BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEMARANG CINEMA CENTER. Tabel Besaran Ruang Kelompok Bioskop. Ruang Kapasitas Standar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

STADION AKUATIK DI SEMARANG

GELANGGANG OLAHRAGA TIPE A, SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KONVENSI DAN PAMERAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

Unit Rental Kantor Bank

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PERBELANJAAN BERKONSEP CITYWALK DI KOTA BOGOR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BEACHWALK MALL

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V HASIL. Tabel 5.1 Program Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

BAB 5 KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Ruang Kapasitas Unit Ruang

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BUDAYA CIREBON. Tabel 7.1 Total Kebutuhan Luas Bangunan Taman Budaya Cirebon

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ART CENTRE FAKULTAS ILMU BUDAYA UNDIP

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PARIWISATA DI KABUPATEN PEMALANG

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN GLAMPING BARU BOLANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN TEGAL

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

Transkripsi:

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEMARANG CINEMA CENTER 6.1. Program Dasar Perencanaan Program Dasar Perencanaan mengenai Semarang Cinema Centre ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Pada program dasar perencanaan dibagi atas program besaran ruang serta lokasi tapak terpilih. Adapun tujuan program dasar perencanaan adalah sebagai landasan acuan dalam tahap desain grafis perancangan. 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1.1 Besaran Ruang Kelompok Bioskop Studio Sweetbox 57 1.2 m 2 /org ± 298 TD dan SB Studio Regular 870 1.2 m 2 /org ± 2425 AJ dan SB Studio Sphere X 500 1.2 m 2 /org ± 1488 SB dan AS Studio 4DX 128 1.2 m 2 /org ± 450 SB dan AS Studio Gold Class 70 1.2 m 2 /org ± 336 SB dan AS Studio Velvet Class 132 1.2 m 2 /org ± 420 SB dan AS Outdoor Studio 348 1.2 m 2 /org ± 955 TD dan SB Hall and Seating Area Total ± 6372 20% Pengunjung 1.8 m 2 /org ± 972 DA dan AS Ticket box 8 1.5 m 2 /org ± 12 SB Snack Bar 5 2 m 2 /org ± 10 R. Proyektor 10 21.45 m 2 /ruang ± 214.5 AS Gudang 1 buah 9 m 2 /gudang 9 Total ± 4362 Sirkulasi 50% ± 2181 Total Keseluruhan ± 6543 : Analisa Penyusun dan diolah Tabel 6.1.2 Besaran Ruang Kelompok Cafe dan Lounge Cafe 82 Kursi 3.69 m 2 /meja ± 96 AJ 90

Lounge 60 Kursi 3.69 m 2 /meja ± 56 AJ R. Kasir + Meja Pelayanan Dapur Sirkulasi 30% ± 45.6 Total ± 198 3 Orang ± 9 SB 20% Luas Café + Lounge ± 40 DA Tempat mencuci 10% Dapur ± 4 AS Gudang ± 5 DA Sirkulasi 30% ± 17.4 Total ± 75.4 Total Keseluruhan ± 273.4 : Analisa Penyusun dan diolah Tabel 6.1.3 Besaran Ruang Kelompok Pengelola Direktur 1 5.94 m 2 ± 6 AJ Sekretaris 1 5.2 m 2 ± 5 AJ General Manager 1 5.2 m 2 ± 5 AJ Manager 3 5.2 m 2 ± 16 AJ Kabag 3 3.96 m 2 ± 12 AJ Karyawan 7 3.96 m 2 ± 28 AJ R. Rapat 9 3.1 m x 6.1 m ± 19 AJ R. Tamu 7 ± 7 DA Toilet 2 Toilet 2m 2 /wc ± 4 Total ± 107 Sirkulasi 30% ± 32 Total Keseluruhan ± 139 : Analisa Penyusun dan diolah Tabel 6.1.4 Besaran Ruang Kelompok Pengelola 2 Loker 62 0.9 m 2 per loker Sirkulasi 70% ± 12 Total Keseluruhan ± 29 : Analisa Penyusun dan diolah ± 17 DA 91

Tabel 6.1.5 Besaran Ruang Kelompok Pendukung ATM Corner 5 mesin 0.4 m 2 /mesin ± 2 AS Toilet Musholla Perbandingan Pria : Wanita = 1 : 1 153 Orang Pria : 1 WC dan 2 urinoir / 200 orang = 13 WC, 26 Urinoir, 13 Wastafel Wanita : 1 WC untuk 100 orang = 27 WC, 13 Wastafel Wudhu : 2m 2 /org Sholat : 2.25 m 2 /org ± 1032 DA dan AS ± 1267 DA dan AS ± 306 DA dan AS ± 344 DA dan AS Gudang 3 Gudang 6 m 2 /gudang ± 18 AS Janitor 1 Janitor 2 m 2 /ruang ± 2 AS Total ± 2969 Sirkulasi 30% ± 891 Total Keseluruhan ± 3860 : Analisa Penyusun dan diolah Tabel 6.1.6 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Teknis R. Genset ± 50 AS R. Trafo ± 18 AS R. Chiller ± 20 AS R. AHU ± 12 AS R. Pompa ± 6 AS R. Tangki Air ± 12 AS R. Panel dan CCTV ± 12 AS 92

R. PABX ± 15 AS TPA ± 9 AS Total ± 154 Sirkulasi 30% ± 46 Total Keseluruhan ± 200 : Analisa Penyusun dan diolah Tabel 6.1.7 Besaran Ruang Kelompok Parkir Parkir Mobil Pengunjung 270 ± 3564 13.2 m 2 /mobil Pengelola 11 ± 145 Parkir Motor Pengunjung 675 ± 1012 1.5 m 2 /motor Pengelola 50 ± 75 Total ± 4796 Sirkulasi 100% ± 4796 Total Keseluruhan ± 9592 : Analisa Penyusun dan diolah DA SB 6.1.2 Luas dan Besaran Tapak Terpilih Berdasarkan pemilihan tapak yang telah ditentukan, tapak terpilih berada di Jl. Sultan Agung berupa lahan kosong. Berdasarkan beberapa pertimbangan pada pendekatan sebelumnya, tapak tersebut layak untuk dijadikan sebagai tapak Semarang Cinema Centre. Tapak memiliki beberapa potensi antara lain dekat dengan pusat kota, akses yang mudah, dan tapak yang luas. 93

Kondisi Fisik Pencapaian : tanah kosong : Jl. Sultan Agung Luas Lahan : 28,161 m 2 Kontur Gambar 6.1.2.1 Situasi Lokasi Tapak ( :Dokumentasi Pribadi) : relative datar Gambar 6.1.2.2 Foto Lokasi Tapak ( :Dokumentasi Pribadi) Gambar 6.1.2.3 Tapak ( :Dokumentasi Pribadi) Berikut ini adalah perhitungan luasan tapak yang dapat dibangun berdasarkan peraturan daerah kota Semarang. a. Luas Lahan : 28,161 m 2 94

b. KDB : 60% c. KLB : 1,8 d. Ketinggian Bangunan Maks : 3 lantai e. KDB x Luas Lahan = 60% x 28,161 m 2 = 16.896 m 2 6.2 PROGRAM DASAR PERANCANGAN 6.2.1 Pencitraan Bangunan Pencitraan bangunan Cinema Centre harus menarik perhatian pengunjung. Menampilkan penerapan konsep eko-arsitektur dalam desainnya dan tetap menyatu dengan lingkungan. Didesain untuk menjadi sebuah ikon baru pada kawasan dimana bangunan itu berada. Serta mengutamakan persyaratan dan kenyamanan ruang-ruang baik didalam maupun diluar bangunan. Struktur dan Bahan Bangunan Bangunan bioskop membutuhkan modul struktur untuk bentang lebar. Pemilihan sub struktur nantinya menyesuaikan, sesuai bentuk bangunan saat eksplorasi. 6.2.2 Sirkulasi Tidak mengganggu sirkulasi kendaraan di sekitar tapak. Pemecahan sirkulasi pada Cinema Centre adalah penyelesaian pada area parkir kendaraan. Penyediaan area yang cukup bagi penonton dan bagaimana sistem keluar masuk area bangunan. Selain itu, jarak parkir terhadap bangunan juga diperhatikan agar tidak terlalu jauh. 6.2.3 Utilitas dan Servis 1. Pencahayaan Sistem pencahayaan pada bangunan terbagi menjadi dua sistem, yaitu pencahayaa alami dan pencahayaan buatan. Bangunan sinepleks merupakan bangunan komersial yang sifat kegiatannya indoor atau dalam ruang dan harus menimbulkan suasana menarik sehingga membutuhkan sistem pencahayaan buatan yang optimal baik siang maupun malam hari. 2. Penghawaan Untuk sistem penghawaan dalam gedung, digunakan sistem AC Sentral. Sistem ini memnugkinkan digunakan pada gedung berukuran besar. Sistem ini mengontrol 95

pengkondisian udara pada satu titik dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi bangunan. 3. Jaringan Listrik Seluruh kegiatan sinepleks membutuhkan daya listrik. Dalam penyedian daya listrik, sumber utama berasal dari PLN yang tersedia pada tapak, sedangkan sumber sekunder berasal dari Generator Set. 4. Jaringan Komunikasi Jaringan komunikasi internal, yaitu dengan menggunakan sistem komunikasi dalam bangunan dengan telepon secara otomatis dengan sistem PABX (Private Automatic Branch Exchange). Sedangkan sistem komunikasi eksternal, yaitu untuk fasilitas komunikasi ke luar bangunan dengan memanfaatkan jaringan telepon. 5. Jaringan Air Bersih Jaringan Air Bersih pada bangunan digunakan pada ruang ruang yang bersifat service seperti toilet dan cafe. Penyediaan air bersih pada bangunan memanfaatkan Jaringan PDAM yang sudah ada. Selain itu terdapat juga sumber cadangan berupa sumur artetis. 6. Jaringan Air Kotor Terbagi menjadi Limbah Padat, Limbah Cair, dan Air Hujan. Limbah Padat dan Cair akan langsung dialirkan ke septic tank, sedangkan air hujan dialirkan ke saluran kota. 7. Sistem Pemadam Kebakaran Sistem pemadam kebakaran terbagi menjadi aktif, yaitu dengan alat alat pemadam seperti sprinkler dan hydrant, serta dengan sistem pasif, yaitu dengan penyediaan fasilitas fasilitas seperti tangga darurat dan koridor yang cukup. 8. Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir bangunan menggunakan sistem penangkal faraday. Sistem terdiri dari komponen alat penerima kawat tembaga yang mendatar, kawat penyalur sampai pada bagian tanah yang basah. Daerah yang dilindungi berbentuk sangkar, sehingga jangkauanya lebih luas (jarak antar kawat mendatar tidak melebihi 20 m pada titik-titik yang tertentu diberi ujung vertikal ½ m). 9. Sistem Pembuangan Sampah Sistem pembuangan sampah pada gedung menggunakan tong sampah sebagai tempat pembuangan pertama, yang kemudian dikumpulkan pada TPS (Tempat 96

Pembuangan Sementara). Setelah terkumpul di TPS, kemudian sampah dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). 10. Sistem Akustik Sistem akustik adalah hal paling vital dalam Studio. Studio pemutaran dilapisi dengan bahan bahan penyerap bunyi seperti karpet, dll. Selain bagian dalam, bagian luar juga dilapisi bahan serupa agar bunyi dari luar tidak menganggu pemutaran. 11. Keamanan Keamanan luar gedung dipantau oleh sekuriti dari pos pos keamanan dan sweeping. Sedangkan dalam gedung berawal dari pintu masuk Cinema Centre hingga pintu masuk studio. 97

DAFTAR PUSTAKA Shaw, William C. dan J. Creighton Douglas. 1983. IMAX and OMNIMAX Theatre Design. SMPTE Journal : The Society of Motion Pictures and Television Engineers. Neufert, Ernst. 1987. Data Arsitek Jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga. Fairweather, Leslie. 1969. AJ Metric Handbook. London : The Architectural Press. Frick, Heinz. 2006. Seri Eko-Arsitektur 2 : Arsitektur Ekologis. Yogyakarta : Penerbit Kanisius Pickard, Quentin. 2002. The Architect s Handbook. Oxford, UK : Blackwell Publishing company. Lain : (KBBI), K. B. (2016, Maret 2). Retrieved from http://kbbi.web.id/bioskop Arsitektur, A. -R. (2015). Retrieved from http://materiarsitektur.blogspot.co.id/2015/01/arsitekturekologi.html BAPPEDA Kota Semarang. (2014). Retrieved from http://bappeda.semarangkota.go.id/v2/?page_id=45 Hai-Online. (2014, Maret). Retrieved from http://hai-online.com/movie/news/sejarah-bioskop- Indonesia Hai-Online. (2015, Maret 30). Retrieved from http://hai-online.com/feature/movie/5-film-indonesia- Hampir-Masuk-Oscar Indonesia, F. (2010). Retrieved from http://filmindonesia.or.id/ Jateng.net, B. (2015, Mei 5). Ganjar Siapkan Wadah Bagi Pembuat Film. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Laksawicaka, B. (2014). Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/44167/2/bagas_laksawicaka_21020110141026_bab_i.pdf Manda, A. (2015). Salatiga Cinema Center. Semarang. Mardiastika, E. (2012). Retrieved from https://core.ac.uk/download/files/379/11734202.pdf Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2012). Retrieved from http://perfilman.perpusnas.go.id/artikel/detail/127 Republika. (2015, Agustus 7). CGV Blitz Hadirkan Sphere X di Konsep Baru, Apa Itu? Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. Semarang, S. I. (2014). Retrieved from http://msii.unimus.ac.id/?page_id=187 98

Semarang, W. T. (2012, Februari 10). Retrieved from http://welcometosemarang.blogspot.co.id/2012/02/bioskop-grand-gelora-semarangtempo.html Suara Merdeka. (2003, Maret 27). Berakhirnya Sebuah Apresiasi - Eks Bioskop Murni Dibongkar. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Suara Merdeka Cetak. (2014, Desember 14). Bioskop untuk Film Indie. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. University, K. F. (2012). Retrieved from http://kronikfilmediaundip.blogspot.co.id/ Wikipedia. (2016, Maret 2). Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/bioskop 99