Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

Curah hujan tinggi, tanah masam & rawa bergambut. Curah hujan mm/tahun, dataran bergunung aktif. Dataran tinggi beriklim basah

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi dan Klasifikasi Ilmiah Daun Sang (Johannestijsmania altifrons)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

AssAlAmu AlAyku m wr.wb

KONDISI W I L A Y A H

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda merupakan tanaman herba aquatic yang termasuk dalam keluarga

sebagai sumber pendapatan masyarakat. Indonesia mempunyai potensi sumber memberikan kontribusi yang besar bagi rakyatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

Vegetasi Alami. vegetasi alami adalah vegetasi atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh secara alami tanpa adanya pembudidayaan.

TINJAUAN PUSTAKA. tinggi yang tersebar di ekosistem hutan dataran rendah Dipterocarpaceae sampai hutan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS HUTAN RAKYAT UNTUK PETANI

Jurusan Geofisika dan Meteorologi, FMlPA IPB

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1)

HUBUNGAN KUALITAS FISIS AIR SUNGAI KRUENG ACEH DENGAN INTENSITAS HUJAN

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JUPE, Volume 1 ISSN Desember PENGARUH PARANET PADA SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perhutani KPH Surakarta, dimulai dari pelaksanaan pada periode tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

I. PENDAHULUAN. Hutan merupakan salah satu ekosistem yang jumlahnya cukup luas di Indonesia,

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

I. PENDAHULUAN. tumbuhan asing yang dapat hidup di hutan-hutan Indonesia (Suryowinoto, 1988).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dapat bermanfaat. Metode penelitian dilakukan guna menunjang

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

KONDISI UMUM BANJARMASIN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. TINJAUAN PUSTAKA. (a) Pendekatan klimatologi---evaporasi & Transpirasi. (b) Pola trsnpirasi tanaman nanas sebagai tanaman CAM

I. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi

2016 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNTUK TANAMAN ENDEMIK JAWA BARAT MENGGUNAKAN GISARCVIEW

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 JENIS TUMBUHAN MORACEAE DI KAWASAN STASIUN KETAMBE TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER ACEH TENGGARA Hasanuddin Magister Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Email: hasan.biofkip@gmail.com ABSTRAK Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan anggota Moraceae telah dilakukan dikawasan Stasiun Penelitian Ketambe Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten Aceh Tenggara. Metode yang digunakan adalah survei, yaitu: melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian. Luas daerah penelitian adalah 3 Ha yang dibagi menjadi 3 stasiun dan ditetapkan secara subjektif. Analisis data di lukakan secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh 9 jenis tumbuhan anggota Moraceae, yaitu : Artocarpus champeden, Artocarpus communis,, Artocarpus heterophyllus, Artocarpus integra,, Ficus elastica,, Morus alba. Tumbuhan yang paling banyak di temukan adalah dari Genus Artocarpus. Kata Kunci: Identifikasi, Moraceae, Stasiun Ketambe, TNGL. PENDAHULUAN aman Nasional Gunung Leuser (TNGL) adalah sebuah cagar alam berstatus taman nasional di perbatasan Provinsi Aceh dengan Sumatera Utara, meliputi wilayah-wilayah Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Aceh Selatan, Gayo Lues dan Langkat. TNGL merupakan kawasan perlindungan flora dan fauna terbesar di Asia Tenggara, meliputi ekosistem alam dari pantai sampai pegunungan yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis. Taman nasional tersebut resmi ditetapkan sebagai cagar alam nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan pada tahun 1980 (Ensiklopedi Bebas Berbahasa Indonesia, 2007:18). Stasiun penelitian Ketambe sebagai zona inti TNGL, memiliki kekayaan Fauna 115 Spesies dan Flora 180 Spesies. Di stasiun ini dapat ditemukan tumbuhan Moraceae. Namun masih sedikit informasi yang mengungkap tentang jenis moraceae serta kondisi lingkungan yang mendukung (Yayasan Leuser Internasional, 2007). Tanaman Moraceae berasal dari daerah tropika beriklim basah, persebarannya juga terdapat di daerah hutan hujan tropika basah seperti Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko, India, Srilanka, Indonesia, Thailand, dan Malaysia. (Ashari, 1995: 15).Moraceae dapat dimanfaatkan sebagai dasar bagi industri karet yang digunakan sebagai kehidupan seharihari. Batang moraceae dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar, daun sebagai makanan hewan dan buah sebagai makanan manusia tergantung pada jenis moraceae. (Http:/2.www.Freewswebs). Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Jenis tumbuhan Moraceae yang terdapat di Stasiun Penelitian Ketambe Kawasan TNGL Kabupaten Aceh Tenggara. (2) Kondisi lingkungan yang mendukung yaitu suhu, kelembapan, ketinggian, ph dan intensitas cahaya di Stasiun Ketambe Kawasan TNGL Kabupaten Aceh Tenggara. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu untuk mengetahui jenis Moraceae. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah Termometer, higrometer, soil tester, lux meter, kamera 45

Hasanuddin digital, meteran, buku identifikasi dan alat tulis. Tempat penelitian di Stasiun Penelitian Ketambe TNGL Kabupaten Aceh Tenggara. Subyek penelitian ini adalah semua jenis Moraceae yang terdapat di Stasiun Penelitian Ketambe TNGL Kabupaten Aceh Tenggara. Jenis penelitian adalah survei dengan metode jelajah, yaitu melakukan penjelajahan dengan melewati jalur yang sudah ada dengan mengamati sebelah kiri dan sebelah kanan jalur sejauh masing-masing 20 m. Luas keseluruhan lokasi penelitan adalah 3 Ha. yang diambil secara subjektif yaitu pengambilan sampel dimana terbanyak tumbuh tumbuhan Moraceae, dengan rincian; 1 Ha Daerah Aliaran Sungai (DAS), 1 Ha daerah datar, 1 Ha daerah berbukit diambil secara subjektif. Sebelum pengambilan data di lapangan terlebih dahulu dilakukan survai kelokasi penelitian untuk mengetahui keberadaan jenis tumbuhan Moraceae yang terdapat di lokasi penelitian. Daerah ini mempunyai batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan hutan sekunder Gunung Kemiri, sebelah selatan berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser, sebelah barat berbatasan dengan Sungai Alas dan sebelah timur dberbatasan dengan Sungai Ketambe. Setiap tumbuhan Moraceae yang ditemukan, langsung didata jumlah individu dari masing-masing speciesnya dan difoto. Selanjutnya melalui foto hasil penelitian tumbuhan Moraceae diidentifikasi dengan mengunakan buku yang relevan dan didukung oleh buku-buku lain dan dokumentasi berupa foto dan spesimen yang ada.selain itu juga dilakukan pengamatan kondisi lingkungan yaitu: suhu, ph, kelembapan, intensitas cahaya, dan ketinggian. Analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu mencakup ciri-ciri morfologi tumbuhan Moraceae yang terdapat di lokasi penelitian dan ditampilkan dalam bentuk tabel, dan gambar hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh 9 jenis tumbuhan anggota Moraceae dari 3 genusnya, seprti yang ditampilkan pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Jenis-Jenis Anggota Moraceae di Lokasi Penelitian No Genus Spesies Jumlah Individu Artocarpus champeden 10 Batang Artocarpus communis 20 Batang 1 Artocarpus 14 Batang Artocarpus heterophyllus 8 Batang Artocarpus integra 19 Batang 17 Batang 2 Ficus Ficus elastica 15 Batang 15 Batang 3 Morus Morus alba 5 Batang Hasil penelitian terhadap jenis Moraceae pada 3 lokasi penelitian yaitu Daerah Aliran Sungai (DAS), daerah datar, daerah berbukit. Berdasarkan stasiun penelitian, berikut disajikan datanya pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Jenis Moraceae di Setiap Stasiun Penelitian No. Stasiun Genus Spesies 1. I (DAS) Artocarpus Ficus 46 Artocarpus champeden Artocarpus cummunis Artocarpus heterophyllus Ficus elastica

Jenis Tumbuhan Moraceae di Kawasan Stasiun Ketambe TNGL... No. Stasiun Genus Spesies 2. II (DATAR) Morus Artocarpus Ficus III Artocarpus 3. (BERBUKIT) Ficus Sumber: Data Primer Oktober 2008. Morus alba Artocarpus champeden Artocarpus communis Artocarpus heterophyllus Artocarpus integra Artocarpus communis Artocarpus integra Tabel 3. Data Fisik Lingkungan di Stasiun Penelitian Ketambe Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Aceh Tenggara. No Stasiun Suhu Kelembapan Ketinggian ph Tanah Intensitas Cahaya 1 I 30 0 C 30% 700 mdpl 3,67 287x10 2 II 26 0 C 40% 320 mdpl 4,8 156x10 3 III 24 0 C 25% 400 mdpl 5,24 60x10 Tumbuhan Moraceae yang hidup pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, suhu 21 derajat celcius, kelembapan 30%, ph tanah 3,67 serta Intensitas cahaya 258x10 dari jenis Artocarpus champeden, Artocarpus cummunis,, Artocarpus heterophyllus,,ficus elastica,, Morus alba. Tumbuhan Moraceae yang hidup pada ketinggian 320 meter di atas permukaan laut, suhu 26 derajat celcius, kelembapan 40%, ph tanah 4,8 serta intensitas cahaya 156x10 dari jenis Artocarpus champeden, Artocarpus communis,, Artocarpus heterophyllus, Artocarpus integra, Ficus benyamina,. Tumbuhan Moraceae yang hidup pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut, suhu 24 derajat celcius, kelembapan 25%, ph tanah 5,24 serta intensitas cahaya 60x10 dari jenis Artocarpus communis,artocarpus elasticus, Artocarpus integra,. Jenis tumbuhan Moraceae yang paling sedikit adalah jenis Morus alba. Hal ini disebabkan karena ketidak mampuan tubuhan tersebut beradaptasi dengan lingkunganya yang tidak menguntungkan dan daya kompetensi yang rendah dalam memperoleh makanan dari tanah. Kehadiran Moraceae disetiap Stasiun yaitu Daerah Aliran Sungai (DAS), Daerah Datar dan Daerah Berbukit dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kehadiran Moraceae di Setiap Stasiun Penelitian No Jenis Stasiun I II III 1 Artocarpus champeden 2 Artocarpus communis 3 4 Artocarpus heterophyllus 5 Artocarpus integra 6 7 Ficus elastica 8 9 Morus alba 47

Hasanuddin Dari hasil penelitian kehadiran Moraceae pada setiap stasiun berbeda-beda, pada stasiun I hampir semua jenis Moraceae ditemukan, begitu juga pada stasiun II. Sedangkan pada stasiun III hanya sedikit jenis Moraceae yang ditemukan. Maka dapat diambil maknanya bahwa kebanyakan jenis Moraceae menyukai daerah yang tanahnya lembab dan berpasir seperti daerah aliran sungai dan daerah datar. Jenis Moraceae yang ditemukan adalah sebanyak 9 jenis yang terdiri dari tiga genus. Jenis Moraceae yang ditemukan dilokasi penelitian antara lain Artocarpus champeden, Artocarpus comunis,, Artocarpus heterophyllus, Artocarpus integra,, Ficus elasticus, Ficus stupenda, dan Morus alba. Jenis Moraceae yang ditemukan tersebar di Stasiun Daerah Aliran Sungai (DAS), Stasiun Daerah datar, Stasiun Daerah berbukit. Kehadiran Moraceae di setiap stasiun sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu suhu, kelembapan, ketinggian di Stasiun Peneletian Ketambe Taman Nasional Gunung Leuser. Jenis Moraceae yang didapat pada Stasiun I (Daerah Aliran sungai) Artocarpus champeden, Artocarpus comunis, Artocarpus elasticus, Artocarpus heterophyllus, Artocarpus integra,, Ficus elasticus, Ficus stupenda, dan Morus alba. Hampir semua jenis Moraceae yang ditemukan didapat pada Stasiun ini. Hal ini dikarenakan Daerah Aliran Sungai merupakan habitat yang cocok untuk Moraceae dengan suhu lingkungan yang mendukung. Rata-rata suhu udara minimum 16-21 C dan suhu udara maksimum 31-31,5 C. Jenis Moraceae yang paling banyak ditemukan adalah Artocarpus comunis, Artocarpus integra,, hal ini karena ketiga jenis tersebut menyukai iklim tropis suhu panas (20-40 C), banyak hujan (2000-3000 mm pertahun) dan lembab (lengas nisbi 70-90%), dan lebih cocok di dataran rendah, di bawah 600 m dpl., meski dijumpai sampai sekitar 1500 m dpl. Meskipun kebanyakan kultivarnya akan tumbuh dengan baik pada tanah-tanah yang subur, dalam dan berdrainase baik, akan tetapi variasi kemampuannya sangat besar, karena tempat ini sangat cocok untuk tumbuh tanaman tersebut. Pada stasiun II (daerah datar) jenis Moraceae yang ditemukan adalah Artocarpus champeden, Artocarpus comunis, Artocarpus elasticus, Artocarpus heterophyllus, Artocarpus integra,,. Pada stasiun III (daerah berbukit) jenis Moraceae yang ditemukan adalah Artocarpus comunis, Artocarpus integra, Ficus benyamina, karena tempat ini sangat cocok untuk tumbuh tanaman tersebut. Faktor-faktor fisik lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberadaan Moraceae di Taman Nasional Gunung Leuser. Faktor lingkungan tersebut angin, air, tanah, curah hujan serta faktor-faktor fisik lainnya. Angin berperan dalam membantu penyerbukan bunga pada tumbuhan Moraceae. Moraceae cocok tumbuh di daerah yang memilki curah hujan tahunan rata-rata 1.500-2.500 mm dan musim keringnya tidak terlalu keras. Tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah kering yaitu di daerahdaerah yang mempunyai bulan-bulan kering lebih dari 4 bulan. Kelembapan udara yang ideal bagi tumbuhan Moraceae berkisar antara 50% - 90%. Mendapat cahaya langsung dan memiliki curah hujan 2400 mm/tahun dan dengan daerah ketinggian 250 m dpl. Sinar matahari sangat diperlukan nangka untuk memacu fotosintesis dan pertumbuhan, karena Moraceae termasuk tumbuhan yang intoleran. Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan terganggunya pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhannya. Moraceae dipelihara di berbagai tipe tanah, tetapi lebih menyenangi aluvial, tanah liat berpasir/liat berlempung yang dalam dan beririgasi baik. Umumnya tanah yang disukai yaitu tanah yang gembur dan agak berpasir. Tumbuhan ini hidup pada tanah tandus sampai subur dengan kondisi reaksi tanah asam sampai alkalis. Bahkan pada tanah gambut pun tumbuhan ini dapat tumbuh dan menghasilkan buah. Moraceae tahan terhadap ph rendah (tanah masam) dengan ph 6,0-7,5, tetapi yang 48

Jenis Tumbuhan Moraceae di Kawasan Stasiun Ketambe TNGL... optimum ph 6 7. Kedalaman air tanah yang cocok bagi pertumbuhan nangka adalah 1-2 m atau antara 1-2.5 m. Karena perakarannya sangat dalam, maka sebaiknya ditanam pada tanah yang cukup tebal lapisan atasnya (kira - kira 1 m). Tumbuhan ini dapat tumbuh dari mulai dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.300 m dpl. Namun ketinggian tempat yang terbaik untuk pertumbuhan Moraceae adalah antara 0-800 m dpl. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Tugas Praktikum Mk. Tanaman dan Sistem Ruang Terbuka Hijau (http : // www. Freewebs. Com/arl ipb, diakses 08-10-2008). --------. 2006. Moraceae. (Online), (http:// diakses tanggal 27 Agustus 2008. --------. 2005. Bunga Moraceae. (Online), (http//pick4.pick.uga.edu/nhtx/plantae/ Dycotyledonae/Moraceae) diakses tanggal 15 Desember 2008. --------. 2006. Gambar Buah dan Biji Moraceae. (Online), http//photo21.flickr.com diakses tanggal 25 Desember 2008 --------. 2006. Biji Tumbuhan Moraceae. (Online),(http//jugalbandi.info/content/u pload) diakses tanggal 29 Desember 2008. --------. 2006. Artocarpus. (Online), (http:// diakses tanggal 27 Agustus 2008. --------. 2006. Ficus. (Online), (http:// diakses tanggal 27 Agustus 2008. --------. 2006. Morus. (Onl ine), (http:// diakses tanggal 27 Agustus 2008 Ashari, S. 1995. Hortikultura : Aspek Budidaya, UI Press Jakarta. Asoedjoto. 2008. Moraceae. (Online) (Http://tumoutou. Net/702-04212/masoedjoto.htm, diakses 17-06-2008) BPS Kabupaten Aceh Tenggara. 2008. Kecamatan Ketambe dalam Angka 2008, Badan Percepatan KESIMPULAN Jenis Moraceae yang ditemukan di Stasiun Ketambe Kawasan TNGL Aceh Tenggara berjumlah 3 genus dengan 9 jenis. Jenis Moraceae yang paling banyak adalah dari genus Artrocarpus yaitu lima jenis, dari genus Ficus yaitu tiga jenis dan genus Morus didapat satu jenis. Kondisi lingkungan di lokasi Stasiun Ketambe Kawasan TNGL Kabupaten Aceh Tenggara yaitu suhu, kelembapan, ketinggian, ph dan intensitas cahaya sangat cocok bagi habitat Moraceae. Pembangunan Daerah dengan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tenggara. Jokocohoyo. 2008. Pohon Beringin, (Online) (File:///g: data%20 ani/ Pohon Beringin%20 Jokocohoyo, diakses 17-06-2008). Hasanuddin, 2005. Sendi-Sendi Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Banda Aceh: Uvesitas Syiah Kuala Press. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2006. Tentang Budidaya Pertanian http://www.ristek.go.id. Loveless, A. R. 1989. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 2. Jakarta: PT. Gramedia. Mudhahar. S dan Pian, Z. A. 1997. Program Pengembangan Leuser Memadukan Upaya Konservasi dengan Pembangunan. Disampaikan dalam Rangka Seminar Inter Konprensi PSL S SE-SUMAGUT. 22-23 Agustus 1997. Banda Aceh. Universitas Syiah Kuala. Steenis. C. G. G. J. 1988. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: PT. Pradnya Pramita. Tjitrosoepomo, G. 1991. Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan. Yokyakarta: Gadjah Mada Univerrsity Press. Tjitrosomo, S. 1986. Botani Umum. Bandung: Angkasa. 49

Hasanuddin Gambar-Gambar Jenis Tumbuhan Moraceae Hasil Penelitian Gambar 1. Arthocarpus champeden Gambar 2. Arthocarpus communis Gambar 3. Arthocarpus Elasticus Gambar 4. Arthocarpus heterophyllus Gambar 5. Arthocarpus integra Gambar 6. Gambar 7. Ficus elastica Gambar 8. Gambar 9. Morus alba 50