COPING Ners Journal ISSN: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI SAAT MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI SAAT MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI IBU DENGAN KELANCARAN PELEPASAN ASI PADA IBU YANG MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAGIR SURABAYA

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Abstrak

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

SKRIPSI. OLEH : Elisabeth Buku Kumanireng NRP :

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

OPTIMALISASI DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGELANG UTARA

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 6 12 BULAN. Di Desa Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo ANAN A

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI PERTAMA (KOLOSTRUM) Dl RUMAH BERSALIN AN-NISSA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian bayi terbanyak adalah diare (31,4%) dan pneumonia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. objek tertentu melalui proses pengindraan yang lebih dominan terjadi melalui

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BONA F. P. BANJARNAHOR

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR


BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

PENGETAHUAN, PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI BALITA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DENGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DI KLINIK PRATAMA BUDI LUHUR KABUPATEN KUDUS ARTIKEL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Faktor Maternal yang Berpengaruh dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif 6 Bulan Pertama Kelahiran

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PERILAKU SADAR GIZI DI BPM CUT NANA WATI KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN.

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI SAAT MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN 1 Luh Gede Intan Kencana Putri, 2 Ika Widi Astuti, 3 I Gusti Ngurah Putu 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3 Perawat Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Abstract Infant under 6 months-aged really need breastfeeding as source of nutritions for their optimal growth. A lot of mothers in Indonesia does not aware about exclusive breastfeeding programm because the less knowledge experienced by mothers about good nutritions during breast-feeding who has good nutrition can improve the quality and quantity of breastfeeding with the result that infant s nutrition become good too. This research purposes to find the correlation between mother s knowledge about breast-feed nutrition with 1-6 monthsaged infant nutrition status. This is a non-experimental research with a cross-sectional research to go that consists of 50 mothers and infants sample chosen technically by consecutive sampling. Mother s sample will be given questioner to value knowledge about breast-feeding nutrition and infant s sample to be considered to value infant nutrition status with anthropometry index of weight-for-age. Rank Spearman Correlation used to examine correlation between variables with 95% rate of trustwothiness. The result of this research is the value of p = 0.000 (p<0.05) and r = 0.755 positive that there are correlation between mother s knowledge about breast-feed nutrition with 1-6 months-aged infant nutrition status in If it s better for mother s knowledge, better it does for infant nutrition status. Keywords : Breast-Feeding Nutrition, Infant Nutrition Status, Knowledge PENDAHULUAN Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan gizi karena masih lemahnya imunitas yang dimiliki oleh bayi. Bayi dengan penyakit kekurangan gizi secara otomatis menyebabkan berat badan bayi turun drastis dan mempengaruhi status gizi bayi. Status gizi dipengaruhi oleh asupan makanan dan kandungan zat gizi yang diserap oleh tubuh. Kesalahan dalam pemberian makanan pada bayi akan mempengaruhi tumbuh kembangnya, oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang cukup agar bayi mendapatkan asupan makanan yang diperlukan oleh tubuh (Syatriani, 2011). Pemerintah menetapkan status gizi bayi menjadi indikator pembangunan kesehatan masyarakat (UI FE, 2010). Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator dalam menilai status kesehatan bayi. AKB di Indonesia cukup tinggi, dimana negara Indonesia menduduki peringkat ke-4 tertinggi se-asia Tenggara (Verawati, 2013). AKB di Provinsi Bali sendiri, menurut laporan Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2012 sebanyak 77% dan sebagian besar terjadi pada bayi berumur 0-11 bulan. Berdasarkan angka tersebut dapat disimpulkan bahwa AKB di Bali masih sangat tinggi (Dinkes Bali, 2013). Tingginya AKB disebabkan oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah gizi bayi. Kejadian kekurangan gizi pada bayi juga terjadi di Provinsi Bali, khususnya Kota Denpasar. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2014, sebagian besar kejadian kekurangan gizi berada di Denpasar Barat. Hal tersebut terjadi pada Puskesmas I dan II Denpasar Barat, dimana angka status gizi bayi kurang antara wilayah Puskesmas I dan wilayah Puskesmas II di Denpasar Barat terjadi perbedaan yang sangat besar mencapai 61% berada di wilayah Puskesmas I. Angka status gizi bayi buruk antara wilayah Puskesmas I dan wilayah Puskesmas II di Denpasar Barat juga paling banyak berada di wilayah Puskesmas I sebesar 75%. Bayi saat usia dibawah 6 bulan sangat memerlukan Air Susu Ibu (ASI) Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 85

sebagai nutrisi dalam tumbuh kembangnya yang optimal. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan atau lebih memiliki kekebalan tubuh dan ketahanan hidup 33,3 kali lebih baik daripada bayi yang mendapatkan ASI kurang dari empat bulan (Hegar, 2008). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan keputusan tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai umur enam bulan untuk tumbuh kembang bayi yang optimal dan dapat dilanjutkan sampai umur dua tahun pada Keputusan Menteri Kesehatan No. 450/MENKES/IV/2014 (Perpustakaan Depkes, 2010). Berdasarkan hasil laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, bayi yang mendapatkan ASI eksklusif masih cukup rendah sekitar 42%, sedangkan target yang diinginkan pada tahun 2014 sekitar 80% (Balitbangkes, 2013). Cakupan pemberian ASI eksklusif di Provinsi Bali menurut data Dinkes tahun 2012 mencapai 39,23%, sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif terendah terjadi di Kota Denpasar hanya 10,65% dibandingkan dengan Kabupaten Jembrana mencapai 89,96% dan Badung mencapai 44,43% (Dinkes Bali, 2013). Berdasarkan data diatas, pemberian ASI eksklusif di Kota Denpasar masih sangat rendah. Menurut penelitian Afifah (2007) dan Atabik (2013), kondisi kesehatan dan pengetahuan ibu merupakan faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pemberian ASI. Ibu yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi mengetahui manfaat ASI untuk kesehatan bayinya, sedangkan ibu dengan tingkat pengetahuan rendah akan malas mencari tahu nutrisi yang baik untuk bayinya. (Getahun, Scherbaum, Taffese, Teshome, dan Biesalski, 2004; Gatti, 2008). Ibu menyusui yang memiliki gizi baik secara otomatis akan membantu memperlancar produksi ASI, sedangkan ibu yang asupan nutrisinya kurang akan menyebabkan penurunan produksi ASI sehingga ibu akan mengalami kesulitan dalam menjalankan program ASI eksklusif (Kac, Benicio, Velasquez, Valente, dan Struchiner, 2004). Untuk mengoptimalkan produksi ASI, ibu hendaknya mengonsumsi makanan seimbang yang mengandung sumber energi, protein, vitamin dan mineral. Kurangnya pengetahuan ibu menyusui akan pentingnya kebutuhan nutrisi pada masa menyusui akan berdampak pada penurunan status gizi dan imunitas pada bayi (Sibagariang, 2010). Dari data tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi saat menyusui dengan status gizi bayi umur 1-6 bulan di Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi saat menyusui dengan status gizi bayi umur 1-6 bulan di Puskesmas I Denpasar Barat. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan non experimental deskriptif korelatif menggunakan metode cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi saat menyusui dengan status gizi bayi umur 1-6 bulan di Populasi dan Sampel Populasi yang diteliti adalah seluruh ibu menyusui yang sedang menjalankan ASI eksklusif, memiliki bayi umur 1-6 bulan di wilayah Pengambilan sampel dilakukan dengan cara nonprobability sampling dengan teknik consecutive sampling. Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 86

Sampel yang didapatkan sebesar 50 responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi penelitian ini adalah ibu kandung dari bayi umur 1-6 bulan yang tinggal serumah dengan bayinya dan frekuensi menyusui 8-12 kali perhari. Kriteria eksklusi apabila bayi dalam keadaan sakit, mempunyai penyakit kronis dan cacat, serta ibu mengalami gangguan psikologis yang berdampak pada kesehatan ibu dan bayi. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan berupa kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi saat menyusui yang telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas, timbangan bayi, lembar penilaian bayi, dan alat tulis. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Setelah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian dari pihak terkait, peneliti datang ke tempat penelitian untuk menemui responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Setelah responden menandatangani informed consent, ibu diberikan kuesioner dan dijelaskan cara pengisian, lalu peneliti melakukan penimbang pada bayi. Pengukuran hanya dilakukan satu kali saat. Setelah jumlah sampel terpenuhi, peneliti melakukan analisis data. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk menguji hubungan antar variabel dengan tingkat kepercayaan 95%. Etika Penelitian Peneliti sudah memperhatikan etika penelitian dalam pendekatan dan pengumpulan data terhadap responden. HASIL PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari tanggal 16 April sampai dengan 20 Mei 2015 di 63 posyandu seluruh wilayah kerja Karakteristik Responden Penelitian Rata-rata usia ibu adalah 30,52 tahun dan rata-rata usia bayi adalah 3,60 bulan. Responden bayi terdiri dari 27 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Hasil Analisis Berdasarkan tabel 1, disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang nutrisi saat menyusui dengan status gizi bayi baik yaitu sejumlah 43 orang (86%). Tabel 1. Distribusi Persentase Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Nutrisi Saat Menyusui Dengan Status Gizi Bayi Umur 1-6 Bulan di Puskesmas I Denpasar Barat Karakteristik Status Gizi Bayi Tingkat Total (n) Persentase (%) Lebih Baik Kurang Buruk Pengetahuan Ibu Baik 0 43 0 0 43 86 Cukup 0 3 2 0 5 10 Kurang 0 0 2 0 2 4 Total 0 46 4 0 50 100 Berdasarkan tabel 2, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan searah antara kedua variabel. Hasil analisa didapatkan nilai p = 0,000 dan nilai koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini adalah 0,755 (0,600 0,799) dan bernilai positif, yang berarti bahwa Ho ditolak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi saat menyusui dengan status gizi bayi umur 1-6 bulan di Puskesmas I Denpasar Barat. Semakin baik pengetahuan ibu tentang nutrisi saat menyusui, maka semakin baik pula status gizi bayinya. Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 87

Tabel 2. Hasil Analisa Data Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Nutrisi Saat Menyusui Dengan Status Gizi Bayi Umur 1-6 Bulan Variabel Frekuensi (n) Nilai p Nilai r Tingkat Pengetahuan Ibu Status Gizi Bayi 50 0,000 0,755 Umur 1-6 Bulan PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas I Denpasar Barat menunjukan bahwa mayoritas ibu memiliki tingkat pengetahuan baik dengan status gizi bayi baik sebanyak 86%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan baik tentang nutrisi saat menyusui dan berdampak pada status gizi bayi yang baik untuk tumbuh kembang bayi secara optimal. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulansari (2009) menyatakan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik mengenai nutrisi saat menyusui memiliki perilaku baik dalam pemenuhan nutrisinya. Ibu dengan perilaku baik dalam pemenuhan nutrisinya akan berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi ASI sehingga bayi mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya dan meningkatkan status gizi bayi. Berdasarkan data analisa yang dilakukan masih terlihat ada ibu yang memiliki tingkat pengetahuan cukup dan kurang dengan status gizi bayi kurang sebesar 4-6%. Hal ini menandakan masih adanya bayi yang mengalami gizi kurang meskipun dalam jumlah minim. Kurangnya pengetahuan diperkirakan disebabkan oleh berbagai faktor seperti beragamnya usia, pendidikan, pengalaman, informasi, sosial ekonomi, dan lingkungan seseorang (Astutik, 2013; Triyani, 2012). Sedangkan kurangnya status gizi bayi diperkirakan disebabkan oleh beragamnya pengetahuan ibu, pekerjaan, ekonomi, pola makan ibu, dan berat badan lahir bayi (BBL) (Arnisam, 2007; Devi, 2010; Kac, Benicio, Velasquez, Valente, & Struchiner, 2004). Hasil analisa data tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi saat menyusui dengan status gizi bayi umur 1-6 bulan di Puskesmas I Denpasar Barat menunjukan terdapat hubungan yang kuat antara tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi saat menyusui dengan status gizi bayi umur 1-6 bulan di Puskesmas I Denpasar Barat dengan nilai p = 0,000 dan nilai r = 0,755. Semakin baik pengetahuan ibu tentang nutrisi saat menyusui maka semakin baik pula status gizi bayinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat menentukan dalam membentuk kebiasaan atau tindakan seseorang (overt behavior) yang didapatkan dari suatu proses pengindraan. Perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisinya untuk meningkatkan produksi ASI yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat baik untuk status gizi bayinya. Ibu yang memiliki pengetahuan baik akan berperilaku baik dalam pemenuhan asupan nutrisinya. Ibu akan mencari segala informasi yang dapat mendukung asupan nutrisi yang baik untuk dikonsumsi selama menyusui. Asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu akan berdampak pada status gizi ibu. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulansari (2009) yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi saat menyusui maka semakin tinggi pula status gizi ibu. Berdasarkan penelitian Kac, Benicio, Velasquez, Valente, & Struchiner (2004), ibu menyusui dengan status gizi baik memiliki nutrisi yang cukup untuk memproduksi ASI dengan Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 88

kualitas dan kuantitas baik. Ibu dengan gizi baik secara otomatis akan membantu memperlancar produksi ASI, sedangkan ibu yang asupan nutrisinya kurang akan menyebabkan penurunan produksi ASI sehingga ibu akan mengalami kesulitan dalam menjalankan program ASI eksklusif. Selain itu, menurut Pertiwi, Solehati, dan Widiasih (2012), ibu dengan status gizi baik saat menyusui tidak mengalami hambatan dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya. Ibu dengan status gizi baik akan memiliki nutrisi yang baik untuk tubuh dalam memproduksi ASI selama menyusui. Makanan pertama yang terbaik untuk bayi adalah ASI, dimana saat usia bayi berumur dibawah 6 bulan sangat memerlukan ASI sebagai nutrisi dalam tumbuh kembangnya yang optimal. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan atau lebih memiliki kekebalan tubuh dan ketahanan hidup 33,3 kali lebih baik daripada bayi yang mendapatkan ASI kurang dari empat bulan (Hegar, 2008). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan keputusan tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai umur enam bulan untuk tumbuh kembang bayi yang optimal dan dapat dilanjutkan sampai umur dua tahun pada Keputusan Menteri Kesehatan No. 450/MENKES/IV/2014. Hal ini menandakan ASI eksklusif diharapkan dapat dilaksanakan untuk meningkatkan status kesehatan bayi (Perpustakaan Depkes, 2010). Bayi merupakan kelompok umur yang rentan terhadap penyakit kekurangan gizi. Bayi dengan penyakit kekurangan gizi secara otomatis menyebabkan berat badan bayi turun drastis dan mempengaruhi status gizi bayi. Status gizi dipengaruhi oleh asupan makanan dan kandungan zat gizi yang diserap oleh tubuh. Hal ini sejalan dengan penelitian Syatriani (2011), dimana pemberian ASI eksklusif dan asupan gizi merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi bayi umur 0-6 bulan. Hal ini membuktikan pemberian ASI eksklusif sangat mempengaruhi status gizi bayi. Ibu dengan pengetahuan yang baik akan memudahkan ibu dalam penyerapan informasi mengenai peningkatan status kesehatan ibu dan bayi. Pengetahuan yang baik tentang nutrisi saat menyusui membuat ibu berperilaku baik dalam pemenuhan gizinya. Jika ibu berperilaku baik dalam pemenuhan nutrisinya akan berdampak baik pula pada status gizi bayi melalui pemberian ASI eksklusif. Keterbatasan Penelitian Kelemahan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak mempertimbangkan variabel lain yang mungkin akan berpengaruh pada penelitian dan tidak diidentifikasi seperti tingkat pendidikan, ekonomi, status gizi ibu, pola makan ibu, atau BBL bayi. Selain itu, peneliti menggunakan metode penelitian cross sectional dimana pengukuran hanya dilakukan satu kali satu saat sehingga peneliti tidak dapat memantau variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi saat menyusui dengan status gizi bayi umur 1-6 bulan di Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu : ibu lebih meningkatkan pengetahuan melalui informasi dari media massa atau promosi kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan tentang nutrisi saat menyusui agar produksi ASI secara kualitas dan kuantitas baik guna mendapatkan status gizi bayi yang baik pula. Selain itu, bagi Puskesmas I Denpasar Barat untuk meningkatkan promosi kesehatan tentang nutrisi yang baik saat menyusui guna Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 89

meningkatkan produksi ASI dan status gizi bayi. DAFTAR PUSTAKA Afifah, D.N. (2007). Faktor Yang Berperan Dalam Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif. Artikel tidak diterbitkan. Semarang : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro Atabik, A. (2013). Faktor Ibu yang Berhubungan Dengan Praktik Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pamotan. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Astutik, P. (2013). Tingkatan Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Gizi Seimbang Saat Menyusui di Desa Karungan Kec Plupuh Kab Sragen. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta : Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2012. Getahun., Scherbaum., Taffese., Teshome., dan Biesalski. (2004). Breastfeeding In Tigray And Gonder, Ehiopia, With Special Reference To Exclusive/Almost Exclusive Breastfeeding Beyond Six Months. Breastfeeding Review : Professional Publication of The Australian Breastfeeding Association, 12(3), 8-10. Diakses pada 16 Januari 2015 dari Pubmed : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm ed/17891858. Hegar, B. (2008). ASI Eksklusif Enam Bulan, (online) (http://www.fbuzz.com/2008/09/01/asi-eksklusifenam-bulan/, diakses pada 4 Oktober 2014). Kac, G., Benicio, M.H., Velasque., Valente, J.G., dan Struchiner, C.J. (2004). Breastfeeding And Postpartum Weight Retention In A Cohort Of Brazilian Wome. American Journal of Clinical Nutrition. 79(3), 487-490. Diakses pada 16 Januari 2015 dari Pubmed : (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm ed/14985226 Notoatmodjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Perpustakaan Departemen Kesehatan. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan RI, (online), (http://perpustakaan.depkes.go.id:8 180/handle/123456789/1149, diakses pada 13 November 2014). Pertiwi, SH., Solehati, T., dan Widiasih, R. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Laktasi Ibu Dengan Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinangor. Artikel Diterbitkan. Sumedang : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. Paramitha, D.S. (2010). Hubungan Frekuensi Menyusui dan Status Gizi Ibu Menyusui Dengan Kenaikan Berat Badan Bayi Usia 1-6 Bulan Di Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin Utara. Skripsi tidak diterbitkan. Banjarmasin : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Program Studi S1 Keperawatan. Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 90

Roesli, U. (2011). ASI Eksklusif. Surabaya : Niaga Swadaya. Sibagariang, E.E. (2010). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : CV Trans Info Media.. Syatriani, S. (2011). Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Bayi di Kelurahan Bira Kota Makassar. Jurnal Media Gizi Pangan, 11(1), 54-57. Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi. (2010). Indonesia Economic Outlook 2010. Jakarta : Grasindo. Verawati, S. (2013). Karakteristik Bayi Yang Menderita Penyakit Hircshsprung Di RSUP H Adam Malik Kota Medan. Jurnal Universitas Sumatra Utara, 2(6). Wulansari, M.A. (2009). Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Ibu Menyusui di Posyandu Desa Gawanan Colomadu Karanganyar. Skripsi tidak Diterbitkan. Surakarta : Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Vol.3, No.3, Edisi September-Desember 2015 91