LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017

LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH

TATA CARA PERIZINAN USAHA JASA PENUNJANG TENAGA LISTRIK

2017, No Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kemente

Perizinan Usaha Penyediaan dan Jasa Penunjang Tenaga Listrik. Toha Ardi Nugraha

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN KETENAGALISTRIKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

KELAIKAN TEKNIK DAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

2016, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan L

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 34); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan

PELAKSANA INSPEKSI KETENAGALISTRIKAN (PIK)

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 437 K/30/MEM/2003 TENTANG

KELAIKAN OPERASI INSTALASI TENAGA LISTRIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN BIDANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

TATA CARA PENOMORAN DAN REGISTRASI SERTIFIKAT DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS INSPEKSI, PENGUJIAN DAN KOMISIONING SISTEM FOTOVOLTAIK Rabu, 25 Maret 2015

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG

Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Sertifikasi Instalasi Tenaga Listrik

1. Menyiapkan perlengkapan pemasangan instalasi kelistrikan PLTS tipeterpusat (komunal) on-grid

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1989 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 30

2017, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Petunjuk Operasional Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan Bidang Energi Skal

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

2012, No.28 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan te

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

POKOK-POKOK UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG KETENAGALISTRIKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI HULU

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG MENGELOLA PEKERJAAN PEMELIHARAAN

2014, No Nomor 5286); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 November 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara se

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor :

TATA CARA PERIZINAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (BERDASARKAN PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 35 TAHUN 2013)

bahwa untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

TATA CARA PERIZINAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2013)

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL :

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Permohonan Izin. Pemanfaatan Tenaga Listrik. Telekomunikasi. Tata Cara. Pencabutan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

No Peraturan Pemerintah ini mengatur ketentuan mengenai usaha penyediaan tenaga listrik, yang mencakup jenis usaha, wilayah usaha, pelaku usah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

Regulasi Keteknikan Di Bidang Ketenagalistrikan

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik

Transkripsi:

LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017 Inspektur Ketenagalistrikan Direktorat Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Jakarta, Maret 2017 Disusun oleh: 1. Ario Panggi P.J, ST, M.Sc. Tech NIP. PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN 2. Andi Winarno, ST, MT NIP. 197508012002121001 3. Ardyan Bakti Setyarso, ST NIP. 198105122008011001 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN 0 P a g e

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 1. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud Dan Tujuan... 1 2. STANDING OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) INSPEKSI INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK... 2 3. REFERENSI REGULASI DAN STANDAR... 4 4. PERSIAPAN INSPEKSI INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK... 6 4.1. Persiapan Administrasi... 6 4.2. Persiapan Cheklist... 9 5. PELAKSANAAN INSPEKSI INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK... 23 6. PELAPORAN INSPEKSI INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK... 24

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan UU No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan bahwa Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Untuk memastikan ketentuan regulasi dan kebijakan yang telah ditetapkan, dilaksanakan dengan optimal, maka pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan usaha penyediaan tenaga listrik yang diantaranya adalah dengan melakukan pengawasan keteknikan di lapangan dan melakukan penelititian serta evaluasi atas laporan pelaksaan usaha di bidang ketenagalistrikan. Dalam hal pengawasan keteknikan, pemerintah dibantu oleh Inspektur Ketenagalistrikan. Inspektur ketenagalistrikan memiliki tugas pokok yaitu melakukan inspeksi, pengujian, penelaahan proses dan gejala berbagai aspek ketenagalistrikan, mengembangkan metoda dan teknik inspeksi, melaporkan dan menyebarluaskan hasil inspeksi. Untuk mendapatkan hasil kegiatan inspeksi yang optimal, maka perlu disusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan Inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi baik dalam tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan inspeksi. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik adalah sebagai berikut: Maksud Petunjuk Teknis Pelaksanaan Inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik ini adalah sebagai pedoman Inspektur Ketenagalistrikan dalam melaksanakan kegiatan inspeksi ketenagalistrikan di Instalasi Pembangkit Tanaga Listrik. Tujuan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik ini adalah terlaksananya kegiatan inspeksi ketenagalistrikan yang profesional, sistematis dan transparan sehingga terwujud Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik yang andal, aman dan ramah lingkungan. 1 P a g e

2. STANDING OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) INSPEKSI INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK Standing Operational Procedure untuk kegiatan Inspeksi Proyek Pembangunan dan Pemasangan Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik Standing Operational Procedure untuk kegiatan Inspeksi Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik 2 P a g e

Standing Operational Procedure untuk kegiatan Inspeksi Gangguan, Kecelakaan atau Kebakaran Akibat Listrik pada Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik Standing Operational Procedure untuk kegiatan Inspeksi Indikasi Penggunaan Tenaga Listrik yang Bukan Haknya pada Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik

3. REFERENSI REGULASI DAN STANDAR Dalam pelaksanaan inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik, ada beberapa regulasi yang menjadi acuan Inspektur Ketenagalistrikan dalam melaksanakan inspeksi, diantaranya sebagai berikut: Undang Undang Nomor 30 tahun 2007 tentang Energi Undang Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Lingkungan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Peraturan Menteri ESDM Nomor 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan Peraturan Menteri ESDM Nomor 38 Tahun 2013 tentang Kompensasi Atas Tanah, Bangunan dan Tanaman yang Berada di Bawah Ruang Bebas Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi Peraturan Menteri ESDM Nomor 05 Tahun 2014 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2014 tentang Kualifikasi Jasa Penunjang Tenaga Listrik Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2015 tentang Ruang bebas dan Jarak Bebas Minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi, Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi dan Saluran Udara Tegangan Tinggi Arus Searah untuk Penyaluran Tenaga Listrik Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Selain regulasi yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan inspeksi, terdapat pula standar-standar teknis yang digunakan sebagai pedoman dalam pemeriksaan Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik, daiantaranya adalah: The American Society of Mechanical Engineers (ASME) Standards American Standard Testing and Material (ASTM) Standards National Fire Protection Association (NFPA) Standards 4 P a g e

International Electrotechnical Commission (IEC) Standards American National Standards (ANSI) Standards Standar Nasional Indonesia (SNI) Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN)

4. PERSIAPAN INSPEKSI INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK 4.1. PERSIAPAN ADMINISTRASI Berdasarkan Standing Operational Procedure (SOP) pelaksanaan inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik, beberapa persiapan administrasi yang perlu dilaksanakan oleh inspektur ketenagalistrikan adalah sebagai berikut: a. Surat Tugas Inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik Catatan : Surat Tugas harus menggunakan KOP resmi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan yang diterbitkan oleh bagian Tata Usaha Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Surat Tugas harus bernomor dan bertanggal Surat Tugas harus ditandatangani Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Surat Tugas dikirimkan kepada pemilik instalasi melalui faximile maupun surat elektronik 6 P a g e

b. Surat Pengantar Inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik Catatan : Surat Pengantar harus menggunakan KOP resmi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan yang diterbitkan oleh bagian Tata Usaha Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Surat Pengantar harus bernomor dan bertanggal Surat Pengantar harus ditandatangani Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Surat Pengantar dikirimkan kepada pemilik instalasi melalui faximile maupun surat elektronik

c. Peralatan Inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik Sound Level Meter Earplug Thermal Imager

Catatan : Sebelum menggunakan peralatan pemeriksaan, inspektur ketenagalistrikan harus mengisi daftar peminjaman alat Inspektur ketenagalistrikan harus menjaga fungsi dan keamanan peralatan yang dipinjam Setelah kegiatan inspeksi berakhir, peralatan harus dikembalikan sesuai dengan kondisi semula dan mengisi daftar pengembalian alat 4.2. PERSIAPAN CHEKLIST Selain persiapan administrasi, Inspektur Ketenagalistriksan juga harus menyiapkan dokumen checklist pemeriksaan Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik sebagai sarana untuk melaksanakan verifikasi administrasi dan visual di lapangan. Ada 2 (dua) jenis checklist pemeriksaan, yaitu checklist pemeriksaan penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan checklist pemeriksaan teknis pada Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik. Beberapa checklist pemeriksaan penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) adalah sebagai berikut: a. Checklist penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Listrik Tahap Perencanaan dan Pengawasan No Kriteria 1. Perencanaan instalasi tenaga listrik dilakukan dengan Pra studi kelayakan 2. Pembangunan dan pemasangan instalasi tenaga listrik memiliki dokumen gambar instalasi 3. Pembangunan dan pemasangan instalasi tenaga listrik memiliki dokumen perubahan yang diperlukan di lapangan 4. Pembangunan dan pemasangan instalasi tenaga listrik memiliki dokumen prosedur pemasangan 5. Pembangunan dan pemasangan instalasi tenaga listrik memiliki dokumen prosedur pengujian 6. Pembangunan dan pemasangan instalasi tenaga listrik memiliki dokumen prosedur keselamatan 7. Pembangunan dan pemasangan instalasi tenaga listrik memiliki dokumen jadwal penyelesaian pekerjaan 8. Pembangunan dan pemasangan instalasi tenaga listrik memiliki dokumen daftar tenaga teknik pelaksana pekerjaan Ya Tidak Dokumen Pendukung Terlampir Keterangan

No Kriteria Pembangunan dan pemasangan instalasi tenaga listrik memiliki dokumen struktur organisasi yang menggambarkan jabatan, fungsi dan tugas masing-masing tenaga teknik 9. Peralatan instalasi penyediaan tenaga listrik yang akan dibangun dan dipasang memiliki sertifikat produk untuk Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diberlakukan wajib, atau memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 10. Melaksanakan uji komisioning pengujian individu peralatan instalasi tenaga listrik untuk memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan dan diverifikasi oleh badan usaha jasa konsultansi tenaga listrik dan pemilik instalasi yang dituangkan dalam dokumen hasil pengujian. 11. Melaksanakan uji komisioning pengujian subsistem rangkaian peralatan instalasi tenaga listrik untuk memenuhi spesifikasi subsistem yang dipersyaratkan dan diverifikasi oleh badan usaha jasa konsultansi tenaga listrik dan pemilik instalasi yang dituangkan dalam dokumen hasil pengujian. 12. Melaksanakan uji komisioning pengujian sistem rangkaian subsistem instalasi tenaga listrik untuk memenuhi spesifikasi subsistem yang dipersyaratkan dan diverifikasi oleh badan usaha jasa konsultansi tenaga listrik dan pemilik yang dituangkan dalam dokumen hasil pengujian 13. Instalasi tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang harus dilengkapi dokumen dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris pada daftar perlengkapan peralatan dengan sarananya termasuk suku cadang 14. Instalasi tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang harus dilengkapi dokumen dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris pada gambar perlengkapan terpasang (asbuilt drawing) 15. Instalasi tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang harus dilengkapi dokumen dalam bahasa Indonesia dan/atau Ya Tidak Dokumen Pendukung Terlampir Keterangan

No Kriteria bahasa Inggris pada gambar perakitan (assembly drawing) 16. Instalasi tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang harus dilengkapi dokumen dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris pada laporan uji komisioning, pengujian pabrik dan laporan lengkap (completion report) 17. Instalasi tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang harus dilengkapi dokumen dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris pada sertifikat laik operasi 18. Instalasi tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang harus dilengkapi dokumen dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris pada buku petunjuk pengoperasian 19. Instalasi tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang harus dilengkapi dokumen dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris pada buku petunjuk pemeliharaan 20. Pembangunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga listrik sebagaimana dilakukan oleh badan usaha jasa pembangunan dan pemasangan yang memiliki izin usaha jasa penunjang tenaga listrik sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi yang dipersyaratkan 21. Badan usaha jasa pembangunan dan pemasangan, setelah menyelesaikan pekerjaan menyerahkan laporan penyelesaian pekerjaan kepada pemilik instalasi beserta dokumen yang dituangkan dalam berita acara serah terima (Taking over Certificate) 22. Badan usaha jasa pembangunan dan pemasangan memberikan masa garansi setelah instalasi penyediaan tenaga listrik dinyatakan laik dioperasikan Ya Tidak Dokumen Pendukung Terlampir Keterangan

b. Checklist penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Listrik Tahap dan Pengujian No Kriteria 1. Pada Instalasi penyediaan tenaga listrik dilakukan pemeriksaan, pengujian, dan verifikasi untuk memastikan suatu instalasi tenaga listrik telah berfungsi sebagaimana kesesuaian persyaratan yang ditentukan dan dinyatakan laik dioperasikan 2. dan pengujian wajib dilakukan pada instalasi tenaga listrik yang telah selesai dibangun dan dipasang, direkondisi, dilakukan perubahan kapasitas, atau direlokasi, untuk menjamin kesesuaian dengan spesifikasi dan standar yang berlaku Ya Tidak Dokumen Pendukung Terlampir Keterangan c. Checklist penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Listrik Tahap Pengoperasian No Kriteria 1. Instalasi penyediaan tenaga listrik dioperasikan setelah memiliki Sertifikat Laik Operasi 2. Pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik memiliki dokumen daftar perlengkapan peralatan dengan sarananya termasuk suku cadang. 3. Pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik memiliki dokumen gambar perlengkapan terpasang (asbuilt drawing) 4. Pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik memiliki dokumen gambar perakitan (assembly drawing) 5. Pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik memiliki dokumen laporan uji komisioning, pengujian pabrik dan laporan lengkap (completion report) 6. Pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik memiliki buku petunjuk pengoperasian 7. Pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik memiliki buku petunjuk pemeliharaan 8. Pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik memiliki Prosedur Standar Ya Tidak Dokumen Pendukung Terlampir Keterangan

No Kriteria Pengoperasian (SOP) yang ditetapkan oleh pemilik instalasi 9. Pemilik instalasi penyediaan tenaga listrik harus menyusun pola operasi agar dapat dilaksanakan pengoperasian secara aman, andal dan ramah lingkungan sesuai pedoman yang dipersyaratkan 10. Pola pengoperasian memenuhi ketentuan aturan jaringan transmisi dan distribusi untuk menjaga keandalan sistem kelistrikan 11. Pemilik instalasi penyediaan tenaga listrik harus memiliki struktur organisasi untuk pengoperasian instalasi tenaga listrik 12. Struktur organisasi menggambarkan jabatan, fungsi dan tugas masing-masing tenaga teknik 13. Tenaga teknik memiliki sertifikat kompetensi tenaga teknik sesuai dengan klasifikasi level kompetensi yang dipersyaratkan 14. Pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik dapat dilakukan oleh badan usaha jasa pengoperasian instalasi tenaga listrik yang memiliki izin usaha jasa penunjang tenaga listrik sesuai kualifikasi dan klasifikasi yang dipersyaratkan Ya Tidak Dokumen Pendukung Terlampir Keterangan d. Checklist penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Listrik Tahap Pemeliharaan No Kriteria 1. Pemeliharaan instalasi tenaga listrik dapat mempertahankan kondisi operasi secara optimum yang meliputi kegiatan pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan uji ulang 2. Pemeliharaan instalasi tenaga listrik dilaksanakan berdasarkan pedoman pemeliharaan yang ditetapkan oleh pemilik instalasi dengan memperhatikan ketentuan, prosedur, dan standar 3. Pelaksanaan pemeliharaan instalasi tenaga listrik harus dilakukan oleh tenaga teknik yang memiliki sertifikat kompetensi sesuai level kompetensi yang dipersyaratkan Ya Tidak Dokumen Pendukung Terlampir Keterangan

No Kriteria 4. Pemeliharaan instalasi penyediaan tenaga listrik dapat dilakukan oleh badan usaha jasa pemeliharaan instalasi tenaga listrik yang memiliki izin usaha jasa penunjang tenaga listrik sesuai kualifikasi dan klasifikasi yang dipersyaratkan 5. Pemeliharaan instalasi tenaga listrik dapat mempertahankan kondisi operasi secara optimum yang meliputi kegiatan pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan uji ulang Ya Tidak Dokumen Pendukung Terlampir Keterangan Sedangkan untuk pemeriksaan teknis pada Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik, checklist pemeriksaan dikelompokkan berdasarkan jenis Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik yang diinspkesi dengan rincian sebagai berikut: a. Checklist pemeriksaan teknis PLTD, PLTG dan PLTMG No Parameter Standar 1. Dokumen a. spesifikasi teknik peralatan utama b. gambar diagram satu garis (single line diagram) c. gambar tata letak (lay out) peralatan utama d. gambar tata letak pemadam kebakaran e. gambar sistem pentanahan f. hasil uji pabrik peralatan utama atau sertifikat produk g. buku manual operasi atau SOP h. dokumen lingkungan hidup (AMDAL, UKL/UPL atau SPPL) dan/atau izin lingkungan 2. Kesusuaian Desain a. sistem pembumian b. tingkat hubung pendek (short circuit level) c. pengaman elektrik d. pengaman mekanik e. sistem pengukuran elektrik dan mekanik f. koordinasi proteksi dengan sistem jaringan g. jarak bebas (clearance distance) h. jarak rambat (creepage distance) 3. Visual a. peralatan utama dan alat bantunya

No Parameter Standar b. perlengkapan/alat pemadam kebakaran c. perlengkapan K2 d. sistem pembumian e. sistem catu daya AC dan DC f. sistem instrumen dan kontrol g. sistem udara pembakaran dan gas buang h. sistem minyak pelumas i. sistem bahan bakar j. sistem pendingin 4. Evaluasi Uji Komisioning a. peralatan utama dan alat bantunya b. pengujian sistem pemadam kebakaran c. pengukuran tahanan pembumian d. pengujian proteksi mekanikal dan elektrikal e. pengujian fungsi catu daya AC dan DC f. pengujian sistem minyak pelumas g. pengukuran tahanan isolasi masing-masing peralatan h. pengujian fungsi kerja Balance of Plant i. pengujian sistem - pengujian sequential interlock - pengujian proteksi - pengujian kontrol elektrik/pneumatik - pengujian jalan subsistem j. pengujian sistem pendingin 5. Dampak Lingkungan a. tingkat kebisingan b. emisi gas buang c. pengelolaan limbah b. Checklist pemeriksaan teknis PLTGU No Parameter Standar 1. Dokumen a. spesifikasi teknik peralatan utama - HRSG

No Parameter Standar b. gambar diagram satu garis (single line diagram) c. gambar tata letak (lay out) peralatan utama d. gambar tata letak pemadam kebakaran e. gambar sistem pentanahan f. hasil uji pabrik peralatan utama atau sertifikat produk g. buku manual operasi atau SOP h. dokumen lingkungan hidup (AMDAL, UKL/UPL atau SPPL) dan/atau izin lingkungan 2. Kesusuaian Desain a. sistem pembumian b. tingkat hubung pendek (short circuit level) c. pengaman elektrik d. pengaman mekanik e. sistem pengukuran elektrik dan mekanik f. koordinasi proteksi dengan sistem jaringan g. jarak bebas (clearance distance) h. jarak rambat (creepage distance) 3. Visual a. peralatan utama dan alat bantunya - HRSG b. perlengkapan/alat pemadam kebakaran c. perlengkapan K2 d. sistem pembumian e. sistem catu daya AC dan DC f. sistem instrumen dan kontrol g. sistem minyak pelumas h. sistem pendingin 4. Evaluasi Uji Komisioning a. peralatan utama dan alat bantunya - HRSG b. pengujian sistem pemadam kebakaran c. pengukuran tahanan pembumian d. pengujian proteksi mekanikal dan elektrikal e. pengujian fungsi catu daya AC dan DC f. pengujian sistem minyak pelumas

No Parameter Standar g. pengukuran tahanan isolasi masing-masing peralatan h. pengujian fungsi kerja Balance of Plant i. pengujian sistem - pengujian sequential interlock - pengujian proteksi - pengujian kontrol elektrik/pneumatik - pengujian jalan subsistem j. pengujian sistem pendingin 5. Dampak Lingkungan a. tingkat kebisingan b. emisi gas buang c. pengelolaan limbah c. Checklist pemeriksaan teknis PLTU No Parameter Standar 1. Dokumen a. spesifikasi teknik peralatan utama - boiler b. gambar diagram satu garis (single line diagram) c. gambar tata letak (lay out) peralatan utama d. gambar tata letak pemadam kebakaran e. gambar sistem pentanahan f. hasil uji pabrik peralatan utama atau sertifikat produk g. buku manual operasi atau SOP h. dokumen lingkungan hidup (AMDAL, UKL/UPL atau SPPL) dan/atau izin lingkungan 2. Kesusuaian Desain a. sistem pembumian b. tingkat hubung pendek (short circuit level) c. pengaman elektrik d. pengaman mekanik e. sistem pengukuran elektrik dan mekanik f. koordinasi proteksi dengan sistem jaringan g. jarak bebas (clearance distance) h. jarak rambat (creepage distance) 3. Visual a. peralatan utama dan alat bantunya - boiler

No Parameter Standar b. perlengkapan/alat pemadam kebakaran c. perlengkapan K2 d. sistem pembumian e. sistem catu daya AC dan DC f. sistem instrumen dan kontrol g. sistem minyak pelumas h. sistem udara pembakaran dan gas buang i. sistem pendingin 4. Evaluasi Uji Komisioning a. peralatan utama dan alat bantunya - boiler b. pengujian sistem pemadam kebakaran c. pengukuran tahanan pembumian d. pengujian proteksi mekanikal dan elektrikal e. pengujian fungsi catu daya AC dan DC f. pengujian sistem minyak pelumas g. pengukuran tahanan isolasi masing-masing peralatan h. pengujian fungsi kerja Balance of Plant i. pengujian sistem - pengujian sequential interlock - pengujian proteksi - pengujian kontrol elektrik/pneumatik - pengujian jalan subsistem j. pengujian sistem pendingin 5. Dampak Lingkungan a. tingkat kebisingan b. emisi gas buang c. pengelolaan limbah d. Checklist pemeriksaan teknis PLTP No Parameter Standar 1. Dokumen a. spesifikasi teknik peralatan utama

No Parameter Standar b. gambar diagram satu garis (single line diagram) c. gambar tata letak (lay out) peralatan utama d. gambar tata letak pemadam kebakaran e. gambar sistem pentanahan f. hasil uji pabrik peralatan utama atau sertifikat produk g. buku manual operasi atau SOP h. dokumen lingkungan hidup (AMDAL, UKL/UPL atau SPPL) dan/atau izin lingkungan 2. Kesusuaian Desain a. sistem pembumian b. tingkat hubung pendek (short circuit level) c. pengaman elektrik d. pengaman mekanik e. sistem pengukuran elektrik dan mekanik f. koordinasi proteksi dengan sistem jaringan g. jarak bebas (clearance distance) h. jarak rambat (creepage distance) 3. Visual a. peralatan utama dan alat bantunya b. perlengkapan/alat pemadam kebakaran c. perlengkapan K2 d. sistem pembumian e. sistem catu daya AC dan DC f. sistem instrumen dan kontrol g. sistem minyak pelumas 4. Evaluasi Uji Komisioning a. peralatan utama dan alat bantunya b. pengujian sistem pemadam kebakaran c. pengukuran tahanan pembumian d. pengujian proteksi mekanikal dan elektrikal e. pengujian fungsi catu daya AC dan DC f. pengujian sistem minyak pelumas g. pengukuran tahanan isolasi masing-masing peralatan h. pengujian fungsi kerja Balance of Plant i. pengujian sistem

No Parameter Standar - pengujian sequential interlock - pengujian proteksi - pengujian kontrol elektrik/pneumatik - pengujian jalan subsistem j. pengujian sistem pendingin 5. Dampak Lingkungan a. tingkat kebisingan b. emisi gas buang c. pengelolaan limbah e. Checklist pemeriksaan teknis PLTA, PLTM dan PLTMH No Parameter Standar 1. Dokumen a. spesifikasi teknik peralatan utama b. gambar diagram satu garis (single line diagram) c. gambar tata letak (lay out) peralatan utama d. gambar tata letak pemadam kebakaran e. gambar sistem pentanahan f. hasil uji pabrik peralatan utama atau sertifikat produk g. buku manual operasi atau SOP h. dokumen lingkungan hidup (AMDAL, UKL/UPL atau SPPL) dan/atau izin lingkungan 2. Kesusuaian Desain a. sistem pembumian b. tingkat hubung pendek (short circuit level) c. pengaman elektrik d. pengaman mekanik e. sistem pengukuran elektrik dan mekanik f. koordinasi proteksi dengan sistem jaringan g. jarak bebas (clearance distance) h. jarak rambat (creepage distance) 3. Visual a. peralatan utama dan alat bantunya b. perlengkapan/alat pemadam kebakaran c. perlengkapan K2

No Parameter Standar d. sistem pembumian e. sistem catu daya AC dan DC f. sistem instrumen dan kontrol g. sistem minyak pelumas h. sistem pendingin 4. Evaluasi Uji Komisioning a. peralatan utama dan alat bantunya b. pengujian sistem pemadam kebakaran c. pengukuran tahanan pembumian d. pengujian proteksi mekanikal dan elektrikal e. pengujian fungsi catu daya AC dan DC f. pengujian sistem minyak pelumas g. pengukuran tahanan isolasi masing-masing peralatan h. pengujian fungsi kerja Balance of Plant i. pengujian sistem - pengujian sequential interlock - pengujian proteksi - pengujian kontrol elektrik/pneumatik - pengujian jalan subsistem j. pengujian sistem pendingin 5. Dampak Lingkungan a. tingkat kebisingan b. pengelolaan limbah f. Checklist pemeriksaan teknis PLTS No Parameter Standar 1. Dokumen a. spesifikasi teknik peralatan utama b. gambar diagram satu garis (single line diagram) c. gambar tata letak (lay out) peralatan utama d. gambar tata letak pemadam kebakaran e. gambar sistem pentanahan f. hasil uji pabrik peralatan utama atau sertifikat produk g. buku manual operasi atau SOP h. dokumen lingkungan hidup (AMDAL, UKL/UPL atau SPPL) dan/atau izin lingkungan 2. Kesusuaian Desain a. sistem pembumian

No Parameter Standar b. tingkat hubung pendek (short circuit level) c. pengaman elektrik d. sistem pengukuran elektrik e. koordinasi proteksi dengan sistem jaringan (untuk on grid) f. jarak bebas (clearance distance) 3. Visual a. peralatan utama dan alat bantunya - modul surya - inverter - baterai (jika ada) (jika ada) b. perlengkapan/alat pemadam kebakaran c. perlengkapan K2 d. sistem pembumian e. sistem catu daya AC dan DC f. sistem instrumen dan kontrol 4. Evaluasi Uji Komisioning a. peralatan utama dan alat bantunya - modul surya - inverter - baterai (jika ada) (jika ada) b. pengujian sistem pemadam kebakaran c. pengukuran tahanan pembumian d. pengujian proteksi mekanikal dan elektrikal e. pengujian fungsi catu daya AC dan DC f. pengukuran tahanan isolasi masing-masing peralatan g. pengujian sistem - pengujian sequential interlock - pengujian proteksi - pengujian kontrol elektrik - pengujian jalan subsistem Kedua jenis checklist tersebut di atas harus dibawa pada saat kegiatan inspeksi dilaksanakan dan diisi oleh Inspektur Ketenagalistrikan berdasarkan fakta lapangan yang ditemukan.

5. PELAKSANAAN INSPEKSI INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK Kegiatan inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik dilaksanakan oleh Tim Inspektur Ketenagalistrikan yang terdiri dari 2 s.d. 4 orang Inspektur Ketenagalistrikan. Kegiatan inspeksi dilaksanakan selama 2 s.d. 4 hari tergantung dari lokasi Instalasi Pembangit Tenaga Listrik dan tingkat kerumitan inspeksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Inspektur Ketenagalistrikan saat kegiatan inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik berlangsung adalah sebagai berikut: a. Inspektur Ketenagalistrikan harus selalu menggunakan atribut Inspektur Ketenagalistrikan (rompi dan safety shoes) b. Inspektur Ketenagalistrikan harus menaati peraturan yang berlaku di wilayah Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik c. Inspektur Ketenagalistrikan harus bertindak secara profesional dan transparan dalam kegiatan inspeksi Langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh Inspektur Ketenagalistrikan dalam pelaksanaan inspeksi adalah sebagai berikut: a. Melakukan wawancara dengan pemilik Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik b. Melakukan pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan visual berdasarkan checklist pemeriksaan penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan checklist pemeriksaan teknis c. Mendokumentasikan kegiatan pemeriksaan penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan pemeriksaan teknis d. Melakukan klarifikasi kepada pemilik Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik apabila ditemukan ketidaksesuain berdasarkan hasil pemeriksaan e. Membuat risalah inspeksi yang berisi hasil pemeriksaan yang disepakati oleh Tim Inspektur Ketenagalistrikan dan pemilik Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik 23 P a g e

6. PELAPORAN INSPEKSI INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK Setelah kegiatan inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik selesai dilaksanakan, Tim Inspektur Ketenagalistrikan harus melaporkan hasil inspeksi yang telah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Tim Inspektur Ketenagalistrikan harus mengunggah dokumen risalah inspeksi Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik pada website Sistem Informasi Inspektur Ketenagalistrikan (www.inspektur.djk.esdm.go.id) sesuai dengan akun masing-masing Inspektur Ketenagalistrikan maksimal pada hari terakhir inspeksi dilaksanakan b. Tim Inspektur Ketenagalistrikan harus menyampaikan hasil kegiatan inspeksi kepada Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan melalui Nota Dinas Atasan c. Apabila berdasarkan poin (b), Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan menghendaki adanya rekomendasi untuk pemilik Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik, meka Tim Inspektur Ketenagalistrikan harus menyusun rekomendasi kepada pemilik Instalasi Pembangkit Tenaga Listrik sesuai arahan Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan d. Tim Inspektur Ketenagalistrikan harus menyusun Laporan Inspeksi Pembangkit Tenaga Listrik dengan format terlampir dan mengunggah laporan tersebut pada website Sistem Informasi Inspektur Ketenagalistrikan (www.inspektur.djk.esdm.go.id) sesuai dengan akun masing-masing Inspektur Ketenagalistrikan maksimal 3 (tiga) hari kerja setelah inspeksi dilaksanakan 24 P a g e