Bab I PENDAHULUAN. World Health Organization (2014) menyatakan bahwa obesitas. pada anak-anak berhubungan dengan masalah komplikasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada BAB ini akan dijelaskan menengenai hasil

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi lebih dapat terjadi pada semua tahap usia mulai dari anak -

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi berlebihnya lemak dalam tubuh yang sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. serius karena termasuk peringkat kelima penyebab kematian di dunia.sekitar 2,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan prevalensi terjadinya berat badan berlebih (overweight)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas saat ini merupakan epidemi global dan kini melanda anak-anak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. begitu pula dengan permasalahan kardiovaskuler dan DM (Marliyanti, 2010).

ABSTRAK HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDG) telah menjadi tujuan milenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Secara global, penyakit terkait dengan gaya hidup. dikenal sebagai penyakit tidak menular (PTM).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan atau obesitas selalu berhubungan dengan kesakitan dan

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

Pengukuran Risiko Obesitas Pada Remaja Sekolah Setingkat SMP Di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

2015 HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KOMPOSISI TUBUH (INDEKS MASSA TUBUH) SISWA KELAS XI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

Transkripsi:

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (2014) menyatakan bahwa obesitas pada anak-anak berhubungan dengan masalah komplikasi kesehatan yang serius dan meningkatkan risiko pencetus beberapa penyakit, termasuk penyakit jantung dan diabetes. Obesitas juga menyebabkan beberapa komplikasi masalah kesehatan. Sebuah penelitaian di Jordania menyebutkan bahwa obesitas berasosiasi dengan ketidaknormalan metabolik dan ganguan sejenisnya seperti gangguan tekanan darah dan glukosa darah yang tidak normal (Khader et al, 2011). Selain itu obesitas berasosiasi pada berbagai macam masalah kardiovaskular. Sebuah studi sistematik review di Australia menyimpulkan bahwa obesitas berdampak pada masalah kardiovaskular seperti hipertensi, penyumbatan arteri, dislipidimia dan juga penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2 (Burke, 2006). Data yang didapat dari WHO (2015) tahun 2000 sampai tahun 2013 di dunia menunjukkan terjadinya kenaikan prevalensi balita obesitas dari 5% menjadi 6.3%, sementara di Asia Tenggara

terdapat kenaikan dari 3% menjadi 7%. Di Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan adanya kenaikan prevalensi balita dengan tinggi normal tetapi gemuk dari 2.1% menjadi 2.5%, dan untuk anak usia 13 sampai 15 tahun prevalensi obesitas masih tinggi yaitu 8.3%, lebih tinggi dari prevalensi balita obesitas di dunia (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Bertambahnya tren obesitas dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Penelitian di Turki menyebutkan bahwa faktor risiko penyebab obesitas diantaranya adalah menonton televisi, aktifitas yang kurang dan faktor keturunan (Ercan et al, 2012). Hal serupa juga dikemukakan melalui penelitian di Yunani yang menyatakan bahwa menonton TV lebih dari dua jam sehari diasosiasikan dengan kasus obesitas pada anak (Kristiansen et al, 2012). Kebiasaan makan juga berdampak pada obesitas. Penelitian di Swedia menemukan bahwa konsumsi coklat, keju dan sirup berasosiasi dengan obesitas pada anak (Huus et al, 2008). Status sosial ekonomi juga menjadi salah satu faktor risiko obesitas. Sebuah penelitan di China menemukan bahwa status ekonomi sosial yang tinggi, kejadian obesitas pada orang tua, dan riwayat diabetes orang tua sangat berasosiasi dengan kejadian obesitas pada anak (Andegiorgish et al, 2011).

Berdasarkan faktor risiko obesitas dapat dinentukan risiko obesitas pada anak ataupun memprediksi kejadian obesitas pada anak. Sebuah penelitian di United State of America (USA) dengan mempertimbangkan faktor pola makan anak dan dengan menggunakan alat ukur Eating Disorder examination adapted for Children (CheDE), meyimpulkan bahwa Loss Of Control (LOC) eating dapat digunakan untuk memprediksi peningkatan berat badan pada masa pertengahan anak -anak (Tanofsky-Kraff et al, 2009). Penelitian serupa juga dilakukan di Yunani tetapi dengan alat ukur yang berbeda yaitu Diet Lifestyle Index. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Diet Iifestyle Index dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam pencegahan obesitas pada usia remaja (Kosti et al, 2009). Penelitian pengukuran risiko obesitas dengan mempertimbangkan faktor risiko riwayat kehamilan, gender dan pertambahan berat badan pada enam bulan pertama setelah lahir juga pernah dilakukan di Yunani. Penelitian ini menggunakan alat ukur Childhood Obesity Risk Evaluation (CORE), hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Childhood Obesity Risk Evaluation (CORE) dapat digunakan untuk mengukur risiko obesitas pada anak di awal kelahiran (Manios et al, 2013). Pengukuran risiko obesitas juga dapat dilakukan dengan alat ukur yang sederhana.

Sebuah penelitian di Jepang dengan cara mengukur peningkatan indeks massa tubuh (IMT) setiap tahun pada anak, dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa dengan menggunakan analisa peningkatan IMT dapat diprediksi anak akan tumbuh menjadi obesitas (Inokuchi et al, 2011). Berdasarkan beberapa penelitian mengenai pengukuran risiko obesitas, dapat diketahui bahwa sebenarnya bisa dilakukan tidakan deteksi dini risiko obesitas, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan yang tepat. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada sepuluh anak di SMPN 3 Getasan didapati tujuh anak menonton televisi selama dua jam sehari, tiga anak bermain komputer dan video game ratarata selama lebih dari tiga jam. Melihat dari salah satu faktor risiko obesitas yaitu aktivitas fisik, sepuluh anak tersebut berisiko obesitas. Peneliti juga mempertimbangkan penelitian yang sudah dilakukan di Yunani menggunakan alat ukur Diet Lifestyle Index peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih mendalam pada prespektif yang berbeda dan pada populasi yang berbeda (Kosti et al, 2009). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti risiko obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan untuk memberikan gambaran risiko obesitas pada pada

remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan dengan mempertimbangkan faktor risiko lainnya, selain itu di tempat tersebut juga belum pernah dilakukan penelitian mengenai risiko obesitas pada anak. 1.2 Rumusan masalah Sesuai dengan latarbelakang yang telah diungkapkan maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana gambaran risiko obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP Di Kecamatan Getasan? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran risiko obesitas pada pada remaja sekolah setingkat SMP Di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. 1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Secara Teoritis Dapat memberikan tambahan informasi dan pengetahuan di dunia keperawatan dan gizi mengenai risiko obesitas pada anak.

1.4.2 Secara Praktis 1. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui risiko obesitas pada remaja sekolah setingkat SMP di Kecamatan Getasan sehingga bisa dilakukan tindakan pencegahan dini oleh tenaga kesehatan. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan perawat sebagai dasar peningkatan kompetensi tindakan preventing obesitas pada anak.