BAB III METODE PENELITIAN. paradigma pengetahuan tradisional kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN RISET AKSI PARTISIPATIF. Dompyong ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangwungulor ini penulis menggunakan metode Participatory Action research

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Kabupaten lamongan ini secara umum memakai pendekatan PAR.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR

Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. menggunakan pendekatan Participation Action Research (PAR). Penelitian PAR

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Pada

BAB II METODE PENELITIAN. dikenal dengan nama PAR atau Participatory Action Risearch. Adapun

BAB II METODE PENELITIAN. A. Pengertian Participatory Action Research (PAR) Menurut Yoland Wadworth, Participatory Action Research (PAR) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Program penelitian ini menggunakan metode PAR. Participatory Action

METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. menemukan inovasi baru yang lebih baik. Fasilitasi yang dilakukan, berupa

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Penelitian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR)

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

BAB III METODE RISET AKSI PARTISIPATIF. Pada proses pendampingan yang telah dilakukan di Dusun Satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengkaji

BAB III METODE PENELITIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. riset aksi sering dikenal dengan Participatory Action Research (PAR).

BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA

BAB III METODOLOGI RISET PENDAMPINGAN. A. Asset Bassed Community Development ( ABCD )

BAB I PENDAHULUAN. jumlah jiwa rinciannya laki-laki jiwa dan perempuan 1.356

BAB III METODE PENELITIAN. Proses pendampingan yang akan dilakukan di Desa Depok, Dusun Banaran ini

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kecamatan sebanyak 15 kecamatan. Produktifitas rata-rata

BAB III METODE PAR (PARTICIPATORY ACTION RESEARCH) Pendekatan penelitian yang dipakai adalah riset aksi. Di antara namanamanya,

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii. MOTTO... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB V POTRET PROBLEM MASYARAKAT KAMPUNG KUMUH. A. Terbatasnya Kepemilikian Lahan Pekarangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif.

PAR. Dr. Tantan Hermansah

BAB II TINJAUAN TEORITIK...

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB 6 DINAMIKA PENGORGANISIRAN MASYARAKAT. dalam bentuk deskriptif. Deskriptif ini akan penulis sesuaikan dengan prinsipprinsip

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB III METODE KAJIAN

BAB VI DINAMIKA PERENCANAAN AKSI PERUBAHAN. A. Membangun Gagasan Bersama Masyarakat

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan para pengusaha. Porsoalan ini terjadi di Desa Sungai Kunyit

BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN PARTISIPATORY ACTION RESEARCH (PAR) di sebut dengan berbagai sebutan, di antaranya adalah : Action research,

BAB I PENDAHULUAN. Kedungsoko, Desa Sukobendu, Desa Dumberdadi, dan Desa Mantup. 1

BAB I PENDAHULUAN. seorang manusia sungguh aku akan membunuhnya. 1 Situasi ekonomi. utama masyarakat. Dari sisi ekonomi, karena kesehatan yang kurang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan dengan Cepu (Jawa Tengah). Kabupaten Bojonegoro memiliki. dan ' sampai dengan ' Bujur Timur.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

PRINSIP PARTISIPASI

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksinya.

MOTTO "BERMARTABAT DAN BERMANFAAT BAGI MAKHLUK" (HR. Ath Thabarani) Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya. (H.R.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang

BAB III METODOLOGI PENDAMPINGAN

METODE PENELITIAN. Pendekatan Penelitian dan jenis penelitian dalam karya tulis ilmiah,

PERENCANAAN PARTISIPATIF. Oleh : Bella Ardhy Wijaya Masry ( )

BAB I PENDAHULUAN. mengelola tanah hingga menanam bibit sampai menjadi padi semuanya dilakukan

Pemberdayaan Masyarakat

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

METODE KAJIAN. Proses dan Metode Kajian

BAB VIII REFLEKSI HASIL PENELITIAN DAN PENGORGANISASIAN

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi pelaksanaan pada Tahun yang menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. riset aksi sering dikenal dengan PAR atau Participatory Action

BAB V PENGENALAN ASET DAN POTENSI PENDAMPINGAN. A. Pemetaan Aset Komunitas ( Community mapping )

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kesehatan mental menurut pandangan orang Melayu Riau, sehingga menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Bojonegoro. Desa Tlogoagung ini desa yang berada ditengah-tengah

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. baru saja diadakan pemilihan kepala dusun atau biasa disebut Dukuh, disini. menjabat yakni pada usia dukuh 65 tahun.

RISET TINDAKAN Bahan fasilitasi lokakarya penelitian tindakan guru-guru SMP Darul Hikam Bandung

CATATAN REFLEKSI PENDAMPINGAN. A. Kerusakan Lingkungan: Proses yang Masif dan Tidak Terkendali

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.

BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut kemudian diolah, dianalisa, disimpulkan kemudian mencari cara pemecahannya.

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

ANALISIS KEBERHASILAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA GORONTALO

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO...

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

Participatory Rural Appraisal sebagai bentuk Action Research untuk Pencapaian Kemandirian Desa

BAB III PENDEKATAN LAPANG

Bab 4. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Dusun Gisik Cemandi merupakan daerah yang terletak di kawasan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). PAR yaitu sebuah istilah yang memuat seperangkat asumsi yang mendasari paradigma baru ilmu pengetahuan dan bertentangan dengan paradigma pengetahuan tradisional kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut menggaris bawahi arti penting proses sosial dan kolektif dalam mencapai kesimpulan-kesimpulan mengenai apa kasus yang sedang terjadi dan apa implikasi perubahannya yang dipandang berguna oleh orang-orang yang berada pada situasi problematik, dalam mengantarkan untuk melakukan penelitian awal. 1 Secara bahasa PAR terdiri dari tiga kata yaitu partisipatory atau dalam bahasa Indonesia partisipasi yang artinya peran serta, pengambilan bagian, atau keikutsertaan. Kemudian Action yang artinya gerakan atau tindakan, dan research atau riset artinya penelitian atau penyelidikan. 2 PAR bisa disebut dengan berbagai sebutan, diantaranya adalah Action Research, Leraning by doing, Action Learning, Action Sciense, Action Inquiry, Collaborative Research, Partisipatory Action Research, Partisipatory Research, Policyoriented Action Research, Emancipatory Research, Conscientizing Research, 1 Agus Afandi, dkk. Modul Participatory Action Research. (Surabaya : LPPM UIN Sunan Ampel, 2014), Hal. 90. 2 Pius A. Partan dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer. (Surabaya: Arkola, 2006), Hal. 679. 51

52 Colliaborative Inquiry, Participatory Action Learning, dan Dialectical Research. 3 Menurut Jamisieon yang dikutip oleh Britha Mikkelsen partisipasi adalah pelibatan masyarakat dalam pemilihan, perencanaan, dan pelaksanaan program yang akan mewarnai hidup mereka. 4 Menurut Yoland Wardwort, PAR adalah istilah yang memuat seperangkat asumsi yang mendasari paradigma baru ilmu pengetahuan dan bertentangan dengan paradigma pengetahuan tradisional atau kuno. Sedangkan menurut Hawort Hall, PAR merupakan pendekatan dalam penelitian yang mendorong peneliti dan orangorang yang mengambil manfaat dari penelitian. 5 Hal yang mendasari dilakukannya PAR adalah kebutuhan untuk mendapatkan perubahan yang diinginkan. PAR memiliki tiga kata yang selalu berhubungan satu sama lain, yaitu pertisipasi, riset dan aksi. Dalam melakukan riset yang baik harus dibangun dengan partisipasi bersama masyarakat. Sehingga masyarakat di posisikan sebagai subjek perubahan pada pemukimannya, sedangkan peneliti hanya sebagai pendamping masyarakat yang akan melakukan sebuah perubahan. 6 3 Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Research,... Hal. 90. 4 Britha, Mikkelsen, Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan, (Yogyakarta: Yayasan Obor, 2003), Hal. 45. 5 Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Research,... Hal. 93. 6 Ibid, Hal. 91.

53 B. Ruang Lingkup Karena terbatasnya penelitian dan juga waktu selama pendampingan, maka peneliti membatasi ruang lingkupnya. Adapun untuk pendampingan ini dilakukan di Bulak Banteng Lor I Kalurahan Bulak Banteng Kecamatan Kenjeran Surabaya. Di RW 08 tersebut juga masih di batasi lagi letak pendampingannya terfokuskan pada masyarakat kampung kumuh yang ada di RT 03 tersebut. Selain itu, peneliti dalam memberi batasan ruang lingkup ini untuk lebih efektif dalam mengkaji bagaimana proses kesadaran kritis masyarakat dalam menyikapi lingkungan yang kumuh. Diantaranya sebagai berikut : 1. Dampak yang muncul dari perilaku ketidakpedulian masyarakat kampung kumuh pada kelestarian lingkungan Bulak Banteng Lor I. 2. Proses pendampingan dalam membangun kesadaran masyarakat kampung kumuh Bulak Banteng Lor I. C. Prosedur Penelitian untuk Pendampingan Landasan dalam cara kerja PAR adalah gagasan-gagasan yang datang dari rakyat. Untuk lebih mudahnya ketika peneliti di lapangan, peneliti atau pendamping mempunyai rancangan kerja diantaranya adalah sebagai berikut 7 ; 1. Pemetaan awal (preliminary mapping), yaitu pemetaan awal sebagai alat untuk memahami komunitas, sehingga peneliti akan mudah memahami realitas problem dan relasi social yang terjadi. 7 Ibid, Hal. 104.

54 2. Membangun hubungan kemanusian. Peneliti melakukan inkulturasi dan membangun kepercayaan (trust building) dengan masyarakat, sehingga terjalin hubungan yang setara dan saling mendukung. Peneliti dan masyarakat bisa menyatu menjadi sebuah simbiosis mutualisme untuk melakukan riset, belajar memahami masalahnya, dan memecahkan persoalan secara bersama-sama (partisipasi). Peneliti akan melakukan observasi dengan cara berkecimpung langsung dengan masyarakat yang berkumpul di samping rumah dan kegiatan masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung dalam berkomunikasi membangun hubungan kemanusiaan dapat saling memberikan informasi. 3. Penetuan agenda riset untuk perubahan sosial. Bersama komunitas, peneliti mengagendakan program riset melalui teknik Partisipatory Rural Appraisal (PRA) 8 untuk menentukan waktu dan tempat demi membangun perubahan melalui pendidikan lingkungan. 4. Pemetaan partisipatif (partisipatory mapping). 9 Bersama komunitas kampung kumuh melakukan pemetaan wilayah, melihat persoalan yang dialami masyarakat. Pemetaan partisipatif sebagai bagian emansipatori mencari data secara langsung bersama masyarakat kampung kumuh. 5. Merumuskan masalah kemanusiaan. Komunitas merumuskan masalah mendasar hajat hidup kemanusiaan yang dialaminya. Sebagaimana dalam pendampingan ini rumusan kemanusiaannya adalah mengenai kondisi lingkungan pemukiman yang kumuh. 8 Ibid, Hal. 105. 9 Ibid.

55 6. Menyusun strategi gerakan, yaitu komunitas menyusun strategi gerakan untuk memecahkan problem kemanusiaan yang telah dirumuskan. 10 Fokusnya adalah mewujudkan kondisi lingkungan yang bersih dan sehat di Bulak banteng Lor I RT 03 RW 08 melalui kampanye pendidikan lingkungan. 7. Pengorganisasian masyarakat, komunitas didampingi oleh peneliti membangun pranata-pranata social. 11 Dalam hal ini adalah memaksimalkan kinerja kerja bakti yang biasa dilakukan 2-3 bulan sekali. 8. Melancarkan aksi perubahan, aksi memecahkan problem dilakukan secara simultan dan partisipatif. 9. Membangun pusat-pusat belajar masyarakat, pusat-pusat pembelajaran masyarakat dibangun atas dasar kebutuhan kelompok-kelompok komunitas yang sudah bergerak dalam melakukan aksi perubahan. 10. Refkleksi 12, peneliti bersama komunitas di dampingi oleh dosen pembimbing merumuskan teoritisasi perubahan social. Berdasarkan atas hasil riset, proses pembelajaran masyarakat dan program-program aksi yang sudah terlaksana, peneliti dan komunitas merefleksikan semua proses hasil yang diperoleh dari awal hingga akhir. 11. Meluaskan sekala gerakan dukungan, yakni yang semula hanya tingkat RT kemudian diluaskan lagi menjadi tingkat RW, Kelurahan bahkan Kecamatan. Agar nantinya Kelurahan Bulak Banteng ini lebih berdaya 10 Ibid, Hal. 106. 11 Ibid. 12 Ibid, Hal. 107.

56 dengan RT percontohan yang tidak dipandang sebagai kampung kumuh lagi. D. Subjek Pendampingan Sebanyak 12 RT terdapat pada RW 08 di Kelurahan Bulak Banteng, namun peneliti hanya memfokuskan satu RT untuk piloting project. RT tersebut adalah RT 03. RT ini termasuk dalam wilayah administratif RW 08. RT 03 ini diketuai oleh Suwandi(37). Adapun 15 orang yang terlibat dalam pendampingan ini yaitu Ari(40), Musidah(50), Nuryanti(32), Sufriyah(39), Hadi(36), Wawan(25), Sri(48), Husen(35), Hatib(50), Timen(60), Maimunah(60), Usman(41), Samsul(38), Isa(35), Farel(37). E. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data Sedangkan teknis pengumpulan data menggunakan teknik PRA (Participatory Rural Apraisal) atau pemahaman pedesaan berdasarkan peran serta secara umum melakukan pendekatan kolektif, identifikasi, dan klasifikasi masalah yang ada dalam suatu wilayah pedesaan. PRA sendiri adalah sebuah teknik untuk menyusun dan mengembangkan program oprasional dalam pembangunan tingkat desa. Metode atau teknik ini ditempuh dengan memobilisasi sumber daya manusia dan alam setempat, menstabilkan dan meningkatkan kekuatan masyarakat setempat serta mampu pula melestarikan sumber daya setempat. 13 13 Moehar Daniel, dkk, PRA (Participatory Rural Apraisal), (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), Hal. 37.

57 Tujuan utama dari PRA adalah untuk menjaring rencana atau program pembangunan tingkat pedesaan yang memenuhi persyaratan. Syaratnya adalah diterima oleh masyarakat setempat, secara ekonomi menguntungkan, dan berdampak positif bagi lingkungan. Secara prinsip metode atau teknik inidapat membantudalam menggerakan sumber daya alam dan manusia untuk memahami masalah, mempertimbangkan program yang telah sukses, menganalisis kapasitas kelembagan lokal, menilai kelembagaan modern yang telah diintodusir dan mambuat rencana program spesifik yang oprasional secara sistematis. 14 Sehingga program-program yang telah dilaksanakan dilapangan akan tepat sasaran. Dengan cara menentukan bener-benar apa yang akan di damping selama proses pendampingan tersebut. Sebagaimana dalam proposal ini adalah pendampingan masyarakat kampung kumuh, maka tidak heran lagi jika pendampingannya nanti adalah kepada masyarakat RT 03 RW 08 yang berdomisili disitu. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan lapangan maka pendamping dengan masyarakat akan melakukan sebuah analisis bersama. Adapun yang dilakukan nantinya adalah: 15 1. Wawancara Semi Terstruktur Wawancara semi terstruktur adalah penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok tertentu. Wawancara semi terstruktur ini akan mendiskripsikan hasil dari beberapa hasil 14 Ibid, Hal. 37. 15 Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Research,... Hal. 181.

58 wawancara dari tokoh masyarakat atau masyarakat kampung kumuh baik para pendadatang maupun penduduk asli. 2. Mapping (Pemetaan) Mapping atau pemetaan wilayah untuk menggali informasi yang meliputi sarana fisik dan kondisi sosial dengan menggambarkan kondisi Kelurahan Bulak Banteng secara umum dan menyeluruh. Meliputi data geografis, luas wilayah desa, luas wilayah pemukiman, luas wilayah pekarangan, pembagian RT/RW bersama masyarakat. 3. Transect Seperti halnya pada kegiatan pemetaan, transek membantu pengamatan dalam rangka memperoleh informasi yang mempenyuai distribusi geografik. Bedanya, transek tidak hanya dikerjakan di atas peta, proses kegiataannya dengan cara menelusuri tempat-tempat berdasarkan daerah yang sedang diamati. 16 Selain itu untuk melihat kondisi alam dan melihat permasalahan yang berkaitan dengan alam terkhusus yang ada di RT 03 RW 08 Kelurahan Bulak Banteng. Dari beberapa teknik yang telah dijelaskan, nantinya hasil temuan di lapangan akan diolah menjadi data kualitatif oleh peneliti yang digunakan untuk penulisan dalam skripsi. Sedangkan sebagai pembelajaran masyarakat sekaligus sebagai media untuk terjadinya transformasi social atau perubahan pola pikir masyarakat agar lebih baik dari sebelumnya terutama dari masalah perilaku ketidak pedulian 16 Toto Rohardjo, dkk, Pendidikan Populer Membangun Kesadaran Kritis, (Yogyakarta: INSIST Press, 2010), Hal. 191.

59 masyarakat dalam menjaga lingkungan. Hal ini dapat melalui teknik penggalian data dan pengumpulan data melalui analisa PRA. F. Teknik Analisa Data Untuk memperoleh data yang sesuai dengan lapangan maka Peneliti dengan subjek dampingan akan melakukan sebuah analisis bersama. Analisis ini digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi. Adapun yang dilakukan nantinya adalah 1. FGD (focus group discussion) Dalam melakukan analisa data melalui beberapa teknik yang ada diatas maka pendamping bersama dengan masyarakat melakukan sebuah diskusi. Diskusi itu disebut dengan FGD (focus group discussion). Proses ini cukup efektif untuk memperoleh data yang valid, sekaligus sebagai proses pengorganisiran. Dalam FGD misalnya, partisipan atau informan tidak sebatas berdiskusi dalam posisi duduk, melainkan bisa berdiskusi dalam dinamika tertentu dengan menggunakan alat kerja tertentu. 2. Trend and Change (Bagan Perubahan dan Kecenderungan) Dari besarnya perubahan hal-hal yang diamati, dapat diperoleh gambaran adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa depan. 17 Misalnya, kepemilikan lahan, pemukiman warga, jumlah penduduk asli, jumlah penduduk musiman, jumlah usaha, dan lain-lain. 17 Ibid, hal. 162.

60 3. Analisis Pohon Masalah dan Pohon Harapan 18 Menganalisis permasalahan yang menjadi problem yang telah diidentifikasi dengan teknik-teknik PRA di atas. Baik itu pemetaan, tansect, trend and change, dan teknik PRA lainnya. Dengan adanya teknik ini dipergunakan untuk menganalisis bersama-sama masyarakat urban maupun penduduk asli yang berdomisili di kampung kumuh selama ini. Sekaligus bagaimana disusun pohon harapan setelah melihat atau menganalisis pohon masalah mengenai masyarakat kampung kumuh ke depan Dalam beberapa teknik tersebut, partisipan/informan berpeluang lebih besar mengungkapkan pengalaman, gagasan, dan refleksi mereka secara lebih terbuka karena terbantu dengan sejumlah alat kerja yang memudahkan pengamatan (visual) dan kegiatan yang dinamis/tidak kaku. Dalam hal ini aktivitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga tampak kejenuhan data dalam hasil laporan tersebut. System ini menggunakan teknik wawancara, jadi kesemuannya teknik ini pasti mengunakan system wawancara. Pada tahap inilah data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan yang dapat diajukan dalam penelitian. 19 18 Ibid, hal. 184. 19 Koentjaraningrat, Metode- metode Penelitian Masyarakat. (Jakarta : PT Gramedia, 1983), Hal. 328.

61 G. Teknik Validasi Data Dalam prinsip metodologi PRA untuk meng crosh check data yang diperoleh dapat melalui triangulasi. Triangulasi adalah suatu system crosh check dalam pelaksanaan teknik PRA agar memperoleh informasi yang akurat. 20 a. Triangulasi Komposisi TIM Triangulasi akan dilakukan oleh Peneliti bersama local leader pada kampung kumuh. Triangulasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang valid dan tidak sepihak. 21 Semua pihak akan dilibatkan untuk mendapatkan kesimpulan secara bersama. b. Triangulasi Alat dan Teknik Dalam pelaksanaan di lapangan selain dilakukan observasi langsung terhadap lokasi/wilayah, juga perlu dilakukan interview dan diskusi dengan subjek dampingan melalui FGD (Focus Group Disscusion). 22 Triangulasi ini dilaksanakan pada saat proses pendidikan lingkungan dilaksanakan, sembari berjalannya sebuah program. Bentuknya berupa pencatatan dokumen maupun diagram. c. Triangulasi Keragaman Sumber Informasi Triangulasi ini didapatkan ketika proses sembari berlangsung, antara peneliti, stakeholders dan masyarakat kampung kumuh saling memberikan informasi, termasuk kejadian-kejadian yang secara 20 Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Research,... Hal. 128. 21 Ibid. Hal. 129. 22 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Social Mapping, (Bandung : Rekayasa Sains, 2013), Hal. 180

62 langsung di lapangan yang terjadi sebagai keberagaman sumber data. 23 d. Tata Kuasa, Tata Kelola dan Tata Guna Tata kuasa atas milik, tata kelola atas managemen dan tata guna atas milik semua ditekankan untuk mendapatkan keberlanjutan dari pendidikan lingkungan yang akan dilaksanakan. 23 Agus Afandi, dkk, Modul Participatory Action Researc,... Hal. 130.