LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA (AGH 321)

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Skema pengolahan limbah sayuran. Sayuran dikumpulkan, dipilah dan dicuci dengan air. Ditiriskan menggunakan jaring

Lampiran 1 Hasil determinasi tanaman alpukat. lxiv

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

BAB 6 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIGA FAKTOR

BAB 3 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK 1 FAKTOR

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

BAB 7 APLIKASI RANCANGAN PETAK TERPISAH

BAB 4. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP DUA FAKTOR

BAB 5. APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK DUA FAKTOR

BAB 8. APLIKASI RANCANGAN PETAK PETAK TERPISAH

BAB 2. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP 1 FAKTOR

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

1. Water Holding Capacity (WHC) (Modifikasi Agvise Laboratories). 2. Ammonia Holding Capacity (AHC) (Modifikasi Nurcahyani 2010).

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

Lampiran 1. Deskripsi Kubis Bunga Kultivar White Shot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Prosedur analisa proksimat serbuk daun dan ranting jarak pagar kering. diulangi hingga diperoleh bobot tetap.

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

I. PENDAHULUAN. lebih tahan terhadap hama dan penyakit (Sumarno dan Karsono 1996 dalam

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di Pulau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

I. PENDAHULUAN. dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

I. PENDAHULUAN. yang dipakai untuk membudidayakan tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk Class Monocotyledone, ordo Graminae,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan yaitu :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGUASAAN SARANA TUMBUH GULMA PADA LAHAN JAGUNG DENGAN PERLAKUAN JARAK TANAM

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

ME Yusnandar * PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (Monoecious) yaitu letak

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

TATA CARA PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

TINJAUAN PUSTAKA Echinochloa crus-galli (L.) P. Beauv. Morfologi Echinochloa crus-galli

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

Transkripsi:

LPORN PRKTIKUM PENGENDLIN GULM (GH 321) Disusun Oleh : Kelompok 9 1. Trisnani Yuda Fitri 24070021 2. Galvan Yudistira 24070040 3. Vicky Oktarina Chairunnissa 24070121 sisten Praktikum rie eka prasetia rizki 24052120 Maulana marman 24061763 ngga waluya 24062477 Heny agustin 24061070 DEPRTEMEN GRONOMI DN HORTIKULTUR FKULTS PERTNIN INSTITUT PERTNIN BOGOR 2010 1

PENGELOLN SRN TUMBUH Disusun Oleh : Trisnani Yuda Fitri 24070021 DEPRTEMEN GRONOMI DN HORTIKULTUR FKULTS PERTNIN INSTITUT PERTNIN BOGOR 2010 2

BB I PENDHULUN Latar Belakang Kompetisi adalah hubungan interaksi antara dua individu tumbuhan baik yang sesama jenis maupun berlainan jenis yang dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi keduanya sebagai akibat dari pemanfaatan sumber daya yang ada dalam keadaan terbatas secara bersama. Kompetisi yag terjadi di alam meliputi komoetisi intrapesifik yaitu interaksi negatif antar sesama jenis, dan kompetisi interspesifik yatu interaksi negatif yang terjadi pada rumbuhan berbeda jenis. Tanaman budidaya mempunyai kemampuan untuk bersaing dengan gulma sampai batas populasi gulma tertentu. Setelah batas populasi tersebut, tanaman budidayaakan kalah dalam berseing sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya akan menurun. Kompetisi gulma dapat menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas hasil panen. Penurunan kuantitas hasil panen terjadi melalui dua cara yaitu pengurangan jumlah hasil yang dapt dipanen dan penurunan jumlah indididu tanaman yang dipanen. Penurunan kualitas hasi akibat kompetisi gulma disebabkan diantaranya oleh tercampurnya hasil penen dengan biji gulma. kibatnya, hasil panen menurun. Kompetisi antara gulma dan tanaman terjadi karena faktor umbuh yang terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi gulma tergantung pada beberapa faktor antara lain jumlah individu gulma dan berat gulma, siklus hidup gulma, periode ada gulma pada tanaman, dan jenis gulma. Dalam kenyataannya sangat sulit bagi kita untuk menjelaskan faktor mana yang terlibat atau berperan dalam peristiwa kompetisi tersebut. De Wit (1960) menyebutkan istilah sarana pertumbuhan yang mencakup semua faktor yang telibat dalam kompetisi. da beberapa perubahan kompetisi yang dapat digunakan untuk mengukur daya kompetisi, diantaranya total hasil relatif (THR), penguasaan sarana tumbuh (PST), dan agresivitas. 3

Pada praktikum ini mahasiswa akan diperkenalkan salah satu peubah untuk mengukur kompetisi, yaitu penguasaan sarana tumbuh. Prinsipnya adalah bahwa tanaman yang menguasai persaingan atu kompetisi akan menguasai sarana tumbuh lebih besar dibandingkan terhadap pesaingnya. Tujuan Praktikum ini memiliki tujuan untuk mempelajari penguasaan sarana tumbuh dalam suatu percobaan kompetisi antara tanaman dan gulma danc cara perhitungannya. 4

BB II TINJUN PUSTK Jagung Tanaman jagung merupakan tanaman semusim yang termasuk dala ordo Tripsaceae, famili Poaceae, subfamili Panicoidae dan genus Zea. Tanaman jagung memiiki akar serabut dengan tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang rumbuh dari radikula dan embrio, akar adventif yang tumbuh dari buku terbawah, dan akar udara (brace root) (Sudjana et. al., 1991). Batang jagung berbentuk silindris dan terdir dari sejumlah ruas dan buk, dengan panjang yang berbeda-beda tergantung varietas dan lingkungan tempat tumbuh (Goldsworthy dan Fischer, 1992). Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung berkisar antara 20-26 0 C dengan curah hujan 500 1500 mm per tahun. Jagung dapat tumbuh di semua jenis tanah, tanah berpasir maupun tanah liat berat. Namun tanaman ini akan tumbuh lebih baik pada tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan ph tanah 5,5 7,0 (Suprapto dan Marzuki, 2002). Gulma Soerjani (1998) dalam Sukman dan Yakup (1991) mendefinisikan gulma sebagai tumbuhan yang peranan, pitensi, dan hakikat kehadirannya belum sepenuhnya diketahui. Gulma merupakan pesaing alami yang kuat bagi tanaman budidaya dikarenakan mampu memproduksi biji dalam jumlah yang banyak sehingga kerapatannya tinggi, perkecambahannya cepat, pertumbuhan awal cepat dan daur hidup lama (shton dan Monaco, 1991). Sifat gulma umumnya mudah beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dibandingkan dengan tanaman budidaya. Daya adaptasi dan daya saing yang kuat merupakan sifat umum gulma ( Tjirtosoedirdjo et. al., 1984). Gulma Tanaman Jagung Gulma yang gumbuh pada tanaman jagung umumnya telah berasosiasi dan menyesuaikan diri dengan tanaman tersebut. Gulma yang tumbuh dominan adalah 5

dari golongan rumput, menusul gulma berdaun lebar, dan paling sedikit dari golongan teki. Species gulma yang umum dijumpai pada pertanaman jagung adalah Digitaria ciliaris, Cynodon dactilon, Echinochloa colona, Paspalum distichum, Eleusine indica, Cyperus rotundus, Borreria latifolia, Phyllanthus niruri, lternanthera philoxeroides, Synedrella nodiflora, Spighlea anthelmia, dan geratum conizoides (Bangun, 1985). 6

BB III BHN DN METODE Bahan dan lat Peralatan yang digunakan antara lain cngkul kored, neraca analitik, dan oven.bahan yang sigunakan dalam praktikum ini adalah benih tanaman jagung, pupuk urea, SP-18, KCl, dan insektisida furadan 3G. Waktu dan Tempat Percobaan dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2009 di Lapangan Praktikum Cikabayan, Kampus IPB Dramaga Bogor. Metodologi Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok. Perlakuan yang dicobakan sebagai berikut: 1. (P1) jarak tanam 100 x 40 cm dengan 1 benih per lubang 2. (P2) jarak tanam 100 x 40 cm dengan 2 benih per lubang 3. (P3) jarak tanam 100 x 40 cm dengan 3 benih per lubang 4. (P4) jarak tanam 100 x 20 cm dengan 2 benih per lubang 5. (P5) jarak tanam 100 x 40 cm dengan 5 benih per lubang 6. (P6) jarak tanam 100 x 20 cm sengan 3 benih per lubang Satuan perobaan berpa petakan dengan ukuran 10m x 4 m. Percobaan dilakukan denan empat ulangan, sehingga terdapat 20 satuan percobaan. Pengolahan tanah dilakukan dua kali yaitu pembajakan dan penghalusan pada saat satu bulan sebelum tanam. Tanaman jagung ditanam dengan jarak tanam sesuai perlakuan. Pemupukan dilakukan dengan ara split, yaitu pada saat tanam dan pada saan 4 MST. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan dosis 300 kg Urea/ha, 300 kg SP-18/ha, dan 100 kg KCl/ha. Pupuk Urea dan KCl diberikan dua kali yaitu ½ 7

dosis pada saat tanam dan ½ dosis pada saat 4 MST. Pemupukan SP-18 dilakukan seluruhnya pada saat tanam. Furadan diberikan dalam lubang tanam pada saat tanam dengan dosis 12 kg/ha. Pengamatan dilakukan pada peubah tinggi dan jumlah daun 10 tanaman sampel, yang diamati pada 2, 4, 6, 8 MST; Biomassa tajuk jagung, diamati dengan cara memotong 3 tanaman sampel, dioven dan ditimbang bobot keringnya pada 2, 4, 6, 8 MST; bobot tongkol berkelobot dan tanpa kelobot saat panen; dan bobot total dan biomassa tiap jenis gulma dari pengambilan sampel kuadran. 8

BB IV HSIL DN PEMBHSN Pengamatan dilakukan dengan membandingkan peubah-peubah yang telah diamati terhadap bobot biomassa tanaman jagung dan biomassa gulma. Peubah yang diamati antara lain tinggi jarak tanam dan perlakuan benih, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot biomassa jagung berkelobot dan tanpa kelobot, dan biomassa gulma. Peubah tersebut kemudian diamati untuk mengetahui pengaruh peubah bobot terhadap tingkat persaingan antara gulma dan tanaman jagung. Pada perlakuan pengaruh jarak tanaman dan perlakuan benih terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun jagung saat 2, 4, 6, 8, dan 10 MST menghasilkan data bahwa tidak terdapat pengaruh keterkaitan antara jarak tanam dan jumlah benih terhadap tinggi tanaman maupun jumlah daun (Tabel.3). Dari hasil F hitung dengan taraf nyata 95%, korelasi antara jarak tanam dan perlakuan benih menghasilkan angka nol dan kurang dari satu yang membuktikan bahwa tidak ada atau hanya kecil sekali terdapat keterkaitan (Tabel. 1 dan Tabel.2). Terhadap faktor persaingan dengan gulma, terdapat pengeruh yang nyata pada 10 MST dimana dari uji F dengan taraf nyata 95% F, sehingga dapat dibuktikan adanya persaingan dengan gulma dalam memperoleh nutrisi dari lahan yang sama pada jarak tanam berbeda (Tabel. 4). Pengamatan hubungan antara jarak tanam dan perlakuan benih tidak mempengaruhi tinggi dan jumlah daun tanaman. dengan kata lain, peubah tersebut tidak mempengaruhi fase vegetatif tanaman. Jagung merupakan tanaman C-4 yang dapat beradaptasi baik pada faktor-faktor pembatas dan hasil. Ditinjau dari segi kondisi lingkungan, tanaman C-4 beradaptasi pada terbatasnya banyak faktor seperti intensitas radiasi surya yang tinggi dan suhu siang malam yang tinggi serta kesuburan tanah yang relatif rendah. Sifat yang menguntungkan dari tanaman jagung sebagai tanaman C-4 antara lain aktifitas fotosintesis pada tanaman normal tinggi, fotorespirasi sangan rendah, transpirasi rendahh serta efisien dalam penggunaan air. Sifat-sifat tersebut merupakan sifat fisiologis dan anatomi yang sangat menguntungkan dalam kaitannya dengan hasil (Muhadjir, 1988). 9

Peubah lain yang digunakan dalam percobaan yaitu komponen hasil yang meliputi bobot tongkol berkelobot dan tanpa kelobot. Pengamatan tongkol dilakukan pada 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 MST. Dari data perhitungan dengan uji F, taraf nyata 95%, pada 2-8 MST tidak terdapat pengaruh jarak tanam dan perlakuan benih pada bobot kering jagung berkelobot. Hal ini dapat dipastikan karena pada masa awal tanam tidak memungkinkan dalam pertumbuhan vegetatif sehingga tongkol tidak terbentuk. Dari data (Tabel.5 dan Tabel.6) juga menunjukkan tidak adanya korelasi antara bobot basah jagung berkelobot dan tanpa kelobot dengan jarak tanam ataupun perlakuan benih. Namun, terhadap persaingan dengan gulma, pada 10 MST menunjukkan perbedaan yang nyata, sehingga terdapat pengaruh jarak tanam dan perlakuan benih terhadap bobot basah jagung berkelobot. Bobot yang dihasilkan pada jarak tanam rapat lebih kecil dibandingkan dengan bobot pada jarak tanam lebar (Tabel.7). Pengamatan terhadap tongkol menunjukkan hasil yang nyata pada 10 MST. Hal ini disebabkan pada 10 MST sudah masuk pada fase generatif yang diawali dengan proses pembungaan jagung hingga pembentukkan tongkol. Pengaruh yang terlihat juga dipengaruhi oleh persaingan tanaman dengan gulma dimana jarak makin besarnya populasi gulma, maka makin besar pula kehilangan hasil yang akan dialami tanaman. Populasi yang besar akan meningkatkan persaingan tanaman dalam mempeoleh nutrisi yang sangat diperlukan pada fase pertumbuhan. Bila telah mengalami banyak kehilangan, maka pada saat pembentukkan hasil (biji) akan mengurangi bobot basahnya. Smith (1981) menyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan gulma pada tanaman budidaya adalah mengurangi hasil dan kualitas produksi tanaman, menjadi inang, hama dan penyakit tanaman, mengurangi efisiensi, peningkatan konsumsi energi dalam pengendaliannya, menghalangi sistem irigasi, menyebabkan keracunan dan luka pada manusia dan hewan serta mengurangi nilai dan produktivitas dan estetika lahan. Pengamatanbeberapa peubah di atas menjelaskan bahwa persaingan tanaman terhadap gulmalah yang menjadi penentu keberhasilan produksi tanaman jagung. Grafik.1 menyatakan hubungan antara hasil nyata dengan densitas gulma per satuan luas. 10

hasil nyata (O) 250 200 150 100 y = -0.0002x 2 + 0.1142x + 95.973 R 2 = 0.3136 50 0 0 200 400 600 800 1000 1200-50 Densitas (Z) Grafik.1. Hubungan antara hasil nyata dan densitas per satuan luas Pada saat kerapatan gula 200, maka hasil nyata yang diperoleh sebesar 171,54. Pada titik kerapatan 300 hasil nyata meningkat menjadi 214,43. Seangkan ketika kerapatan meningkat menjadi 400, maka hasil nyata yang dihasilkan sebesar 65, 584. Secara hiperbolik, grafik menunjukkan peningkatan hasil pada awal pertumbuhan seiring dengan meningkatnya pertumbuhan gulma. Namun, setelah mencapai titik maksimum, maka hasil tidak lagi mengalami peningkatan, melainkan penurunan secara drastis terhadap peningkatan kerapatan gulma. Hal ini dikarenakan pada awal pertumbuhan, gulma beulum mampu menyaingi pertumbuhan tanaman jagung. Namun, pada vase generatif, tanaman sudah mulai mengurangi prosuksi biomassa pertumbuhan dan mengalihkannya unuk fase generatif, sedangkan gulma masih terus melakukan pertumbuhan vegetatif, sehingga pada akhirnya gulma mampu menekan pertumbuhan tanaman jagung (lihat Tabel.8). Penurunan hasil akibat kompetisi jagung dengan gulma dapat berkisar antara 16-62% (Bangun, 1988). Penurunan tersebut dikarenakan adanya persaingan nutrisi dengan tumbuhan gulma yang sangat beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi tanaman, jenis gulma, dan berbagai faktor bdidaya lainnya. 11

PST 120 100 80 densitas 1 densitas 2 densitas 3 densitas 4 densitas 5 densitas 6 60 40 20 0 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST 10 MST 12 MST Grafik.2. Hubungan antara densitas gulma dengan penguasaan sarana tumbuh Grafik.2 menyatakan hubungan kompetisi antara gulma dan tanaman yang ditunjukkan dari tingkat densitas atau kerapatan gulma dan umur tanaman. Densitas 1 adalah tingkat kerapatan gulma yang ada pada populasi 100 tanaman. Pada populasi ini memiliki jarak tanam yang lebar, sehingga persaingan terhadap gulmanya pun tinggi. Berbeda dengan densitas 6 dengan jumlah populasi 1000 yang memiliki jarak tanam rapat, sehingga persaingan terhadap gulma sedikit. Hal ini disebabkan karena pada jarak tanam yang sempit, terdapat sedikit ruang tumbuh bagi gulma, sehingga menjadi salah satu solusi yang digunakan dalam pengendalian gulma secara kultur teknis. Secara umum dapat dijelaskan bahwa semakin meningkat umur tanaman, maka semakin tinggi pula persaingan antara tanaman dengan gulma, karena tanaman dan gulma sama-sama melakukan pertumbuhan baik generatif maupun vegetatif sehingga membutuhkan nutrisi yang berasal dari sumber yang sama. Persaingan akan sangat tampak terjadi berkaitan dengan jenis tanaman dan jenis gulma. Tingkat persaingan tanaman jagung dengan gulma berdaun lebar umumnya akan menyebabkan kekalahan pada tanaman jagung. Hal ini dikarenakan gulma daun lebar adalah tumbuhan C3 yang lebih boros dalam memanfaatkan nutrisi dibandingkan dengan gulma rumput yang sebagian besar juga merupakan tanaman C4. 12

BB V KESIMPULN Dari pengamatan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat beberapa peubah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung. Perlakuan jarak tanam dan perlakuan benih tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan komponen tumbuh tanaman jagung (tinggi, jumlah daun), namun memberikan hasil nyata pada komponen biomassanya (bobot tanaman). Namun ketiga komponen tersebut berkorelasi dimana semakin lebar jarak tanam atau semakin kecil populasi maka persaingan tumbuh antara tanaman dan gulma meningkat. 13

DFTR PUSTK shton, F. M. adnd T. J. Monaco. 1991. Weed Science: Principles and Pratice. 3 rd Ed. John Wiley and Sons, Inc.: New York. 466 p. Bangun, P.1983. Pengendalian gulma pada tanaman jagung. Hal 83-95. Dalam Subandi, M. Syam, S. O. Manurung, Yuswandi (ed.). Hasil Penelitian Jagung, Sorgum, dan Terigu 1980-1984. Risalah Rapat Teknis Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Bogor. Goldsworthy, P. R. dan N.M. Fischer. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. 874 hal. Muhadjir, F. 1988. Karakteristik tanaman jagung. Hal 33-38. Dalam Subandi, M. Syam dan. Widjono (Eds.). Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor. Smith, J. R. 1981. Weed of Majpr Economic Importance in Rice and Yields Loisses Due to Weed Competition. P 19-36. In Procidings of The Conference on Weed Control of Rice. IRRI. Manila. Philippines. Sudjana,.,. rifin, dan M. Sudjadi. 1991. Jagung. Buletin Teknik (3): 1-27. Suprapto dan J.. R. Marzuki. 2002. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya: Jakarta. 48 hal. Tjirtosoedirdjo, S., I. H. Utomo dan J Wiroatmojo (Eds.) 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. PT Gramedia: Jakarta. 218 hal Sukman, Y. Dan Yakup. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. 123 hal. 14

LMPIRN Tabel.1. Tabel sidik ragam tinggi tanaman Sumber keragaman db JK KT ulangan F Hit Pr > F KK 3 847 282 1.90 0.1876 5,845,089 perlakuan JT 1 0.33264 0.33264 0.00 0.9631 perlakuan benih 2 MST 3 331 110 0.74 0.5486 JT*benih 1 0.47254 0.47254 0.00 0.9560 galat 11 1,632 148 total 19 2,733 ulangan 3 2,908 969 4.94 0.0206 38 perlakuan JT 1 45 45 0.23 0.6418 perlakuan benih 4MST 3 613 204 1.04 0.4119 JT*benih 1 23 23 0.12 0.7364 galat 11 2,157 196 total 19 5,389 ulangan 3 5,937 1,979 3.74 0.0539 40 perlakuan JT 1 958 958 1.81 0.2113 perlakuan benih 6MST 3 3,135 1,045 1.98 0.1883 JT*benih 1 1,609 1,609 3.04 0.1151 galat 9 4,761 529 total 17 12,489 ulangan 3 10,642 3,547 4.23 0.0324 3,866,478 perlakuan JT 1 9 9 0.01 0.9184 perlakuan benih 8MST 3 569 190 0.23 0.8765 JT*benih 1 1,712 1,712 2.04 0.1810 galat 11 9,230 839 total 19 21,360 ulangan 3 3,873 1,291 0.79 0.5501 51 perlakuan JT 1 18 18 0.01 0.9213 perlakuan benih 10MST 3 637 212 0.13 0.9384 JT*benih 1 135 135 0.08 0.7853 galat 5 8,191 1,638 total 13 14,829 15

Tabel. 2. Tabel sidik ragam jumlah daun sumber keragaman db JK KT F Hit Pr > F KK ulangan 3 4 1 2.35 0.1241 21 perlakuan JT 1 2 2 3.27 0.0957 perlakuan benih 2 3 3 1 1.73 0.2139 JT*benih MST 1 0.00427287 0.00427 0.01 0.9351 galat 12 7.4194382 0.61829 total 20 16.50666667 ulangan 3 13 4 3.55 0.0477 24 perlakuan JT 1 1 1 1.11 0.3136 perlakuan benih 4 3 8 3 2.34 0.1246 JT*benih MST 1 0.07814858 0.07815 0.07 0.8022 galat 12 14.295125 1.19126 total 20 34.50952381 ulangan 3 17 6 2.32 0.1373 29 perlakuan JT 1 0.58228338 0.58228 0.24 0.6315 perlakuan benih 6 3 11 4 1.49 0.2756 JT*benih MST 1 0.20806971 0.20807 0.09 0.7735 galat 10 23.79931287 2.37993 total 18 48.79684211 ulangan 3 20.68954054 6.89651 3.43 0.0522 24 perlakuan JT 1 4.16454313 4.16454 2.07 0.1755 perlakuan benih 8 3 2.73117364 0.91039 0.45 0.7199 JT*benih MST 1 4.16454313 4.16454 2.07 0.1755 galat 12 2411045946 2.0092 total 20 5964666667 ulangan 3 4.68615385 1.56205 0.77 0.5491 25 perlakuan JT 1 0.9351717 0.93517 0.46 0.5212 perlakuan benih 10 3 0.19193659 0.06398 0.03 0.9916 JT*benih MST 1 0.64720223 0.6472 0.32 0.5915 galat 6 12.09384615 2.01564 total 14 18.59733333 ulangan 3 7.07047619 2.35683 1.13 0.4371 24 perlakuan JT 1 3.6125 3.6125 1.73 0.2585 perlakuan benih 12 2 1.54815735 0.77408 0.37 0.7115 JT*benih MST 1 0.675 0.675 0.32 0.5999 galat 4 8.34285714 2.08571 total 11 19.23666667 16

Tabel 3. Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun Perlakukan JT 100cmX40c m 1benih/lub ang JT 100cmX40c m 2benih/lub ang JT 100cmX40c m 3benih/lub ang JT 100cmX20c m 2benih/lub ang JT 100cmX20c m 5benih/lub ang JT 100cmX20c m 3benih/lub ang Kel 2MS T 4MS T Tinggi tanaman (cm) 6MS T 8MS T 10MS T 12MS T 2MS T 4MS T Jumlah daun (helai) 6MS T 8MS T 10MS T 6.4 54 70 102 108 115 5 5 5 6 7 7 B 17 22 39 50 45 44 4 4 3 5 4 4 C 39 74 102 137 142 155 5 8 9 9 8 8 D 14 20 25 25 33 44 2.2 2.7 3.2 2.3 3.2 4.2 28 37-73.5 61-3 4-7 5 - B - - - - - - 4 5 6 6 6 5 C - - - - - - 4 5 6 6 6 5 D 20 42 94 107 120 128 3 5 6 6 6 6 20.4 1 38.8 52.8 8 72.4 1 12MS T 84.45 89.73 2 4 6 5 5 6 B - 28-48 51 mati - 3-4 5 mati C 20 36 58 57.9 mati mati 3.2 3.6 3.7 4.5 mati mati D 14 31 53 65.8 - - 3 4 4 4 - - 25 46 99 111 124 133 4 6 7 6 6 6 B 18 24 32 39.8 - - 4 5 6 7 - - C 61 76 99 90.9 91 124 6 7 7 7 6 8 D 3.5 7.4 15 43 77 95 3 4 5 5 6 6 17 23 29 48.8 - - 4 3 3 4 - - B 31.3 9 48.4 4 70.9 1,01 8 1,105-4 6 8 9 8 - C 18 41 67 129 - - 4 6 7 9 - - D 26-46 53.6 50-4 - 4 5 5-18 27 - - - - 4 4 - - - - B 18 34 57 68.5 80 85 4 4 4 6 6 7 C 18 41 67 129 - - 3.6 5.1 6.5 8.7 - - D 15 28 33 47.1 50 - - - - - - - 17

Tabel. 4. Tabel bobot kering gulma MS T Sumber DB JK K T F Hitung Pr>F 2 Ulangan 2 738.78540517 369.39270258 0.96 0.5852 132.6018 Perlakuan JT 1 176.00732827 176.00732827 0.46 0.6215 Perlakuan Benih 2 925.97071579 462.98535789 1.20 0.5419 JT*Benih 1 595.37520027 595.37520027 1.55 0.4311 Galat 1 384.86592400 384.86592400 Umum 8 1865.60521400 4 Ulangan 3 15643.4153461 5214.47178203 0.50 0.7197 201.4602 0 Perlakuan 1 2234.69611210 2234.69611210 0.21 0.6891 JT Perlakuan 3 34718.6637536 11572.8879178 1.11 0.5065 7 9 Benih JT*Benih 1 499.40016003 499.40016003 0.05 0.8472 Galat 2 20880.3406250 7 Umum 10 87880.8815321 8 6 Ulangan 2 19681.8453469 2 Perlakuan JT Perlakuan 2 24865.5999337 5 Benih 10440.1703125 3 KK 9840.92267346 0.53 0.6957 314.0632 1 776.25418282 776.25418282 0.04 0.8713 12432.7999668 7 0.67 0.6528 JT*Benih 1 1202.90724015 1202.90724015 0.07 0.8409 Galat 1 18463.5102802 5 Umum 8 64975.2927980 0 18463.5102802 5 8 Ulangan 2 1507.09896292 753.54948146 0.67 0.6539 225.5142 Perlakuan 1 2.08954682 2.08954682 0.00 0.9726 JT Perlakuan 2 1725.61391050 862.80695525 0.77 0.6283 Benih JT*Benih 1 163.34010015 163.34010015 0.15 0.7683 Galat 1 1125.50185225 1125.50185225 Umum 8 4368.34353622 10 Ulangan 2 413.81868292 206.90934146 112.28 0.0666 9.276977 Perlakuan 1 892.74251250 892.74251250 484.45 0.0289 JT Perlakuan 2 748.67500975 374.33750487 203.13 0.0496 Benih JT*Benih 0 0.00000000 Galat 1 1.84280625 1.84280625 Umum 7 1553.26124800 12 Ulangan 3 3059.30028442 1019.76676147 0.37 0.8016 284.6411 Perlakuan 1 185.85920000 185.85920000 0.07 0.8384 JT Perlakuan 3 3465.11300442 1155.03766814 0.42 0.7802 18

Benih JT*Benih 0 0.00000000 Galat 1 2761.44995025 2761.44995025 Umum 8 9160.58223800 Tabel. 5. Sidik ragam jagung berkelobot sumber keragaman db JK KT F Hit Pr > F KK ulangan perlakuan JT 1 176 176 0.46 0.6215 perlakuan benih JT*benih 2 MST 2 1 926 595 463 595 1.2 1.55 0.5419 0.4311 galat 1 385 385 total 8 1,866 ulangan perlakuan JT 1 176 176 0.46 0.6215 perlakuan benih 4 2 926 463 1.2 0.5419 JT*benih MST 1 595 595 1.55 0.4311 galat 1 385 385 total 8 1,866 ulangan perlakuan JT 1 776 776 0.04 0.8713 perlakuan benih 6 2 24,866 12,433 0.67 0.6528 JT*benih MST 1 1,203 1,203 0.07 0.8409 galat 1 18,464 18,464 total 8 64,975 ulangan perlakuan JT 1 2 2 0 0.9726 perlakuan benih 8 2 1,726 863 0.77 0.6283 JT*benih MST 1 163 163 0.15 0.7683 galat 1 1,126 1,126 total 8 4,368 ulangan perlakuan JT 1 893 893 484.45 0.0289 perlakuan benih 10 2 749 374 203.13 0.0496 JT*benih MST 0 0 galat 1 2 total 7 1,553 ulangan perlakuan JT 1 186 186 0.07 0.8384 perlakuan benih 12 3 3,465 1,155 0.37 0.7802 JT*benih MST 0 0 0.32 0.5999 galat 1 2,761 2,761 total 8 9,161 2 739 369 0.96 0.5852 133 2 739 369 0.96 0.5852 133 2 19,682 9,841 0.53 0.6957 314 2 1,507 754 0.67 0.6539 226 2 414 207 112.28 0.0666 9 3 3,059 1,020 0.37 0.8016 285 19

Tabel. 6. Sidik ragam jagung tanpa kelobot sumber keragaman db JK KT F Hit Pr > F KK ulangan perlakuan JT 1 17,600,732,827 17,600,732,827 0.46 0.6215 perlakuan benih JT*benih 2 MST 2 1 92,597,071,579 59,537,520,027 46,298,535,789 59,537,520,027 1.20 1.55 0.5419 0.4311 galat 1 38,486,592,400 38,486,592,400 total 8 186,560,521,400 ulangan perlakuan JT 1 223,469,611,210 223,469,611,210 0.21 0.6891 perlakuan benih 4 3 3,471,866,375,367 1,157,288,791,789 1.11 0.5065 JT*benih MST 1 49,940,016,003 49,940,016,003 0.05 0.8472 galat 2 2,088,034,062,507 1,044,017,031,253 total 10 8,788,088,153,218 ulangan perlakuan JT 1 77,625,418,282 77,625,418,282 0.04 0.8713 perlakuan benih 6 2 2,486,559,993,375 1,243,279,996,687 0.67 0.6528 JT*benih MST 1 120,290,724,015 120,290,724,015 0.07 0.8409 galat 1 1,846,351,028,025 1,846,351,028,025 total 8 6,497,529,279,800 ulangan perlakuan JT 1 208,954,682 208,954,682 0.00 0.9726 perlakuan benih 8 2 172,561,391,050 86,280,695,525 0.77 0.6283 JT*benih MST 1 16,334,010,015 16,334,010,015 0.15 0.7683 galat 1 112,550,185,225 112,550,185,225 total 8 436,834,353,622 ulangan perlakuan JT 1 89,274,251,250 89,274,251,250 484.45 0.0289 perlakuan benih 10 2 74,867,500,975 37,433,750,487 203.13 0.0496 JT*benih MST 0 0.00000000... galat 1 184,280,625 184,280,625 total 7 155,326,124,800 2 73,878,540,517 36,939,270,258 0.96 0.5852 1,326,018 3 1,564,341,534,610 521,447,178,203 0.50 0.7197 2,014,602 2 1,968,184,534,692 984,092,267,346 0.53 0.6957 3,140,632 2 150,709,896,292 75,354,948,146 0.67 0.6539 2,255,142 2 41,381,868,292 20,690,934,146 112.28 0.0666 9,276,977 ulangan perlakuan JT 1 18,585,920,000 18,585,920,000 0.07 0.8384 perlakuan benih 12 3 346,511,300,442 115,503,766,814 0.42 0.7802 JT*benih MST 0 0.00000000... galat 1 276,144,995,025 276,144,995,025 total 8 916,058,223,800 3 305,930,028,442 101,976,676,147 0.37 0.8016 2,846,411 20

Tabel.7. Pengamatan bobot basah (gram) tongkol 10 tanaman contoh Tanpa Perlakukan Kelompok Berkelobot kelobot 22.9 18.763 JT B 100cmX40cm tidak diamati C 1benih/lubang D - - JT 100cmX40cm 2benih/lubang JT 100cmX40cm 3benih/lubang JT 100cmX20cm 2benih/lubang JT 100cmX20cm 5benih/lubang JT 100cmX20cm 3benih/lubang 212.5 123.5 B 169.2 117.5 C tidak diamati D 132.92 90.4 tidak ada tongkol B mati C mati mati D tidak diamati 136.6 95.4 B 59.7 - C 0.452 0.331 D tidak diamati B C 0.388889 0.302222222 D tidak diamati 40.28 14.2 B tidak diamati C 0.388889 0.302222222 D tidak diamati Tabel.8. Pengamatan bobot kering tanaman jagung Perlakukan JT 100cmX40c m 1benih/lub ang JT 100cmX40c m 2benih/lub ang Kel BK BK BK BK BK BK 1.65 1.744 23.26 36.79 57.32 64.35 B 0.8613 1.173 1.51139 1.9963 7.5 C 0.214 2.48 5.21 7.28 14.31 29.16 D 0.55366 2.39866 6.06033 1.287 3.46667 3.864 7 7 3 0.81974 8.09501 12.3832 33.1901 1.671 20.7485 2 4 4 1 0.861 0.384 6.5 77 B C 0.333 0.78 12.4433 5.74666 5.47666 3 7 7 6.68 D 0.53 0.31 0.109 1.14423 7.038 9.004 21

JT 100cmX40c m 3benih/lub ang JT 100cmX20c m 2benih/lub ang JT 100cmX20c m 5benih/lub ang JT 100cmX20c m 3benih/lub ang 3 0.57466 0.49133 6.27616 4.46363 29.8382 7 3 5 3 2 7.842 0.83 0.96 0.22 2.41 6.070 7.930 B 0.343 1.057 2.428 1,96 C 0.114 2.58 5.67 14.5 D 1.29433 2.31566 0.472 6.446 6.07 7.93 3 7 0.73 0.729 0.153 1.337 7.087 8.987 B 0.14 0.37 0.69 0.67 0.46 1.89 C 0.102 0.774 3.221 12.659 39.463 50.1 D 0.108 0.221 1.633 0.215 0.791 0.8 0.27 0.5235 1.42425 3.72025 11.9502 5 15.4442 5 0.35 0.94 1.89 5.68 B 0.543 1.891 2.876 5.21 6.433 8.46 C D 0.094 0.75 2.71333 9.333 46.5 0.329 1.19366 7 2.49311 6.741 26.4665 8.46 0.571 B 0.26667 0.27 0.98 1.02 0.78 1.16 C D 0.105 0.128 0.134 0.205 0.232 0.316 0.31422 3 0.199 0.55533 4 0.61416 5 0.506 0.738 Tabel.9. Hubungan antara densitas gulma dengan penguasaan sarana tumbuh Populasi 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST 10 MST 12 MST 100 densitas 1 2.469846 5.034649 24.38992 37.31016 62.51431 100.0003 200 densitas 2 1.925827 1.646559 21.03272 14.95856 99.99404 26.28016 300 densitas 3 5.952081 16.32198 29.20135 81.28625 76.54477 100 400 densitas 4 1.748705 3.390544 9.224417 24.09488 77.39799 100.0275 600 densitas 5 42.57769 26.96477 75.24844 83.22019 68.56369 100 1000 densitas 6 1.242917 4.509508 9.418625 25.46657 99.98678 31.96071 22

Perhitungan tinggi tanaman dengan SS The SS System 22:47 Sunday, January 26, 1997 28 10 M12 NOTE: Variables in each group are consistent with respect to the presence or absence of missing values. 6 1.68 0.2289 JT 1 4.39862904 4.39862904 0.03 0.8664 BNIH 3 349.65857906 116.55285969 0.79 0.5266 JT*BNIH 1 0.47253640 0.47253640 0.00 0.9560 Class Level Information Levels Values 4 1 2 3 4 2 j1 j2 4 b1 b2 b3 b5 Class UL JT BNIH The SS System January 26, 1997 29 22:47 Sunday, Dependent Variable: M2 Source Sum of Squares F Value Pr > F DF Mean Square Model 8 1101.26664650 137.65833081 0.93 0.5302 Source Type III SS F Value Pr > F DF Mean Square UL 3 847.01806312 282.33935437 1.90 0.1876 JT 1 0.33263769 0.33263769 0.00 0.9631 BNIH 3 330.55875133 110.18625044 0.74 0.5486 JT*BNIH 1 0.47253640 0.47253640 0.00 0.9560 observations in data set = 24 Obs Dependent Variables 20 M2 20 M4 18 M6 20 M8 14 M10 Number of Group 1 2 3 4 5 Error 11 1631.96967830 148.36087985 Corrected Total 19 2733.23632480 C.V. M2 Mean R-Square Root MSE 0.402917 58.45089 12.18034810 20.83860000 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F UL 3 746.73690200 248.91230067 The SS System January 26, 1997 30 22:47 Sunday, Duncan's Multiple Range Test for variable: M2 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 0.05 df= 11 MSE= 148.3609 lpha= 23

WRNING: Cell sizes are not equal. of Means 2 3 4 Number January 26, 1997 32 Harmonic Mean of cell sizes= 9.9 Critical Range 17.91 18.74 19.23 Number of Means 2 Critical Range 12.05 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N JT 21.581 11 j2 19.931 9 j1 The SS System January 26, 1997 31 22:47 Sunday, Duncan's Multiple Range Test for variable: M2 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 0.05 df= 11 MSE= 148.3609 WRNING: Cell sizes are not equal. lpha= Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N BNIH 25.939 6 b2 20.273 3 b5 19.205 4 b1 17.643 7 b3 Level of Level of --------------M2------------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 4 19.2050000 14.0041101 j1 b2 2 23.8650000 5.4659354 j1 b3 3 18.2766667 3.3629501 j2 b2 4 26.9762500 24.4002853 j2 b3 4 17.1670000 1.4903219 j2 b5 3 20.2730000 4.7624667 Dependent Variable: M4 Source Sum of Squares F Value Pr > F DF Mean Square Model 8 3232.02712156 404.00339020 2.06 0.1324 Error 11 2157.12121539 196.10192867 Corrected Total 19 5389.14833695 C.V. M4 Mean R-Square Root MSE 0.599729 38.35778 14.00363984 36.50795000 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F UL 3 2406.33693792 802.11231264 4.09 0.0354 JT 1 205.76203210 205.76203210 1.05 0.3277 BNIH 3 596.54802745 198.84934248 1.01 0.4233 JT*BNIH 1 23.38012410 23.38012410 0.12 0.7364 Harmonic Mean of cell sizes= 4.48 The SS System 22:47 Sunday, Source Type III SS DF Mean Square 24

F Value Pr > F UL 3 2908.36880161 969.45626720 4.94 0.0206 JT 1 44.85906964 44.85906964 0.23 0.6418 BNIH 3 613.43215210 204.47738403 1.04 0.4119 JT*BNIH 1 23.38012410 23.38012410 0.12 0.7364 The SS System January 26, 1997 33 22:47 Sunday, Duncan's Multiple Range Test for variable: M4 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 0.05 df= 11 MSE= 196.1019 Number of Means 2 Critical Range 13.78 lpha= Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N JT 38.278 10 j1 34.738 10 j2 The SS System January 26, 1997 34 22:47 Sunday, Duncan's Multiple Range Test for variable: M4 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 0.05 df= 11 MSE= 196.1019 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 3.84 of Means 2 3 4 Critical Range 22.24 23.27 23.88 lpha= Number Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N BNIH 42.44 4 b1 38.88 6 b2 32.88 8 b3 32.05 2 b5 Level of Level of --------------M4------------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 4 42.4350000 26.3197435 j1 b2 2 39.6950000 3.2597623 j1 b3 4 33.4125000 4.6990026 j2 b2 4 38.4737500 29.5851723 j2 b3 4 32.3482500 6.5794246 j2 b5 2 32.0455000 12.4387154 The SS System January 26, 1997 35 22:47 Sunday, Dependent Variable: M6 Source Sum of Squares F Value Pr > F DF Mean Square Model 8 7727.94692583 965.99336573 1.83 0.1940 Error 9 4761.06179086 529.00686565 25

Corrected Total 17 12489.00871670 C.V. M6 Mean R-Square Root MSE 0.618780 39.92194 23.00014925 57.61280889 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F UL 3 4036.37970549 1345.45990183 2.54 0.1215 JT 1 275.61401025 275.61401025 0.52 0.4887 BNIH 3 1806.60646655 602.20215552 1.14 0.3848 JT*BNIH 1 1609.34674354 1609.34674354 3.04 0.1151 Source Type III SS F Value Pr > F DF Mean Square UL 3 5937.43103339 1979.14367780 3.74 0.0539 JT 1 958.22105352 958.22105352 1.81 0.2113 BNIH 3 3135.35814876 1045.11938292 1.98 0.1883 JT*BNIH 1 1609.34674354 1609.34674354 3.04 0.1151 The SS System January 26, 1997 36 22:47 Sunday, Duncan's Multiple Range Test for variable: M6 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 0.05 df= 9 MSE= 529.0069 lpha= WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 8.888889 Number of Means 2 Critical Range 24.68 Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N JT 61.57 8 j1 54.45 10 j2 The SS System January 26, 1997 37 22:47 Sunday, Duncan's Multiple Range Test for variable: M6 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 0.05 df= 9 MSE= 529.0069 lpha= WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4.210526 of Means 2 3 4 Critical Range 35.86 37.43 38.33 Number Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N BNIH 67.69 5 b2 58.74 4 b1 53.49 6 b3 47.55 3 b5 Level of Level 26

of --------------M6------------- JT BNIH N Mean SD Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F rate, not the error rate experimentwise j1 b1 4 58.7438900 34.2334980 j1 b2 1 94.0000000. j1 b3 3 54.5266667 3.1868689 j2 b2 4 61.1150000 44.0583201 j2 b3 3 52.4600000 17.6938104 j2 b5 3 47.5450000 18.8790208 The SS System January 26, 1997 38 22:47 Sunday, Dependent Variable: M8 Source Sum of Squares F Value Pr > F DF Mean Square Model 8 12130.01748617 1516.25218577 1.81 0.1790 Error 11 9230.47219263 839.13383569 Corrected Total 19 21360.48967880 C.V. M8 Mean R-Square Root MSE 0.567872 38.66478 28.96780688 74.92040000 UL 3 10015.32600127 3338.44200042 3.98 0.0382 JT 1 1.83771442 1.83771442 0.00 0.9635 BNIH 3 401.35090323 133.78363441 0.16 0.9214 JT*BNIH 1 1711.50286725 1711.50286725 2.04 0.1810 Source Type III SS F Value Pr > F DF Mean Square UL 3 10642.32866245 3547.44288748 4.23 0.0324 JT 1 9.22435911 9.22435911 0.01 0.9184 BNIH 3 568.55218604 189.51739535 0.23 0.8765 JT*BNIH 1 1711.50286725 1711.50286725 2.04 0.1810 The SS System January 26, 1997 39 22:47 Sunday, Duncan's Multiple Range Test for variable: M8 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error 0.05 df= 11 MSE= 839.1338 Number of Means 2 Critical Range 28.51 lpha= Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N JT 75.97 10 j2 73.87 10 j1 The SS System January 26, 1997 40 22:47 Sunday, Duncan's Multiple Range Test for variable: M8 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 0.05 df= 11 MSE= 839.1338 WRNING: Cell sizes are not equal. lpha= 27

Harmonic Mean of cell sizes= 4.48 of Means 2 3 4 Critical Range 42.60 44.56 45.73 Number Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N BNIH 78.53 4 b1 77.53 6 b2 76.98 3 b5 69.74 7 b3 Level of Level of --------------M8------------- JT BNIH N Mean SD The SS System January 26, 1997 41 22:47 Sunday, Dependent Variable: M10 Source Sum of Squares F Value Pr > F DF Mean Square Model 8 6638.25796320 829.78224540 0.51 0.8128 Error 5 8190.78629353 1638.15725871 Corrected Total 13 14829.04425673 C.V. M10 Mean R-Square Root MSE 0.447652 50.77059 40.47415544 79.71968093 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F Source Type III SS F Value Pr > F DF Mean Square UL 3 3873.24391297 1291.08130432 0.79 0.5501 JT 1 17.69096334 17.69096334 0.01 0.9213 BNIH 3 637.38980506 212.46326835 0.13 0.9384 JT*BNIH 1 135.30439419 135.30439419 0.08 0.7853 The SS System January 26, 1997 42 22:47 Sunday, Duncan's Multiple Range Test for variable: M10 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate j1 4 78.5275000 50.5599350 j1 2 90.2350000 23.7092904 j1 4 61.0212500 10.5275340 j2 4 71.1700000 35.3528679 j2 3 81.3696667 42.2134803 j2 3 76.9846667 44.6980468 b1 b2 b3 b2 b3 b5 UL 3 5866.32127738 1955.44042579 1.19 0.4012 JT 1 6.28932318 6.28932318 0.00 0.9530 BNIH 3 630.34296845 210.11432282 0.13 0.9393 JT*BNIH 1 135.30439419 135.30439419 0.08 0.7853 0.05 df= 5 MSE= 1638.157 lpha= WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 6.857143 Number of Means 2 Critical Range 56.19 Means with the same 28

letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N JT 80.57 8 j1 78.58 6 j2 The SS System January 26, 1997 43 22:47 Sunday, Duncan's Multiple Range Test for variable: M10 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 0.05 df= 5 MSE= 1638.157 lpha= WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 2.352941 of Means 2 3 4 Critical Range 95.9 98.9 100.2 Number Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N BNIH 94.52 5 b2 82.05 4 b1 66.25 4 b3 50.27 1 b5 Level of Level of -------------M10------------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 4 82.0500000 51.9876748 j1 b2 2 90.7041665 41.4305651 j1 b3 2 67.4875000 23.9885976 j2 b2 3 97.0666667 24.3816188 j2 b3 2 65.0111000 21.7945866 j2 b5 1 50.2700000. The SS System 22:47 Sunday, January 26, 1997 44 Dependent Variable: M12 Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F Model 7 10611.28164507 1515.89737787 1.81 0.4013 Error 2 1674.99083333 837.49541667 Corrected Total 9 12286.27247840 C.V. M12 Mean R-Square Root MSE 0.863670 28.58156 28.93951307 101.25240000 Source DF Type I SS Mean Square F Value Pr > F UL 3 6416.73864373 2138.91288124 2.55 0.2938 JT 1 425.12400933 425.12400933 0.51 0.5501 BNIH 2 1136.12365692 568.06182846 0.68 0.5958 JT*BNIH 1 2633.29533508 2633.29533508 3.14 0.2182 Source Type III SS F Value Pr > F DF Mean Square UL 3 8194.60583333 2731.53527778 3.26 0.2434 JT 1 58.74906420 58.74906420 0.07 0.8159 BNIH 2 972.04673906 486.02336953 0.58 0.6328 29

JT*BNIH 1 2633.29533508 2633.29533508 3.14 0.2182 The SS System January 26, 1997 46 22:47 Sunday, Level of Level of -------------M12------------- JT BNIH N Mean SD The SS System January 26, 1997 45 22:47 Sunday, Duncan's Multiple Range Test for variable: M12 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 0.05 df= 2 MSE= 837.4954 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4.8 Number of Means 2 Critical Range 80.38 lpha= Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N JT 109.25 4 j2 95.92 6 j1 Duncan's Multiple Range Test for variable: M12 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 0.05 df= 2 MSE= 837.4954 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 3 Number of Means 2 3 Critical Range 101.7 101.7 lpha= Means with the same letter are not significantly different. Duncan Grouping Mean N BNIH 119.89 4 b2 89.45 4 b1 87.59 2 b3 j1 b1 4 89.450000 54.9655498 j1 b2 1 128.000000. j1 b3 1 89.730000. j2 b2 3 117.183333 20.0743825 j2 b3 1 85.444000. Perhitungan perbedaan bobot kering gulma dengan SS The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 1 Class Level Information Class Levels Values UL 4 1 2 3 4 JT BNIH 2 j1 j2 4 b1 b2 b3 b5 Number of observations in data set = 22 Group Obs Dependent Variables 1 9 M2 M6 M8 2 11 M4 3 8 M10 30

4 9 M12 NOTE: Variables in each group are consistent with respect to the presence or absence of missing values. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 2 Dependent Variable: M2 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 1480.73929000 211.53418429 0.55 0.7806 Error 1 384.86592400 384.86592400 Corrected Total 8 1865.60521400 M2 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.793705 132.6018 19.61800000 14.79466667 Source DF Type I SS Mean UL 3 102.59947433 34.19982478 0.09 0.9561 JT 1 1.91284567 1.91284567 0.00 0.9552 BNIH 2 780.85176973 390.42588487 1.01 0.5746 JT*BNIH 1 595.37520027 595.37520027 1.55 0.4311 Source DF Type III SS Mean UL 2 738.78540517 369.39270258 0.96 0.5852 JT 1 176.00732827 176.00732827 0.46 0.6215 BNIH 2 925.97071579 462.98535789 1.20 0.5419 JT*BNIH 1 595.37520027 595.37520027 1.55 0.4311 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 3 Dependent Variable: M6 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 46511.78251775 6644.54035968 0.36 0.8605 Error 1 18463.51028025 18463.51028025 Corrected Total 8 64975.29279800 M6 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.715838 314.0632 135.88050000 43.26533333 Source DF Type I SS Mean UL 3 17285.32173458 5761.77391153 0.31 0.8286 JT 1 4290.83587883 4290.83587883 0.23 0.7140 BNIH 2 23732.71766419 11866.35883209 0.64 0.6615 JT*BNIH 1 1202.90724015 1202.90724015 0.07 0.8409 Source DF Type III SS Mean UL 2 19681.84534692 9840.92267346 0.53 0.6957 JT 1 776.25418282 776.25418282 0.04 0.8713 BNIH 2 24865.59993375 12432.79996687 0.67 0.6528 JT*BNIH 1 1202.90724015 1202.90724015 0.07 0.8409 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 4 Dependent Variable: M8 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 3242.84168397 463.26309771 0.41 0.8370 Error 1 1125.50185225 1125.50185225 Corrected Total 8 4368.34353622 M8 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.742350 225.5142 33.54850000 14.87644444 31

Harmonic Mean of cell sizes= 4 19.49 3 j2 Source DF Type I SS Mean Number of Means 2 Critical Range 176.3 UL 3 934.45837156 311.48612385 0.28 0.8465 JT 1 422.19687537 422.19687537 0.38 0.6502 BNIH 2 1722.84633689 861.42316845 0.77 0.6286 JT*BNIH 1 163.34010015 163.34010015 0.15 0.7683 Source DF Type III SS Mean different. Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 14.88 3 j2 14.75 6 j1 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 7 M8 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate UL 2 1507.09896292 753.54948146 0.67 0.6539 JT 1 2.08954682 2.08954682 0.00 0.9726 BNIH 2 1725.61391050 862.80695525 0.77 0.6283 JT*BNIH 1 163.34010015 163.34010015 0.15 0.7683 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 6 M6 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1125.502 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 301.4 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 5 M2 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 18463.51 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 1221 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 18.07 6 j1 8.49 3 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 8 lpha= 0.05 df= 1 MSE= 384.8659 WRNING: Cell sizes are not equal. 55.15 6 j1 M2 Duncan's Multiple Range Test for variable: 32

NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. BNIH lpha= 0.05 df= 1 MSE= 384.8659 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.777778 Number of Means 2 3 4 Critical Range 264.4 264.4 264.4 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 25.69 2 b1 13.27 4 b3 13.10 1 b5 7.79 2 b2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 9 M6 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 18463.51 WRNING: Cell sizes are not equal. different. BNIH Harmonic Mean of cell sizes= 1.777778 Number of Means 2 3 4 Critical Range 1831 1831 1831 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 145.1 2 b1 19.8 1 b5 15.7 2 b2 12.0 4 b3 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 10 M8 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1125.502 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.777778 Number of Means 2 3 4 Critical Range 452.1 452.1 452.1 Means with the same letter are not significantly BNIH Duncan Grouping Mean N 37.36 2 b1 25.34 1 b5 5.64 4 b3 5.62 2 b2 Level of Level of --------------M2------------- ------- -------M6------------- JT BNIH N Mean SD Mean SD j1 b1 2 25.6885000 32.8048049 145.114500 195.275316 j1 b2 1 13.1800000. 12.370000. j1 b3 3 7.9803333 4.8731973 9.436667 2.540341 j2 b2 1 2.4000000. 18.975000. j2 b3 1 29.1540000. 19.752000. j2 b5 1 13.1000000. 19.752000. -- 50.9420938 Level of Level of --------------M8----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 37.3635000 j1 b2 1 11.1100000. j1 b3 3 7.5253333 4.3303516 j2 b2 1 0.1350000. j2 b3 1 0.0000000. 33

j2 b5 1 25.3400000. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 11 Dependent Variable: M4 Source DF Sum of Squares Mean Model 8 67000.54090712 8375.06761339 0.80 0.6621 Error 2 20880.34062507 10440.17031253 Corrected Total 10 87880.88153218 M4 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.762402 201.4602 102.17715162 50.71827273 Source DF Type I SS Mean UL 3 22803.70686052 7601.23562017 0.73 0.6228 JT 1 8257.68670305 8257.68670305 0.79 0.4676 BNIH 3 35439.74718351 11813.24906117 1.13 0.5008 JT*BNIH 1 499.40016003 499.40016003 0.05 0.8472 5214.47178203 0.50 0.7197 JT 1 2234.69611210 2234.69611210 0.21 0.6891 BNIH 3 34718.66375367 11572.88791789 1.11 0.5065 JT*BNIH 1 499.40016003 499.40016003 0.05 0.8472 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 12 M4 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 2 MSE= 10440.17 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 5.090909 Number of Means 2 Critical Range 275.6 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 71.95 7 j1 13.56 4 j2 Sunday, January 26, 1997 13 M4 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. BNIH -- lpha= 0.05 df= 2 MSE= 10440.17 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 2.526316 Number of Means 2 3 4 Critical Range 391.2 391.2 391.2 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N Level of Level of 194.51 2 b1 22.54 3 b2 18.67 4 b3 13.30 2 b5 --------------M4----------- JT BNIH N Mean SD Source DF Type III SS Mean UL 3 15643.41534610 The SS System 23:27 184.816499 j1 b1 2 194.510000 j1 b2 2 32.903500 46.070128 j1 b3 3 16.283333 10.701304 34

j2 b2 1 1.800000. j2 b3 1 25.824000. j2 b5 2 13.300000 3.889087 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 14 Dependent Variable: M10 Source DF Sum of Squares Mean Model 6 1551.41844175 258.56974029 140.31 0.0645 Error 1 1.84280625 1.84280625 Corrected Total 7 1553.26124800 R-Square C.V. Root MSE M10 Mean 0.998814 9.276977 1.35750000 14.63300000 Source DF Type I SS Mean UL 3 504.48090900 168.16030300 91.25 0.0768 JT 1 298.26252300 298.26252300 161.85 0.0499 BNIH 2 748.67500975 374.33750487 203.13 0.0496 JT*BNIH 0 0.00000000... Source DF Type III SS Mean UL 2 413.81868292 206.90934146 112.28 0.0666 JT 1 892.74251250 892.74251250 484.45 0.0289 BNIH 2 748.67500975 374.33750487 203.13 0.0496 JT*BNIH 0 0.00000000... The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 15 M10 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1.842806 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 3 Number of Means 2 Critical Range 14.08 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 16.852 6 j1 7.978 2 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 16 M10 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. BNIH -- lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1.842806 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.714286 Number of Means 2 3 4 Critical Range 18.63 18.63 18.63 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N Level of Level of 21.493 2 b2 15.590 1 b5 15.471 3 b3 6.039 2 b1 -------------M10----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 6.0385000 2.4741666 j1 b2 1 42.6200000. 35

14.3097867 j1 b3 3 15.4706667 j2 b2 1 0.3650000. j2 b5 1 15.5900000. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 17 Dependent Variable: M12 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 6399.13228775 914.16175539 0.33 0.8742 Error 1 2761.44995025 2761.44995025 Corrected Total 8 9160.58223800 R-Square C.V. Root MSE M12 Mean 0.698551 284.6411 52.54950000 18.46166667 Source DF Type I SS Mean UL 3 1689.71778125 563.23926042 0.20 0.8863 JT 1 1244.30150208 1244.30150208 0.45 0.6236 BNIH 3 3465.11300442 1155.03766814 0.42 0.7802 JT*BNIH 0 0.00000000... Source DF Type III SS Mean UL 3 3059.30028442 1019.76676147 0.37 0.8016 JT 1 185.85920000 185.85920000 0.07 0.8384 BNIH 3 3465.11300442 1155.03766814 0.42 0.7802 JT*BNIH 0 0.00000000... The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 18 M12 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 2761.45 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 472.1 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 24.93 6 j1 5.52 3 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 19 M12 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. BNIH -- lpha= 0.05 df= 1 MSE= 2761.45 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.846154 Number of Means 2 3 4 Critical Range 695.0 695.0 695.0 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N Level of Level of 53.13 2 b1 11.59 1 b5 8.75 3 b2 7.35 3 b3 -------------M12----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 53.1340000 36

74.5870375 j1 b2 1 21.2600000. j1 b3 3 7.3523333 11.3358695 j2 b2 2 2.4900000 0.7212489 j2 b5 1 11.5900000. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 20 Class Level Information Class Levels Values UL 4 1 2 3 4 JT BNIH 2 j1 j2 4 b1 b2 b3 b5 Number of observations in data set = 22 Group Obs Dependent Variables 1 9 M2 M6 M8 2 11 M4 3 8 M10 4 9 M12 NOTE: Variables in each group are consistent with respect to the presence or absence of missing values. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 21 Dependent Variable: M2 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 1480.73929000 211.53418429 0.55 0.7806 Error 1 384.86592400 384.86592400 Corrected Total 8 1865.60521400 M2 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.793705 132.6018 19.61800000 14.79466667 Source DF Type I SS Mean UL 3 102.59947433 34.19982478 0.09 0.9561 JT 1 1.91284567 1.91284567 0.00 0.9552 BNIH 2 780.85176973 390.42588487 1.01 0.5746 JT*BNIH 1 595.37520027 595.37520027 1.55 0.4311 Source DF Type III SS Mean UL 2 738.78540517 369.39270258 0.96 0.5852 JT 1 176.00732827 176.00732827 0.46 0.6215 BNIH 2 925.97071579 462.98535789 1.20 0.5419 JT*BNIH 1 595.37520027 595.37520027 1.55 0.4311 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 22 Dependent Variable: M6 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 46511.78251775 6644.54035968 0.36 0.8605 Error 1 18463.51028025 18463.51028025 Corrected Total 8 64975.29279800 M6 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.715838 314.0632 135.88050000 43.26533333 Source DF Type I SS Mean UL 3 17285.32173458 5761.77391153 0.31 0.8286 JT 1 4290.83587883 4290.83587883 0.23 0.7140 BNIH 2 23732.71766419 11866.35883209 0.64 0.6615 JT*BNIH 1 1202.90724015 1202.90724015 0.07 0.8409 Source DF Type III SS Mean 37

UL 2 19681.84534692 9840.92267346 0.53 0.6957 JT 1 776.25418282 776.25418282 0.04 0.8713 BNIH 2 24865.59993375 12432.79996687 0.67 0.6528 JT*BNIH 1 1202.90724015 1202.90724015 0.07 0.8409 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 23 Dependent Variable: M8 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 3242.84168397 463.26309771 0.41 0.8370 Error 1 1125.50185225 1125.50185225 Corrected Total 8 4368.34353622 M8 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.742350 225.5142 33.54850000 14.87644444 Source DF Type I SS Mean JT*BNIH 1 163.34010015 163.34010015 0.15 0.7683 Source DF Type III SS Mean UL 2 1507.09896292 753.54948146 0.67 0.6539 JT 1 2.08954682 2.08954682 0.00 0.9726 BNIH 2 1725.61391050 862.80695525 0.77 0.6283 JT*BNIH 1 163.34010015 163.34010015 0.15 0.7683 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 24 M2 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 384.8659 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 176.3 14.75 6 j1 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 25 M6 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 18463.51 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 1221 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 55.15 6 j1 19.49 3 j2 UL 3 934.45837156 311.48612385 0.28 0.8465 JT 1 422.19687537 422.19687537 0.38 0.6502 BNIH 2 1722.84633689 861.42316845 0.77 0.6286 different. Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 14.88 3 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 26 Duncan's Multiple Range Test for variable: 38

M8 NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1125.502 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 301.4 Means with the same letter are not significantly different. BNIH Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 25.69 2 b1 13.27 4 b3 13.10 1 b5 7.79 2 b2 145.1 2 b1 19.8 1 b5 15.7 2 b2 12.0 4 b3 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 29 Duncan Grouping Mean N JT 18.07 6 j1 8.49 3 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 27 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 28 M6 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate M8 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1125.502 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.777778 Number of Means 2 3 4 Critical Range 452.1 452.1 452.1 M2 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 384.8659 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.777778 Number of Means 2 3 4 Critical Range 264.4 264.4 264.4 different. BNIH lpha= 0.05 df= 1 MSE= 18463.51 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.777778 Number of Means 2 3 4 Critical Range 1831 1831 1831 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N different. BNIH Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 37.36 2 b1 25.34 1 b5 5.64 4 b3 5.62 2 b2 39

Level of Level of --------------M2------------- ------- -------M6------------- JT BNIH N Mean SD Mean SD j1 b1 2 25.6885000 32.8048049 145.114500 195.275316 j1 b2 1 13.1800000. 12.370000. j1 b3 3 7.9803333 4.8731973 9.436667 2.540341 j2 b2 1 2.4000000. 18.975000. j2 b3 1 29.1540000. 19.752000. j2 b5 1 13.1000000. 19.752000. -- 50.9420938 Level of Level of --------------M8----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 37.3635000 j1 b2 1 11.1100000. j1 b3 3 7.5253333 4.3303516 j2 b2 1 0.1350000. j2 b3 1 0.0000000. j2 b5 1 25.3400000. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 30 Dependent Variable: M4 Source DF Sum of Squares Mean Model 8 67000.54090712 8375.06761339 0.80 0.6621 Error 2 20880.34062507 10440.17031253 Corrected Total 10 87880.88153218 M4 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.762402 201.4602 102.17715162 50.71827273 Source DF Type I SS Mean UL 3 22803.70686052 7601.23562017 0.73 0.6228 JT 1 8257.68670305 8257.68670305 0.79 0.4676 BNIH 3 35439.74718351 11813.24906117 1.13 0.5008 JT*BNIH 1 499.40016003 499.40016003 0.05 0.8472 Source DF Type III SS Mean UL 3 15643.41534610 5214.47178203 0.50 0.7197 JT 1 2234.69611210 2234.69611210 0.21 0.6891 BNIH 3 34718.66375367 11572.88791789 1.11 0.5065 JT*BNIH 1 499.40016003 499.40016003 0.05 0.8472 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 31 M4 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 2 MSE= 10440.17 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 5.090909 Number of Means 2 Critical Range 275.6 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 71.95 7 j1 13.56 4 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 32 M4 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 40

different. BNIH lpha= 0.05 df= 2 MSE= 10440.17 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 2.526316 Number of Means 2 3 4 Critical Range 391.2 391.2 391.2 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 194.51 2 b1 22.54 3 b2 18.67 4 b3 13.30 2 b5 Source DF Sum of Squares Mean Model 6 1551.41844175 258.56974029 140.31 0.0645 Error 1 1.84280625 1.84280625 Corrected Total 7 1553.26124800 R-Square C.V. Root MSE M10 Mean 0.998814 9.276977 1.35750000 14.63300000 Source DF Type I SS Mean The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 34 M10 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1.842806 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 3 Number of Means 2 Critical Range 14.08 -- 184.816499 Level of Level of --------------M4----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 194.510000 j1 b2 2 32.903500 46.070128 j1 b3 3 16.283333 10.701304 j2 b2 1 1.800000. j2 b3 1 25.824000. j2 b5 2 13.300000 3.889087 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 33 Dependent Variable: M10 UL 3 504.48090900 168.16030300 91.25 0.0768 JT 1 298.26252300 298.26252300 161.85 0.0499 BNIH 2 748.67500975 374.33750487 203.13 0.0496 JT*BNIH 0 0.00000000... Source DF Type III SS Mean UL 2 413.81868292 206.90934146 112.28 0.0666 JT 1 892.74251250 892.74251250 484.45 0.0289 BNIH 2 748.67500975 374.33750487 203.13 0.0496 JT*BNIH 0 0.00000000... different. Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 16.852 6 j1 7.978 2 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 35 M10 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the 41

different. BNIH experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1.842806 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.714286 Number of Means 2 3 4 Critical Range 18.63 18.63 18.63 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N Source DF Sum of Squares Mean Model 7 6399.13228775 914.16175539 0.33 0.8742 Error 1 2761.44995025 2761.44995025 Corrected Total 8 9160.58223800 R-Square C.V. Root MSE M12 Mean The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 37 M12 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate -- 14.3097867 Level of Level of 21.493 2 b2 15.590 1 b5 15.471 3 b3 6.039 2 b1 -------------M10----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 6.0385000 2.4741666 j1 b2 1 42.6200000. j1 b3 3 15.4706667 j2 b2 1 0.3650000. j2 b5 1 15.5900000. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 36 Dependent Variable: M12 0.698551 284.6411 52.54950000 18.46166667 Source DF Type I SS Mean UL 3 1689.71778125 563.23926042 0.20 0.8863 JT 1 1244.30150208 1244.30150208 0.45 0.6236 BNIH 3 3465.11300442 1155.03766814 0.42 0.7802 JT*BNIH 0 0.00000000... Source DF Type III SS Mean UL 3 3059.30028442 1019.76676147 0.37 0.8016 JT 1 185.85920000 185.85920000 0.07 0.8384 BNIH 3 3465.11300442 1155.03766814 0.42 0.7802 JT*BNIH 0 0.00000000... different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 2761.45 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 472.1 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 24.93 6 j1 5.52 3 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 38 M12 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I 42

comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 2761.45 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.846154 Class Levels Values UL 4 1 2 3 4 JT 2 j1 j2 384.86592400 Corrected Total 8 1865.60521400 R-Square C.V. Root MSE M2 Mean Number of Means 2 3 4 Critical Range 695.0 695.0 695.0 BNIH 4 b1 b2 b3 b5 0.793705 132.6018 19.61800000 14.79466667 different. BNIH -- 74.5870375 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N Level of Level of 53.13 2 b1 11.59 1 b5 8.75 3 b2 7.35 3 b3 -------------M12----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 53.1340000 j1 b2 1 21.2600000. j1 b3 3 7.3523333 11.3358695 j2 b2 2 2.4900000 0.7212489 j2 b5 1 11.5900000. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 39 Class Level Information Number of observations in data set = 22 Group Obs Dependent Variables 1 9 M2 M6 M8 2 11 M4 3 8 M10 4 9 M12 NOTE: Variables in each group are consistent with respect to the presence or absence of missing values. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 40 Dependent Variable: M2 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 1480.73929000 211.53418429 0.55 0.7806 Error 1 384.86592400 Source DF Type I SS Mean UL 3 102.59947433 34.19982478 0.09 0.9561 JT 1 1.91284567 1.91284567 0.00 0.9552 BNIH 2 780.85176973 390.42588487 1.01 0.5746 JT*BNIH 1 595.37520027 595.37520027 1.55 0.4311 Source DF Type III SS Mean UL 2 738.78540517 369.39270258 0.96 0.5852 JT 1 176.00732827 176.00732827 0.46 0.6215 BNIH 2 925.97071579 462.98535789 1.20 0.5419 JT*BNIH 1 595.37520027 595.37520027 1.55 0.4311 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 41 Dependent Variable: M6 Source DF Sum of Squares Mean 43

Model 7 46511.78251775 6644.54035968 0.36 0.8605 Error 1 18463.51028025 18463.51028025 Corrected Total 8 64975.29279800 M6 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.715838 314.0632 135.88050000 43.26533333 Source DF Type I SS Mean UL 3 17285.32173458 5761.77391153 0.31 0.8286 JT 1 4290.83587883 4290.83587883 0.23 0.7140 BNIH 2 23732.71766419 11866.35883209 0.64 0.6615 JT*BNIH 1 1202.90724015 1202.90724015 0.07 0.8409 Source DF Type III SS Mean UL 2 19681.84534692 9840.92267346 0.53 0.6957 JT 1 776.25418282 776.25418282 0.04 0.8713 BNIH 2 24865.59993375 12432.79996687 0.67 0.6528 JT*BNIH 1 1202.90724015 1202.90724015 0.07 0.8409 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 42 Dependent Variable: M8 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 3242.84168397 463.26309771 0.41 0.8370 Error 1 1125.50185225 1125.50185225 Corrected Total 8 4368.34353622 M8 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.742350 225.5142 33.54850000 14.87644444 Source DF Type I SS Mean UL 3 934.45837156 311.48612385 0.28 0.8465 JT 1 422.19687537 422.19687537 0.38 0.6502 BNIH 2 1722.84633689 861.42316845 0.77 0.6286 JT*BNIH 1 163.34010015 163.34010015 0.15 0.7683 Source DF Type III SS Mean UL 2 1507.09896292 753.54948146 0.67 0.6539 JT 1 2.08954682 2.08954682 0.00 0.9726 BNIH 2 1725.61391050 862.80695525 0.77 0.6283 JT*BNIH 1 163.34010015 163.34010015 0.15 0.7683 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 43 M2 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 384.8659 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 176.3 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 14.88 3 j2 14.75 6 j1 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 44 44

M6 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. Critical Range 301.4 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 13.10 1 b5 7.79 2 b2 different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 18463.51 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 1221 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 18.07 6 j1 8.49 3 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 46 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 47 M6 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 55.15 6 j1 19.49 3 j2 M2 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 18463.51 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.777778 Number of Means 2 3 4 Critical Range 1831 1831 1831 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 45 M8 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1125.502 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 different. BNIH lpha= 0.05 df= 1 MSE= 384.8659 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.777778 Number of Means 2 3 4 Critical Range 264.4 264.4 264.4 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 25.69 2 b1 13.27 4 b3 different. BNIH Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 145.1 2 b1 19.8 1 b5 15.7 2 b2 12.0 4 b3 45

The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 48 M8 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. BNIH lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1125.502 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.777778 Number of Means 2 3 4 Critical Range 452.1 452.1 452.1 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 37.36 2 b1 25.34 1 b5 5.64 4 b3 5.62 2 b2 Level of Level of --------------M2------------- ------- -------M6------------- JT BNIH N Mean SD Mean SD j1 b1 2 25.6885000 32.8048049 145.114500 195.275316 j1 b2 1 13.1800000. 12.370000. j1 b3 3 7.9803333 4.8731973 9.436667 2.540341 j2 b2 1 2.4000000. 18.975000. j2 b3 1 29.1540000. 19.752000. j2 b5 1 13.1000000. 19.752000. -- 50.9420938 Level of Level of --------------M8----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 37.3635000 j1 b2 1 11.1100000. j1 b3 3 7.5253333 4.3303516 j2 b2 1 0.1350000. j2 b3 1 0.0000000. j2 b5 1 25.3400000. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 49 Dependent Variable: M4 Source DF Sum of Squares Mean Model 8 67000.54090712 8375.06761339 0.80 0.6621 Error 2 20880.34062507 10440.17031253 Corrected Total 10 87880.88153218 M4 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.762402 201.4602 102.17715162 50.71827273 Source DF Type I SS Mean UL 3 22803.70686052 7601.23562017 0.73 0.6228 JT 1 8257.68670305 8257.68670305 0.79 0.4676 BNIH 3 35439.74718351 11813.24906117 1.13 0.5008 JT*BNIH 1 499.40016003 499.40016003 0.05 0.8472 Source DF Type III SS Mean UL 3 15643.41534610 5214.47178203 0.50 0.7197 JT 1 2234.69611210 2234.69611210 0.21 0.6891 BNIH 3 34718.66375367 11572.88791789 1.11 0.5065 JT*BNIH 1 499.40016003 499.40016003 0.05 0.8472 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 50 M4 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 46

different. lpha= 0.05 df= 2 MSE= 10440.17 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 5.090909 Number of Means 2 Critical Range 275.6 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 71.95 7 j1 13.56 4 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 51 M4 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate BNIH -- 184.816499 Level of Level of 194.51 2 b1 22.54 3 b2 18.67 4 b3 13.30 2 b5 --------------M4----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 194.510000 j1 b2 2 32.903500 46.070128 j1 b3 3 16.283333 10.701304 j2 b2 1 1.800000. j2 b3 1 25.824000. j2 b5 2 13.300000 3.889087 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 52 Dependent Variable: M10 R-Square C.V. Root MSE M10 Mean 0.998814 9.276977 1.35750000 14.63300000 Source DF Type I SS Mean UL 3 504.48090900 168.16030300 91.25 0.0768 JT 1 298.26252300 298.26252300 161.85 0.0499 BNIH 2 748.67500975 374.33750487 203.13 0.0496 JT*BNIH 0 0.00000000... Source DF Type III SS Mean UL 2 413.81868292 206.90934146 112.28 0.0666 JT 1 892.74251250 892.74251250 484.45 0.0289 BNIH 2 748.67500975 374.33750487 203.13 0.0496 JT*BNIH 0 0.00000000... different. lpha= 0.05 df= 2 MSE= 10440.17 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 2.526316 Number of Means 2 3 4 Critical Range 391.2 391.2 391.2 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N Source DF Sum of Squares Mean Model 6 1551.41844175 258.56974029 140.31 0.0645 Error 1 1.84280625 1.84280625 Corrected Total 7 1553.26124800 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 53 M10 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I 47

comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1.842806 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 3 Number of Means 2 Critical Range 14.08 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 16.852 6 j1 7.978 2 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 54 M10 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1.842806 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.714286 Number of Means 2 3 4 Critical Range 18.63 18.63 18.63 Means with the same letter are not significantly BNIH -- 14.3097867 Duncan Grouping Mean N Level of Level of 21.493 2 b2 15.590 1 b5 15.471 3 b3 6.039 2 b1 -------------M10----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 6.0385000 2.4741666 j1 b2 1 42.6200000. j1 b3 3 15.4706667 j2 b2 1 0.3650000. j2 b5 1 15.5900000. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 55 Dependent Variable: M12 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 6399.13228775 914.16175539 0.33 0.8742 Error 1 2761.44995025 2761.44995025 Corrected Total 8 9160.58223800 R-Square C.V. Root MSE M12 Mean 0.698551 284.6411 52.54950000 18.46166667 Source DF Type I SS Mean UL 3 1689.71778125 563.23926042 0.20 0.8863 JT 1 1244.30150208 1244.30150208 0.45 0.6236 BNIH 3 3465.11300442 1155.03766814 0.42 0.7802 JT*BNIH 0 0.00000000... Source DF Type III SS Mean UL 3 3059.30028442 1019.76676147 0.37 0.8016 JT 1 185.85920000 185.85920000 0.07 0.8384 BNIH 3 3465.11300442 1155.03766814 0.42 0.7802 JT*BNIH 0 0.00000000... The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 56 M12 Duncan's Multiple Range Test for variable: 48

NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 2761.45 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 472.1 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 24.93 6 j1 5.52 3 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 57 M12 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 2761.45 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.846154 different. BNIH -- 74.5870375 Duncan Grouping Mean N Level of Level of 53.13 2 b1 11.59 1 b5 8.75 3 b2 7.35 3 b3 -------------M12----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 53.1340000 j1 b2 1 21.2600000. j1 b3 3 7.3523333 11.3358695 j2 b2 2 2.4900000 0.7212489 j2 b5 1 11.5900000. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 58 Class Level Information Class Levels Values UL 4 1 2 3 4 JT 2 j1 j2 Group Obs Dependent Variables 1 9 M2 M6 M8 2 11 M4 3 8 M10 4 9 M12 NOTE: Variables in each group are consistent with respect to the presence or absence of missing values. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 59 Dependent Variable: M2 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 1480.73929000 211.53418429 0.55 0.7806 Error 1 384.86592400 384.86592400 Corrected Total 8 1865.60521400 M2 Mean R-Square C.V. Root MSE Number of Means 2 3 4 Critical Range 695.0 695.0 695.0 BNIH 4 b1 b2 b3 b5 0.793705 132.6018 19.61800000 14.79466667 Means with the same letter are not significantly Number of observations in data set = 22 49

Source DF Type I SS Mean UL 3 102.59947433 34.19982478 0.09 0.9561 JT 1 1.91284567 1.91284567 0.00 0.9552 BNIH 2 780.85176973 390.42588487 1.01 0.5746 JT*BNIH 1 595.37520027 595.37520027 1.55 0.4311 Source DF Type III SS Mean UL 2 738.78540517 369.39270258 0.96 0.5852 JT 1 176.00732827 176.00732827 0.46 0.6215 BNIH 2 925.97071579 462.98535789 1.20 0.5419 JT*BNIH 1 595.37520027 595.37520027 1.55 0.4311 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 60 Dependent Variable: M6 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 46511.78251775 6644.54035968 0.36 0.8605 Error 1 18463.51028025 18463.51028025 Corrected Total 8 64975.29279800 R-Square C.V. Root MSE M6 Mean 0.715838 314.0632 135.88050000 43.26533333 Source DF Type I SS Mean UL 3 17285.32173458 5761.77391153 0.31 0.8286 JT 1 4290.83587883 4290.83587883 0.23 0.7140 BNIH 2 23732.71766419 11866.35883209 0.64 0.6615 JT*BNIH 1 1202.90724015 1202.90724015 0.07 0.8409 Source DF Type III SS Mean UL 2 19681.84534692 9840.92267346 0.53 0.6957 JT 1 776.25418282 776.25418282 0.04 0.8713 BNIH 2 24865.59993375 12432.79996687 0.67 0.6528 JT*BNIH 1 1202.90724015 1202.90724015 0.07 0.8409 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 61 Dependent Variable: M8 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 3242.84168397 463.26309771 0.41 0.8370 Error 1 1125.50185225 1125.50185225 Corrected Total 8 4368.34353622 M8 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.742350 225.5142 33.54850000 14.87644444 Source DF Type I SS Mean UL 3 934.45837156 311.48612385 0.28 0.8465 JT 1 422.19687537 422.19687537 0.38 0.6502 BNIH 2 1722.84633689 861.42316845 0.77 0.6286 JT*BNIH 1 163.34010015 163.34010015 0.15 0.7683 Source DF Type III SS Mean UL 2 1507.09896292 753.54948146 0.67 0.6539 JT 1 2.08954682 2.08954682 0.00 0.9726 BNIH 2 1725.61391050 862.80695525 0.77 0.6283 JT*BNIH 1 163.34010015 163.34010015 0.15 0.7683 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 62 50

M2 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. Number of Means 2 Critical Range 1221 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 65 lpha= 0.05 df= 1 MSE= 384.8659 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 176.3 55.15 6 j1 19.49 3 j2 M2 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT 14.88 3 j2 14.75 6 j1 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 63 M6 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 64 M8 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1125.502 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 301.4 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N JT different. BNIH lpha= 0.05 df= 1 MSE= 384.8659 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.777778 Number of Means 2 3 4 Critical Range 264.4 264.4 264.4 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 25.69 2 b1 13.27 4 b3 13.10 1 b5 7.79 2 b2 lpha= 0.05 df= 1 MSE= 18463.51 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 18.07 6 j1 8.49 3 j2 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 66 51

M6 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. BNIH lpha= 0.05 df= 1 MSE= 18463.51 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.777778 Number of Means 2 3 4 Critical Range 1831 1831 1831 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 145.1 2 b1 19.8 1 b5 15.7 2 b2 12.0 4 b3 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 67 M8 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. BNIH lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1125.502 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.777778 Number of Means 2 3 4 Critical Range 452.1 452.1 452.1 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 37.36 2 b1 25.34 1 b5 5.64 4 b3 5.62 2 b2 Level of Level of --------------M2------------- ------- -------M6------------- JT BNIH N Mean SD Mean SD j1 b1 2 25.6885000 32.8048049 145.114500 195.275316 j1 b2 1 13.1800000. 12.370000. j1 b3 3 7.9803333 4.8731973 9.436667 2.540341 j2 b2 1 2.4000000. 18.975000. j2 b3 1 29.1540000. 19.752000. j2 b5 1 13.1000000. 19.752000. -- 50.9420938 Level of Level of --------------M8----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 37.3635000 j1 b2 1 11.1100000. j1 b3 3 7.5253333 4.3303516 j2 b2 1 0.1350000. j2 b3 1 0.0000000. j2 b5 1 25.3400000. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 68 Dependent Variable: M4 Source DF Sum of Squares Mean Model 8 67000.54090712 8375.06761339 0.80 0.6621 Error 2 20880.34062507 10440.17031253 Corrected Total 10 87880.88153218 M4 Mean R-Square C.V. Root MSE 0.762402 201.4602 102.17715162 50.71827273 Source DF Type I SS Mean UL 3 22803.70686052 7601.23562017 0.73 0.6228 JT 1 8257.68670305 52

8257.68670305 0.79 0.4676 BNIH 3 35439.74718351 11813.24906117 1.13 0.5008 JT*BNIH 1 499.40016003 499.40016003 0.05 0.8472 Duncan Grouping Mean N JT 71.95 7 j1 13.56 4 j2 -- Level of Level of --------------M4----------- JT BNIH N Mean SD Source DF Type III SS Mean UL 3 15643.41534610 5214.47178203 0.50 0.7197 JT 1 2234.69611210 2234.69611210 0.21 0.6891 BNIH 3 34718.66375367 11572.88791789 1.11 0.5065 JT*BNIH 1 499.40016003 499.40016003 0.05 0.8472 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 70 M4 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate 184.816499 j1 b1 2 194.510000 j1 b2 2 32.903500 46.070128 j1 b3 3 16.283333 10.701304 j2 b2 1 1.800000. j2 b3 1 25.824000. j2 b5 2 13.300000 3.889087 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 71 Dependent Variable: M10 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 69 M4 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. lpha= 0.05 df= 2 MSE= 10440.17 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 5.090909 Number of Means 2 Critical Range 275.6 Means with the same letter are not significantly different. BNIH lpha= 0.05 df= 2 MSE= 10440.17 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 2.526316 Number of Means 2 3 4 Critical Range 391.2 391.2 391.2 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 194.51 2 b1 22.54 3 b2 18.67 4 b3 13.30 2 b5 Source DF Sum of Squares Mean Model 6 1551.41844175 258.56974029 140.31 0.0645 Error 1 1.84280625 1.84280625 Corrected Total 7 1553.26124800 R-Square C.V. Root MSE M10 Mean 0.998814 9.276977 1.35750000 14.63300000 Source DF Type I SS Mean UL 3 504.48090900 53

168.16030300 91.25 0.0768 JT 1 298.26252300 298.26252300 161.85 0.0499 BNIH 2 748.67500975 374.33750487 203.13 0.0496 JT*BNIH 0 0.00000000... different. Duncan Grouping Mean N JT 16.852 6 j1 7.978 2 j2 -- Level of Level of -------------M10----------- JT BNIH N Mean SD Source DF Type III SS Mean UL 2 413.81868292 206.90934146 112.28 0.0666 JT 1 892.74251250 892.74251250 484.45 0.0289 BNIH 2 748.67500975 374.33750487 203.13 0.0496 JT*BNIH 0 0.00000000... The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 72 M10 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1.842806 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 3 Number of Means 2 Critical Range 14.08 Means with the same letter are not significantly The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 73 M10 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate different. BNIH lpha= 0.05 df= 1 MSE= 1.842806 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.714286 Number of Means 2 3 4 Critical Range 18.63 18.63 18.63 Means with the same letter are not significantly Duncan Grouping Mean N 21.493 2 b2 15.590 1 b5 15.471 3 b3 6.039 2 b1 14.3097867 j1 b1 2 6.0385000 2.4741666 j1 b2 1 42.6200000. j1 b3 3 15.4706667 j2 b2 1 0.3650000. j2 b5 1 15.5900000. The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 74 Dependent Variable: M12 Source DF Sum of Squares Mean Model 7 6399.13228775 914.16175539 0.33 0.8742 Error 1 2761.44995025 2761.44995025 Corrected Total 8 9160.58223800 R-Square C.V. Root MSE M12 Mean 0.698551 284.6411 52.54950000 18.46166667 Source DF Type I SS Mean 54

UL 3 1689.71778125 563.23926042 0.20 0.8863 JT 1 1244.30150208 1244.30150208 0.45 0.6236 BNIH 3 3465.11300442 1155.03766814 0.42 0.7802 JT*BNIH 0 0.00000000... experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 2761.45 WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 4 Number of Means 2 Critical Range 472.1 different. WRNING: Cell sizes are not equal. Harmonic Mean of cell sizes= 1.846154 Number of Means 2 3 4 Critical Range 695.0 695.0 695.0 Means with the same letter are not significantly Source DF Type III SS Mean different. Means with the same letter are not significantly BNIH Duncan Grouping Mean N UL 3 3059.30028442 1019.76676147 0.37 0.8016 JT 1 185.85920000 185.85920000 0.07 0.8384 BNIH 3 3465.11300442 1155.03766814 0.42 0.7802 JT*BNIH 0 0.00000000... Duncan Grouping Mean N JT 24.93 6 j1 5.52 3 j2 53.13 2 b1 11.59 1 b5 8.75 3 b2 7.35 3 b3 The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 75 M12 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the The SS System 23:27 Sunday, January 26, 1997 76 M12 Duncan's Multiple Range Test for variable: NOTE: This test controls the type I comparisonwise error rate, not the experimentwise error rate lpha= 0.05 df= 1 MSE= 2761.45 -- 74.5870375 Level of Level of -------------M12----------- JT BNIH N Mean SD j1 b1 2 53.1340000 j1 b2 1 21.2600000. j1 b3 3 7.3523333 11.3358695 j2 b2 2 2.4900000 0.7212489 j2 b5 1 11.5900000. 55

PERIODE KRITIS Disusun Oleh : Galvan Yudistira 24070040 DEPRTEMEN GRONOMI DN HORTIKULTUR FKULTS PERTNIN INSTITUT PERTNIN BOGOR 2010 56

BB I PENDHULUN I.1. Latar Belakang Kehadiran gulma pada lahan pertanaman jagung tidak jarang menurunkan hasil dan mutu biji. Penurunan hasil bergantung pada jenis gulma, kepadatan, lama persaingan, dan senyawa allelopati yang dikeluarkan oleh gulma. Secara keseluruhan, kehilangan hasil yang disebabkan oleh gulma melebihi kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama dan penyakit. Meskipun demikian, kehilangan hasil akibat gulma sulit diperkirakan karena pengaruhnya tidak dapat diamati. Beberapa hasil penelitian menunjukkan korelasi negatif antara bobot kering gulma dan hasil jagung, dengan penurunan hasil hingga 95% (Violic, 2000 dalam Fadhly, 2004). Jagung yang ditanam secara monokultur dan dengan masukan rendah tidak memberikan hasil akibat persaingan intensif dengan gulma (Clay and quilar, 1998 dalam Fadhly, 2004). Secara konvensional, gulma pada pertanaman jagung dapat dikendalikan melalui pengolahan tanah dan penyingan, tetapi penglahan tanah secara konvensional memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang besar. Pada tanah dengan tekstur lempug berpasir, lempung berdebu, dan liat, jagung yang dibudidayakan tanpa olah tanah memberikan hasil yang sama tingginya dengan yang dibudidayakan dengan pengolahan tanah konvensional (Widiyati et al. 2001 dalam Fadhly, 2004). Gulma pada pertanaman jagung tanpa olah tanah dikendalikan dengan herbisida. Sebelum jagung ditanam, herbisida disemprotkan untuk mematikan gulma yang tumbuh diareal pertanaman. Setelah jagung tumbuh, gulma masih perlu dikendallikan untuk melindungi tanaman. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara penyiangan dengan tangan, penggunaan alat mekanis, dan penyemprotan herbisida. Formulasi atau nama dagang herbisida yang tersedia di pasaran cukup beragam. Pemilihan dan penggunaan herbisida bergantung pada jenis gulma di pertanaman. Penggunaan herbisida secara berlebihan akan merusak lingkungan. Untuk menekan atau meniadakan dampak negatif penggunaan 57

herbisida terhadap lingkungan, penggunaannya perlu dibatasi degan memadukan degan cara pengendalian lainnya (Fadhly et al, 2004) Kehadiran gulma sepanjang siklus hidup tanaman tidak selalu berpengaruh negatif terhadap tanaman budidaya. da suatu periode dimana tanaman budidaya peka terhadap kehadiran gulma di lingkungan tumbuh tanaman. Periode tersebut dikatakan sebagai periode kritis. Pada periode tersebut tanaman berada pada kondisi yang peka terhadap lingkungan, terutama ruang tumbuh, unsur hara, air dan cahaya matahari. pabila pada periode kritis tersebut gulma tumbuh mengganggu tanaman, maka tanaman akan kalah bersaing dalam memanfaatkan faktor-faktor lingkungan tersebut. Oleh karena itu, pada saat tersebut gulma harus dikendalikan agar tidak mengganggu tanaman budidaya. Penentuan periode kritis tanaman terhadap persaingan gulma merupakan salah satu langkah yang penting dalam menyusun rencana pengendalian yang tepat. Sehingga pengendalian gulma pada lahan pertanaman dapat memberikan tambahan pendapatan atau keuntungan dari hasil yang diperoleh. I.2. Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk menentukan periode kritis suatu tanaman budidaya terhadap kompetisi gulma sehingga dapat diketahui waktu pengendalian yang tepat. 58

BB II TINJUN PUSTK Pendahuluan Jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah beras yang digunakan sebagai bahan pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Oleh sebab itu, ketersediaannya sangat dibutuhkan sepangjang tahun (Syaefullah, 2004). Kebutuhan jagung sebagai bahan baku industri dalam negeri tidak mencukupi. Hal ini terbukti dengan meningkatnya impor jagung dari tahun ke tahun. Tahun 1990 impor jagung hanya 515 ton, tetapi pada tahun 1995 menigkat tajam menjadi 626,231 ton (Thahir dkk, 1998 dalam Syaefullah, 2004). Botani Jagung Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanamn pangan yang mendapat prioritas untuk dikembangkan karena kedudukannya di samping sumber utama karbohidrat dan protein juga merupakan bahan baku utama industri pakan ternak dan bahan baku industri lainnya, sehingga merupakan komoditas penting dalam upaya diversifikasi pangan. Jagung tumbuh baik di daerah beriklim sedang yang panas, daerah beriklim subtripis yang basah, dan dapt pula tumbuh di daerah tropis. Tanamn jagung terdiri dari berbagai macam varietas. Beberapa varietas unggul diantaranya adalah Harapan Baru, rjuna, Bromo, Nakula, Sadewa, Hibrida, dan lain-lain. Tanaman jagung dapt dipanen apabila sudah mencapai tingkat ketuaan tertentu, dan waktunya dapat berbeda tergantung varietas. Misalnya varietas rjuna dipanen setelah umur 90 hari. Jagung yang sudah dapat dipanen ditandai oleh kelonotnya yagn berwarna colelat muda dan kering,serta bijinya mengkilat. Bila biji ditekan dengan kuku tidak berbekas (kadar air mencapai 35-40%). Pengeringan dapt dilakukan pada jagung berupa tongkol berkelobot atau tongkol kupasan. Jagung kemudian dipipil dan dikeringkan lagi sampai kadar air 12-14%. Cara pengeringan dapat dengan sinar matahari atau dengan pemanas lain (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1998 dalam Syaefullah, 2004 ). Tabel 1. Kandungan Gizi Jagung 59

No Zat Gizi Kandungan (per 100 g jagung) 1 Kalori 355,00 Kalori 2 Protein 9,20 G 3 Lemak 3,90 G 4 Karbohodrat 73,70 g 5 Kalsium 10,00 mg 6 Fosfor 256,00 mg 7 Besi 2,40 mg 8 Vitamin 510,00 SI 9 Vitamin B1 0,38 MG 10 Vitamin C 0,00 MG 11 ir 12,00 G Sumber : Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1998 dalam Syaefullah, 2004 Berdasarkan zat gizi yang dikandungnya, jagung terutama adalah sebagai sumber energi. Selain mengandung energi, jagung mempunyau nilai gizi yang tinggi karena mengandung berbagai zat gizi lainnya (Tabel 1) (Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1998). Dengan kondisi nutrisi tersebut, jagung juga disukai dan sangat dibutuhkan oleh serangga dalam memenuhi kehidupan hidupnya (Syaefullah, 2004) Penyimpanan jagung sangat penting artinyabagi cadangan makanan kita. Oleh karena itu harus diperhatikan cara penyimpanannya untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Faktor-faktor yang berpengaruh selama penyimpanan adalah faktor fisik (suhu dan kelembaban), faktor kimia (kadar air, komposisi kimia bahan dan enzim), faktor fisiologis (respirasi) dan faktor biologis (kapang, serangga, dan tikus) (Syaefullah, 2004) Gulma dan llelopati Semua tumbuhan pada pertanaman jagung yang tidak dikehendaki keberadaannya dan menimbulkan kerugian disebut gulma. Gulma yang tumbuh 60

pada pertanaman jagung berasal dari biji gulma itu sendiri yang ada diatas tanah. Jenis-jenis gulma yang mengganggu pertanaman jagung perlu diketahui untuk menentukan cara pengendalian yang sesuai. Selain jenis gulma, persaingan antara tanaman dan gulma perlu pula dipahami, terutama dalam kaitannya dengan waktu pengendalian yang tepat. Jenis gulma tertentu juga perlu diperhatikan karena dapat mengeluarkan senyawa allelopati yang meracuni tanaman (Fadhly, et al, 2004). Tanah Sebagai Bank Biiji Gulma Kehadiran gulma pada pertanaman jagung berkaitan dengan deposit biji gulma dalam tanah. Biji gulma dapat tersimpan dan bertahan hidup selama puluhan tahun dalam kondisi dorman, dan akan berkecambah ketika kondisi lingkungan mematahkan dormansi itu. Terangkatnya biji gulma ke lapisan atas permukaan tanah dan tersediannya kelembaban yang sesuai untuk perkecambahan mendorng gulma untuk tumbuh dan berkembang (Fadhly, et al, 2004). Biji spesies gulma setahun (annual spesies) dapat bertahan dalam tanah selama bertahun-tahun sebagai cadangan beinih hidup tau viable seeds (Melinda et al. 1998 Dalam Fadhly, et al, 2004). Biji gulma yang ditemukan di makam mesir yang telah berumur ribuan tahun masih dapat menghasilkan kecambah yang sehat. Jumlah biji gulma yang terdapat dalam tanah mencapai ratusan juta biji (Direktorat Jenderal Perkebunan 1976 dalam Fadhly, et al, 2004). Karena benih gulma dapat terakumulasi dalam tanah, maka kepadatannya terus meningkat (Kropac, 1966 dalam Fadhly, et al, 2004). Dengan pengolahan tanah konvensional, perkecambahan benih gulma yang terendam tertunda, sampai terangkat ke permukaan karena pengolahan tanah. Penelitian selama tujuh tahun mengindikasikan lebih sedikit benih gulma pada petak tanpa olah tanah dibanding petak yang diolah dengan bajak singkal (moldboard-plow), biji gulma terkonsentrasi pada kedalaman 5 cm dari lapisan atas tanah (Clements et al, 1996 dalam Fadhly, et al, 2004). Pengelompokan Gulma Jenis gulma tertentu merupakan pesaing tanaman jagung dalam mendapatkan air, hara dan cahaya. Di Indonesia terdapat 140 jenis gulma berdaun 61

lebar, 36 jenis gulma rerumputan, dan 51 jenis gulma teki (Laumonier et al, 1986 dalam Fadhly, et al, 2004). Pengelompokan gulma diperlukan untuk memudahkan pengendalian, pengelompokan dapat dilakukan berdasarkan daur hidup, habitat, ekologi, klasifikasi amsonomi, dan tanggapan terhadap herbisida. Bedasar daur hidup dikenal gulma setahun (annual) yang hidupnya kurang dari setahun dan gulma tahunan (parennial) yang siklus hidupnya lebih dari satu tahun. Berdasarkan habitatnya dikenal juga gulma daratan (terrestrial) dan gulma air (aquatic) yan terbagi lagi atas gulma mengapung (floating), gulma tenggelam (submergent), dan gulma sebagian mengapung dan sebagian tenggelam (emergent). Berdasarkan ekologi dikenal gulma swah, gulma lahan kering, gulma perkebunan, dan gulma rawa atau waduk. Berdasarkan klasifikasi taksonomi dikenal gulma monokotil, gulma dikotil, dan gulma paku-pakuan. Berdasarkan tanggapan terhadap herbisida, gulma dikelompokkan atas gulma berdaun lebar (abroad leaves), gulma rerumputan (grasses), dan gulma teki (sedges). Pengelompokan yang terakhir ini banyak digunakan dalam pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan herbisida (Fadhly, et al, 2004). Persaingan Tanaman dengan Gulma Tingkat persaingan antara tanaman dan gulma bergantung pada empat faktor yaitu stadia pertumbuhan tanaman, kepadatan gulma, tingkat cekaman air dan hara,s erta spesies gulma. Jika dibiarkan, gulma berdaun lebar dan rumputan dapat secara nyata menekan pertumbuhan dan perkembangan jagung (Fadhly, et al, 2004). Gulma menyaingi tanaman terutama dalam memperoleh air, hara, dan cahaya. Tanman jagung sangat peka terhadap tiga faktor ini selama periode kritis antara stadia V3 dan V8, yaitu stadia pertumbuhan jagung dimana daun ke-3 dan ke-8 telah terbentuk. Sebelum stadia V3, gulma hanya mengganggu tanaman jagung jika gulma tersebut lebih besar dari tanaman jagung, atau pada saat tanaman mengalami cekaman kekeringan. ntara stadia V3 san V8, tanaman jagung membutuhkan periode yang tidak tertekan oleh gulma. Setelah V8 matang, tanaman telah cukup besar sehingga menaungi dan menekan pertumbuhan glma. Pada stadia lanjut pertumbuhan jagung, gulma dapat mengakibatkan kerugian jika 62

terjadi cekaman air dan hara, atau gulma tumbuh pesat dan menaungi tanaman (Lafitte, 1994 dalam Fadhly, et al, 2004). Beberapa jenis gulma tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi selama stadia pertumbuhan awal jagung, sehingga tanaman jagung kekurangan cahaya untuk fotosintesis. Gulma yang melilit dan memanjat tanaman jagung dapat menaungi dan menghalangi cahaya pada permukaan daun sehingga proses fotosintesis terhambat yang pada akhirnya menurunkan hasil (Fadhly, et al. 2004). Dibanyak daerah penanaman jagung, air merupakan faktor pembatas. Kekeringan yang terjadi pada stadia awal pertumbuhan vegetatif dapat mengakibatkan kematian tanaman. Kehadiran gulma pada stadia ini memperburuk kondisi cekaman air selama periode kritis, dua minggu sebelum dan sesudah pembungaan. Pada saat itu tanaman rentan terhadap persaingan dengnan gulma (Violic, 2000 dalam Fadhly, et al. 2004). Gulma merupakan pesaing bagi tanaman dalam memperoleh hara. Gulma dapat menyerap nitrogen dan fosfor hingga dua kali, dan kalium hingga tiga kali daya serap tanaman jagung. Pemupukan merangksang vigor gulma sehingga meningkatkan daya saingnya. Nitrogen merupakan hara utaman yang menjadi kurang tersedia bagi tanaman jagung karena persaingan dengan gulma. Tanaman yang kekurangan hara nitrogen mudah diketahui melalui warna daun yang pucat. Interaksi positif penyiangan dan pemberian nitrogen umumnya teramati pada pertanaman jagung, dimana waktu pengendalian gulma yang tepat dapat mengoptimalkan penggunaan nitrogen dan hara serta menghemat penggunaan pupuk (Violic, 2000 dalam Fadhlt, 2004). llelopati Beberapa spesis gulma menyebakan kerusakan lebih besar pada tanaman karena adanya bahan toksik yang dilepaskan dn menekan pertumbuhan jagung. Spesies gulma dileporkan menghasilkan bahan allelopati dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Gulma yang umum dijumpai pada pertanaman jagung yang mengeluarkan senyawa allelopati Nama Ilmiah Nama Umum 63

butilon theophrasti gropyron repens maranthus sp. mbosia sp vene fatua Brassica sp. Chenopodium album Cynodon dactilon Cyperus esculentus Cyperus rotundus Digitaria sanguinalis Echninochload crusgalli Helianthus annus Imperata cylindrical Poa sp Porulaca oeracea Rattboelia exaltata Setaria faberi Sorghum helepense Velvetleaf Quackgrass Pigweed/Bayam Rigweed Wild oat Mustard Common lambsquaters Bermuda grass/ Glintingan Yellow nutsedge Purple nutsedge/ Teki Crabgrass/ Genjoran Barnyardgrass/Padi burung Sunflower/ Bunga Matahari Speargrass/lang-alang Bluegrass Common purslane/ Gelang Itchy grass/ Branjangan Giant fostail Johnsongrass Sumber: Lafitte et al (1994) dalam Fadhly (2004) llelopati merupakan senyawa biokimia yang dihasilkan dan dilepaskan gulma ke dalam tanah dan mengambat pertumbuhan jagung. Senyawa tersebut masuk ke dalam linhkunga tumbuh tanaman sebagai sekresi dan hasil pencucian dari akar dan daun gulma yang hidup dan mati dan pembusukan vegetasi. Senyawa allelopati menghambat perkecambahan benih tanaman, dan menghambat perpanjangan akar sehingga menyebabkan kekacauan selluler dalam akar (Violic, 2000 dalam Fadhly, 2004). Pengendalian Keberhasilan pengendalian gulma merupakan salah satu faktor penentu tercapainya tingkat hasil jagung yang tinggi. Gulma dapat dikendalikan melalui berbagai aturan dan karantina; secara biologi degan menggunakan organisme hidup; secara fisik dengan membakar dan menggenagi, melaui budidaya dengan 64

pergiliran tanaman, penigkatan daya saing dan penggunaan mulsa; secara mekanis dengan mencabut; membabat, menginjak, menyiang dengan tangan, dan mengolah tanah dengan alat mekanis bermesin dan nonmesin, secara kimiawi menggunakan herbisida. Gulma pada pertanaman jagung umumnya dikendalikan dengan cara emkanis dan kimiawi. Penegndalian gulma secara kimiawi berpotensi merusak lingkungan sehingga perlu dibatasi memalui pemaduan dengan cara pengendalian lainya. Pengendalian secara mekanis Secara tradisional petani mengendalikan gulma dengan pengolahan tanah konvensional dan penyiangan dengan tangan. Pengolahan tanah konvensional dilakukan dengan membajak, menyisir dan meratakan tanah, menggunakan tenaga ternak dan mesin. Untuk menghemat biaya, pada pertanaman kedua petani tidak megolah tanah sama sekali. Lahan disiapkan dengan mematikan gulma menggunakan herbisida. Pada uasahatani jagung yang menerapkan sistem olah tanah konservasi, pengolahan tanah banyak dikurangi, atau bahkan dihilangkan sama sekali. Pada tanah Podzolik Merah kuning (PMK) Lampung, hasil jagung tanpa olah tanah masih tetap tinggi hingga musin tanah ke-10 (Utomo, 1997 dalam Fadhly, 2004 ). Pembajakan dan penggaruan dapat secara berangsur dikurangi dan diganti dengan penggunaan herbisida atau pengelolaan tanah konservasi. Ketersediaan herbisida juga memungkinkan pemanfaatan lahan marjinal dan lahan miring yang bersifat rapuh terhadap pengolahan tanah konensiona. Penggunaan herbisida memungkinkan penanaman jagung langsung pada barisan tanaman tanpa olah tanah. Pada tanah Inceptisol Wolangi yang bertekstur liat (Tabel 2), gulma pada pertanaman tanpa olah tanah lebih sedikit daripada yang diolah secara konvensional, ayng tercermin dari bobot gulma yang lebih ringan. Pada tanah Ultisol Bulukumba yang bertekstur lempug berdebu, 21 hari setelah tanam yaitu menjelang penyiangan pertama, gulma pada petak tanpa olah tanah lebih sedikit dibanding pada petak yang diolah secara konvensional. Sebelum penanaman jagung, gulma dip petak tanpa olah tanah dikendalikan dengan penyemprotan herbisida,s edang di petak olah tanah konvensional, dikendalikan dengan 65

pengolahan tanah. Pada 42 hari setelah tanam, yaitu menjelang penyingangan kedua, dan menjelang panen, jumlah gulma hampir sama di kedua petak (Fadhly et al 2004). Menurut Robert dan Nielson et al (1981) dalam Fadhly (2004), jumlah benih gulma berkurang jika pengendaliannya menggunakan herbisida. Gulma pada 42 hari setelah tanam, yaitu menjelang penyiangan kedua, dan menjelang panen, jumlahnya hampir sama pada petak tanpa olah tanah dengan petak yang diolah secara konvensioanal. Pengendalian gulma dengan penyiangan menggunakan sabit, cangkul, dan alat ekanis nonmesin membutuhkan waktu, tenaga, biaya yang tinggi. Untuk penyiangan dengan tangan seluas 1 ha lahan san biaya yang tinggi. Untuk penyiangan dengan tangan seluas 1 ha lahan pertanaman jagung setidaknya dibutuhkan 15 hari orang kerja (Violic, 2000 dalam Fadhly, 2004). Penyiangan gulma dengan tangan menyerap 25-70% tenaga yang dibutuhkan dalam proses produksi (Ranson, 1990 dalam Fadhly, 2004). Penggunaan herbisida merupakan salah satu cara mengatasi masalah gulma. Herbisida membuka peluanga bagi modifikasi cara penyiapan lahan konvensional yang menerapkan olah tanah intensif. abel 2 Bobot gulma tanaman jagung tanpa olah tanah pada tanah Inceptisol bertekstur liat Wolangi, Kabupaten Bone. ara penyiapan lahan Bobot kering gulma (g/m2) 42 hari setelah tanam mejelang panen anpa olah tanah 6,0 4,7 lah tanpa minimum 2,6 7,8 lah tanah konvensional 11,6 23,8 umber : Efendi et al. (2004) Kompetisi Jagung dengan Gulma Penyebab rendahnya produksi tanaman pertanian salah satunya adalah karena gangguan gulma. Gangguan gulma terhadap tanaman dapat terjadi karena adanya persaingan atau kompetisi dengan tanaman atau dengan tanaman budidaya dalam mendapatkan sarana tumbuh dimana keduanya mempunyai kebutuhan yang sama yaitu kebutuhan air, unsur hara, cahaya, CO 2 dan ruang tumbuh. Sumber daya lingkungan yang sama seta sarana tumbuh yang terbatas 66

jumlahnya menyebabkan terjadinya kompetisi antara tanaman dengan gulma (Sastroutomo, 1990 dalam Eprim, 2006). Menurut Sukman dan Yakub (1991) dalam Eprim (2006) gulma juga dapat bersaing dengan tanaman dengan cara mengeluarkan senyawa allelopati yang bersifat toksik ke sekitarnya dan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan tanaman di sekitarnya. Senyawa toksik ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuahan tanaman di sekitarnya. Senyawa toksik ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan biji, abnormalitas kecambah, terhambatnya pertumbuhan memanjang akar, dan perubahan sel-sel akar tanaman. Senyawa senyawa allelopati ini dapat ditemukan di setiap organ tumbuhan antara lain pada daun, batang, akar, rhizom, serta bagian-bagian tumbuhan ya ng membusuk. Menurut Guntoro et al. (2003) dalam Eprim (2006) ekstrak bahan kering gulma Borreria alata, geratum conyzoides, dan Cyperus rotundus cenderung menghambat pertumbuhan dan produksi kedelai dimana peningkatan konsentrasi ekstrak gulma tersebut cenderung meningkatkan pengaruh penghambatan terhadap seluruh pertumbuhan dan produksi kedelai. Gulma yang berkecambah bersamaan dengan tanaman kedelai menyebabkan kehilangan panen yang lebih besar daripada gulma yang berkecambah setelah tanaman budidaya berkembang. Kemampuan tanaman jagung bersaing dengan gulma ditentukan oleh spesies gulma, kepadatan gulma, dan saat dan lama persaingan, cara budidaya dan varietas tanaman, serta tingkat kesuburan tanah. Perbedaan spesies akan menentukan kemampuan bersaing karena perbedaan sistem fotosintesis, kondisi perakaran dan kedaan morfologinya. Spesies gulma yang tumbuh cepat, berhabitat besar dan memiliki metabolisme efisien akan menjadi gulma berbahaya. Spesies yang memiliki metabolisme efisien akan menjadi gulma berbahaya. Spesies yang memiliki metabolisme efisien adalah tumbuhan berjalur fotosintesis C4 dimana salah satunya adalah gulma Imperata cylindrica dari famili graminae (Sukman dan Yakub, 1995 dalam Eprim, 2006). Kehilangan hasil panen akibat kompetisi dengan gulma dapat dikurangi sampai kurang dari 5% dengan cara melakukan pengendalian gulma yang tepat selama periode kritis. Gulma yang tumbuh selanjutnya tidak akan memiliki 67

dampak serius lagi terhadap hasil panen dan memiliki kemampuan produksi bebih gulma yang rendah (Omafra, 2002 dalam Eprim, 2006). Periode Kritis Tanaman Nietto et al. (1968) dalam Eprim (2006) menyatakan bahwa kehadiran gulma di sepanjang siklus hidup tanaman tidak selalu berpengaruh negatif terhadap produksi tanaman. Pada periode awal, kompetisi gulma hanya sedikit pengaruhnya terhadap tanaman, begitu pula pada akhir pertumbuhannya. Diantara kedua periode tersebut terdapat suatu periode dimana tanaman peka terhadap kehadiran gulma. Menurut Moenandir (1993) dalam Eprim (2006) periode dimana tanaman sangat sensitif terhadap kompetisi gulma disebut periode kritis tanaman. Pada periode kritis tersebut tanaman berada pada kondisi sangat peka terhadap lingkungan, terutama terhadap kompetisi dalam penggunaan unsur hara, cahaya matahari, dan ruang tumbuh. Menurut lddrich (1984) dalam Eprim (2006) pengendalian gulma pada saat periode kritis merupakan suatu keharusan untuk menghindari terjadinya gangguan gulma yang berkelanjutan sehingga menurunkan hasil panen. Menurut Soejono (2002) dalam Eprim (2006) kompetisi tanaman dengan gulma berlangsung sejak awal pertumbuhan tanaman dimana semakin dewasa tanaman maka kompetisi dengan gulma akan semakin meningkat. Suatu saat kompetisi akan mencapai maksimum dan kemudian akan menurun secara bertahap. Menurut Omafra (2002) dalam Eprim (2006) penentuan periode kritis tanaman sangat dibutuhkan dalam penerapan sistem manajemen gulma terpadu. Periode kritis tanaman terjadi pada saat kompetisi dengan gulma mulai menunjukkan produksi tanaman sebesar 5%. pabila gulma dapat dikontrol pada saat periode kritis maka gulma yang akan tumbuh selanjutnya tidak akan berpengaruh terhadap hasil panen. Nieto et al. (1968) dalam Eprim (2006) penentuan periode kritis tanaman berdasarkan percobaan dengan perlakuan setangkup antara periode penyiangan dan kompetisi gulma. Zimdahl (1980) dalam Eprim (2006) menggunakan cara tersebut untuk menentukan saat gulma dan tanaman budidaya berada dalam keadaan saling berkontribusi secara aktif. Pada periode penyiangan gulma dan 68

tanaman budidaya ditumbuhkan secara bersama-sama untuk jangka waktu tertentu sampai gulmanya disiangi, selanjutnya tanaman budidaya ditumbuhkan bebas gulma sampai panen. Pada periode kompetisi gulma tanaman dibiarkan bebas gulma untuk berbagai periode tertentu sejak pertanaman, setelah ini tanaman budidaya dibiarkan tumbuh bersama-sama gulma hingga panen. Menurut Soejono (2002) dalam Eprim (2006), faktor yang mempengaruhi periode kritis pada tanaman budidaya yaitu jenis tanaman atau jenis gulma, cara budidaya tanaman yang meliputi ukuran benih, saat tanam dan jarak tananam yang digunakan seta kesuburan dan lengas tanah. Menurut Omafra (2002) dalam Eprim (2006) beberapa penelitian pada jagung dan kedelai menunjukkan baha periode kritis bervariasi tergantung pada jenis tanah dan sistem pengolahan tanah dimana akhir masa kritis berlangsung sedikit lebih lama pada jenis tanah liat daripada penggunaan sistem tanpa olah tanah. Pada tanah pasir yang bertekstur ringan, dampak dari adanya kompetisi dengan gulma terjadi pada fase pertumbuhan tanaman yang lebih awal daripada tanah yang memiliki tekstur berat. Menurut Moenandir (1993) dalam Eprim (2006) periode kritis yang diakibatkan oleh persaingan antara tanaman budidaya dengan gulma bergantung dari waktu tanam, jenis tanah, perbedaan musim tanam, termasuk perbedaan kadar air tanah, perbedaan kesuburan tanah, pola tanaman tunggal atau ganda. Periode kritis tanaman juga ditentukan oleh derajat kompetisi yang dipengaruhi oleh spesies, kepadatan gulma dan tanaman, serta keadaan iklim dan lingkungan (Tjitrosoedirdjo et al., 1984 dalam Eprim 2006). Perubahan faktorfaktor lingkungan kompetisi karena perubahan-perubahan ini dapat mempengaruhi perkecambahan biji dan kecepatan pertumbuhan dari gulma maupun tanaman budidayanya secara berbeda-beda (ldrich, 1984 dalam Eprim, 2006). Pengetahuan periode kritis untuk persaingan gulma sangat penting artinya dalam usaha mencapai efisiensi tindakan pengendalian gulma baik dari segi waktu, biaya dan tenaga. Periode kritis tanaman terhadap kompetisi gulma berkisar antar 33-50% dari umur tanaman (Sukman dan Yakub, 1995 dalam Eprim, 2006). Sukman dan Yakub (1999) dalam Eprim (2006) mrnyatakan bahwa periode kritis tanaman berada pada awal pertumbuhannya, yaitu antara 25-33% pertama dari siklus hidup 69

tanaman tersebut. Walaupun demikian menurut Zimdahl (1980) dalam Eprim (2006) konsep periode kritis pengendalian ini pada beberapa jenis jenis tanaman budidaya tertentu terhadap kompetisi gulma yang terjadi pada semua peride pertumbuhannya. Penentuan periode kritis sangat penting artinya untuk menghindari kehilangan hasil akibat persaingan dengan gulma. Menurut Syawal (1990) dalam Eprim (2006) untuk mendapatkan hasil maksimum jagung manis, penyaingan gulma cukup dilakukan dua kali yaitu pada periode kritis tanaman yaitu 20 HST dan 50 HST dengan pemberian pupuk 300 kg/ha. Periode kritis yang berbeda akibat derajat kompetisi tanaman dengan gulma yang berbeda salah satunya disebabkan oleh jarak tanam. Menurut O Hanlon (2001) dalam Eprim (2006) jarak tanam berperan penting dalam menentukan periode kritis tanaman akibat kompetisi dengan gulma dimana pada jarak baris 30 inchi atau lebih, periode kritis tanaman dimulai pada saat fase pembentukan daun trifoliate yang ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa pada jarak baris yang sempit maka periode kritis tanaman akan lebih cepat. Menurut Mimbar (1986) dalam Eprim (2006) pengaturan jarak tanam erat hubungannya dengan enyerapan cahaya matahari yang sangat dibutuhkan tanaman sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis. Pengaturan jarak tanam yang berbeda akan menyebabkan perbedaan dalam tingkat kompetisi untuk mendapatkan cahaya matahari antara tanaman dengan gulma, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil tanaman 70

BB III BHN DN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum bab periode kritis ini dilaksanakan mulai dari tanggal 12 Oktober 2009 sampai 16 Oktober 2009 bertempat di Kebun Percobaan Cikabayan. 3.2 Bahan lat Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain benih tanaman jagung manis, pupuk (Sp-18, Urea, KCl), insektisida, dan fungisida. Peralatan yang digunakan antara lain kored, cangkul, sprayer, kuadran 0,5 m x 0,5 m, oven, meteran, timbangan, dan pisau. 3.3 Metode Percobaan Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok. Penentuan periode kritis tanaman terhadap kompetisi gulma menggunakan Nieto et al.,(1986), yaitu dengan membuat percobaan yang perlakuannya setangkup antara periode penyiangan dan periode kompetisi. Sehingga, dapt diketahui pada saat kapan gulma secara nyata menurunkan hasil dan pada saaat kapan kompetisi gulma tidak menyebabkan hasil menurun secara nyata. Perlakuan yang dicobakan yaitu : Bersih gulma 0-2 MST Bersih gulma 0-4 MST Bersih gulma 0-6 MST Bersih gulma 0-8 MST Bersih gulma 0-10 MST Bersih gulma 0-12MST (panen) Bergulma 0-2 MST Bergulma 0-4 MST Bergulma 0-6 MST Bergulma 0-8 MST Bergulma 0-10MST Bergulma 0-12 MST (panen) 71

Percobaan dilakukan dengan empat ulangan. Satuan percobaan berupa petak dengan ukuran 5 m x 4 m. Total percobaan terdapat 48 satuan percobaan. Tanamn jagunga manis ditanam dengan menggunakan jarak tanamn 80 cm x 25 cm dengan satu benih per lubang tanam. Dosis pupuk yang digunakan yaitu 300 kg Urea/ha, 300 kg SP-18/ha, dan 100 kg KCl/ha. Pemberian furadan 3G dilakukan pada saat tanam dengan dosis 12 kg/ha. Pengamatan Peubah yang diamati antara lain : 1. Bobot kering gulma total dan gulma dominan Pengamatan dilakukan dengan mengambil 2 petak contoh secara acak dengan kuadrat 0,5 x 0,5 m pada saat 2,4,6,8,10, dan 12 MST. Gulma yang ada dal;am petak cotoh tersebut dipotong tepat setinggi permukaan tanah. Gulma dan tanaman hasil panen kemudian dikeringkan dalam oven sampai mencapai berat konstan, kemudian ditimbang. 2. Bobot kering biomass tanaman jagung Pengamatan dilakuakn dengan memotong tanaman jagung sebanyak tiga contoh tanaman yang ditentukan secara acak pada saat 2,4,6,8,10, dan 12 MST dengan cara memotong tepat setinggi permukaan tanamn, selanjutnya dioven dan ditimbang. 3. Tinggi tanaman dan jumlah daun diamati dari 10 tanaman contoh yang ditentukan secara acak. Pengamatan dilakkukan pada saat 2,4,6,8,10, dan 12 MST. 4. Bobot basah tongkol berklobot dan tanpa kelobot per tongkol pada saat panen yang diamati dari 10 tanaman contoh. 5. Bobot basah tongkol berklobot dan tanpa kelobot ubinan (2 m x 2 m). Penentuan periode kritis dilakukan dengan cara membuat grafik dari peubah respon tanaman terhadap kondisi bebas gulma dan kondisi bergulma dari saat awal penanaman sampai akhir pengamatan (sampai panen). Grafik tersebut seperti tertera dalam Gambar 2 di bawah ini. 72

Grafik Periode Kritis BB IV HSIL DN PEMBHSN Perlakukan Kelompok 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST 10 MST 12 Bersih gulma 0-2 MST 0.46 3.2 7.4 8 16 B 0.205 0.237 3.29 3 C 0.463 3.263 4.75 6.81 15.346 2 D 0.905333 0.972333 2.527667 8.794667 8.896333 6 0.51 1.92 4.49 6.65 13.41 1 Bersih gulma 0-4 MST 1.65 1.744 23.26 36.79 57.32 6 B 0.1712 0.4532 3.223 4.5713 C 18 59.8 10.4 16.9 70 D 1.116 1.252333 2.454 5.355667 7.334333 5.23 15.81 9.83 15.90 44.88 4 Bersih gulma 0-6 MST 0.313 2.059 2.826 14.97 20 2 73