RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

PONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA - LABA

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN KANDANG LAKTASI TAMPUSU, MINAHASA. Pasal 1 SYARAT SYARAT PELAKSANAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DAN PERUMAHAN SNI ( STANDAR NASIONAL INDONESIA ) BUNTOK DAN SEKITARNYA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN

SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN. Pasal 1 PENJELASAN UMUM

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

DINAS PERHUBUNGAN DAN KOMINFO

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

REKAPITULASI KEGIATAN : PEMBANGUNAN HALAMAN DAN JALAN LINGKUNGAN KANTOR BPKP PERWAKILAN RIAU LOKASI : JL.JENDERAL SUDIRMAN PEKANBARU

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

kenaikan upah rata-rata per lantai. Harga upah mengalami kenaikan untuk tiap

II. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

METODE PELAKSANAAN. PEKERJAAN Pembangunan TPA Lapadde Kota Parepare

SISTEM PABRIKASI PADA PELAKSANAAN STRUKTUR FEROSEMEN Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai* ABSTRAK

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

- Setelah kontraktor menyiapkan barak kerja dan kantor lapangan lalu dimulai memobilisasi material, peralatan, tenaga kerja dan tenaga tehnis.

Tugas I Teknik Pondasi Perbandingan konstruksi pondasi sarang laba-laba dengan mat/raft foundation

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PENDAHULUAN

B-Q. URAIAN PEKERJAAN VOLUME ANALISA SATUAN (Rp)

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB V PONDASI TELAPAK

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

BERITA ACARA PENJELASAN (AANWIJZING) NOMOR : 06.B/ULP POKJA 1 / V/ 2012

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKAN CITTA GRAHA KEDOYA SELATAN

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

BAB I DATA PROYEK. Pasal 1 : Nama Kegiatan ditentukan oleh Owner seperti berikut ini :

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

UNIT LAYANAN PENGADAAN

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

ZULFIKAR JAUHARI NRP

A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

METODE PELAKSANAAN. b. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.

WAE BOBO KEL. RANA LOBA KEC. BORONG KAB. MANGGARAI TIMUR

HARGA SATUAN UPAH KERJA HARGA BAHAN JUMLAH

REKAPITULASI. : Pembangunan Tembok Penahan Tebing Kabupaten Kuningan. P e k e r j a a n : Tebing : 71,50 m' Sungai Cisrigading

DAFTAR KUANTITAS HARGA DAN BAHAN

ESTIMASI BIAYA. Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin ESTIMASI BIAYA DAN MANAJEMEN WAKTU

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

ADDENDUM KE-2 DOKUMEN PENGADAAN PEMBANGUNAN/PENINGKATAN INFRASTRUKTUR

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN. Bangunan yang dilaksanakan adalah kegiatan PEMBANGUNAN RUANG KELAS

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

III. METODE PENELITIAN

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Sekolah Berlantai 2 (dua)

BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN BAWAH dengan sistim KONSTRUKSI SARANG LABA LABA seri 3 Proyek : Gedung Rawat Inap Paviliun RSUD Sampang ( 3 lt ) Lokasi : Sampang Madura I. LINGKUP & URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN : I 01. Pekerjaan Pengukuran. I 02. Pekerjaan Galian Tanah. I 03. Pekerjaan Lantai Kerja untuk RIB. I 04. Pekerjaan Acuan untuk RIB. I 05. Pekerjaan Pembesian untuk RIB. I 06. Pekerjaan Pemasangan Pipa Pengarah Settlement. I 07. Pengecoran Beton untuk RIB. I 08. Pekerjaan Urugan Tanah dan Pemadatan. I 09. Pekerjaan Urugan Pasir dan Pemadatan. I 10. Pekerjaan Lantai Kerja untuk Plat Penutup. I 11. Pekerjaan Pembesian untuk Plat Penutup. I 12. Pekerjaan Pengecoran Beton Plat Penutup. I 13. Pekerjaan Pemancangan Pipa Pancang. I 14. Finishing II. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN SESUAI URUTAN PELAKSANAAN II 01. Pekerjaan Pengukuran : 01 1. Pekerjaan pengukuran harus menggunakan alat ukur dan alat ukur waterpass. 01 2. Peil plat KSLL = + 0.00 m Peil halaman final = 0.80 m Peil jalan existing = m 1 P a g e

II 02. Galian Tanah : 02 1. Pekerjaan galian tanah untuk lubang pondasi hendaknya dilaksanakan setelah papan patok (bouwplank) dengan penandaan sumbu dan ketinggian selesai dikerjakan serta telah disetujui oleh Direksi Pengawas. 02 2. Galian tanah tahap I : seluruh luasan untuk kebutuhan KSLL digali sampai kedalaman peil 1.45 m & 0.80 m ( dasar rib konstruksi ) 02 3. Galian tanah II : dilaksanakan setelah galian tahap I untuk pekerjaan rib settlement (rib anti penurunan). Sepanjang jalur rib settlement digali selebar yang dibutuhkan sampai dengan kedalaman peil 2.25 m sehingga menjamin keleluasaan pemasangan pembesian dan acuan serta keamanan pekerja. 02 4. Untuk daerah daerah yang muka air tanahnya cukup tinggi, hendaknya galian tahap II tidak dilaksanakan sekaligus, melainkan diatur setahap demi setahap, agar tidak menyulitkan pemompaan. II 03. Pekerjaan Lantai Kerja untuk RIB : 03 1. Dibawah rib konstruksi maupun rib settlement harus dibuat lantai kerja. Untuk mencapai effisiensi yang tinggi, maka bentuk, ukuran dan mutunya agar dibuat sedemikian rupa, sehingga bisa berfungsi ganda : a. Sebagai lantai kerja, dan b. Sebagai penahan acuan rib, sehingga ketebalan rib bisa dijamin terlaksana sesuai seperti yang ditentukan. 03 2. Apabila muka air tanah tinggi, disarankan agar lantai kerja dibuat prefab. II 04. Pekerjaan Acuan untuk RIB : 04 1. Bahan untuk acuan bisa berupa kayu, multiplex atau baja, asalkan memenuhi persyaratan / ketentuan ketentuan dalam PUBI 1970 dan PBI 1971. 04 2. Konstruksi acuan harus sedemikian rupa, sehingga baik ukuran, bentuk maupun posisi rib rib tidak berubah selama pengecoran berlangsung. 04 3. Acuan harus dibersihkan dari segala kotoran, sehingga memenuhi persyaratan pengecoran seperti yang diatur dalam PBI 1971. 04 4. Acuan bisa dibuka 8 jam setelah pengecoran beton. 2 P a g e

04 5. Untuk mencapai effisiensi yang tinggi, maka hendaknya acuan di desain sedemikian rupa, sehingga bisa dipasang dan dibongkar dengan mudah tanpa menimbulkan kerusakan. II 05. Pekerjaan Pembesian untuk RIB : 05 1. Besi beton yang digunakan adalah besi ulir U32 untuk rib dan U22 untuk plat KSLL seri 3. 05 2. Besi Beton harus bersih dari lapisan minyak / lemak dan bebas dari cacat cacat seperti serpih dan lain sebagainya, serta berpenampang bulat dan memenuhi persyaratan yang ditentukan di dalam PBI 1971. 05 3. Pemasangan besi beton harus sesuai dengan gambar konstruksi. 05 4. Besi beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja, dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971. 05 5. Prinsip dari sistem hubungan pembesian pada pertemuan antara : a. Rib dengan rib, baik rib konstruksi, rib settlement maupun rib pembagi. b. Rib dengan kolom. c. Rib dengan plat penutup. Seluruhnya harus bersifat jepitan sempurna : d. Karenanya, harus selalu ada panjang penyaluran pada hubungan pertemuan tersebut. e. Detil, pelajari gambar. II 06. Pekerjaan Pemasangan Pipa Pengarah Settlement : 06 1. Pipa pengarah settlement adalah pipa baja dengan diameter 8" atau 20 cm. ( lihat gambar ) setinggi 90 cm 06 2. Pada pipa pengarah settlement sisi luar dipasang sirip sirip yang jumlah dan posisinya sesuai dengan jumlah dan posisi rib yang dihubungkan. Sirip terbuat dari plat strip tebal 6 mm, lebar 6 cm, tinggi 90 cm dilas ke pipa pengarah settlement dengan las konstruksi tinggi las 2 cm jarak antar titik 10 cm. Sirip sirip dari pipa pengarah settlement akan menjadi tempat pengelasan pembesian dari rib rib KSLL. 3 P a g e

06 3. Seluruhnya jumlah pipa pengarah settlement adalah 4 buah. II 07. Pekerjaan Pengecoran Beton untuk RIB : 07 1. Untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang, berlaku peraturan sebagai berikut : a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 N2). b. Perturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI3). 07 2. Gambar gambar Konstruksi : a. Pelaksanaan harus sesuai dengan gambar konstruksi. b. Apabila ternyata ada yang tidak sesuai antara gambar potongan dan gambar detil, maka Pelaksana / Direksi Pengawas berkewajiban untuk segera berkonsultasi dengan pihak perencana KSLL. 07 3. Bahan bahan untuk adukan beton : a. Semen Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merk dari mutu yang baik dan atas persetujuan Direksi Pengawas, antara lain merk merk Holcim, Semen Indonesia, Semen Bosowa atau setara. Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya, tidak diperkenankan untuk dipergunakan. Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa, sehingga semen bebas dari kelembaban. b. Pasir dan Koral Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butir butir yang bersih dan bebas dari bahan bahan organis, lumpur dan lain sebagainya; serta memenuhi komposisi butir dan kekerasan seperti yang tercantum di dalam PBI 1971. Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi serta kekerasan sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan dalam PBI 1971. Untuk pengecoran rib, harap dipergunakan koral / steenslag ukuran 1 / 2 ; sedangkan untuk pengecoran plat, bisa dipergunakan koral / steenslag ukuran 2 / 3. 4 P a g e

c. Air Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, garam alkalis serta bahan bahan organis / bahan lain yang dapat merusak beton. Apabila dipandang perlu, Direksi Pengawas dapat minta kepada Pemborong, supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium Pemeriksaan Bahan yang resmi dan sah atas biaya Pemborong. 07 4. Pengecoran Beton : a. Mutu beton yang digunakan adalah : Untuk rib : K250 Untuk plat : K250 Dengan ketentuan ketentuan lain mengikuti PBI 1971. b.1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen, yang paling sedikit harus ada 2 (dua) buah yang baik serta ada di lapangan / site jika diputuskan dilaksanakan dengan metoda cor in situ. b.2. Apabila menggunakan readymix maka persyaratan b.1. tidak berlaku. c. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Pemborong dengan mengambil benda benda uji berupa kubus beton atau silinder beton, yang pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Pengawas. Jumlah benda uji dibuat sesuai dengan ketentuan ketentuan dalam PBI 1971. d. Pengecoran beton harus dan hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi Pengawas. e. Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin, dengan menggunakan alat penggetar (vibrator), yang minimal harus tersdia 3 (tiga) buah di lapangan / site. f. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat penghentian pengecoran yang diperkenankan adalah : - Untuk rib : ± 1 / 3 bentang ( 1 / 3 panjang rib dihitung dari titik buhul). - Untuk plat : tepat diatas rib. 5 P a g e

g. Beton setelah dicor, selama dalam masa pengecoran, harus selalu dibasahi (curing) selama 2 (dua) minggu. II 08. Pekerjaan Urugan Tanah dan Pemadatan : 08 1. Untuk pengurugan kembali lubang galian pondasi sampai dengan peil 0.98 m & 0.55 m ( 40 cm dibawah peil lantai kerja ) dapat digunakan tanah bekas galian / atau tanah yang didatangkan dari luar, yang tidak mengandung bahan bahan organis. 08 2. Urugan tanah dipadatkan lapis demi lapis dengan tamping rammer atau alat alat yang disetujui oleh Direksi Pengawas dan setiap lapisan tidak boleh lebih tebal dari 20 cm. 08 3. Pemadatan baru boleh dilakukan setelah beton rib berumur minimal 3 (tiga) hari. 08 4. Pelaksanaan pemadatan tanah untuk tiap lapis (setebal 20 cm ) dilaksanakan sampai tanah tidak tampak turun lagi pada saat pemadatan dan tamping rammer bisa bergerak dengan lincah. 08 5. Mengingat bahwa pemadatan tanah ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan KSLL, maka diminta perhatian / konsentrasi yang tinggi dari team pelaksana maupun Direksi Pengawas di dalam pelaksanaan pemadatan ini. 08 6. Untuk pekerjaan pemadatan tanah / sirtu, tidak diperlukan test kepadatan. Pekerjaan sudah bisa dilanjutkan dengan lapis berikutnya, apabila akibat dari pemadatan dengan tamping rammer sudah tidak menunjukkan pemampatan lagi atau tamping rammer sudah tampak bisa bergerak dengan lincah. 08 7. Pemadatan disekeliling tepi luar pondasi selebar minimum 2,00 m harus dilakukan lapis demi lapis, namun tidak perlu ditest. II 09. Pekerjaan Urugan Pasir dan Pemadatan : 09 1. Untuk urugan pasir lapis bawah antara peil 0.78 m sampai dengan peil 0.98 m & 0.35 m s/d peil 0.55 m dituntut kepadatan minimal 90% dari kepadatan optimal (standard proctor test). 6 P a g e

Sedangkan untuk urugan pasir pada peil 0.58 m sampai dengan peil 0.78 m & 0.15 m s/d peil 0.35 m dituntut kepadatan minimal 95% dari kepadatan optimal. 09 2. Untuk test kepadatan, disarankan agar Pemborong bekerja sama dengan Laboratorium Mekanika tanah yang bisa dipertanggungjawabkan. 09 3. Pada saat melakukan pengurugan tanah atau pasir, mengingat umur beton yang masih muda, maka harus dijaga agar perbedaan tinggi urugan antara petak yang bersebelahan tidak lebih dari 20 cm. II 10. Pekerjaan Lantai Kerja untuk Plat Penutup : Setelah kepadatan pengurugan pasir ditest dan melampui batas persyaratan yang ditentukan, maka sebelum pekerjaan pembesian plat penutup dilaksanakan, seluruh luasan diberi lapisan lantai kerja dengan campuran 1PC : 3Ps : 5Kr atau campuran 1PC : 6Ps setebal 3 cm. II 11. Pekerjaan Pembesian untuk Plat Penutup : Hendaknya dilaksanakan mengikuti persyaratan umum seperti pada butir II 04 di atas, tanpa meninggalkan persyaratan yang diatur di dalam PBI 1971. II 12. Pekerjaan Pengecoran Beton Plat Penutup : Berlaku aturan aturan seperti yang diatur dalam butir II 05 di atas, tanpa meninggalkan persyaratan yang diatur di dalam PBI 1971. II 13. Pekerjaan Pemancangan Pipa Pancang : 13 1. Pipa pancang harus pipa baja galvanis diameter 6" atau 15 cm. Tinggi pipa 4 m. Pada bagian luar pipa harus diberi sabuk sabuk dari plat strip tebal 6 mm, tinggi 4 cm, di las titik sebanyak 10 titik las per sabuk. Sabuk dipasang berjarak 40 cm satu dengan yang lain. Untuk 1 batang pipa ada 11 sabuk. 13 2. Pembuatan pipa lengkap dengan sabuk sabuknya harus dikerjakan di bengkel yang bisa dipertanggung jawabkan. 7 P a g e

13 3. Pamancangan pipa pancang melalui pipa pengarah settlement yang telah terpasang dilakukan setelah plat KSLL selesai di cor. 13 4. Alat pancang yang dipergunakan cukup alat pancang sederhana. Alat pancang diperkenankan naik ke atas plat KSLL. 13 5. Pipa pancang di pancang sampai permukaan atas pipa pancang mencapai peil 0.55 m & 0.98 m II 14. Pekerjaan Finishing 14 1. Setelah pekerjaan pemancangan pipa pancang selesai, di atas bibir atas pipa pengarah settlement diberi multiplek 9 mm (28cm x 28cm). Posisi bibir atas pipa pengarah settlement harus dibawah peil dasar plat KSLL ( peil 0.48 m & 0.15 m ). 14 2. Pembesian plat KSLL di atas lubang pipa pengarah settlement di pasang. 14 3. Cor plat di posisi pipa pengarah settlement rata dengan plat KSLL ( peil 0.00 & 0.30 ). 14 4. Selesai. 8 P a g e