BAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH SIKAP TENTANG KEBERSIHAN DIRI TERHADAP TIMBULNYA SKABIES ( GUDIK ) PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. (Heukelbach et al. 2006). Skabies terjadi pada kedua jenis kelamin, di segala usia,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Skabies adalah penyakit kulit pada manusia yang. disebabkan oleh Sarcoptes scabiei var.

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN RINGKASAN. A. Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam dengan cara

BAB I LATAR BELAKANG

PENGARUH KEBIASAAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEJADIAN SKABIES

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

A. Pendahuluan. Sumber: Dokumen Pribadi Penulis (2015). Buku Pendidikan Skabies dan Upaya Pencegahannya

gatal-gatal (Yulianus, 2005). Walaupun tidak sampai membahayakan jiwa, penyakit skabies perlu mendapatkan perhatian karena tingkat penularannya yang

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (DepKes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Hominis (kutu mite yang membuat gatal). Tungau ini dapat menjalani seluruh

I. PENDAHULUAN. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN. sensitisasi ektoparasit yaitu Sarcoptes scabiei varietas hominis. Skabies dalam

dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang hidup dengan perilaku dan satunya dilaksanakan melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kakimantan Tengah, Kalimantan selatan, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. tubuh dari pengaruh lingkungan hidup. Organ ini merupakan alat tubuh

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN prevalensi scabies di Indonesia sebesar 5,60-12,95 % dan scabies

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB I PENDAHULUAN. yang setinggi-tingginya. Masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku

Hubungan Kebersihan Perorangan dan Kondisi Fisik Air dengan Kejadian Scabies di Desa Wombo Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Berbagai program telah dilaksanakan oleh pemerintah guna menurunkan

I. PENDAHULUAN. Skabies adalah penyakit menular disebabkan infestasi dan sensitasi Sarcoptes

PERBEDAAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA REMAJA MONDOK DAN YANG PULANG KE RUMAH DI MADRASAH ALIYAH HASAN MUNADI DESA BANGGLE BEJI PASURUAN TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SCABIES PADA SANTRI PUTRA DAN PUTRI DI PONDOK PESANTREN AN-NUR NGRUKEM SEWON BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mandi, handuk, sisir haruslah dihindari (Depkes, 2002).

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERILAKU PENCEGAHAN SKABIES DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SISWI KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 15 LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia beriklim tropis (Utomo, 2004). Iklim tersebut dapat mempermudah

BAB I PENDAHULUAN. dan diperkirakan lebih dari 300 juta orang setiap tahunnya terinfeksi dengan

ABSTRACT. Key words: scabies, environment, behavior ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pesantren. Istilah pondok, mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab

LEMBAR INFORMASI. D III Keperawatan Malang, oleh karena itu mohon kesediaan untuk menjadi

6. Laporan Hasil Uji Laboratorium Kimia Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL & PPM) Kelas 1 Medan...

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap

BAB I PENDAHULUAN. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang maksimalnya kinerja pembangunan kesehatan (Suyono dan Budiman, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

BAB I PENDAHULUAN. mencegah kesakitan dan mencegah terjangkitnya penyakit terutama penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. sehat,tidak bau, tidak menyebarkan kotoran atau menyebabkan penyakit

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad Sarjana S-1 KEPERAWATAN. Diajukan Oleh : NURMA RAHMAWATI J

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN SKABIES DI KAMAR PADAT DAN KAMAR TIDAK PADATDI PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM PPMI ASSALAAM SURAKARTA

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh tungau yaitu Sarcoptes scabiei yang berada di liang bawah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Buol termasuk di Kecamatan Biau Kabupaten Buol Ibu Kota

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat (healthy life style), tetapi hal ini dipengaruhi oleh faktor. seseorang akan mengatakan betapa enaknya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB 1 : PENDAHULUAN. perilaku hidup bersih dan sehat. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

FAKTOR SANITASI LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN QOMARUDDIN KABUPATEN GRESIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. tungau Sarcoptes scabei. Skabies tidak membahayakan bagi manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nanda Intan Windi Hapsari Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro Semarang, 2014 ABSTRAK

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.17 No.3 Tahun 2017

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok, umumnya murid-murid sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terutama kesehatan reproduksi (Wulandari, 2012). 2003). Remaja dalam menghadapi kehidupan sehari-hari tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dan berat dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya (Golant dikutip

BAB 1 : PEMBAHASAN. penelitian ini menggunakan desain penelitian case control study sehingga kemungkinan

DAFTAR ISI. xii. ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga xii. Tesis WA RINA

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah hak asasi bagi setiap makhluk hidup baik fisik maupun mental.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini

Ganti Tua Siregar Poltekkes Medan Prodi D-III Kebidanan Padang Sidempuan Korespondensi penulis:

REFERENSI SKRIPSI. Oleh : YUDHA PRAWIRA MANDALA WIJAYA No.BP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Saat ini penduduk dunia yang tinggal di perkotaan bertambah banyak. Pada

DATA RESPONDEN. Laki-laki. Perempuan. 2. Berapakah usia Bapak/ Ibu/ Saudara saat ini : Tahun. 3. Apakah pendidikan tertinggi Bapak/ Ibu/ Saudara :

PENGARUH EDUKASI DAN KONSELING TERHADAP ANGKA KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL HASAN JEMBER

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

HUBUNGAN HIGIENE PERSEORANGAN, SANITASI LINGKUNGAN DAN STATUS GIZI TERHADAP KEJADIAN SKABIES PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

Hubungan Personal Higiene dengan Kejadian Skabies pada Santri Pondok Pesantren Al Falah Putera Kecamatan Liang Anggang Tahun 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL SKABIES DIPOLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Skabies berasal dari bahasa Perancis yaitu scabo, menggaruk (Beth, 1998)

DAFTAR PUSTAKA. Boediardja, A. S., dkk., Infeksi Kulit Pada Anak dan Bayi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonetion University

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB II TINAJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, di antaranya adalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan memhubungani kesehatan dan psikis seseorang. Pemeliharaan personal hygiene sangat menentukan status kesehatan, dimana individu tersebut secara sadar atas inisiatif pribadi akan menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, telinga, mata, mulut, gigi, kuku, kulit, serta kebersihan dalam berpakaian (Akmal et al., 2013). Merawat kebersihan kulit merupakan salah satu upaya personal hygiene karena kulit berfungsi sebagai proteksi yaitu menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan mekanis, gangguan kimiawi, gangguan bersifat panas dan gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur. Penyakit kulit dapat disebabkan oleh jamur, virus, kuman, parasit. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit adalah Skabies (Juanda, 2007). Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes scabiei var hominis dan produknya (Juanda, 2007). Penyakit ini mudah menular melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi. Gejala utama adalah gatal pada malam hari yang disebabkan karena 1

2 aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas, lesi kulit berupa terowongan, papula, vesikula, terutama pada tempat dengan stratum korneum yang tipis seperti sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian depan, umbilicus, pantat, genetalia eksterna (pria), areola mammae (wanita), perut bagian bawah serta pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki. Prevalensi skabies di Indonesia pada tahun 2009 sekitar 6.915.135 (2,9%) dari jumlah penduduk 238.425.952 jiwa (Haryanto, 2004). Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies di Indonesia sebesar 4,60-12,95% dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering (Notobroto, 2005). Suatu pesantren yang padat penghuninya prevalensi skabies mencapai 78,7%. Pesantren ini, prevalensi yang lebih tinggi terdapat pada kelompok yang hygienenya kurang baik (72,7%) dan pada kelompok yang hygienenya baik prevalensi skabies hanya 3,8% dan 2,2% (Somad, 2004). Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, di antaranya yaitu sosial ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan dermografik serta ekologik (Juanda, 2007). Pondok pesantren termasuk komunitas yang beresiko terjadi skabies, karena merupakan contoh tempat dengan penghuni padat dan personal hygiene yang kurang.

3 Kebiasaan yang dilakukan santri di pondok pesantren mempengaruhi personal hygiene seperti perawatan kulit, kebiasaan mandi, berpaikan, perawatan mulut, perawatan mata, hidung, telinga, perawatan rambut, perawatan kaki, kuku dan perawatan genitalia yang biasanya dilakukan dengan mandi lengkap (Hidayatul, 2010). Pondok pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta merupakan salah satu komunitas pesantren padat yang ada di Yogyakarta. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang hubungan personal hygiene terhadap kejadian skabies pada santri putra dan putri di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Sesuai dengan firman Allah Qur an Surat Al Muddatstsir ayat 4 menjelaskan tentang: Artinya: dan pakaianmu bersihkanlah. Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW supaya membersihkan pakaian. Membersihkan pakaian berarti membersihkan rohani dari segala watak dan sifat-sifat tercela. Khusus buat Nabi, ayat ini memerintahkan beliau menyucikan nilai-nilai nubuat (kenabian) yang dipikulnya dari segala yang mengotorkannya (dengki, sempit dada, pemarah dan lain-lain). Pengertian kedua ini bersifat kiasan (majazi), dan memang dalam bahasa Arab terkadang-kadang menyindir orang yang tidak menepati janji dengan memakai perkataan, "Dia suka mengotorkan baju (pakaian)-

4 Nya". Dan kalau orang yang suka menepati janji selalu dipuji dengan ucapan, "Dia suka membersihkan baju (pakaian)-nya". Ringkasnya ayat ini memerintahkan agar membersihkan diri, pakaian dan lingkungan dari segala najis, kotoran, sampah dan lain-lain. Di samping itu juga berarti perintah memelihara kesucian dan kehormatan pribadi dari segala perangai yang tercela. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang dapat dirumuskan adalah apakah ada hubungan personal hygiene terhadap kejadian skabies pada santri putra dan putri di Pondok Pesantren AL-Munawwir Krapyak Yogyakarta. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum: Mengetahui tingkat hubungan personal hygiene terhadap kejadian skabies pada santri putra dan putri di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus: 2.1 Mengetahui tingkat hubungan personal hygiene terhadap kejadian skabies pada santri putra dan putri di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. 2.2 Mengetahui tingkat hubungan jenis kelamin santri terhadap kejadian skabies di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.

5 2.3 Mengetahui tingkat hubungan antara jenis kelamin terhadap personal hygiene pada santri di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memperbaiki personal hygiene yang berhubungan terhadap kejadian skabies, sehingga dapat digunakan sebagai bahan penyuluhan kesehatan bagi pasien, keluarga atau komunitas tertentu yang menderita skabies, juga diharapkan dapat memperkecil tingkat kejadian penyakit skabies. 2. Santri dan Pengelola Pondok Pesantren Menjadi bahan untuk menentukan kebijakan dalam melakukan pengelolaan pondok yang lebih baik, terutama agar lebih memperhatikan fasilitas-fasilitas yang penunjang kesehatan penghuni Pondok Pesantren. E. Keaslian Penelitian Penelitian dengan judul yang sama yaitu Hubungan Personal Hygiene terhadap Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta pernah dilakukan. Berdasarkan Skripsi yang pernah dilakukan oleh Abdul Somad pada tahun 2006 dengan judul Hubungan Kebiasaan Mandi dan Berganti Pakaian dengan Kejadian Skabies di Asrama Pondok Pesantren SLTP Islamic Center Kabupaten Sumatera Selatan dengan hasil penelitian

6 menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mandi dan berganti pakaian dengan kejadian skabies di asrama pondok pesantren SLTP Islamic Center Kabupaten Sumatera Selatan dan berdasarkan kata kunci Jurnal personal hygiene dan skabies oleh Suci Chairiya Akmal, Rima Semiarty, Gayatri pada tahun 2013 di web http://jurnal.fk.unand.ac.id/images/articles/ /no3/164-167.pdf dengan judul Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok Pendidikan Islam Darul Ulum, Palarik Air Pacah, Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2013, adapun perbedaan dari kedua keaslian penelitian tersebut terletak pada tujuan penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian, dan variabel bebas. Persamaannya pada variabel terikat yaitu skabies dan metodelogi penelitian. Pokok penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui hubungan personal hygiene terhadap skabies.