BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun pengelolaannya, tetapi juga karena sebab-sebab bukan maternal kelahiran hidup pada SDKI 2012 (BKKBN, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar di negara ini. Diketahui, pada 2012, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian UN-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi kearah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

SINOPSIS RENCANA TESIS ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PASANGAN USIA SUBUR TIDAK MENGGUNAKAN KONTRASEPSI DI DESA CERME KECAMATAN GROGOL KABUPATEN KEDIRI

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebab apapun yang berkaitan atau memperberat kehamilan diluar kecelakaan. Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. telah disepakati dalam Dokument Millennium Declaration yang dituangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai tahun 1970 telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan angka fertilitas atau total fertility rate (TFR) 2,6. Indonesia masih berada


BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun yaitu 1,45%. Maka dari itu, pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. di dunia khususnya negara berkembang. Menurut data WHO didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk tahun 2000 menunjukkan, penduduk Indonesia

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 menjelaskan bahwa sejak tahun laju

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas penduduk dan pengarahan mobilitas penduduk kedepan. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB VI PENUTUP. Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi atau bisa disebut dengan unmet need KB di salah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA BERENCANA PADA KELOMPOK IBU DI WILAYAH PUSKESMAS I SUKOHARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu negara berkembang yang memiliki beban jumlah penduduk yaitu

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan)

BAB I PENDAHULUAN. Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making

32 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH

BAB I PENDAHULUAN. juta pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun Jumlah penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya menurunkan hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu

GAMBARAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (SURVEI DEMOGRAFI KESEHATAN INDONESIA 2007)

BAB I PENDAHULUAN. dapat diatasi. Permasalahan ini antara lain diwarnai jumlah yang besar

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara. Sesuai Undang undang No.17 Tahun 2007

BAB 3 METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

BAB 1 PENDAHULUAN. namun kemampuan mengembangkan sumber daya alam seperti deret hitung. Alam

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistika, 2012). Berdasarkan gambar 1.1 terjadi peningkatan jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demograf. Pertumbuhan penduduk suatu daerah atau Negara di pengaruhi oleh faktor-faktor kelahiran, kamatian, dan faktor perpindahan penduduk. Salah satu komponen yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran (Nawiyanto, 2009) Menurut devisi kependudukan PBB, Jumlah penduduk dunia pada tanggal 1 Juli 2015 diperkirakan sebesar 7.324.782.225 jiwa atau bertambah 1.1182% dari tahun sebelumnya yang diperkirakan sebesar 7.243.784.121 jiwa. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika, dengan jumlah penduduk sebanyak 256 juta jiwa. Penduduk Kota Padang pada tahun 2010 berjumlah 833.562 orang (BPS, 2016). Salah satu upaya untuk mengatasi pertumbuhan penduduk adalah pembangunan keluarga dengan adanya program keluarga berencana pada pasangan usia subur (BKKBN, 2015). 1

2 Menurut Undang-Undang No.52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga pasal 1, Keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Program KB di Indonesia telah diakui secara nasional dan internasional sebagai salah satu program yang telah berhasil menurunkan angka fertilitas secara nyata. Hasil survey SDKI 2003, Total Fertility Rate ( TFR ) sebesar 2,4 menurun menjadi 2,3 pada SDKI 2007. Namun bukan berarti masalah kependudukan di Indonesia selesai, akan tetapi program tersebut diupayakan tetap dipertahankan. Salah satu masalah dalam pengelolaan program KB yaitu masih tingginya angka unmet need KB di Indonesia. Jumlah PUS yang ingin menunda kehamilan atau tidak menginginkan tambahan anak tetapi tidak ber KB meningkat dari 8,6% SDKI 2003 menjadi 9,1 % SDKI 2007, dimana diharapkan pada akhir tahun 2014 dapat diturunkan menjadi sebesar 5%. Unmet need KB merupakan salah satu konsep penting yang dimanfaatkan untuk pengembangan kebijakan, serta pelaksanaan dan pemantauan program KB di seluruh dunia. Pengaturan kehamilan dalam program KB dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi (Lystianingsih, 2016). Unmet need KB adalah perempuan yang sekarang ini menikah dan tidak menggukan alat kontrasepsi tetapi tidak ingin memiliki anak lagi atau ingin menjarangkan kehamilannya hingga dua atau beberapa tahun kemudian (Westoff, 2006). Angka unmet need KB di dunia menurut Westoff (2006) mencapai 11,2%.

3 dimana Indonesia sendiri angka unmet need memiliki persentase sebesar 13,22 % atau 255.145 PUS (BKKBN, 2011). Hasil SDKI tahun 2012 angka unmet need di Sumatra Barat mencapai 13,7% dengan rincian ingin anak tunda (IAT) sebanyak 5,7% dan tidak ingin anak lagi (TIAL) sebanyak 8,0% (BKKBN, 2016). Laporan pemantauan pasangan usia subur Indonesia tahun 2013 menyebutkan bahwa angka unmet need KB provinsi Sumatra Barat adalah 10,4% terdiri dari 3,3% penjarangan kelahiran dan 7,1% untuk pembatasan kelahiran. Berdasarkan data Kota Padang bulan Desember tahun 2016, Kota Padang sendiri memiliki jumlah pasangan usia subur merupakan peserta KB aktif mencapai 61.825 dari total PUS yang berjumlah 112.414. Namun terdapat 50,589 atau 45,00 % PUS yang bukan peserta KB (Unmet need KB). Jumlah data PUS yang tidak menggunakan KB meningkat dari tahun sebelumnya dengan data ditahun 2015 terdapat 36,983 atau 27,83% (BKBBN, 2016). Selain meningkatkan angka pertumbuhan penduduk unmet need KB dapat mempengaruhi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, Penurunan persentase unmet need dapat memberikan hasil yang signifikan terhadap angka prevalensi kontrasepsi (Julian, 2009). Penelitian di Nigeria tahun 2015 didapatkan dari 356 responden, dimana dari 98 responden mengalami kehamilan yang tidak diinginkan dan 76% dari kehamilan yang tidak diinginkan tersebut disebabkan karena tidak menggunakan KB (unmet need). Ketersediaan pelayanan KB dapat diterima masyarakat berkaitan dengan penurunan jumlah dan kematian karena aborsi. Tingginya kasus aborsi pada perempuan menikah dengan jumlah paritas tinggi memberikan

4 pemikiran tentang rendahnya pemakaian dan kualitas pelayanan KB (Adedin, dkk. 2015). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Usman, 2013) yang menunjukan bahwa kejadian unmet need beresiko 25,7 kali lebih besar terhadap kejadian kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy). Unmet need KB merupakan permasalahan yang bersifat multidimensional karena dipengaruhi berbagai faktor seperti karakterisik demografi, social ekonomi, sikap dan akses pelayanan. Secara umum, unmet need KB banyak terjadi pada wanita yang menghadapi hambaan keuangan, pendidikan, geografis, dan sosial (Katulistiwa, 2014). Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, menyebutkan terdapat faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap terjadinya unmet need antara lain: umur, pendidikan, jumlah anak masih hidup, sikap suami terhadap KB, aktivitas ekonomi dan indeks kesejahteraan hidup (Lystianigsih, 2016). Hasil penelitian Porouw (2015), menunjukan bahwa adanya hubungan pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, pengetahuan ibu, dan dukungan suami. Faktor yang paling dominan dalam penelitian ini adalah dukungan suami berdasarkan hasil chi-squer menunjukan nilai p=0,000 < 0,361. Dan nilai adds ratio (OR) 3,232. Artinya nilai OR 3,232, ibu yang memiliki dukungan suami memiliki risiko 3,232 kali mengalami unmet need KB di bandingkan dengan ibu yang memiliki dukungan suami baik, dan dalam penelitian ini faktor resiko umur tidak memiliki hubungan dari hasil uji Chi-square didapatkan hasil nilai p=0,256 yang menunjukan umur ibu tidak berhubungan dengan kebutuhan keluarga berencana, dikarenakan proporsi antara umur

5 32 tahun dan > 32 tahun hampir sama dan juga bisa saja disebabkan pandangan yang sama antara masing-masing umur ibu dengan jumlah anak ideal yang harus dimiliki oleh setiap keluarga. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Uljanah dkk (2016), menunjukan bahwa adanya hubungan jumlah anak hidup, dukungan suami, dan dukungan sosial. Sedangkan pendidikan, pendapatan, pekerjaan suami, pengetahuan, efek samping KB, dan sikap tidak memiliki hubungan. Dalam penelitian ini faktor yang paling dominan adalah faktor risiko dukungan suami dengan nilai p-value = 0,001 terlihat bahwa responden yang suaminya tidak mendukung pada kelompok unmet need jauh lebih banyak dari pada kelompok yang bukan unmet need. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ibu yang berumur 20-35 tahun lebih siap untuk menerima kehamilan dan pada umur tersebut disebut dengan masa produktif. Sedangkan pada umur < 20 dan >35 tahun adalah masa resiko tinggi untuk kehamilan (Maulana, 2007). Hasil penelitian Katulistiwa 2014, menunjukan bahwa wanita yang berada pada kelompok umur (15-24 tahun) dan kelompok (36-45 tahun) berturut-turut beresiko 4,3 kali dan 5,2 kali lebih besar untuk mengalami unmet need KB karena kelompok ini tidak menyadari bahwa mereka memiliki potensi komplikasi selama kehamilan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2009), pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dari kejadian unmet need. Pendidikan formal khususnya mengenai KB dan memahami dan menyerap informasi kesehatan khususnya

6 KB yang diberikan oleh petugas kesehatan sehingga dapat menurunkan angka unmet need KB. Sementara untuk mereka yang menamatkan pendidikan SD sebesar 10,5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa unmet need yang paling sering terjadi pada mereka yang rendah pendidikanya (Alfindri,2014). Pengetahuan megenai KB juga berbanding lurus dengan sikap ibu terhadap KB, jika ibu memiliki pengetahuan yang baik mengenai KB maka dia akan memiliki sikap positif terhadap KB (Yarsih, 2014). Selain itu terdapat dukungan suami yang memiliki peran terhadap kejadian unmet need, suami sering kali tidak setuju terhadap penggunaan KB karena kurang pemahaman terhadap alat atau cara KB, takut akan efek samping, masalah sosial dan sebagainya (Yarsih, 2014) Menurut data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluagra Berencana (DP3AP2B) Kota Padang bulan Desember tahun 2016, Koto Tangah adalah salah satu kecamatan Kota Padang yang memiliki angka unmet need cukup tinggi yaitu 7.096 dengan total PUS 16.631 dengan rincian ingin anak tunda (IAT) sebanyak 641 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) sebanyak 496 pasangan usia subur. Survey awal yang dilakukan pada tanggal 13 Juli 2017 Pada kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah terdapat 6.211 PUS. Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 responden wanita PUS yang unmet need KB, didapatkan hasil tiga responden yang berpendidikan tamat SMA, 2 responden dengan umur yang berada dalam rentang

7 produksi sehat (20-35 tahun). Untuk alasan tidak menggunakan kontrasepsi, empat responden mengatakan tidak mendapat dukungan dari suami. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik ingin melihat apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need KB pada pasangan usia subur di kelurahan Tabing kecamatan Koto Tangah pada tahun 2017. B. RUMUSAN MASALAH Unmet need merupakan salah satu target pencapaian program MDG s (Millennium Development Goals). jika unmet need dapat diatasi, maka dapat menurunkan angka pertumbuan penduduk. Masih tingginya angka unmet need menyebabkan tingginya angka kelahiran di Indonesia. Oleh karena itu perlunya dilakukan penelitian tentang apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need Keluarga berencana di Kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah Kota Padang? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need Keluarga Berencana di Kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah Kota Padang

8 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan keluarga dengan kejadian unmet need Keluarga Berencana di Kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah Kota Padang b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi unmet need Keluarga berencana di Kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah Kota Padang c. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kejadian unmet need Keluarga Berencana di Kelurahan Parupu Tabing Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. d. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan kejadian unmet need Keluarga Berencana di Kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah Kota Padang e. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kejadian unmet need Keluarga Berencana di Kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah Kota Padang f. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan kejadian unmet need Keluarga Berencana di Kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah Kota Padang g. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian unmet need Keluarga Berencana di Kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman mengenai hubungan pendidikan, jumlah anak, dukungan suami dan pekerjaan istri dengan unmet need pada program keluarga berencana.

9 2. Bagian Petugas Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan memacu petugas kesehatan dalam hal menentukan sehingga angka unmet need dapat menurun. 3. Bagi pendidikan keperawatan Penelitian ini dapat berguna sebagai tambahan referensi bagi rekan-rekan yang akan melakukan peneltian dan juga sebagai perbandingan untuk penelitian selanjutnya di fakultas keperawatan. 4. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapan penjawab permasalahn dan pertanyaan yang belumnya terjawab oleh peneliti mengenai Kejadian Unmet need Keluagra Berencana.