BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan perusahaan dibutuhkan untuk memberikan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pelaporan keuangan tahunan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan informasi perusahaannya. Peran perusahaan tidak. hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

SKRIPSI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tingkat kelengkapan pengungkapan (disclosure) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal terutama investor dengan menjual saham biasa dan saham preferen.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menimbulkan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. (Harahap, 2007). Menurut IAI PSAK no: 1, tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan tahunan perusahaan yang go public di Bursa Efek, merupakan media UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang efisien harus dapat memberikan perlindungan kepada investor publik dari

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga dituntut agar dapat mengembangkan hubungan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public di. dikeluarkan perusahaan sebagai dasar pertimbangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasyarakat meningkat, hal ini dapat dilihat pada banyaknya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemilik modal (kreditur atau investor) saja, sedangkan pihak-pihak diluar itu

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan perusahaan (stakeholder). Perusahaan seharusnya juga

BAB I PENDAHULUAN. sumbangan yang maksimum kepada masyarakat (Ermadiani dan Bambang, 2007).

17 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak harus mengembangkan diri dengan tidak memperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang


BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. social disclosure, corporate social responsibility, social accounting (Mathews,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, termasuk aktivitas tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. (profit) melainkan juga kesejahteraan orang (people) dan menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. maupun kualitas dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut. perkembangan perusahaan untuk periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat di indonesia pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. pada berapa besar tingkat luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan. tahunan harus disertai dengan pengungkapan yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan usaha yang bergerak langsung di bidang pemanfaatan. langsung memberikan dampak negatif pada lingkungan sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan penawaran melalui publik ( go public) di

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder yang memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) khususnya di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perubahan kondisi lingkungan dan ekonomi pada dunia usaha seperti tingkat persaingan yang tinggi, biaya ekonomi yang tinggi, adanya undang-undang perburuhan, dan reformasi birokrasi, maka perusahaan diharuskan untuk lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya. Peran perusahaan tidak hanya untuk memperoleh keuntungan saja, tetapi juga harus menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial. Kondisi ini menjadikan fungsi tanggung jawab sosial perusahaan menjadi semakin penting untuk diperhatikan dan diimplementasikan. Agar perusahaan dapat bersaing, harus lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya sehingga akan lebih mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus mengalami perubahan. Salah satu informasi yang perlu diungkapkan demi keberlangsungan perusahaan adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility atau CSR). Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan keseluruhan hubungan perusahaan dengan semua stakeholdernya, yang meliputi antara lain konsumen, masyarakat, pemilik/investor, pemerintah, dan pemasok. Secara keseluruhan, tingkat tanggung jawab sosial yang diterima oleh perusahaan memerlukan keputusan yang akfif. Manajemen harus 1

2 memutuskan beberapa polusi yang akan dihasilkan dan seberapa banyak yang dibersihkan, siapa yang direkrut, seberapa banyak sumbangan yang akan diberikan pada kegiatan sosial. Jika manajemen menerima tanggung jawab sosial semata-mata demi laba jangka pendek maka tidak mungkin suatu perusahaan akan melakukan lebih dari apa yang diharuskan oleh undang-undang (Kartika, 2010). Perusahaan merupakan bagian dari masyarakat dan lingkungan, keberadaannya tidak terlepas dari masyarakat dan lingkungan. Perusahaan tidak boleh mengembangkan diri sendiri dengan tidak memperhatikan masyarakat dan lingkungan. Dampak dari aktivitas perusahaan tidak hanya dirasakan oleh pihak yang terkait langsung dengan perusahaan. Keberadaan dan dampak aktivitas perusahaan seringkali bertentangan bahkan merugikan kepentingan pihak lain. Perbedaan kepentingan tersebut jika tidak ditindaklanjuti maka akan mempengaruhi aktivitas dan eksistensi perusahaan, oleh karena itu seharusnya perusahaan tidak hanya fokus pada kepentingan perusahaan saja, tetapi juga mencermati kepentingan pihakpihak di luar perusahaan. Corporate Social Responsibility dimaksudkan untuk mendorong dunia usaha lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak berpengaruh atau berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya. Konsep CSR ini mulai dikenal sejak awal 1970-an, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum,

3 penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk kontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Pemikiran yang melandasi adanya Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) ini adalah bahwa perusahaan tidak hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang saham (shareholder), tetapi juga memiliki tanggung jawab kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder). Pihak-pihak yang berkepentingan dalam sebuah perusahaan adalah pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, supplier dan juga competitor. Kepedulian kepada masyarakat sekitar atau relasi komunitas diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR bukan hanya sekedar amal, dimana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguhsungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh stakeholder perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal (Hermawati, 2012). Di Indonesia, praktik CSR telah mendapat perhatian yang cukup besar. Hal ini dilatarbelakangi oleh berbagai kasus yang terjadi seperti penggundulan hutan, meningkatnya polusi dan limbah, buruknya kualitas

4 dan keamanan produk, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, penyalahgunaan investasi dan lain-lain. Pemilihan sampel perusahaan manufaktur oleh peneliti dikarenakan pelaksanaan CSR pada perusahaan manufaktur sudah ada sejak awal berjalan. Alasan lainnya adalah karena perusahaan manufaktur lebih banyak memberikan pengaruh/dampak terhadap lingkungan di sekitarnya akibat dari aktivitas yang dilakukan perusahaan dan memenuhi segala aspek pada tema pengungkapan CSR. Perusahaan manufaktur dipercaya membutuhkan image yang lebih baik dari masyarakat karena rentan terhadap pengaruh politik dan kritikan dari aktivis-aktivis sosial, maka diasumsikan bahwa perusahaan manufaktur akan memberikan pengungkapan corporate social responsibility yang lebih luas daripada perusahaan non manufaktur. Dampak dari aktivitas sosial perusahaan yang berbeda-beda tergantung pada jenis atau karakteristik perusahaan. Karakteristik operasi perusahaan yang menghasilkan dampak sosial yang tinggi akan menuntut pemenuhan tanggung jawab sosial yang lebih tinggi pula. Dalam hal ini karakteristik perusahaan yang digunakan yaitu ukuran dewan komisaris, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan leverage. Pelaporan CSR memberikan informasi yang relevan bagi para pemakai laporan keuangan untuk membantu pemakai menjustifikasi atau mengoreksi ekspektasi atau harapan masa lalu, yaitu memiliki nilai umpan balik. Menurut Pambudi (2006), terdapat berbagai variasi cara pandang perusahaan terhadap CSR, apakah hal ini dianggap sebagai hal yang

5 penting atau tidak. Cara pandang ini selanjutnya akanmemengaruhi praktik CSR yang dilakukan oleh perusahaan dan juga akan berdampak pada pengungkapan CSR yang disusunnya. Pelaporan CSR dilakukan oleh berbagai perusahaan yang melakukan kegiatan CSR sebagai bukti juga informasi bila perusahaan tersebut benar-benar melakukan sesuatu dalam rangka peduli dan ikut berperan serta dalam kegiatan yang bertujuan meningkatkan dampak positif pada komunitas sosial. Syahrir dan Suhendra, (2010) menyatakan tujuan CSR adalah agar menciptakan standar kehidupan yang lebih tinggi, dengan mempertahankan kesinambungan laba usaha untuk pihak pemangku kepentingan sebagaimana yang diungkapkan dalam laporan keuangan entitas. Laporan keuangan menjadi perangkat untuk melaporkan kegiatan entitas dan menjadi informasi yang menghubungkan perusahaan dengan para investor karena mengandung pengungkapan-pengungkapan, baik yang bersifat wajib (mandatorydisclosure) maupun sukarela (voluntary disclosure) dalam jurnal (Kamil dan Herusetya, 2012). Faktor faktor yang membedakan perusahaan disebut juga karakteristik perusahaan, yang diantaranya adalah size (ukuran perusahaan), tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, tingkat leverage, kendala sosial yang dimiliki, umur perusahaan, profil perusahaan, struktur dewan komisaris, negara pemilik suatu perusahaan, negara tempat didirikannya perusahaan, dan lain lain.

6 IAI dalam PSAK No.1 (Per 1 Juni 2012) paragraf 17 menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keluangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar menyarankan penyajian secara jelas dampak dari transaksi, peristiwa lain kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakun aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan. Pengungkapan yang dimaksud adalah informasi-informasi tambahan yang berkaitan dengan perusahaan termasuk pengungkapan tanggung jawab sosial. Pentingnya CSR perlu dilandasi oleh kesadaran perusahaan terhadap fakta tentang adanya jurang yang semakin menganga antara kemakmuran dan kemelaratan, baik pada tataran global maupun nasional. Oleh karena itu, diwajibkan atau tidak, CSR harus memegang komitmen dan kepedulian dari pelaku bisnis untuk mengambil bagian mengurangi nestapa kemanusiaan. Menurut Veronica (2009), adapun dampak sosial yang ditimbulkan oleh masing-masing perusahaan tentunya tidak selalu sama, mengingat banyak faktor yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya sekalipun mereka dalam satu jenis usaha yang sama. Semakin kuat karakteristik yang dimiliki suatu perusahaan tersebut dalam menghasilkan dampak sosial bagi publik tentunya akan semakin kuat pula pemenuhan tanggung jawab sosialnya kepada publik.

7 Penelitian ini dikhususkan pada perusahaan manufaktur, karena dalam menjalankan kegiatan usahanya kemungkinan untuk merusak dan mencemari lingkungan lebih besar daripada perusahaan non-manufaktur. Dalam hal ini perusahaan manufaktur diduga lebih besar melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial daripada perusahaan non-manufaktur, hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang RI No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang pengungkapan tanggungjawab sosial dan lingkungan untuk perseroan terbatas (Rahajeng, 2010). Penelitian yang terkait dengan dengan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan CSR menunjukkan hasil yang berbedabeda. Dari penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan hasil yang belum konsisten karena beberapa faktor masih disimpulkan berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Veronica (2009) menyatakan, semakin kuat karakteristik yang dimilikisuatu perusahaan tersebut dalam menghasilkan dampak sosial bagi publik tentunya akan semakin kuat pula pemenuhan tanggung jawab sosialnya kepada publik, dalam jurnal (Maulana dan Yuyetta, 2014). Ukuran dewan komisaris merupakan organ perusahaan yang fungsi utamanya adalah memberi perhatian secara bertanggungjawab atas pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan perusahaan. Hubungan ukuran dewan komisaris dengan corporate social responsibility yaitu semakin besar ukuran dewaan komisaris, akan semakin luas pula pengungkapan CSR (Veronica dan Sumin 2009). Hubungan

8 antara dewan komisaris dan pengungkapan CSR juga menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan Maulana dan Yuyetta (2014) berkaitan dengan size (ukuran perusahaan), menunjukkan hasil bahwa size perusahaan berpengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengunkapan CSR. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan Sembiring (2005). Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian Sari (2012) yang menemukan adanya hubungan erat antara ukuran perusahaan terhadap CSR. Kartika (2010) juga mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan sebagai variabel kendali berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Maulana dan Yuyetta (2014) meneliti mengenai pengaruh profitabilitas, leverage, size, ukuran dewan komisaris dan growth terhadap pengungkapan corporate social responsibility di BEI dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Maulana dan Yuyetta (2014) adalah sama-sama meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi pertanggungjawaban soaial dalam laporan tahunan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Maulana dan Yuyetta (2014), antara lain: 1) Sampel yang digunakan oleh sebelumnya adalah seluruh perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang

9 terdaftar di Bursa Efek Indonesia, 2) Periode penelitian yang digunakan oleh sebelumnya adalah tahun 2009-2012, sedangkan penelitian ini periode yang digunakan adalah tahun 2011-2013, 3) dalam penelitian ini ditambahkan satu variabel independen yaitu pertumbuhan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk menguji kembaki dan mengembangkan penelitian sejenis dengan mengambil judul PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini terfokus pada: 1. Apakah ukuran perusahaan dari perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan? 2. Apakah tingkat hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan? 3. Apakah profitabilitas dari perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan? 4. Apakah ukuran dewan komisaris perusahaan berpegaruh terhadap pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan? 5. Apakah pertumbuhan perusahaan berpegaruh terhadap pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan?

10 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji ukuran perusahaan dari perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. 2. Untuk menguji tingkat hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. 3. Untuk menguji profitabilitas dari perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. 4. Untuk menguji ukuran dewan komisaris perusahaan berpegaruh terhadap pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. 5. Untuk menguji pertumbuhan perusahaan berpegaruh terhadap pengungkapan pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan, memberikan tambahan pengetahuan mengenai pentingnya pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan dan dapat dijadikan pertimbangan bagi pembuatan kebijakan perusahaan terkait tanggung jawab sosialnya. 2. Bagi Bapepam, Lembaga Keuangan dan BEI, penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dalam meningkatkan kebijakan mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial.

11 3. Bagi akademisi, untuk menambah literatur ataupun bahan acuan bagi penelitian selanjutnya dalam bidang akuntansi, terutama bagi yang ingin mengadakan penelitian lanjutan tentang karakteristik perusahaan dan corporate social responsibility. E. Sistematika Penulisan Dalam penelitian skripsi ini terdiri dari lima bab, yang setiap bab akan menguraikan antara lain sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang uraian latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian, beberapa penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi, sampel dan metode pengambilan sampel, data dan sumber data, definisi operasional variabel dan pengukurannya serta metode analisis data.

12 BAB 1V: ANALISIS DATA DAN PENELITIAN Bab ini menguraikan gambaran umum penelitian, hasil analisis data dan pembahasannya. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian serta saran bagi peneliti selanjutnya.