REKOMENDASI TEMU KOMITE TEKNIS 2017
Rekomendasi Penguatan Pengembangan Standar Jangka Menengah (5 Tahun) 2
1. Forum koordinasi penggalangan umpan balik dari pemangku kepentingan dalam pengembangan SNI 2. Crash program pengembangan SNI sesuai prioritas nasional 3. Kajian partisipasi keanggotaan Indonesia di dalam forum TC/SC internasional 3
4. Penguatan SNI ke level global melalui pengajuan menjadi standar internasional 5. Peningkatan hosting kesekretariatan TC/SC pengembang standar internasional 6. Peningkatan partisipasi aktif NMC dalam pengembangan SI sesuai dengan kepentingan nasional 7. Peningkatan keluaran produk hukum untuk menjawab perubahan kebijakan/ ketentuan 4
8. Sinkronisasi program pengembangan SNI yang berpotensi menjadi SNI populis dan menarik perhatian stakeholder 9. Fasilitasi perumusan SNI dalam rangka pemenuhan kebutuhan SNI sesuai kepentingan nasional 10.Penguatan partisipasi key stakeholder (termasuk MASTAN) untuk mendapatkan masukan dalam pengembangan SNI 5
11.Pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga (asosiasi atau produsen, lembaga riset) dalam rangka penguatan kajian substansi SNI 12.Pelaksanaan kajian rancangan SNI untuk meningkatkan kualitas substansi SNI 13.Pembinaan komtek agar memenuhi ketentuan dalam pengembangan SNI 14.Pelaksanaan evkin dan pemberian reward kepada komtek yang memenuhi ketentuan (penerima HTCA) 6
15.Penyelarasan ruang lingkup komtek mirroring dengan Internasional TC/SC yang relevan 16.Pemetaan kompetensi SDM perumusan SNI sesuai kebutuhan 17.Evaluasi partisipasi anggota Komtek/ NMC dalam kegiatan pengembangan standar 7
Rekomendasi Penguatan Pengelolaan Komite Teknis 8
1. BSN bertanggung jawab terhadap proses perumusan standar berdasarkan UU No. 20 tahun 2014 (pasal 14 ayat (1)) 2. Fokus BSN memastikan kemampuan Komite Teknis, bukan pada pengalihan Komite Teknis ke BSN 3. BSN mengarahkan fokus pengembangan SNI selaras dengan kebijakan pembangunan nasional dan sektoral serta perdagangan internasional 9
4. BSN perlu secara berkala melakukan assessment terhadap Komite Teknis untuk memastikan kinerja Komite Teknis berjalan dengan baik (saat ini telah dilakukan kegiatan evaluasi kinerja Komtek setiap tahun), tidak harus take over sekretariat yang nantinya bisa mengakibatkan bottle neck proses dan penambahan beban ke BSN. Oleh karena itu, BSN harus memonitor proses kerja di Komite Teknis pada setiap tahap perumusan. 5. Perlu dicantumkan status pemangku kepentingan di dalam SK Komite Teknis yang dikeluarkan oleh Kepala BSN (apakah sebagai konsumen, produsen, regulator, atau pakar). 10
6. Komite Teknis bersifat independen, pemerintah hanya sebagai sekretariat, sehingga tidak ada intervensi dari hasil perumusan SNI oleh Komite Teknis. 7. Diperlukan sinergi antar Komtek lintas sektoral untuk mendukung penerapan SNI yang dirumuskan agar bisa langsung diterapkan. 8. PNPS yang diajukan setiap tahunnya ditentukan 50% adalah revisi 11
9. Diperlukan pembentukan suatu tim (seperti TMB dalam ISO) untuk menyelesaikan berbagai permasalahan pengembangan SNI termasuk interaksi antar Komtek 10.Perlunya penyelarasan bahasa yang digunakan dalam pengembangan SNI dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta persyaratan bahasa Inggris pasif. Seperti sistem Online Browsing Platform pada ISO. 12
Penguatan Sumber Daya (SDM) 13
1. BSN akan melakukan Workshop/ Training mengenai PSN, ISO/IEC Guide, Directives dan aturan yang terkait dengan SPK minimal 4 kali dalam setahun. 2. Semua ISO/IEC Guide segera diadopsi 3. Review kompetensi dan komitmen anggota Komite Teknis termasuk identifikasi ekspert dibidang tertentu 4. Perlu jabfung standardisasi yang dikembangkan oleh BSN 14
5. Mendorong partisipasi / Cost sharing dari pihak terkait seperti K/L, Swasta ataupun asosiasi. 6. Mengoptimalkan tanggung jawab CSR dalam dunia industri untuk mendukung proses pengembangan SNI 15
7. Optimalisasi pemanfaatan laboratorium dari Instansi terkait seperti dari pemerintah ataupun dunia industri dalam rangka validasi SNI 8. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pengembangan SNI 16