I. PENDAHULUAN. protein dalam jumlah besar (Reece dkk., 2011). kompeten biasanya dibuat dari inokulum awal dengan konsentrasi 2% ( v / v )

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. genom sel tanaman adalah kloning gen. Proses ini dilakukan dengan

SKRIPSI. EFISIENSI TRANSFORMASI PLASMID pta7002-atrkd4 PADA Escherichia coli BL21(DE3) DENGAN METODE KEJUTAN PANAS

II. TINJAUAN PUSTAKA. secara autonom dan berukuran kira-kira kb serta merupakan DNA

II. TINJAUAN PUSTAKA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN bp bp bp

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Konstruksi vektor over-ekspresi gen OsWRKY 1.1 Amplifikasi dan purifikasi fragmen gen OsWRKY76

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA

REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID )

Transformasi Plasmid Dengan Sel Bakteri Escherichia coli Menggunakan Metode Heat Shock ISSN: Maya Ekaningtias

BAHAN DAN METODE. 1. Waktu dan Tempat penelitian

BAHAN DAN METODE. Produksi Protein Rekombinan Hormon Pertumbuhan (rgh)

TRANSFORMASI DAN EKSPRESI pet-endo-β-1,4-xilanase DALAM Escherichia coli BL21 SKRIPSI. Oleh : Eka Yuni Kurniawati NIM

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

diregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al.

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

KONJUGASI PADA BAKTERI

Gambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.]

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

REKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

HASIL DAN PEMBAHASAN

URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. ISOLASI, OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN phoq PADA Salmonella typhi

PEMBUATAN DNA REKOMBINAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. SINTESIS DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN tat HIV-1 MELALUI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

DASAR REKAYASA GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

BAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN

TINJAUAN PUSTAKA Hormon Pertumbuhan ( Growth Hormone Teknologi DNA Rekombinan

Pencarian Kultur Baru. Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Teknik plating. Kultur Diperkaya 10/14/2014

BAHAN DAN METODE. ditranskipsi dan produk translasi yang dikode oleh gen (Nasution 1999).

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAHAN DAN METODE. tumefaciens LBA4404 yang membawa gen xyloglucanase, gen nptii, dan

BAB 3 PERCOBAAN. Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat yang utama di dunia. Mycobacterium tuberculosis,

SINTESIS DAN PENGKLONAAN FRAGMEN GEN tat (TRANSAKTIVATOR) HIV-1 KE DALAM VEKTOR EKSPRESI PROKARIOT pqe-80l EKAWATI BETTY PRATIWI

KLONING DAN OVEREKSPRESI GEN celd DARI Clostridium thermocellum ATCC DALAM pet-blue VECTOR 1

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil konfirmasi dicek dengan elektroforesis gel agarosa 1%.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AMPLIFIKASI DAN PURIFIKASI GEN NS1 VIRUS DENGUE. Proses amplifikasi gen NS1 virus dengue merupakan tahap awal

YOHANES NOVI KURNIAWAN KONSTRUKSI DAERAH PENGKODE INTERFERON ALFA-2B (IFNα2B) DAN KLONINGNYA PADA Escherichia coli JM109

BAB II. BAHAN DAN METODE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL. Abstrak

SKRIPSI. EFISIENSI TRANSFORMASI PLASMID pta7002-atrkd4 PADA Agrobacterium tumefaciens EHA105 DENGAN METODE FREEZE THAW

BIO306. Prinsip Bioteknologi

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. ISOLASI DNA GENOM PADI (Oryza sativa L.) KULTIVAR ROJOLELE,

Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan. beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

Kloning Domain KS dan Domain A ke dalam Sel E. coli DH5α. Analisis Bioinformatika. HASIL Penapisan Bakteri Penghasil Senyawa Antibakteri

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4 Vektor klon pgemt-easy dan peta restriksi yang dimiliki (Promega 1999).

DASAR REKAYASA GENETIKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Isolasi DNA genom tanaman padi T0 telah dilakukan pada 118

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis

Kasus Penderita Diabetes

Rekayasa genetika. Bio-mol kul ke Erlindha Gangga A

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Transformasi genetik Oryza sativa L. dengan gen MaMt2

REKAYASA GENETIKA DENGAN MIKROBTA

Pengertian Strain Improvement. Tujuan Strain Improvement. Proses umum. Strain Improvement (Pemuliaan Galur) Mikroorganisme Produktif

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK TRANSFORMASI GENETIK. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP

VI. PEMBAHASAN UMUM Rhizobium Sebagai Agen Tranformasi Genetika Alternatif

GENETIKA DASAR Rekayasa Genetika Tanaman. Definisi. Definisi. Definisi. Rekayasa Genetika atau Teknik DNA Rekombinan atau Manipulasi genetik

Erna Hayati, dr., MM., M.Si. Fira Amaris, dr., M.Si. Hertina Silaban, dr., M.Si. Marrisa, dr., M.Si. Nizmawardini Yaman, dr., M.Kes., M.

Transformasi Genetik Gen Pembungaan Hd3a (Heading date 3a) Pada Empat Kultivar Padi Hitam (Oryza sativa L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 7 Peta linier pbd80. B11. BamHI. SalI. pflap amp r GOI. pbd80 ColE oriv NPTIII LB NPTII Pro GOI Term RB pbd80

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )

LAPORAN PENELITIAN LANJUT. KLONING DAN EKSPRESI GEN PENGKODE ENZIM SELULASE DAN XILANASE DARI Bacillus subtilis DALAM Escherichia coli

BAB in. METODE PENELITIAN

FUSI GEN KITINASE Aeromonas caviae WS7b DENGAN PROMOTOR sigb DARI Bacillus subtilis 168 DAN EKSPRESINYA PADA Escherichia coli ADE SAPUTRA

PRINSIP TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN

Kajian Ekspresi Gen a-amilase untuk Mendapatkan Isolat Bakteri Rekombinan Pembawa Gen a-amilase

PRODUKSI DAN KARAKTERISASI PROTEASE Bacillus substilis DB 104 REKOMBINAN IMOBIL P ADA MEDIA LIMBAH CAIR T AHU

Bab I Pendahuluan. Penyakit infeksi merupakan masalah di Indonesia. Salah satu penanganannya adalah dengan antibiotik.

PRODUKSI PROTEIN REKOMBINAN HORMON PERTUMBUHAN IKAN KERAPU

III. METODE PENELITIAN

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID

3 BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

Lisa Gunawan. Fakultas Teknobiologi, Universitas Surabaya, Surabaya Abstract

BAB I PENDAHULUAN. beberapa negara seperti Thailand, Australia, Singapura, Malaysia dan Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN Transformasi, Kokultivasi, dan Regenerasi

Gambar 2 Vektor pengklonan pgem T Easy

BAB III METODE PENELITIAN. D. Alat dan bahan Daftar alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA

I PENDAHULUAN Latar Belakang

RATNA ANNISA UTAMI

II. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Plasmid merupakan molekul DNA berukuran relatif kecil, melingkar, dan beruntai ganda. Plasmid membawa gen-gen yang terpisah dari kromosom bakteri. Plasmid digunakan sebagai vektor kloning yang bermanfaat untuk dua tujuan dasar, yaitu membuat banyak salinan gen tertentu dan memproduksi protein dalam jumlah besar (Reece dkk., 2011). Salah satu tahapan yang harus dilakukan dalam kloning gen adalah transformasi (Brown, 2010). Sel yang digunakan dalam proses transformasi umumnya harus dibuat menjadi kompeten atau siap ditransformasi. Sel kompeten biasanya dibuat dari inokulum awal dengan konsentrasi 2% ( v / v ) pada nilai OD 600 0,4. Inokulum awal untuk sel kompeten merupakan sel yang telah ditumbuhkan selama 3 hingga 4 jam dengan agitasi 200 250 rpm (Sezonov dkk., 2007). Transformasi dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu kejutan panas, elektroporasi (Casali dan Preston, 2003), dan kejutan dingin (Ng, 2009). Metode transformasi yang paling sering digunakan adalah metode kejutan panas dengan prinsip kejutan suhu tinggi selama beberapa detik pada sel bakteri sehingga plasmid dapat masuk ke dalam sel. Metode kejutan panas umumnya dilakukan pada suhu 42 o C selama 2 menit (Sambrook dan Russel, 2001). Efisiensi transformasi merupakan salah satu cara untuk mengetahui efektivitas transformasi plasmid ke dalam sel inang. Nilai efisiensi transformasi 1

2 yang rendah sangat berkaitan dengan metode transformasi plasmid yang dilakukan. Oleh karena itu, proses optimasi dalam metode transformasi penting dilakukan untuk meningkatkan nilai efisiensi transfomasi (Hanahan dkk., 1983). Efisiensi transformasi dapat dipengaruhi oleh waktu dan suhu kejutan panas. Kejutan panas dapat dilakukan selama 30 (Inoue dkk., 1990), 45 (Froger dan Hall, 2007), 60, 90 (Hanahan, 1983), atau 240 detik (Yoo, 2010) Selain itu, suhu kejutan panas dapat dilakukan pada 40 o, 42 o, 44 o (Inoue dkk., 1990), 46 o, 48 o, 50 o, atau 52 o C (Bergès dan Barreau, 1989). Oleh karena itu, belum terdapat waktu dan suhu optimum untuk transformasi plasmid kejutan panas. E. coli KY1429 memiliki waktu kejutan panas optimal 120 detik, sedangkan E. coli KY1445 memiliki waktu kejutan panas optimal 60 detik (Yoo, 2010). Plasmid pta7002-atrkd4 merupakan modifikasi plasmid alami pada Agrobacterium tumefaciens yang mengandung gen AtRKD4. Plasmid ini memiliki resistensi terhadap antibiotik higromisin karena memiliki gen higromisin fosfotransferase (HPT) (Zuo dkk., 2002). Gen AtRKD4 adalah gen yang menginduksi pembentukan embrio somatik pada biji (Nakajima dkk., 2010). Ekspresi gen AtRKD4 secara berlebihan akan menyebabkan sel somatik mampu melakukan proses embriogenesis (Waki dkk., 2011). Transformasi plasmid rekombinan dapat dilakukan pada sel inang Escherichia coli. Bakteri ini mampu bereplikasi sangat cepat dan dapat tumbuh pada medium sederhana ataupun medium khusus, sehingga mudah dikulturkan (Casali dan Preston, 2003). Strain Escherichia coli yang digunakan untuk

3 transformasi dapat beragam, contohnya E. coli DH5α, E. coli BL21, E. coli JM109, dan E. coli HB101 (Inoue dkk., 1990). E. coli BL21(DE3) merupakan salah satu jenis strain bakteri yang dapat digunakan sebagai sel inang untuk transformasi karena efisiensinya yang cukup tinggi, yaitu 1,9x10 5 CFU/ng/mL untuk pbr322 dan 2 x 10 5 CFU/µg untuk 1 µg puc19 (Liu dkk., 2014). Bakteri ini digunakan sebagai sel inang berbagai jenis plasmid, contohnya prsetb (Saraniya dkk., 2012), pet-32b(+)-ifn α2a (Kusumawati dkk., 2013), dan pgem-t (Retnoningrum dkk., 2010). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efisiensi transformasi pta7002-atrkd4 dengan metode kejutan panas pada Escherichia coli BL21(DE3). Kejutan panas dilakukan dengan variasi waktu (30, 60, 90, 120, dan 240 detik) dan suhu (42 o, 44 o, dan 46 o C) untuk mengetahui pengaruh waktu dan suhu dalam proses transformasi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan konsentrasi inokulum awal (1, 2, atau 3%, v/v) Escherichia coli BL21(DE3) yang paling cepat mencapai nilai OD 600 0,4 pada tiga variasi agitasi (170, 190, atau 220 rpm) untuk pembuatan sel kompeten dalam transformasi. B. Keaslian Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efisiensi transformasi kejutan panas plasmid pta7002 yang telah diinsersi gen AtRKD4. Plasmid pta7002 sering dimanfaatkan untuk modifikasi tanaman tertentu dengan sel inang Agrobacterium tumefaciens. Sementara itu, gen AtRKD4 merupakan gen

4 dari Arabidopsis thaliana yang merangsang pembelahan sel somatik. Mursyanti dkk. (2015) meneliti mengenai transformasi plasmid pta7002- AtRKD4 ke dalam tanaman untuk menginduksi pembentukan embrio-somatik dengan nilai efisiensi transformasi 0,677. Sementara itu, penelitian ini melakukan transformasi plasmid pta7002-atrkd4 untuk perbanyakan jumlah plasmid. Transformasi plasmid untuk tujuan perbanyakan paling sering menggunakan Escherichia coli sebagai sel inang. Penelitian Inoue dkk. (1990) menggunakan beberapa strain Escherichia coli untuk transformasi plasmid pbr322, yaitu E. coli DH5α, E. coli BL21, E. coli JM109, dan E. coli HB101. Transformasi dengan metode kejutan panas dilakukan pada berbagai variasi suhu (40 o -44 o C) dan waktu (0 90 detik) pada berbagai ukuran plasmid pbr322 (4400 17600 bp). Waktu kejutan panas optimal adalah 30 detik, sedangkan variasi suhu kejutan panas tidak mempengaruhi proses transformasi plasmid. Selain itu, semakin besar ukuran plasmid yang digunakan, proses transformasi plasmid akan semakin jarang terjadi. Sementara itu, penelitian ini menggunakan strain Escherichia coli BL21(DE3) sebagai sel inang dalam proses transformasi kejutan panas dengan variasi waktu (30 240 detik) dan suhu (42 o -46 o C). Ukuran plasmid pta7002-atrkd4 sebesar 14000 bp. Transformasi yang diinduksi pada Escherichia coli dapat dipengaruhi oleh ukuran plasmid dan larutan garam. Hanahan dkk. (1983) melakukan transformasi plasmid pada Escherichia coli. Transformasi ini menggunakan 400 buah plasmid dengan berbagai ukuran. Transformasi plasmid dilakukan

5 dengan metode kejutan panas pada suhu 42 o C selama 90 detik. Selain itu, pembuatan sel kompeten untuk transformasi menggunakan variasi larutan garam, yaitu MnCl 2, CaCl 2, RbCl 2, KCl 2, dimetil sulfat, ditiotreitol, dan heksamin kobalt (III). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa larutan CaCl 2 merupakan larutan garam yang paling baik untuk membuat sel kompeten dalam proses transformasi. Sementara itu, penelitian ini menggunakan larutan CaCl 2 untuk pembuatan sel kompeten. Sel kompeten yang digunakan dalam transformasi juga berperan penting dalam mempengaruhi efisiensi transformasi. Penelitian Sezonov dkk. (2007) melakukan transformasi plasmid pada Escherichia coli dengan konsentrasi inokulum awal sel kompeten sebesar 2% ( v / v ) dari rentang OD 600 0,2 hingga 7 yang ditumbuhkan dalam waktu 2 jam hingga 3 hari. Sel kompeten memiliki efisiensi transformasi terbaik pada nilai OD 600 0,4. Nilai OD 600 0,4 dicapai dalam waktu 3 hingga 4 jam tergantung dari kuatnya agitasi (200-250 rpm). Sementara itu, penelitian juga bertujuan untuk melihat pengaruh konsentrasi inokulum awal (1, 2, dan 3%, v/v) dan kecepatan agitasi (170, 190, dan 220 rpm) terhadap laju pertumbuhan Escherichia coli BL21(DE3) hingga nilai OD 600 0,4. Efisiensi transformasi Escherichia coli juga dipengaruhi oleh jenis plasmid yang digunakan. Yoo (2010) melakukan transformasi plasmid pbr322 dan puc19 pada Escherichia coli KY1445 dan E. coli KY1249 dengan metode kejutan panas. Kejutan panas dilakukan pada suhu 42 o C dengan variasi waktu, yaitu 0 detik, 45 detik, 60 detik 120 detik, dan 240 detik. Waktu kejutan panas

6 optimal adalah 120 detik untuk E. coli KY1429 dan 60 detik untuk E. coli KY1445. E. coli KY1445 memiliki efisiensi transformasi sebesar 1,033 x 10 3 CFU/µg/mL untuk plasmid pbr322 dan 7,6875 x10 2 CFU/µg/mL untuk plasmid puc19. Sementara itu, E. coli KY1429 memiliki efisiensi transformasi sebesar 4,16 x 10 2 CFU/µg/mL untuk plasmid pbr322 dan 0,4375 x 10 2 CFU/µg/mL untuk plasmid puc19. Kusumawati dkk. (2013) melakukan transformasi plasmid pet-32b(+)- IFN α2a pada Escherichia coli BL21(DE3). Transformasi dilakukan dengan metode kejutan panas pada suhu 42 o C selama 90 detik. E. coli BL21(DE3) hasil transformasi diseleksi menggunakan medium Luria-Bertani (LB) padat dengan antibiotik ampisilin. Plasmid pet-32b(+)-ifn α2a yang telah diinsersi ke dalam sel diverifikasi melalui PCR koloni dan identifikasi protein fusi. Sementara itu, penelitian ini menggunakan medium seleksi berupa medium LB padat dengan antibiotik kanamisin dan higromisin. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh konsentrasi inokulum awal dan kecepatan agitasi terhadap laju pertumbuhan Escherichia coli BL21(DE3) hingga nilai OD 600 0,4? 2. Bagaimana pengaruh variasi waktu dan suhu kejutan panas terhadap efisiensi transformasi plasmid pta7002-atrkd4 dengan metode kejutan panas menggunakan sel inang Escherichia coli BL21(DE3)?

7 D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh konsentrasi inokulum awal dan kecepatan agitasi terhadap laju pertumbuhan Escherichia coli BL21(DE3) hingga nilai OD 600 0,4. 2. Mengetahui pengaruh variasi waktu dan suhu kejutan panas terhadap efisiensi transformasi plasmid pta7002-atrkd4 dengan metode kejutan panas menggunakan Escherichia coli BL21(DE3). E. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat terkait dengan efisiensi transformasi plasmid pta7002-atrkd4 menggunakan metode kejutan panas pada sel inang Escherichia coli strain BL21(DE3). Penelitian ini dapat menjadi dasar bagi penelitian-penelitian selanjutnya untuk mengkaji efisiensi transformasi plasmid pta7002-atrkd4 pada sel inang lainnya ataupun efisiensi transformasi plasmid pta7002 yang telah diinsersi gen lain pada sel inang Escherichia coli BL21(DE3). Penelitian ini juga bermanfaat sebagai dasar untuk penelitian mengenai perbanyakan plasmid pta7002-atrkd4, deteksi kloning gen AtRKD4, dan penelitian lanjutan ekspresi gen AtRKD4 di dalam sel tanaman. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk produk bio-terapan dalam industri kultur jaringan tanaman yang menggunakan gen AtRKD4.