BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D) dengan produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran berbasis Project Based Learning (PjBL). Perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah RPP dan LKS. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE. Tahapan-tahapan pengembangan tersebut dapat dilihat secara rinci sebagai berikut: 1. Tahap Analisis (Analysis) Pada tahap analisis dalam penelitian ini meliputi analisis kebutuhan, analisis kurikulum dan analisis karakteristik siswa. a. Analisis Kebutuhan Pada penelitian ini, analisis kebutuhan dilakukan dengan cara menggali dan mengumpulkan informasi-informasi penting terkait dengan masalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika siswa kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta. Hasil analisis ini diperoleh melalui observasi maupun wawancara. Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara yang dilakukan kepada seorang guru matematika kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta diperoleh informasi bahwa peran guru masih sangat dominan dalam pembelajaran matematika di kelas. Informasi lain yang diperoleh adalah berdasarkan rata-rata hasil Ujian Nasional (UN) matematika siswa SMK Piri 3 Yogyakarta tahun pelajaran 63
2014/2015 masih rendah, terutama pada materi program linear. Guru masih kesulitan menemukan bahan ajar yang dapat memfasilitasi hal tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu upaya yang dapat mengatasi permasalahan tersebut, yaitu mengembangankan bahan ajar matematika yang sesuai dengan materi program linear. b. Analisis Kurikulum Analisis kurikulum dilakukan dengan menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator pencapaian kompetensi dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pemaparan standar kompetensi, kompetensi dasar serta penjabaran indikator pencapaian kompetensi materi matriks untuk siswa kelas X SMK sebagai berikut: Tabel 16. SK,KD dan Indikator Materi Program Linear STANDAR KONPETENSI 1. Menyelesaikan masalah program linier KOMPETENSI DASAR 1.2 Membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan 1.3 Menentukan model matematika dari soal cerita (kalimat verbal) 1.4 Menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linier 1.5 Menerapkan garis selidik 64 INDIKATOR 1. Pertidaksamaan linier ditentukan daerah penyelesaiannya 2. Sistem pertidaksamaan linier dua variabel ditetukan daerah penyelesaiannya 1. Soal cerita (kalimat verbal) diterjemahkan ke dalam kalimat matematika 2. Kalimat matematika ditentukan daerah penyelesaian 1. Fungsi obyektif ditentukan dari soal 2. Nilai optimum ditetukan berdasarkan fungsi obyektif 1. Garis selidik dituliskan dari fungsi obyektif 2. Nilai optimum ditentukan menggunakan garis selidik
c. Analisis Karakteristik Siswa Analisis karakteristik siswa bertujuan untuk mengetahui karakteristik siswa yang akan menggunakan LKS yang dikembangkankan. Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta. Analisis dilakukan selama peneliti melaksanakan kegiatan PPL. Dari hasil analisis didapatkan bahwa siswa kelas X memiliki kemampuan yang beragam. Hal ini dapat dilihat dalam pembelajaran misalnya terdapat siswa yang bertanya kepada guru jika menemui kebingungan. Berdasarkan analisis siswa tersebut, perlu adanya pendekatan pembelajaran yang mampu mendorong siswa untuk aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran. Siswa harus terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat menemukan sendiri konsep matematikanya. Oleh karena itu dipilih pendekatan yang dapat menciptakan siswa aktif dan mandiri melalui proses diskusi kelompok. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan project based learning. Dengan adanya hal tersebut, disusunlah RPP dan LKS berbasis project based learning pada materi program linear untuk siswa SMK kelas X. 2. Tahap Perancangan (Design) a. Menyiapkan referensi, gambar dan materi Peneliti mencari dan mengumpulkan buku referensi yang relevan sebagai acuan dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa. adapun beberapa buku yang digunakan sebagai referensi adalah: 65
1) Bandung Arry S., dkk. 2008. Matematika Bisnis dan Manajemen Untuk SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2) Dedi Heryadi. 2007. Modul Matematika Untuk SMK Kelas X. Jakarta: Ghalia Indonesia Printing. 3) Edy Suranto. 2007. Matematika Untuk SMK Kelas X. Wonogiri: Yudhistira. 4) To ali. 2008. Matematika: Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Penjualan dan Akuntansi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 5) Tuti Masrihani, dkk. 2006. Matematika Program Keahlian Akuntasi dan Penjualan untuk SMK kelas X semester 2. Erlangga: Jakarta. Selain buku referensi, peneliti juga mengumpulkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi untuk digunakan dalam lembar kegiatan siswa. peneliti memperoleh gambar-gambar tersebut dari internet. b. Menyusun rancangan bahan ajar 1) Rancangan RPP berbasis project based learning RPP mengacu RPP mengacu pada standar proses. Pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan project based learning. RPP yang dirancang dalam penelitian ini terdiri dari 5 RPP yaitu: a) RPP 1 RPP ini berisi materi mengenai pengertian pertidaksamaan dua variabel dan menggambar daerah penyelesaian dari suatu masalah pertidaksamaan linear. b) RPP 2 66
RPP ini berisi materi mengenai pengertian model matematika dan cara membuat model matematika dari suatu masalah program linear. c) RPP 3 RPP ini berisi materi mengenai cara menggambar daerah penyelesaian dari suatu masalah program linear. d) RPP 4 RPP ini berisi materi mengenai menentukan titik optimum dari daerah himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dan menentukan nilai optimum dari fungsi obyektif. e) RPP 5 RPP ini berisi materi mengenai menentukan titik optimum dari daerah himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dengan garis selidik. Rancangan struktur isi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan adalah: a) Identitas meliputi nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester dan alokasi waktu; b) Standar kompetensi disesuaikan dengan standar isi KTSP 2006; c) Kompetensi dasar disesuaikan dengan standar isi KTSP 2006; d) Indikator pembelajaran merupakan penjabaran dari kompetensi dasar; e) Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan indikator; f) Materi pembelajaran merupakan rangkuman materi yang akan dipelajari sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ditetapkan; 67
g) Pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan project based learning; h) Langkah-langkah pembelajaran yang mencerminkan project based learning; (1) Pendahuluan, berisi: orientasi, apersepsi dan motivasi sesuai materi; (2) Kegiatan inti merupakan penjabaran dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa yang memuat eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi; (3) Kegiatan penutup berisi umpan balik, kesimpulan, penilaian hasil belajar dan informasi pertemuan selanjutnya; i) Media/sumber belajar merupakan komponen yang digunakan sebagai sumber dalam pembelajaran; j) Penilaian hasil belajar, berisi: bentuk instrumen dan contoh instrumen yang digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran; k) Pedoman penskoran, berisi kunci jawaban dan pedoman yang mendasari penilaian hasil belajar. 2) Rancangan LKS berbasis project based learning Rancangan LKS dengan pendekatan project based learning LKS yang dirancang adalah LKS dengan pendekatan problem based learning pada materi program linear yang memperhatikan kelayakan isi, kesesuaian penyajian dengan pendekatan pembelajaran, kesesuaian syarat didaktis, 68
kesesuaian syarat kontruksi dan kesesuaian syarat teknis. LKS yang dirancang dalam penelitian ini terdiri dari 5 LKS. a) Menyusun peta kebutuhan LKS Pada tahap perencanaan ini dilakukan kembali penyusunan dan penyesuaian kembali peta kebutuhan LKS berdasarkan SK, KD dan indikator yang telah ditetapkan. b) Menentukan judul LKS Judul dari setiap LKS ditentukan oleh Kompetensi Dasar, indikatorindikator dan materi pokok yang diajarkan. c) Penulisan LKS Penulisan rancangan LKS disesuaikan dengan syarat-syarat penulisan LKS yang telah ditetapkan. LKS yang disusun juga disesuaikan dengan pendekatan project based learning. Berikut ini adalah uraian materi pada setiap LKS. Tabel 17. Materi LKS No LKS Materi 1 1 Pengertian pertidaksamaan dua variabel dan menggambar daerah penyelesaian dari suatu masalah pertidaksamaan linear. 2 2 Pengertian model matematika, cara membuat model matematika dari suatu masalah program linear dan menggambar daerah penyelesaian dari suatu masalah program linear. Menentukan titik optimum dari daerah 3 3 himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dan menentukan nilai optimum dari fungsi obyektif Menentukan titik optimum dari daerah 4 4 himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dengan garis selidik. 69
3. Tahap Pengembangan (Development) Tahap pengembangan merupakan tahap realisasi rancangan bahan ajar dan rancangan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja produk yang telah dikembangkan. a. Pengembangan bahan ajar 1) Pengembangan RPP RPP merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan pendekatan project based learning. RPP yang dikembangkan harus mengacu pada komponen-komponen seperti: identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas atau semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, KD dan indicator pencapaian kompetensi, materi pelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil pembelajaran. RPP dikembangkan menggunakan bahasa Indonesia. Pada komponen langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, kegiatan pembelajaran memuat kegiatan mengamati, menggali informasi, pengerjaan proyek, dan mengkomunikasikan atau mempresentasikan. Pada kegiatan pengerjaan proyek, siswa diminta untuk mengerjakan proyek secara berkelompok. Pada Proyek pertama, masing-masing kelompok mendapatkan proyek yang berbeda. Adapun tugas proyek adalah mencari informasi yang berada di lingkungan sekolah sesuai dengan undian yang diperoleh. Setelah mendapatkan informasi sesuai dengan tugasnya, siswa 70
menyelesaikan proyek dengan cara berdiskusi. Setelah selesai berdiskusi, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Untuk proyek kedua dan ketiga, masing-masing kelompok mendapatkan proyek yang sama dan dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan kelompok mereka sebelumnya. Apabila sudah selesai berdiskusi, masing-masing kelompok juga harus mempresentasikan hasil diskusi mereka. Pada penelitian ini. RPP yang disusun sebanyak lima RPP, yaitu RPP 1, RPP 2, RPP 3, RPP 4, dan RPP 5. Masing-masing RPP tersebut dirancang untuk satu kali pertemuan. 2) Pengembangan LKS Pada penelitian ini, LKS yang disusun sebanyak empat LKS, yaitu LKS 1, LKS 2, LKS 3, dan LKS 4. LKS 1 dirancang untuk satu kali pertemuan. LKS 2 dirancang untuk dua kali pertemuan. LKS 3 dirancangan utnuk satu kali pertemuan. LKS 4 dirancang untuk satu kali pertemuan. Pengembangan LKS dilakukan sesuai desain awal yang telah ditetapkan. Hasil dari pengembangan LKS adalah LKS matematika program linear dengan pendekatan project based learning untuk siswa kelas X SMK. LKS yang dikembangkan memiliki komponen-komponen yang memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. 71
b. Penilaian Ahli Penilaian oleh ahli ini dilakukan untuk mengetahui kevalidan dan kelayakan bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP dan LKS. RPP dan LKS yang telah di setujui oleh dosen pembimbing kemudian divalidasi oleh validator yaitu dosen ahli. Validasi ahli yaitu penilaian RPP dan LKS menggunakan instrumen penilaian RPP dan LKS berupa angket untuk dosen ahli. Dosen ahli adalah seorang ahli akademik yang berlatar belakang S2. Validasi RPP dan LKS oleh ahli dalam penelitian ini dilakukan oleh dua dosen ahli yaitu Bapak Musthofa, S.Si, M.Sc. dan Ibu Eminugroho Ratna Sari, M.Sc. Hasil validasi bahan ajar oleh ahli dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 18. Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli No. Validator Produk yang Divalidasi RPP LKS 1. 1 133 79 2. 2 137 76 Skor Total 270 155 Skor Maksimal Ideal 310 180 Skor Minimal Ideal 62 36 Adapun penjelasan penjelasan penilaian para ahli tersebut terhadap masingmasing bahan ajar adalah: 1) Penilaian RPP Data kuantitatif yang diperoleh berupa skor penilaian ahli terhadap kevalidan RPP. Kemudian, data tersebut dikonversi menjadi data kualitatif untuk menentukan kriteria kevalidan RPP. Hasil penilaian RPP oleh ahli sebagai berikut: 72
Tabel 19. Hasil Analisis Validasi RPP oleh Ahli Produk yang Skor Kriteria Dikembangkan RPP 270 Sangat Baik Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 19 diperoleh skor total validasi RPP dari kedua ahli yaitu 270, maka RPP yang dihasilkan dikriteriakan sangat baik. Dari kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa RPP yang dikembangkan valid dan layak digunakan dalam pembelajaran matematika. 2) Penilaian LKS Data kuantitatif yang diperoleh berupa skor penilaian ahli terhadap kevalidan LKS. Kemudian, data tersebut dikonversi menjadi data kualitatif untuk menentukan kriteria kevalidan LKS. Hasil penilaian LKS oleh para ahli sebagai berikut: Tabel 20. Hasil Analisis Validasi LKS oleh Ahli Produk yang Skor Kriteria Dikembangkan LKS 155 Sangat Baik Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 20 diperoleh skor total validasi LKS dari kedua ahli yaitu 155, maka LKS yang dihasilkan dikriteriakan sangat baik. Dari kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan valid dan layak digunakan dalam pembelajaran matematika. 73
B. Hasil Uji Coba Produk Kegiatan uji coba termasuk dalam kegiatan implementasi ini dilakukan setelah bahan ajar dinyatakan layak diujicobakan dengan revisi oleh dosen ahli. Pada tahap implementasi dilakukan 3 kegiatan yaitu uji coba produk, pengukuran keterlaksanaan kegiatan pembelajaran, pengukuran hasil belajar siswa, penyebaran angket respon guru dan siswa. 1. Uji Coba Lapangan Uji coba RPP dan LKS yang dikembangkan dilaksanakan di kelas X MM SMK Piri 3 Yogyakarta dengan jumlah siswa 30 orang. Kegiatan pembelajaran dilakukan antara tanggal 22 April 10 Mei 2016 sebanyak 5 kali pertemuan termasuk pre-test dan post-test. Pertemuan pertama dilakukan pada Jum at, 22 April 2016 dan diisi dengan menyelesaikan soal pre-test. Tes awal dengan menggunakan pre-test ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang akan diujicobakan. Hal ini perlu dilakukan karena untuk menentukan keberhasilan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Pada pertemuan kedua sampai keempat pembelajaran yang dilakukan hampir sama yaitu diawali dengan mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang pernah dipelajarai sebelumnya dan berkaitan dengan materi program linear. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah yang ada atau menyelesaikan kerja proyek yang ada pada LKS secara berkelompok. Masingmasing kelompok terdiri dari 5 siswa. Setelah tugas mereka selesai, tiap-tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Ketika ada salah 74
satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang lain memberikan komentar terhadap kelompok yang presentasi. Pembelajaran dilanjutkan dengan meminta siswa menyelesaikan Kegiatan 1 dan Kegiatan 2 secara berkelompok sesuai kelompok yang sebelumnya. Pertemuan kelima dilakukan pada Senin, 9 Mei 2016 dan diisi dengan menyelesaikan soal post-test. Tes dengan menggunakan soal post-test dilakukan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan RPP dan LKS yang dikembangkan. Jika siswa mampu menjawab soal post-test dengan baik, maka pemahaman siswa dapat dianggap merupakan peran dari pembelajaran yang dilakukan. Sebelum melaksanakan uji coba ini, peneliti terlebih dahulu berdiskusi dengan guru mata pelajaran matematika kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta. Dari hasil diskusi dan uji coba yang dilakukan, peneliti mendapatkan data yang digunakan untuk mengetahui kualitas RPP dan LKS yang dikembangkan. Penjelasan mengenai data yang diperoleh dari hasil diskusi dan uji coba diuraikan sebagai beriku: a. Data kepraktisan Data kepraktisan diperoleh dari penilaian guru, respon siswa, dan keterlaksanaan pembelajaran. Adapun penjelasan mengenai data tersebut adalah: 1) Data penilaian guru Data penilaian guru dilakukan oleh seorang guru matematika yang mengajar di kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta. Penilaian diperoleh melalui pemberian suatu lembar penilaian yang berupa penilaian terhadap RPP dan 75
penilaian terhadap LKS yang dikembangkan. Adapun hasil analisis penilaian guru sebagai berikut: Tabel 21. Hasil Analisis Penilaian Guru Komponen Nilai Kriteria RPP 59 Sangat Baik LKS 78 Sangat Baik RPP dan LKS 137 Sangat Baik Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 21 diperoleh skor total dari penilaian RPP dan LKS yaitu 137, maka RPP dan LKS yang dikembangkan dikriteriakan sangat baik. Berdasarkan pengkriteriaan tersebut dapat disimpulkan bahwa RPP dan LKS yang dikembangkan praktis berdasarkan penilaian guru. 2) Data penilaian siswa Data penilaian siswa diperoleh dari 30 siswa di kelas X MM SMK Piri 3 Yogyakarta. Penilaian ini diperoleh setelah siswa melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan LKS yang dikembangkan. Adapun hasil analisis penilaian siswa sebagai berikut: Tabel 22. Hasil Analisis Penilaian Siswa Komponen Nilai Kategori Respon Siswa 2153 Sangat Baik Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 22 diperoleh skor total dari penilaian LKS yaitu 2153, maka LKS yang dikembangkan dikriteriakan sangat baik. Berdasarkan pengkriteriaan tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan praktis berdasarkan penilaian siswa. 3) Data keterlaksanaan pembelajaran 76
Selama pelaksanaan pembelajaran, dilakukan observasi untuk mengetahui keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang ada pada RPP yang dikembangkan. Pada penelitian ini, observasi dilakukan oleh dua pengamat. Adapun hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan sebagai berikut: Tabel 23. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Persentase Pertemuan Pengamat Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1 1 75% 75% 2 75% 75% 2 1 85% 85% 2 85% 80% 3 1 100% 95% 2 100% 100% Rata-rata Keseluruhan 86% Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran diperoleh persentase ketercapaian > 75%. Ini berarti bahwa RPP yang dikembangkan praktis berdasarkan keterlaksanaan pembelajaran. b. Data keefektifan Data keefektifan diperoleh dari hasil tes prestasi yang dilakukan di akhir pembelajaran matematika. Soal tes yang diberikan kepada siswa merupakan soal post-test, yang terdiri dari lima soal uraian. Adapun perbandingan ketuntasan siswa pada tes prestasi sebelum dan sesudah pembelajaran adalah: 77
Tabel 24. Perbandingan Ketuntasan Siswa Pre-Test Post-Test Rata-rata 51,5 81,42 Banyak Siswa yang Tuntas 2 26 Persentase Siswa yang Tuntas 7% 87% Persentase Siswa yang Tidak Tuntas 93% 13% Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test. Sebelum pembelajaran, persentase siswa yang tuntas sebesar 7%. Ini berarti sebagian besar siswa belum mempunyai pemahaman terhadap materi yang terkait dengan program linear. Pada hasil post-test terlihat bahwa ada 26 siswa yang tuntas dengan persentase ketuntasan sebesar 87%. Dari persentase tersebut, sebagian besar siswa telah mencapai Kriterian Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah, yaitu 75. Sesuai dengan yang dijelaskan pada BAB III, bahan ajar yang dikembangkan dikategorikan sangat baik sehingga bahan ajar dapat dikatakan efektif. C. Revisi Produk Berdasarkan tahap yang telah dilakukan, diperoleh juga beberapa saran mengenai bahan ajar yang dikembangkan. Dara tersebut dijadikan sebagai bahan untuk melakukan peneliti melakukan evaluasi terhadap RPP dan LKS yang dikembangkan. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kesalahan RPP ataupun LKS yang ditemui peneliti selama melakukan uji coba. Berikut kegiatan yang dilakukan pada tahap evaluasi. 78
1. Revisi Produk Menurut Penilaian para Ahli Berdasarkan hasil penilaian para ahli diperoleh saran-saran perbaikan terhadap bahan ajar matematika yang dikembangkan, yang terdiri dari RPP dan LKS. a. Revisi RPP Setelah melakukan penilaian dari ahli terhadap RPP yang dikembangkan, terdapat beberapa saran yang perlu direvisi agar RPP yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran matematika. Revisi RPP dilakukan sesuai saran para ahli. Revisi RPP menutut para ahli sebagai berikut: Tabel 25. Revisi RPP Menurut para Ahli Jenis Perbaikan Penulisan soal pada kunci jawaban Sebelum Validasi Tentukan grafik himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan linear 4x + 2y 18, jika x dan y bilangan real Setelah Validasi Tentukan grafik himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan linear 4x + 2y 16, jika x dan y bilangan real Penambahan petunjuk penskoran pada instrumen keterampilan Belum terdapat petunjuk penskoran pada instrumen keterampilan Alokasi waktu Kegiatan pendahuluan (15 menit), kegiatan inti (50 menit), kegiatan penutup (10 menit). Kegiatan pendahuluan (15 menit), kegiatan inti (65 menit), kegiatan penutup (10 menit) 79
b. Revisi LKS Tabel 26. Revisi LKS Menurut para Ahli Jenis Perbaikan Penulisan Sebelum Validasi Berdasarkan cerita diatas selesaikan masalah berikut Setelah Validasi Berdasarkan kedua permasalahan tersebut selesaikan masalah berikut Susunlah model matematika dari masalah tersebut agar Bapak Guru mengeluarkan uang untuk membeli tas seminimum mungkin Susunlah model matematika dari masalah tersebut agar uang yang dikeluarkan untuk membeli tas seminimum mungkin 2. Revisi Produk Uji Coba Lapangan Dalam uji coba lapangan, revisi dilakukan dengan memperhatikan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Saat pembelajaran, LKS dapat digunakan dengan baik oleh siswa. Namun, pada LKS 1 masih terdapat kesalahan dalam penulisan seperti: menggungkapkan yang direvisi menjadi 80
mengungkapkan dan tentenya yang direvisi menjadi tentunya. Untuk selebihnya, LKS yang lain dapat digunakan dengan baik, karena telah melalui penilaian ahli. Adapun revisi produk setelah uji coba lapangan sebagai berikut: Tabel 27. Revisi LKS Uji Coba Lapangan Jenis Perbaikan Penulisan Sebelum Validasi Setelah Validasi Setelah dilakukan revisi berdasarkan penilaian ahli dan uji coba lapangan, maka diperoleh produk akhir, yaitu bahan ajar matematika yang valid, praktis, dan efektif. D. Kajian Produk Akhir Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, diperoleh produk berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan project based learning yang valid, praktis, dan efektif. 81
Langkah-langkah penyusunan dan pengembangan RPP dan LKS tersebut dilakukan dengan model pengembangan yang telah ditentukan yaitu ADDIE: 1) melakukan analisis yang meliputi: a) analisis kebutuhan: menganalisis kebutuhan untuk menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran matematika pada materi program linear, b) analisis kurikulum: menganalisis materi pokok kelas X SMK semester 2, c) analisis karakteristik siswa: menganalisis kondisi siswa di SMK Piri 3 Yogyakarta berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di SMK tersebut; 2) perancangan RPP dan LKS yang meliputi: a) perancangan RPP dan LKS: RPP dibuat sebanyak lima buah sesuai dengan standar proses, sedangkan LKS dibuat berdasarkan aspek materi/isi, standar proses, syarat konstruksi, dan syarat teknis, b) perancangan instrumen penilaian yaitu peneliti menyusun instrumen penilaian bahan ajar sebagai alat untuk mengukur kelayakan RPP dan LKS yang dihasilkan; 3) pengembangan RPP dan LKS meliputi: a) pengembangan instrumen penelitian berupa lembar validasi yang diisi oleh dosen, lembar penilaian kepraktisan yang diisi oleh guru dan siswa, lembar observasi pembelajaran yang diisi oleh observer, dan soal pre-test dan post-test untuk mengukur keefektifan produk, b) pengembangan RPP sesuai desain pada tahap perancangan, c) pengembangan LKS sesuai desain pada tahap perancangan; 4) implementasi RPP dan LKS: dilakukan pada 22 April-9 Mei 2016; 5) evaluasi terhadap RPP dan LKS: RPP dan LKS dievaluasi terkait kevalidan, kepraktisan, dan keefektifannya. 82
1. Kevalidan Produk berupa bahan ajar matematika yang telah dikembangkan memenuhi kategori valid berdasarkan hasil penilaian oleh dua dosen validator. Masingmasing komponen bahan ajar yaitu RPP dan LKS memenuhi kriteria valid. Kriteria valid yang diperoleh menunjukan bahwa bahan ajar telah sesuai dengan teori-teori atau validasi isi seperti yang disampaikan Nieveen (1999: 127) bahwa bahan ajar dikatakan valid jika sesuai dengan teorinya. Pada tahap validasi diperoleh penilaian bahan ajar dari dua dosen ahli sebagai validator. Data hasil penilaian kemudian dianalisis dan dihitung skor kevalidan RPP yang diberikan oleh pra ahli. Skor kevalidan untuk RPP adalah 270, dengan kriteria sangat baik. Skor kevalidan untuk LKS adalah 155, dengan kriteria sangat baik. Pada BAB III dijelaskan bahwa bahan ajar dianggap valid dan layak digunakan apabila skor kevalidan menurut dosen ahli mencapai kriteria minimal baik. Berdasarkan skor kevalidan yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dihasilkan valid dan layak digunakan. 2. Kepraktisan Uji coba dilakukan pada siswa kelas X SMK Piri 3 Yogyakarta. Uji coba dilaksanakan setelah produk diperbaiki sesuai dengan kritik dan saran validator. Analisis kepraktisan bahan ajar ditinjau dari penilaian guru, respon siswa, dan keterlaksanaan pembelajaran. Praktis menurut Nieveen (1999: 127) dapat diartikan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat membantu dan memberikan kemudahan bagi penggunanya. Berdasarkan hasil analisis 83
kepraktisan ditinjau dari penilaian guru diperoleh bahwa skor kepraktisan RPP 59 dan skor kepraktisan LKS adalah 78. Kedua penilaian guru mencapai kriteria sangat baik. Selanjutnya, skor kepraktisan keduanya adalah 137 dengan kriteria sangat baik. Penyebaran angket penilaian siswa dilakukan setelah post-test. Berdasarkan penilaian siswa diperoleh skor kepraktisan LKS yaitu 2153, dengan kriteria sangat baik. LKS memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan dan memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa (Prastowo, 2011: 208). Pada BAB III dijelaskan bahwa bahan ajar matematika dianggap praktis dan layak digunakan apabila skor kepraktisan ditinjau dari penilaian guru dan respon siswa mencapai kriteria minimal baik. Berdasarkan skor kepraktisan yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perangkat bahan ajar yang dihasilkan praktis dan layak digunakan. Hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran menurut observer pertama pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut menunjukkan persentase 75%, 85%, dan 98%. Sedangkan hasil lembar observasi kegiatan pembelajaran menurut observer kedua pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut menunjukkan persentase 75%, 83%, dan 100%. Rata-rata hasil lembar observasi keterlaksanaan kegiatan pembelajaran menunjukkan persentase 86% dengan kriteria sangat baik. Menurut penjelasan pada BAB III, yang menyatakan bahwa bahan ajar dikatakan praktis jika mencapai minimal 75%. Berdasarkan skor kepraktisan yang diuraikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dihasilkan praktis dan layak digunakan. 84
3. Keefektifan Pada penelitian ini keefektifan penggunaan RPP dan LKS dengan pendekatan project based learning ditentukan dari pencapaian ketuntasan belajar matematika siswa. Sebelum dan sesudah uji coba lapangan bahan ajar dilakukan pre-test dan post-test untuk mengetahui prestasi siswa. Keefektifan bahan ajar matematika ditinjau dari tes prestasi. Hasil analisis dari tes prestasi siswa sebanyak 30 orang menunjukkan siswa yang tuntas pada pre-test sebanyak 2 orang dengan ketuntasan sebesar 7% dan siswa yang tuntas pada post-test sebanyak 26 orang dengan ketuntasan sebesar 87%. Berdasarkan kualitas bahan ajar dari hasil pretest dan post-test yang telah ditetapkan, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar matematika yang dikembangkan memiliki kualitas efektif. Bahan ajar dikatakan efektif jika bahan ajar yang digunakan dapat membatu siswa mencapai kompetensi yang harus dimilikinya (Widodo dan Jasmadi, 2008: 48). Persentase ketuntasan siswa lebih dari 75%. Ini berarti bahwa bahan ajar matematika yang dihasilkan efektif dan layak digunakan. Ketercapaian kualitas perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan project based learning untuk meningkatkan hasil prestasi siswa ini sesuai dengan peneltian yang dilakukan oleh Ariyanti (2015: 133) bahwa model project based learning efektif ditinjau dari minat belajar matematika siswa yang mengakibatkan hasil tes prestasi siswa meningkat. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis project based learning yang dikembangkan memiliki kualitas valid, praktis, dan efektif. 85
E. Keterbatasan Penelitian Penelitian pengembangan bahan ajar tidak terlepas dari beberapa keterbatasan, di antaranya: 1. Adanya keterbatasan waktu implementasi sehingga tidak semua LKS diujicobakan. 2. Uji coba hanya dilakukan di satu kelas saja, yang terdiri dari 30 siswa. 86