Begi Arfendi¹, Erlisnawati², Zulkifli³. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
Keyword : Cooperative Type Think Pair Share (TPS), Science Learning Outcomes.

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 161 Pekanbaru

Prinawati, Syahrifuddin, Otang Kurniaman No.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS Vb SD NEGERI 113 PEKANBARU

Oleh Asmayeti 1, Damanhuri Daud 2, Otang Kurniaman 3

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Kelas V SDN 045 Muara Jalai

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERAJINAN MERONCE SISWA KELAS V SDN 114 PEKANBARU

Sriani, Hendri Marhadi, Eddy Noviana

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE INVESTIGATION GROUP TYPE TO INCREASE LEARNING IIIA STATE ELEMENTARY SCHOOL 017 SEDINGINAN

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Susanti Damanik, Eddy Noviana, Zetra Hainul Putra

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 13 PASAMAN

APPLICATION OF LEARNING INKUIRI LEARNING MODEL TO IMPROVE IPS LEARNING RESULT IN STUDENT CLASS IV SD NEGERI 15 PANGKALAN NYIRIH RUPAT

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 94 Pekanbaru

Zaharah, Otang Kurniaman, Lazim N

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 PULAU KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

THE APPLICATION OF INQUIRY LEARNING MODEL TO INCREASE THE SCHOOL LEARNING OUT COME OF THE FOURTH GRADE STUDENT AT SDN 67 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELASVB SD NEGERI 56 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 026 PADANG MUTUNG KEC. KAMPAR.

PENERAPAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 167 PEKANBARU

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 177 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 011 BUKIT KAPUR.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IVB SDN 153 Pekanbaru

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 56 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 178 PEKANBARU

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

Penerapan Model Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 40 Pekanbaru

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SD NEGERI 007 KAMPUNG BARU KECAMATAN UKUI

Afriyenti, Hendri Marhadi, Lazim N HP:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IIC SD NEGERI 8 PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II D SD NEGERI 132 PEKANBARU

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV di SDN 94 Pekanbaru.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

Rosa Yulia, Mahmud Alpusari, Lazim. N No. HP

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

APPLICATION INQUIRY LEARNING MODEL LEARNING TO IMPROVE RESULTS IPA CLASS IV SDN 016 SEKELADI KECAMATAN TANAH PUTIH

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Muhamad Midun, Hendri Marhadi, Zariul Antosa

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Susilawati, Hendri Marhadi, Syahrilfuddin, No.

Keywords: problem-based learning Model, the learning process IPS, IPS Study Results.

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V A SDN 54 PEKANBARU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 169 PEKANBARU

IMPLEMENTATION STRATEGY FOR THE MAP CONCEPT IMPROVING STUDENT LEARNING OUTCOMES IPS SD STATE CLASS IV C 163 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV.B SD NEGERI 62 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II A SD NEGERI 8 PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VC SD NEGERI 164 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 22 TITIAN ANTUI KECAMATAN PINGGIR

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV B SDN 111 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Rizana Estetika, Zulkifli, Hamizi

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Arnentis, Darmawati dan Idel Fitri Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

THE APPLICATION LEARNING CYCLE MODEL TO INCREASE STUDENTS RESULT ON NATURAL SUBJECT AT FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL 105 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Universitas Bung Hatta Abstract

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 74 PEKANBARU

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 009 TANJUNG PENYEMBAL KOTA DUMAI

Transkripsi:

1 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa IPS Kelas IV SDN 001 Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci Begi Arfendi¹, Erlisnawati², Zulkifli³ Abstract The purpose of this research aim to study results IPS class IV a new sub SDN Rantau Baru Kerinci with an application of cooperative learning model of type numbered heads together (NHT), this research is the research action class (PTK), which funded on 1-18 October 2012. The subject of this research is a class IV SDN 001 Rantau baru kecamatan Pangkalan Kerinci region of 16 students. The measured parameters is a matter of learning result tests by using the test results and student learning activities that malicious activity observation sheet the teacher and student were observed when the learning process takes place. These data were analyzed by descriptive. Result of the study are obtained from the students with the average student learning result before action i.e. 63,75. At cyle I i.e 65,31 and increased cycle II i.e 72,5. On UH I results classical students i.e 68,75% and rising at UH II i.e 87,5% with increase of 18,75%. Teacher activities for cycle I median rating activities i.e 63,75% and the increase in cycle II, the average teacher s activities be 91,25% with an increase of 27,5%. Whereas, in the student s activities in cycle I average student s activities namely 60,83% and the increase in cycle II with an average student s activities be 83,99% with an increase of 23,16%. The conclusion of this activity is that the application of the cooperative learning model of type numbered heads together can improve learning outcomes grade IV Rantau Baru Pangkalan Kerinci 2012-2013 school year. Keyword : Learning Model Numbered Heads Together, Learning outcomes, aktiviti teacher and aktiviti student PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bidang studi yang bahannya bersumber dari kehidupan manusia di masyarakat yang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Ilmu pengetahuan sosial adalah bagian integrasi dalam kehidupan individu dan masyarakat. Tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar yaitu mengenal konsepkonsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Dan juga memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasiaonal dan global (Depertemen Pendidikan Nasional, 2006). 1. Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, Nim 0705134274 2. Dosen Pembimbing I, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3. Dosen Pembimbing II, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

2 Berdasarkan observasi dengan guru kelas IV SDN Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah, ini dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan sekolah yaitu 65, terdapat 10 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran IPS dari 16 siswa dengan persentase siswa yang belum tuntas mencapai 62,5% dan 6 orang siswa yang tuntas dengan persentase 37,5%, sedangkan rata-rata kelas yaitu 63,75. Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu faktor dari guru yaitu Guru tidak menerapkan model atau strategi dalam pembelajaran, Guru tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, Guru tidak pernah merefleksi ulang pembelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan factor dari siswa yaitu Siswa tidak dapat menyelesaikan tugas pada tepat waktu, Siswa sering bermain dalam proses pembelajaran, Siswa kurang motivasi dalam belajar, Siswa merasa bosan dalam belajar karena guru tidak pernah melaksanakan tanya jawab antara guru dan siswa. Berdasarkan latar belakang permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV SDN 001 Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci?. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa Kelas IV SDN 001 Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT). Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV SDN 001 Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa Kelas IV SDN 001 Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT). 1) Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Bagi guru, merupakan ilmu untuk dijadikan salah satu alternatif dalam memvariasikan model pembelajaran disekolah 3) Bagi sekolah, dapat memberi bahan masukan serta peningkatan kualitas pendidikan. 4) Bagi peneliti, dapat memperdalam ilmu pengetahuan peneliti. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanaan di kelas IV SD Negeri 001 Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci. Waktu penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 1 Oktober sampai 18 Oktober 2012. Subjek penelitian adalah siswa kelas 1V SDN Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci yang berjumlah 16 orang siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penilaian subjek penelitian ini dilakukan secara acak atas dasar siswa yang heterogen. Penelitian

3 ini dilakukan dua siklus dan dalam empat tahap yaitu, perencanaan, pada tahap ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran seperti, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), lembaran aktifitas siswa dan guru. Pelaksanaan tindakan. Tahap ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat. Pengamatan, Observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan, observasi dilakukan oleh peneliti dan guru yang melaksanakan tindakan dengan lembaran pengamatan observasi dan menilai hasil tindakan dengan menggunakan format penilaian. Refleksi, pada tahap ini Mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan, kelemahan dan kekurangan tindakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Hasil dari refleksi adalah diadakan revisi yang akan ditentukan untuk memperbaiki kinerja pada penelitian pada pertemuan selanjutnya (Arikunto, 2009:16). Perangkat Pembelajaran Guru Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah : a) Silabus b) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) c) LKS 1. Soal Tes hasil belajar Data hasil belajar IPS dikumpulkan dengan menggunakan hasil tes belajar siswa. 2. Lembaran observasi aktivitas guru dan siswa Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Observasi b. Teknik Tes c. Dokumentasi Teknik Analisis Data Aktifitas guru dan siswa Aktivitas guru dan siswa dapat diukur dari lembaran observasi guru dan siswa dapat diolah dengan rumus: sumber Purwanto (Syafruddin, dkk, 2011: 82) Keterangan : NR : persentase rata-rata aktivitas (Guru/Siswa) JS : jumlah skor aktivitas yang dilakukan SM : skor maksimal yang didapat dari aktivitas guru/siswa Hasil Belajar Siswa (Purwanto,2008:112)

4 Keterangan : S : Nilai yang diharapkan (dicari) R : Jumlah skor dari item soal yang dijawab benar N : Skor maksimum dari tes tersebut Kriteria Ketuntasan Minimal yang diterapkan di SDN 001Rantau Baru Kecamatan Pelalawan untuk mata pelajaran IPS adalah 65, dan siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai KKM yang telah ditetapkan. Untuk nilai ketuntasan ini dapat diambil dari nilai ulangan harian. Ketuntasan Klasikal Adapun rumus yang dipergunakan untuk menentukan ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut: Keterangan: KK JST JS = ketuntasan Klasikal = jumlah siswa yang tuntas dalam kelas perlakuan (tolak ukur KKM) = jumlah seluruh siswa dalam kelas perlakuan Kelas dikatakan tuntas apabila telah mencapai rata-rata kelulusan 85% dari seluruh siswa (Trianto, 2011:241). Untuk nilai ketuntasan ini dapat diambil dari ulangan harian siswa. Peningkatan Hasil Belajar Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: P = Persentase Peningkatan Posrate = Nilai Sesudah diberikan tindakan Baserate = Nilai sebelum tindakan (Aqib, 2011:53) HASIL dan PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 001 Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 16 orang yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2012 sampai tanggal 18 Oktober 2012 yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan, dan peremuan dilaksanakan selama 2 jam pelajaran dengan waktu 2 x 35 menit. Setiap akhir siklus diadakan Ulangan Harian Siklus (UAS). Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Setiap akhir pertemuan diadakan evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari dan guru memberikan penghargaan kelompok kepada siswa yang

5 mendapat poin tertinggi pada setiap akhir pelajaran dengan menagcu pada nilai evaluasi siswa. Pada akhir pokok bahasan atau pada akhir siklus diadakan ulanganakhir siklus untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dan sebagai landasan untuk melakukan siklus berikutnya. Pada setiap pertemuan juga dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dengan menggunkan lembaran observasi. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan pertama (Senin 1 Oktober 2012 selama 2 jam pelajaran 2 x 35 menit) Materi ajarnya kenampakan alam sosial dan budaya, pelaksanaan pelajaran berpedoman pada RPP yang telah dibuat. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi secara singkat kepada siswa. Setelah guru selesai menjelaskan materi, proses belajar dilanjutkan dengan membagi siswa kedalam bebrapa kelompok. Disini guru membagi siswa dalam 4 kelompok yang terdiri 4 orang setiap kelompok. Guru membagi siswa berdasarkan kemampuan akdemik siswa dan jenis kelamin siswa. Pembagian kelompok ini berdasarkan nilai dasar siswa. Setelah itu guru menyuruh siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing. Setelah siswa berada dalam kelompoknya, guru kemudian memberikan nomor pada setiap siswa dalam setiap kelompok (satu sampai empat). Setelah siswa mendapatkan nomornya masing-masing. Selanjutnya setiap kelompok diberi LKS untuk mendiskusikan LKS, lalu LKS dikumpulkan, selanjutnya guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, pertanyaan nya yaitu: 1) Apa sajakah yang temasuk bentuk kenampakan alam? 2) Apakah kenampakan alam yang ada di Kabupaten Pelalawan? Kalau ada sebutkan! 3)Apa yang dimaksud dengan sungai? 4) Apa perbedaan rawa dan danau? Siswa berdiskusi di bawah bimbingan guru. Saat siswa berdiskusi guru membimbing siswa dengan cara berkeliling menghampiri tiap kelompok untuk melihat apakah kelompok mendapatkan kesulitan saat mencari jawaban. Pada pertemuan ini siswa masih banyak bercerita dalam kelompoknya dan siswa kurang memahami penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Selanjutnya guru memanggil nomor siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan secara bergantian begitu seterusnya samapi semua pertanyaan terjawab. Selanjutnya guru memberikan siswa soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat poin tertinggi. Pertemuan kedua (Kamis, 4 Oktober 2012 selama 2 jam pelajaran 2 x 35 menit) Materi ajarnya gejala sosial dan budaya. Pelaksanaan pembelajaran berpedoman RPP yang telah dibuat. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi secara singkat pada siswa. Kemudian dilanjutkan dengan membentuk siswa dalam beberapa kelompok. Dalam pertemuan kedua ini kelompok siswa masih tetap kelompok sebelumnya. Setelah siswa berada dalam kelompoknya, guru kemudian memberikan nomor pada setiap siswa dalam tiap kelompok (satu sampai empat). Setelah siswa mendapatkan nomornya masing-masing. Selanjutnya setiap kelompok diberi LKS untuk mendiskusikan LKS, lalu LKS dikumpulkan,

6 selanjutnya guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, pertanyaan nya yaitu: 1) Apa yang dimaksud dengan gejala sosial? 2) Sebutkan contoh gejala sosial di masyarakat! 3) Akibat gelombang laut yang tinggi, nelayan tidak berani...4) Mengapa masyarakat tergantung pada kondisi fisik dan sumber daya alam yang ada, jelaskan!. Siswa berdiskusi di bawah bimbingan guru. Kelompok yang aktif dalam diskusi sudah mulai berambah. Setelah siswa selesai berdiskusi, guru meminta siswa mempersiapkan hasil jawaban dari hasil diskusi mereka. Guru memanggil nomor siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan secara bergantian begitu seterusnya samapi semua pertanyaan terjawab. Setelah mendengar jawaban dari perwakilan tiap kelompok kemudian guru meberikan penguatan dari jawaban mereka sehingga siswa lebih memahami materi. Kemudian guru memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu dan memberikan penghargaan kelompok kepada kelompok yang mendapat poin tertinggi. Pertemuan ketiga (Senin, 8 Oktober 2012) Pada pertemuan ketiga ini guru melaksanakan ulangan akhir siklus, dengan jumlah siswa yang hadir 16 orang siswa (hadir semua). Pertemuan ini merupakan evaluasi hasil belajar siswa setelah menyelesaikan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT dalam siklus I. Jumlah soal dalam pada ulangan akhir siklus ini ada 20 soal objektif. Refleksi Siklus I Setelah dua kali dilaksanakan penelitian merasa kekurangan yaitu pada saat diskusi siswa merasa canggung karena pada pembelajaran sebelumnya siswa jarang melakukan diskusi kelompok dan siswa kurang mengerti dengan langkahlangkah pembelajaran kooperauf tipe NHT. Pada siklus II akan diperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I, guru akan menjelaskan lagi dari langkahlangkah pembelajran kooperatif tipe NHT dan akan lebih membimbing siswa dalam diskusinya. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan keempat (Kamis, 11 Oktober 2012 selama 2 jam pelajaran 2 x 35 menit) Materi ajarnya peristiwa alam dan pengaruhnya terhadap kehidupan social. Pelaksanaan pembelajaran berpedoman RPP yang telah dibuat. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi secara singkat pada siswa. Kemudian dilanjutkan dengan membentuk siswa dalam beberapa kelompok. Dalam pertemuan kedua ini kelompok siswa masih tetap kelompok sebelumnya. Setelah siswa berada dalam kelompoknya, guru kemudian memberikan nomor pada setiap siswa dalam tiap kelompok (satu sampai empat). Setelah siswa mendapatkan nomornya masingmasing. Selanjutnya setiap kelompok diberi LKS untuk mendiskusikan LKS, lalu LKS dikumpulkan, selanjutnya guru mengajukan pertanyaan kepada siswa,

7 pertanyaan nya yaitu: 1) Sebutkan apa saja peristiwa alam yang kamu ketahui? 2) Jelaskan faktor penyebab terjadinya bencana alam! 3) Apa yang harus kita lakukan ketika terjadi gempa saat kita berada di dalam rumah? 4) Jelaskan penyebab terjadinya banjir! Siswa berdiskusi di bawah bimbingan guru. Kelompok yang aktif dalam diskusi sudah mulai berambah. Setelah siswa selesai berdiskusi, guru meminta siswa mempersiapkan hasil jawaban dari hasil diskusi mereka. Guru memanggil nomor siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan secara bergantian begitu seterusnya samapi semua pertanyaan terjawab. Setelah mendengar jawaban dari perwakilan tiap kelompok kemudian guru meberikan penguatan dari jawaban mereka sehingga siswa lebih memahami materi. Kemudian guru memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu dan memberikan penghargaan kelompok kepada kelompok yang mendapat poin tertinggi. Pertemuan kelima (Senin, 15 Oktober 2012 selama 2 jam pelajaran 2 x 35 menit) Materi ajarnya pola prilaku anggota masyarakat yang dapat mempengaruhi pristiwa alam. Pelaksanaan pembelajaran berpedoman RPP yang telah dibuat. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi secara singkat pada siswa. Kemudian dilanjutkan dengan membentuk siswa dalam beberapa kelompok. Dalam pertemuan kedua ini kelompok siswa masih tetap kelompok sebelumnya. Setelah siswa berada dalam kelompoknya, guru kemudian memberikan nomor pada setiap siswa dalam tiap kelompok (satu sampai empat). Setelah siswa mendapatkan nomornya masing-masing. Selanjutnya setiap kelompok diberi LKS untuk mendiskusikan LKS, lalu LKS dikumpulkan, selanjutnya guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, pertanyaan nya yaitu: 1) Jelaskan pola prilaku manusia yang dapat mempengaruhi pristiwa alam! 2) Bagaimana cara mencegah supaya bencana alam tidak terjadi? 3) Sebutkan contoh pola prilaku masyarakat yang sangat mempengaruhi pristiwa alam di lingkungannya 4) Apabila telah terjadi bencana alam, masyarakat baru sadar akan prilaku merusak lingkungan. Mengapa demikian jelaskan! Siswa berdiskusi di bawah bimbingan guru. Kelompok yang aktif dalam diskusi sudah mulai berambah. Setelah siswa selesai berdiskusi, guru meminta siswa mempersiapkan hasil jawaban dari hasil diskusi mereka. Guru memanggil nomor siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan secara bergantian begitu seterusnya samapi semua pertanyaan terjawab. Setelah mendengar jawaban dari perwakilan tiap kelompok kemudian guru meberikan penguatan dari jawaban mereka sehingga siswa lebih memahami materi. Kemudian guru memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu dan memberikan penghargaan kelompok kepada kelompok yang mendapat poin tertinggi. Pertemuan keenam (Kamis, 18 Oktober 2012) Pada pertemuan ketiga ini guru melaksanakan ulangan akhir siklus, dengan jumlah siswa yang hadir 16 orang siswa (hadir semua). Pertemuan ini merupakan evaluasi hasil belajar siswa setelah menyelesaikan proses pembelajaran dengan

8 model kooperatif tipe NHT dalam siklus I. Jumlah soal dalam pada ulangan akhir siklus ini ada 20 soal objektif. Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil catatan observe dan hasil ulangan harian siklus II, pada siklus II ini aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT mengalami peningkatan yang berarti. Dimana siswa telah melakukan diskusi secara keseluruhan, siswa sudah mau member pendapat, bertanya bahkan menjawab pertanyaan saat diskusi berlangsung. Ratarata aktivitas siswa sudah sangat baik dan ketuntasan klasikal siswa keseluruhannya sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan yaitu 85%. Analisis Deskripsi Hasil Penelitian Aktivitas Guru Persentase aktivitas guru pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus I pertemuan I sebesar 55% dengan kategori kurang, meningkat pada pertemuan II 72,5% dengan kategori cukup. Pada siklus I guru masih belum terbiasa dalam menerapkan kooperatif tipe NHT. Persentase aktivitas guru pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus II pertemuan I sebesar 85% dengan kategori baik. Meningkat pada pertemuan II sebesar 97,5% dengan kategori amat baik. Pada siklus II guru telah memahami dan menguasi penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Tabel 1 Rata-rata persentase aktivitas guru pada siklus I dan II No Siklus Pertemuan Aktivitas Guru Kategori Ratarata 1 I Pertama 55% Kurang 63,75% Kedua 72,5% Cukup 2 II Pertama 85% Baik 91,25% Kedua 97,5% Amat baik Berdasarkan Tabel 1 rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 63,75% yang dikategorikan kurang dan pada siklus II 91,25% yang dikategorikan amat baik. Kenaikan yang terjadi pada siklus I dan II sebesra 27,5%. Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa aktivitas guru dari siklus I ke II meningkat seperti yang digambarkan pada grafik berikut:

9 Grafik 1 Hasil analisis aktivitas guru selama kegiatan pemebelajaran kooperatif tipe NHT Keterangan P1 : Pertemuan Pertama P2 : Pertemuan Kedua Aktivitas Siswa Persentase aktivitas siswa kelas IV SDN 001 Pangkalan Baru selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siklus I pertemuan I sebesar 56,58% dengan kategori kurang, meningkat pada pertemuan II sebesar 65,08% dengan kategori cukup. Pada siklus II pertemuan I yaitu 81,58% dengan kategori cukup dan meningkat pada pertemuan II sebesar 86,4% dengan kategori baik. Tabel 2 Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I dan II No Siklus Pertemuan Aktivitas Guru Kategori Ratarata 1 I Pertama 56,58% Kurang 60,83% Kedua 65,08% Cukup 2 II Pertama 81,58% Cukup 83,99% Kedua 86,4% Baik Berdasarkan Tabel 2 rata-rata aktivitas siswa pada siklus I 60,83% yang dikategorikan kurang dan pada siklus II 83,99% dengan kategori Baik. Kenaikan yang terjadi siklus I dan II yaitu 23,16%. Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II meningkat seperti yang digambarkan pada grafik berikut:

10 Grafik 2 Hasil analisis siswa selam kegiatan pembelajaran Keterangan P1 : Pertemuan Pertama P2 : Pertemuan Kedua Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada ulangan harian siklus I dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu kategori baik sebanyak 1 orang siswa 6,25%, kategori cukup sebanyak 10 orang siswa 62,5% dan pada kategori kurang sebanyak 5 orang siswa 31,25%. Rata-rata hasil belajar adalah 65,31 pada kategori cukup. Hasil belajar siswa ulangan harian siklus II dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu katrgori baik 4 orang siswa 25%, pada kategori cukup 10 orang siswa 52,5% dan pada kategori kurang 2 orang siswa 12,5%. Rata-rata hasil belajar siswa adalah 72,5 kategori cukup. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan ternyata hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran koopertaif tipe NHT lebih meningkat dibandingkan dengan sebelum diadakan tindakan. Hal ini dapat dilihat dari ratarata nilai terakhir siswa sebelum tindakan adalah 63,75 setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT mengalami peningkatan, dengan nilai rata-rata siklus I pada ulangan harian I yaitu 65,31. Jadi peningkatan dari nilai dasar ke siklus I adalah 1,56 poin. Dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa yaitu 72,5, jadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah 7,19 poin.

11 Tabel 3 Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II Siklus Siswa Ketuntasan Individu Ketuntasan Klasikal yang hadir Siswa Siswa tidak Persentase Kategori Tuntas tuntas ketuntasan I 16 11 5 68,75% Belum tuntas II 16 14 2 87,5% Tuntas Berdasarkan Tabel 3 ketuntasan hasil belajar siswa ditentukan berdasarkan hasil ulangan harian siklus I siswa dan Siklus II. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebanyak 11 orang siswa tuntas dan 5 orang siswa belum tuntas. Pada siklus II sebanyak 14 orang siswa tuntas dan 2 orang siswa belum tuntas. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan ternyata ketuntasan klasikal siswa setelah dilakukan tindakan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih meningkat dibandingkan dengan sebelum tindakan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai terakhir sebelum tindakan 37,5% yang tuntas, sedangkan rata-rata ketuntasan klasikal siswa pada ulangan harian siklus setelah dilaksanakan tindakan mengalami peningkatan dari nilai dasar ke siklus I adalah 31,25%. Pada siklus II siswa yang tuntas adalah 87,5%, jadi peningkatan klasikal dari siklus I ke siklus II adalah 18,75%. SIMPUL dan SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa Kelas IV SDN 001 Rantau Baru Kecamatan Pangkalan Kerinci pada pembahasan kenampakan alam dan keragaman sosial budaya. Dapat dilihat pada bab IV: 1. Hasil belajar siswa diperoleh data hasil belajar siswa dari skor dasar ke siklus I sebesar 1,56, dengan rata-rata skor dasar yaitu 63,75 dan siklus I yaitu 65,31, dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan sebesar 7,19 dengan ratarata siklus II yaitu 72,5. 2. Aktivitas guru juga terjadi peningkatan yaitu dari siklus I dan II selalu terjadi peningkatan yaitu pada siklus I pertemuan pertama 55% dan meningkat pada pertemuan kedua menjadi 72,5%, peningkatannya sebesar 17,5%. Pada siklus ke II aktivitas guru menjadi 85% dan meningkat pada pertemuan kedua menjadi 97,5% dengan peningkatan 12,5%. 3. aktifitas siswa juga mengalami peningkatan pada tiap pertemuan, pada siklus II pertemuan pertama diperoleh 56,58% dan meningkat pada pertemuan kedua menjadi 65,08% dengan peningkatan sebesar 8,5%. Pada siklus ke II juga mengalami peningkatan yaitu pada pertemuan pertama 81,58% dan meningkat pada pertemuan kedua menjadi 86,44% dengan peningkatan sebesar 4,86%.

12 Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: 1) Kepada guru atau pendidik dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pembelajaran IPS SD. 2) Dalam proses pembelajaran guru harus memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang berkemampuan kurang 3) Bagi peneliti yang ingin melanjutkan atau menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT agar dapat memahami dan aspek pembelajran yang lebih luas dalam proses pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 2008. Penelitian tindakan kelas. PT. Bumi Aksara: Jakarta Depdiknas. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran IPS Sejarah Sekolah Dasar. Depdiknas: Jakarta Elvina. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Intruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Va SDN 002 Danau Bingkuang Kecamatan Tambang. FKIP UR Pekanbaru: Tidak Diterbitkan Isjoni. 2010. Cooperative Learning, Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Alfabet: Bandung Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Gaung Persada Presss: Cipayung Herdy. 2009. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (Online, http://herdy.wordpress.com) Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Raja Grafindo Persada: Jakarta Lie, Anata. 2010. Cooperative Learning. PT. Grasindo: Jakarta Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Rajagrafindo persada http://blog.tp.ac.id/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-numbered-heads-together nht Sadiman, dkk. 2005. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Rosda Karya: Bandung Sardiman, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo: Jakarta Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Rosda Karya: Bandung Sanjaya, W. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Prenada media group: Jakarta. Sugiono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta: Bandung Suprijono, agus. 2010. Cooperative learning (teori dan aplikasi PALKEM). Pustaka pelajar: yokyakarta

Syahrilfuddin, dkk. 2011. Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas. Pekanbaru: Program Studi PGSD. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Pogresif (Konsep, Landa san, dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Kencana Prenada Media Group: Jakarta. 13