentase terbesar (46,9%) responden memperoleh informasi dari sekolah, juga dari media massa sebesar (23,8%), responden memperoleh informasi tentang alat genetalia eksterna dari petugas kesehatan sebesar (22,0%), dan ada responden memperoleh informasi tentang genetalia eksterna dari orang tua sebesar (4,3%), sedangkan persentase paling sedikit adalah informasi dari teman sebaya sebesar (3,0%). Dari beberapa hasil penelitian yang sudah dijabarkan sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting khususnya pada kaum perempuan harus dilakukan sedini mungkin.dan dari hasil survei pendahuluan yang penulis lakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada remaja putri di MTS AN-NUR dari 10 responden 7 (70%) siswi diantaranya tidak tahu menjaga kebersihan organ reproduksi luar dengan alasan tidak ada yang memberi pengetahuan kepada mereka tentang tindakan menjaga organ reproduksi. 3 (30%) siswi diantaranya tahu menjaga organ reproduksi luar. Maka dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian degan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar di lingkungan MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan tahun 2015.
1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan, sikap, informasi dari orangtua, informasi dari teman sebaya, dan informasi dari media massa dengan tindakan kebersihan organ reproduksi luar? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan remaja putri dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar di lingkungan MTS AN-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan Tahun 2015. 1.3.2 Tujuan khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan tindakan kebersihan organ reproduksi luar. 2. Diketahuinya hubungan sikap dengan tindakan kebersihanorgan reproduksi luar. 3. Diketahuinya hubungan informasi dari orangtua dengan tindakan kebersihanorgan reproduksi luar. 4. Diketahuinya hubungan informasi dari teman sebaya dengan tindakan kebersihanorgan reproduksi luar. 5. Diketahuinya hubungan informasi dari media massa dengan tindakan kebersihan organ reproduksi luar.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan informasi bagi remaja putri di MTS An-Nuur Sengon Sari Kecamatan Aek Kuasan Kabupaten Asahan agar mereka mengerti tindakan yang baik dalam menjaga kebersihan organ reproduksi luar, sehingga dapat lebih menambahkan ilmu dan pelajaran baru bagi mereka untuk hidup lebih sehat lagi dikemudianharinya. 2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pertimbangan untuk peneliti selanjut