BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai (Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PENYIMPAN ENERGI YANG TERBUANG DARI PANAS SETRIKA LISTRIK MENGGUNAKAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) Oleh Tri Wahyu Yulianingrum NIM:

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Permasalahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

BAB I PENDAHULUAN. vital yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari. Manusia hampir tidak

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PENGUKURAN DAN ANALISIS KARAKTERISTIK THERMOELECTRIC GENERATOR DALAM PEMANFAATAN ENERGI PANAS YANG TERBUANG

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

PEMANFAATAN MODUL TERMOELEKTRIK GENERATOR UNTUK MENGISI BATERAI PONSEL. oleh Daniel Adven Andriyanto NIM :

Lampiran 5 POKOK BAHASAN HUKUM OHM UNTUK KELAS X 5 KELAS PRAKTIKUM REAL LEMBAR KERJA SISWA

MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh:

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

Teknik Elektromedik Widya Husada 1

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA. sistem. Oleh karena itu, diperlukan pengujian komponen-komponen utama seperti

KISI-KISI SOAL FISIKA SMA KELAS X LISTRIK DINAMIS. a. Seri b. Paralel.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Gambar 1.1 Analogi dan simbol Gerbang AND. Tabel 1.1 kebenaran Gerbang AND 2 masukan : Masukan Keluaran A B YAND

PERANCANGAN LAMPU PORTABEL DENGAN BATERAI ISI ULANG MENGGUNAKAN LED

Bab III ENERGI LISTRIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

EKSPERIMEN FISIKA DASAR 2. Rangkaian RC PENGISIAN KAPASITOR

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. TEC dilakukan pada tanggal 20 Maret April 2017 bertempat di

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

BAB II LANDASAN TEORI

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLATIHAN SOAL BAB 2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro,Universitas Telkom 2. Prodi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro,Universitas Telkom

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

Y Y A B. Gambar 1.1 Analogi dan simbol Gerbang NOR Tabel 1.1 tabel kebenaran Gerbang NOR A B YOR YNOR

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

AGUS PUTRA PRASETYA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

Rancang Bangun Pendingin Portable Dengan Menggunakan Konsumsi Daya Rendah

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM :

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MODUL 07 PENGUAT DAYA

Oleh : Aries Pratama Kurniawan Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng Vita Lystianingrum ST., M.Sc

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB I PENDAHULUAN. digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai

5 HASIL. kecepatan. dan 6 Sudu. dengan 6 sudu WIB, yaitu 15,9. rata-rata yang. sebesar 3,0. dihasilkan. ampere.

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

Transkripsi:

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas pengujian serta analisis masing- masing modul dari sistem yang dirancang. Tujuan dilakukannya pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah sesuai dengan spesifikasi yang telah diajukan. Pengujian dilakukan baik pada setiap modul maupun keseluruhan sistem. 4.1. Pengujian Cairan Pendingin Dilakukan pengujian terhadap dua buah zat cair, yaitu air (sebagai pembanding) dan oli yang akan digunakan. Air dengan volume 3,3 liter dipanaskan dengan setrika selama lima menit. Setelah lima menit, suhu air yang mula- mula 25,9 C meningkat hingga mencapai 35,7 C atau mengalami kenaikan sebesar 9,8 C. Kemudian dilakukan pengujian dengan terhadap oli yang bervolume lebih sedikit yaitu 1,84 liter dan dipanaskan dengan setrika selama lima menit. Suhu oli mula- mula 25,5 C meningkat hingga mencapai suhu 27,5 C atau mengalami kenaikan sebesar 2 C. Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa oli lebih baik sebagai pendingin dibandingkan dengan air biasa. 4.2. Pengujian Thermoelectric Generator (TEG) Thermoelectric generator dilapisi dengan bubble laminated foil dan diberi pasta thermal, kemudian ditutup dengan lempeng alumunium seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.1. Gambar 4.1. Konstruksi alat yang dibuat 29

Gambar 4.2 dan 4.3 menunjukkan pengujian awal thermoelectric generator dilakukan dengan memanaskan thermoelectric generator yang telah terpasang pada pelat alumunium menggunakan setrika. Pada sisi dingin dipasang heat sink yang dicelupkan ke dalam oli bervolume 1,84 liter. Pengukuran dilakukan terhadap tegangan keluaran TEG dengan memberikan hambatan (RL) yang divariasikan mulai 1Ω, 5.1Ω, 1Ω dan 3Ω. Gambar 4.2. Rangkaian pengujian VOUT TEG. Gambar 4.3. Pengujian VOUT TEG. 3

Tabel 4.1 Hasil pengujian TEG dengan hambatan yang divariasikan. Jumlah TEG RL VOUT POUT (Ω) (V) (W) 1 1,8,64 1 5,1 1,75,6 1 1 2,1,41 4-seri 1 3,9 1,52 4-seri 3 8,2 2,24 Besarnya daya keluaran (POUT) yang dihasilkan oleh modul ini dapat dihitung menggunakan persamaan : P OUT = V OUT 2 (4.1) R L Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa daya keluaran paling besar adalah dengan menyusun empat buah TEG secara seri kemudian diberi beban sebesar 3Ω akan menghasilkan daya 2,24W. Beban sebesar 3Ω ini menunjukkan besarnya hambatan dalam TEG. Kemudian dilakukan pengujian terhadap pengaruh gradien temperatur antara kedua sisi terhadap tegangan keluaran (VOUT) TEG dengan menyusun empat buah thermoelectric generator (TEG) secara seri. Pada keluaran TEG diberi beban sebesar 3Ω. Berikut hasil pengukuran yang diperoleh. Pengukuran suhu dilakukan menggunakan alat thermogun merek Fluke tipe 68 IR thermometer. 31

V OUT (V) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 7,65 7,9 5,9 4,8 5,2 3,9 9,1 11,4 13,3 14,7 16,3 21,6 ΔT( C) Gambar 4.4. Grafik perubahan VOUT terhadap ΔT. Hasil pengujian pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa tegangan keluaran (VOUT) yang dihasilkan oleh TEG bertambah besar seiring dengan bertambahnya gradien temperatur (ΔT) antara kedua permukaan. Pertambahan VOUT yang terjadi mendekati linear jika dilihat dari grafik di atas. Semakin tinggi ΔT yang dihasilkan, maka VOUT semakin besar. akan 4.3. Pengujian Buck- Boost Converter Pengujian yang dilakukan terhadap modul buck-boost converter dengan IC LM2577-Adj yang dilakukan adalah dengan mengukur tegangan masukan (VIN) dan tegangan keluaran (VOUT) yang dihasilkan oleh modul ini serta besarnya arus keluaran (IOUT) yang mengalir seperti ditunjukkan Gambar 4.5, 4.6 dan 4.7. Modul buck-boost converter ini diuji dengan memberikan tegangan masukan menggunakan power supply laboratorium merek GW tipe GPS-33D. Sesuai datasheet, IC ini akan bekerja jika terdapat tegangan masukan minimal (VIN(min)) sebesar 3,5V. Akan tetapi pada realisasinya, saat terdapat masukan sebesar 2,86V IC ini sudah mampu bekerja menaikkan tegangan keluaran menjadi sebesar 4,73V. 32

Gambar 4.5. Rangkaian pengujian IOUT buck-boost converter. Gambar 4.5 menunjukkan rangkaian pengujian arus keluaran IOUT dari modul buckboost converter yang akan mengisi baterai lithium polymer. Besarnya nilai RL yang digunakan adalah 1Ω. Sedangkan Gambar 4.6 menunjukkan rangkaian pengujian tegangan keluaran (VOUT) modul buck-boost converter. Gambar 4.6. Rangkaian pengujian VOUT buck-boost converter. Gambar 4.7. Pengujian modul buck-boost converter. 33

Gambar 4.7 menunjukkan bahwa saat terdapat VIN dari power supply sebesar 3V, VOUT dari buck-boost converter terukur sebesar 4,371V. Dengan menguji besarnya PIN dan POUT, dapat dihitung besarnya efisiensi dari modul buck-boost converter ini. Dimana POUT dan PIN diperoleh dengan persamaan: η = P OUT P IN 1% (4.2) P OUT = V OUT I OUT (4.3) P OUT = V IN I IN (4.4) efisiensi (%) 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 87,58 64 69,13 62,15 61 61,13 58,79 1,5 2,13 2,869 3,922 4,63 4,83 5,266 5,91 7,95 V IN (V) Gambar 4.8. Grafik efisiensi modul buck-boost converter terhadap tegangan masukan (VIN ). Hasil pengujian pada Gambar 4.8 menunjukkan bahwa saat tegangan masukan (VIN) sebesar 2,86V, modul sudah mampu bekerja dengan memberikan tegangan keluaran (VOUT) sebesar 4,73V atau modul bekerja sebagai boost converter. Saat tegangan masukan (VIN) sebesar 5,26V yaitu lebih besar daripada tegangan keluaran (VOUT), modul akan bekerja sebagai buck converter. Dengan demikian jangkauan tegangan keluaran TEG (Gambar 4.4) dapat digunakan untuk memberi masukan rangkaian Buck-Boost Converter agar menghasilkan tegangan keluaran stabil di sekitar 4,73V. Efisiensi rata- rata dari modul buck-boost converter yang digunakan yaitu sebesar 66,23%. 34

4.4. Pengujian Penyimpanan Energi pada Baterai Tegangan keluaran yang telah diproses oleh rangkaian rangkaian Buck-Boost Converter selanjutnya digunakan untuk mengisi baterai. Pengujian dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus baterai selama periode tertentu saat dilakukan pengisian. Terdapat LED indikator yang akan menyala saat baterai terisi seperti yang ditunjukkan Gambar 4.9 berikut. Gambar 4.9. Baterai dengan LED indikator. 4 3,5 3 2,72 3,1 3,2 3,31 3,38 3,43 3,47 2,5 V bat (V) 2 1,5 1,5 3 6 9 12 15 18 Gambar 4.1. Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengisian. 35

,25,2,16,21,22,23,22,2 Ibat (A),15,1,5 3 6 9 12 15 18 Gambar 4.11. Grafik arus baterai (Ibat) sebagai fungsi waktu selama pengisian. Gambar 4.1 dan 4.11 menunjukkan bahwa tegangan awal baterai (Vbat) adalah 2,72V dengan arus (Ibat) A. Hal ini menunjukkan proses pengisian baterai belum dimulai. Kemudian pada detik ke 3s, tegangan baterai berubah menjadi 3,1V dengan arus,16a. Hal ini berarti baterai sudah mengalami pengisian. Proses pengisian kemudian berlangsung sampai saat detik terakhir dilakukan pengujian yaitu 18s, tegangan baterai menjadi sebesar 3,47V dengan arus sebesar,2a. Besarnya arus yang mengalir dalam proses pengisian mengalami penurunan dikarenakan saat mula-mula baterai kosong tegangannya rendah sehingga arus pengisian besar. Ketika baterai semakin terisi tegangannya naik sehingga arus pengisian menurun. Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa penyimpanan energi ke dalam baterai sudah dapat dilakukan oleh alat yang dibuat. 36

4.5.Pengujian Keseluruhan Alat Pengujian keseluruhan dilakukan dengan menggabungkan keseluruhan modul. Pengujian keseluruhan alat yang pertama dilakukan adalah dengan menggunakan setrika Philips dengan daya 35W dan dengan dial pengatur panas setrika diposisikan pada kondisi minimum. Berikut hasil yang diperoleh seperti ditunjukkan Gambar 4.12, 4.13 dan 4.14. 3,5 3 2,5 2,81 3,5 3,12 3,15 3,18 3,19 3,21 3,21 V bat (V) 2 1,5 1,5,82 3 6 9 12 15 18 21 24 Gambar 4.12. Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur minimal.,16,14,12,1,14,12,1 Ibat (A),8,6,7,5,4,3,2,1,1 3 6 9 12 15 18 21 24 Gambar 4.13. Grafik arus baterai (Ibat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur minimal. 37

25 21,23 ΔT( C) 2 15 1 17 14,3 1,1 5 5 6 12 18 24 Gambar 4.14. Grafik gradien temperatur (ΔT) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur minimal. Nilai ΔT atau gradien temperatur antara kedua sisi mengalami kenaikan kemudian menurun. Panas setrika memanaskan permukaan alumunium, kemudian suhu setrika mengalami penurunan karena panas setrika yang diatur minimal. Besarnya VOUT buckboost converter adalah 4,73V. Rata- rata nilai tegangan baterai (Vbat) 3,11V sedangkan rata- rata Ibat,7A. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diperkirakan nilai energi yang terisi ke baterai menggunakan Persamaan 3.28 sebagai berikut: E = 3,11V,7A 4 jam (4.5) 6 E =,14Wh (4.6) Kapasitas baterai adalah 3,7V 38mAh atau sebesar E = 3,7V 38mAh 1jam = 1,41Wh (4.7) Perhitungan energi yang tersimpan kedalam baterai adalah sebesar E =,14 Wh 1,41 Wh 1% (4.8) E =,99% (4.9) Energi yang tersimpan kedalam baterai sebesar,99% dalam waktu 4 menit. 38

Untuk membuktikan perhitungan di atas, dilakukan pengosongan baterai dengan memberikan beban berupa resistor 18,2Ω. Berikut hasil yang diperoleh seperti ditunjukkan Gambar 4.15 dan 4.16. 3,5 3,21 V bat (V) 3 2,5 2 1,5 2,81 2,45 1,9 1,24 1,5,8,5,36 3 6 9 12 15 18 21 Gambar 4.15. Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengosongan baterai. 14 13,2 12 1 9,89 E (J) 8 6 4 2 5,95 2,53 1,5,41,21 3 6 9 12 15 18 21 Gambar 4.16. Grafik energi yang dikeluarkan sebagai fungsi waktu selama pengosongan baterai. 39

Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil energi total yang dikeluarkan baterai adalah sebesar 33,6J. Sedangkan kapasitas baterai adalah sebesar 1,41Wh atau 576 J. Sehingga dapat kita hitung besar energi yang tersimpan dalam baterai adalah : E = 33,6 J 576 J 1% (4.1) E =,65 % (4.11) Energi pengisian baterai tidak seluruhnya bisa diambil atau dikeluarkan kembali karena ada yang berubah menjadi panas saat pengisian dan pengosongan berlangsung. Pengujian berikutnya yang dilakukan adalah menempelkan setrika merk philips dengan daya 35 watt dengan dial diposisikan maksimum selama sepuluh menit atau 6s. Hasil yang diperoleh digambarkan dalam grafik berikut. 4 3,5 3 2,5 3,4 3,33 3,45 3,52 3,58 3,62 3,64 3,68 3,69 3,71 V bat (V) 2 1,5 1,5 1,2 6 12 18 24 3 36 42 48 54 6 Gambar 4.17. Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur maksimal. 4

,3,25,26,26,26,24,23,21,2,19,18,17,16 I bat (A),15,1,5 6 12 18 24 3 36 42 48 54 6 Gambar 4.18. Grafik arus baterai (Ibat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur maksimal. ΔT ( C) 2 18 16 14 12 1 8 6 4 2 17,8 14,3 15,2 16,4 16,3 14,8 14,4 15,7 12,4 1 5,4 6 12 18 24 3 36 42 48 54 6 Gambar 4.19. Grafik gradien temperatur (ΔT) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur maksimal. 41

Nilai ΔT atau gradien temperatur antara kedua sisi mengalami fluktuasi dikarenakan automatic on-off system pada setrika. Besarnya VOUT buck-boost adalah 4,73V. Rata- rata nilai Vbat 3,31V sedangkan rata- rata Ibat,22A. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diperkirakan nilai energi yang terisi ke baterai sebagai berikut: E = 3,31V,22A (1/6)jam (4.12) E =,12Wh (4.13) Kapasitas baterai adalah 3,7V 38mAh atau sebesar E = 3,7V 38mAh 1jam = 1,41Wh (4.14) Perhitungan energi yang tersimpan kedalam baterai adalah sebesar E =,12 Wh 1,41 Wh 1% (4.15) E = 8,51% (4.16) Energi yang tersimpan kedalam baterai sebesar 8,51% dalam waktu sepuluh menit. Kemudian dilakukan pengosongan baterai dengan menggunakan beban berupa resistor sebesar 18,2 Ω. 4 3,7 3,66 3,57 3,53 3,49 3,44 3,37 3,29 3,5 3 3,17 2,86 V bat (V) 2,5 2 1,5 1,5 1,93 1,24,83 6 12 18 24 3 36 42 48 54 6 66 72 Gambar 4.2. Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengosongan. 42

E (J) 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 44,16 41,8 39,1 35,68 26,96 12,28 2,27 6 12 18 24 3 36 42 48 54 6 66 72 Gambar 4.21. Grafik energi yang dikeluarkan sebagai fungsi waktu selama pengosongan. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil energi total yang dikeluarkan baterai adalah sebesar 359,25J. Sedangkan kapasitas baterai adalah sebesar 1,41Wh atau 576J. Sehingga dapat kita hitung besar energi yang tersimpan dalam baterai adalah : E = 359,25 576 1% (4.17) E = 7,8% (4.18) Dimana hasil yang diperoleh hampir mendekati dengan selisih perhitungan sebesar 1,43% dengan hasil perhitungan pengisian yang dilakukan sebelumnya yaitu 8,51%. Seperti dalam pengujian sebelumnya, energi pengisian baterai tidak seluruhnya bisa diambil atau dikeluarkan kembali karena ada yang berubah menjadi panas saat pengisian dan pengosongan berlangsung. Pengujian juga dilakukan untuk mengambil energi panas dari setrika yang telah selesai digunakan yaitu dengan memanaskan setrika, kemudian setrika dicabut dari catu daya PLN yang digunakan dan menempatkan setrika tersebut pada alas setrika yang telah dibuat. Setrika kemudian ditempelkan pada alat yang dibuat. Berikut hasil pengujian yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 4.22, 4.23 dan 4.24. 43

3,4 3,3 3,2 3,16 3,22 3,25 3,27 3,28 3,28 3,28 3,1 3,6 V bat (V) 3 2,9 2,83 2,8 2,7 2,6 3 6 9 12 15 18 21 24 27 Gambar 4.22. Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan sisa panas setrika yang masih panas (catu daya setrika diputus).,18,16,16,15,14,12,12,11 I bat (A),1,8,6,4,2,8,6,4,2,1 3 6 9 12 15 18 21 24 27 Gambar 4.23. Grafik arus baterai (Ibat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan sisa panas setrika yang masih panas (catu daya setrika diputus). 44

ΔT ( C) 25 2 15 1 23 21,2 19,3 18,2 17,8 16 14,8 13 12 5 3 6 9 12 15 18 21 24 27 Gambar 4.24. Grafik gradien temperatur (ΔT) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan sisa panas setrika yang masih panas (catu daya setrika diputus). ΔT mengalami penurunan dikarenakan setrika yang dicabut dari sumber listriknya. Baterai mengalami pengisian selama 27s. VOUT buck-boost converter 4,73V. Rata- rata nilai tegangan baterai 3,18V sedangkan rata- rata arus keluaran IOUT buck-boost,8a. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diperkirakan perhitungan sebagai berikut: Kapasitas baterai adalah 3,7V 38mAh atau sebesar: E = 3,18V,8A 4,5 jam (4.19) 6 E =,2Wh (4.2) E = 3,7V 38mAh 1jam = 1,41Wh (4.21) Perhitungan energi yang tersimpan kedalam baterai adalah sebesar E =,2 Wh 1,41 Wh 1% (4.22) E = 1,41% (4.23) 45

Energi yang tersimpan kedalam baterai sebesar 1,41% dalam waktu 4,5 menit. Hasil pengujian ini merupakan hasil pengujian kuantitatif energi yang tersimpan. Selanjutnya dilakukan pengujian aplikatif yaitu energi yang telah disimpan ini dapat digunakan untuk tujuan bermanfaat, dalam hal ini untuk menyalakan lampu senter LED tunggal seperti ditunjukkan Gambar 4.25. Pengujian dilakukan pada malam hari dengan mematikan lampu listrik PLN sehingga LED menjadi satu-satunya sumber cahaya. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa LED menyala cukup terang untuk penerangan darurat (ketika sumber listrik PLN padam pada malam hari). (a) (b) Gambar 4.25. (a), (b). Baterai yang telah diisi dapat diambil dan digunakan untuk menyalakan lampu senter LED tunggal. 46

Dengan arus terukur sebesar 18mA, dapat kita hitung besarnya energi (E) yang mampu dikeluarkan oleh baterai dan waktu (t) untuk menyalakan lampu tersebut sebagai berikut: E =,2Wh 3,7V (4.24) E = 5,4mAh (4.25) t = 5,4mAh 18mA (4.26) t =,3jam (4.27) Akan tetapi pada realisasi, lampu senter LED tunggal tersebut dapat menyala terang hingga satu jam lebih. Pengujian selanjutnya adalah dengan melakukan proses setrika pakaian secara wajar selama satu jam menggunakan setrika merk philips dengan daya 35W. Selama jeda menyetrika, setrika diletakkan pada alas setrika yang dibuat. VOUT buck-boost diatur sebesar 4,73V. Baterai mula- mula dikosongkan terlebih dahulu sebelum dilakukan proses menyetrika dengan Vbat sebesar,73v. Setelah proses menyetrika selesai, baterai kemudian dikosongkan kembali untuk mengetahui besarnya energi yang diperoleh selama proses menyetrika selama satu jam. Kemudian dilakukan pengosongan terhadap baterai yang telah terisi selama proses setrika berlangsung. Berikut hasil yang diperoleh. 4 3,66 3,65 3,65 3,63 3,5 3,4 Vbat (V) 3 2,5 2 1,5 1 2,36 1,58,81,5 6 12 18 24 3 36 42 48 54 6 66 72 78 Gambar 4.26. Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengosongan dari proses menyetrika wajar satu jam. 47

E (J) 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 44,23 43,94 43,8 43,49 3,43 18,31 8,22 3,89 6 12 18 24 3 36 42 48 54 6 66 72 Gambar 4.27. Grafik energi yang dikeluarkan sebagai fungsi waktu selama pengosongan dari proses menyetrika wajar satu jam. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil energi total yang dikeluarkan baterai adalah sebesar 44,45J. Sedangkan kapasitas baterai adalah sebesar 1,41Wh atau 576J. Sehingga dapat kita hitung besar energi yang tersimpan dalam baterai adalah: E = 44,45J 576J 1% (4.28) E = 7,96% (4.29) Dengan demikian energi yang diperoleh selama proses menyetrika selama satu jam adalah 7,96%. 4.6. Perbandingan Dengan Spesifikasi Pengujian selanjutnya adalah membandingkan alat yang telah dibuat dengan spesifikasi alat, yaitu : 1. Alat yang dibuat berbentuk alas setrika yang di dalamnya berisi cairan pendingin. Realisasi: Alat yang dibuat merupakan alas setrika yang diberi cairan pendingin berupa oli di dalamnya. 2. Menggunakan empat buah elemen thermoelectric generator (TEG) yang dipasang pada bagian atas dari alas setrika untuk mengambil energi panas setrika. Realisasi: Thermoelectric generator yang digunakan berjumlah empat dan disusun secara seri seperti pada Gambar 3.9. 48

3. Menggunakan baterai kering 3,7V 38mAh sebagai media penyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh TEG. Realisasi: Media penyimpanan menggunakan baterai kering 3,7V 38mAh dengan seperti ditunjukkan Gambar 3.12. 4. Alas setrika dilengkapi dengan LED indikator pengisian baterai. Realisasi: Terdapat LED indikator yang akan aktif ketika proses pengisian baterai sedang berlangsung seperti ditunjukkan Gambar 4.9. 5. Alat bersifat portabel dengan dimensi sekitar 25cm(P) 15cm(L) 1cm(T). Realisasi: Dimensi alat sudah sesuai dengan spesifikasi yaitu panjang=25cm, lebar=15cm dan tinggi=1cm seperti ditunjukkan pada Gambar 3.4, sehingga relatif mudah dipindah-pindahkan (portable). Berikut gambaran keseluruhan alat yang telah dibuat ditunjukkan oleh Gambar 4.28, 4.29, 4.3 dan 4.31. Gambar 4.28. Gambar alat keseluruhan yang dibuat tampak depan 49

Gambar 4.29. Gambar alat keseluruhan yang dibuat tampak samping. Gambar 4.3. Gambar alat keseluruhan yang dibuat tampak atas. 5

Gambar 4.31. Gambar alat keseluruhan saat sedang digunakan dengan penempatan setrika di atasnya. 51