BAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuh dan berkembangnya perusahan perusahan di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terus berproses untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat ukur kemakmuran dari suatu negara. 1 Untuk mencapainya diperlukan

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA DI SURAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Franchise berasal dari bahasa Prancis yang artinya kejujuran atau

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Kabupaten Sleman. Pertumbuhan bisnis ini dapat mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia yang demikian pesat tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang waralaba (selanjutnya disebut PP No. 42 Tahun 2007) dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan-pembangunan berkesinambungan. Pembangunan-pembangunan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA. (Studi Pada Perjanjian Waralaba Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo) S K R I P S I

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah waralaba atau dalam bahasa asing disebut dengan franchise asal katanya

I. PENDAHULUAN. adanya perjanjian franchise. Franchise, adalah pemberian hak oleh franchisor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah franchise dalam Bahasa Prancis memiliki arti kebebasan atau freedom.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi banyak variabel diantaranya jual beli, barter sampai kepada leasing,

I. PENDAHULUAN. kecil, serta melalui sistem penjualan grosir maupun retail merupakan perwujudan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif-terapan. Penelitian ini meneliti

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir, Muhammad. Hukum Perusahaan Indonesia. Bandung : PT. Citra

BAB I PENDAHULUAN. menjamur, hal ini disebabkan oleh adanya keinginan pemilik franchise untuk

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 12/M-Dag/Per/3/2006 tentang Ketentuan dan tata Cara Penerbitan. Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba.

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TOKO SWALAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

PELAKSANAAN PERATURAN WALI KOTA DENPASAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat serta kompleks melahirkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat adalah melalui jalur wirausaha. Kemampuan teknologi dan. tersebut kepada pihak lain untuk menjalankan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia tergolong sangat prospektif karena

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang baik secara pribadi maupun terhadap orang lain.

BAB III PENUTUP. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan atau data sekunder, dengan mengkaji mengenai asas-asas, norma,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan ketertiban dalam hidup bermasyarakat. Untuk. kepentingan-kepentingan yang ada di dalam masyarakat.

SUKSES BISNIS RITEL MODERN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba dan. mendatang. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), waralaba adalah

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE AGREEMENT) DI BIDANG PENDIDIKAN (STUDI DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR

KEDUDUKAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang sangat pesat, hal ini tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat luas, begitu populernya kegiatan usaha ini, sehingga cepat

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARALABA. waralaba dapat diartikan sebagai usaha yang memberikan untung lebih atau

2016, No. -2- Negara Republik Indonesia Nomor 4866); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indones

BAB I PENDAHULUAN. bisnis internasional. Bentuk kerjasama bisnis ini ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia. Sebagai hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, hak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Circle K

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa penelitian sosiologi atau empiris yang mencakup penelitian terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris dan

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah ada, dikenal istilah franchise yang sudah di Indonesiakan menjadi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan business judgment..., Kanya Candrika K, FH UI, , TLN No. 4756, Pasal 1 angka 1.

PERSIAPAN LEGALISASI USAHA WARALABA

BAB I PENDAHULUAN. itu tidaklah mudah. Salah satu alternatif yang di ambil guna mencukupi

OLEH : AKBP RADIANT, S.I.K., M.HUM. KASUBDIT I / INDAGSI DITresKRIMSUS POLDA JATIM

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan faktor-faktor utama pendorong terjadinya globalisasi.

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA INTERNASIONAL DI INDONESIA PADA PT. FASTFOOD INDONESIA TBK. SKRIPSI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang bergerak melaju sangat pesat, serta

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder seperti peraturan perundang-undangan, jurnal ilmiah, buku-buku

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia pada dewasa ini telah dikenal usaha franchise di berbagai bidang

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 1 Untuk mendapatkan data dan. menggunakan metode penelitian hukum sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEGALITAS TOKO MODERN DAN MINUMAN BERALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang makin berkembang pesat di Indonesia dari tahun ke

DAFTAR PUSTAKA. Fuady, Munir, 2003, Perseroan Terbatas: Paradigma Baru, Citra Aditya Bakti, Bandung.

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Mini Market Indomaret. kebutuhan pokok sehari-hari karyawan, maka pada tahun 1988

III. METODE PENELITIAN. dengan menggunakan dua macam pendekatan yaitu : Pendekatan secara yuridis normatif adalah penelitian hukum yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi global yang cepat dan kompleks, Indonesia juga terpengaruh

KAJIAN YURIDIS MENGENAI PERSAINGAN USAHA ANTARA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH (UMKM) DENGAN MINIMARKET

PENGATURAN MINUMAN BERALKOHOL GOLONGAN A BAGI PELAKU USAHA TOKO MODERN MINIMARKET

BAB I PENDAHULUAN. rupiah terhadap Dollar US hingga mencapai lebih dari Rp ,- (posisi

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 22 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENATAAN MINIMARKET DI KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

DAFTAR PUSTAKA. Abbas Salim, 1985, Dasar-Dasar Asuransi (Principle Of Insurance) Edisi Kedua, Tarsito, Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mereka sehari-hari begitu juga penduduk yang bertempat tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia semakin pesat seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perusahan perusahan di Indonesia terutama perusahaan ritel yang berbasis waralaba. Bisnis waralaba merupakan kegiatan usaha penjualan barang atau jasa secara retail kepada masyarakat, begitu mudahnya kegiatan usaha ini, sehingga cepat sekali berkembang dan bisa diterima di masyarakat yang meliputi berbagai jenis bidang usaha. Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dialah yang pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di Amerika Serikat. 1 Pemerintah dalam rangka meningkatkan pembinaan usaha dengan Waralaba di seluruh Indonesia maka perlu mendorong pengusaha nasional terutama pengusaha kecil dan menengah untuk tumbuh sebagai Pemberi Waralaba nasional yang handal dan mempunyai daya saing di dalam negeri dan luar negeri khususnya produk dalam negeri. Pemerintah memandang perlu mengetahui legalitas dan bonafiditas usaha Pemberi Waralaba baik dari luar negeri dan dalam negeri guna menciptakan transparansi informasi usaha yang dapat dimanfaatkan secara 1 http://id.wikipedia.org/wiki/waralaba, 9 Maret 2013

2 optimal oleh usaha nasional dalam memasarkan barang dan / atau jasa dengan Waralaba. Di samping itu, Pemerintah dapat memantau dan menyusun data Waralaba baik jumlah maupun jenis usaha yang diwaralabakan. Untuk itu, Pemberi Waralaba sebelum membuat perjanjian Waralaba dengan Penerima Waralaba, harus menyampaikan prospektus penawaran Waralaba kepada Pemerintah dan calon Penerima Waralaba. Di sisi lain, apabila terjadi kesepakatan Perjanjian Waralaba, Penerima Waralaba harus menyampaikan perjanjian ke Pemerintah. 2 Di Indonesia, banyak sekali kehadiran pebisnis-pebisnis yang berjualan secara retail yang tidak lain adalah sistim semacam waralaba misalnya: Indomaret, Alfamart, Circle K, Full Time. Begitu menarik dan menguntungkannya bisnis waralaba ini, maka pemerintah berkepentingan pula untuk mengembangkan bisnis di Indonesia guna terciptanya iklim kemitraan usaha melalui pemanfaatan lisensi sistem bisnis waralaba. Dengan melihat begitu menjamurnya usaha waralaba dibidang ritel maka Menteri Perdagangan menerbitkan Peraturan Nomor 68/M-DAG/PER/10/2012, Dalam rangka ingin menciptakan iklim yang lebih kondusif bagi waralaba jenis ini, agar tercipta entrepreneur dan inovator-inovator baru, yang kreatif dan profesional sehingga memiliki kemampuan untuk bersaing secara global. Pembenahan kebijakan waralaba dilatarbelakangi oleh perkembangan dan pertumbuhan yang signifikan akan waralaba tersebut, namun di sisi lain masih banyak masyarakat yang tidak berhasil memiliki usaha waralaba 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2007 tentang Waralaba, bagian penjelasan umum

3 dimaksud. Menteri Perdagangan mensinyalir bahwa hal ini disebabkan oleh adanya perjanjian antara pemberi waralaba (franchisor) dengan penerima waralaba (franchisee) yang hanya menunjuk satu penerima waralaba saja, dan tidak memberikan hak kepada penerima waralaba untuk membuka subfranchise. Ini menunjukkan adanya dominasi kepemilikan di satu tangan dengan sistem waralaba yang justru keluar dari konsep waralaba itu sendiri, jelas Gita Wirjawan. 3 PT. Indomarco Prismatama adalah suatu perseroan yang bergerak di bidang penjualan barang kebutuhan sehari-hari dengan sistim waralaba dan merupakan pelopor yang pertama di bidang minimarket di Indonesia. Indomaret pertama kali didirikan pada tahun 1988 dengan membuka outlet di Ancol Jakarta Utara. PT. Indomarco Prismatama saat ini berkembang pesat dengan jumlah gerai mencapai lebih dari 7.469 wilayah Jawa, Madura, Bali, Sumatra dan Sulawesi terdiri dari 40% gerai milik terwaralaba dan 60% gerai milik Perusahaan. Sebagian besar pasokan barang dagangan untuk seluruh gerai berasal dari 17 pusat distribusi indomaret yang menyediakan lebih dari 4.800 jenis produk. 4. Melihat kondisi tersebut serta kaitannya dengan berlakunya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68/M-DAG/PER/10/2012 maka penulis menetapkan untuk mengkaji bagaimana peralihan outlet pada Indomaret sesuai dengan peraturan tersebut. 3 http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2013/02/17/pengaturan-waralaba-kemendag-dorongpengembangan-ukm-id0-1361071768.pdf di akses pada tanggal 9 maret 2013 4 http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/ di akses pada tanggal 10 maret 2013

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah prosedur pengahlian outlet / gerai pada PT.Indomarco Prismatama dengan pemberlakuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68/M-DAG/PER/10/2012? 2. Bagaimana kendala-kendala yang timbul dengan pemberlakuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68/M-DAG/PER/10/2012? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini meliputi dua (2) hal, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis prosedur pengahlian outlet / gerai pada PT.Indomarco Prismatama. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis kendala-kendala yang timbul dengan pemberlakuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68/M- DAG/PER/10/2012. D. Manfaat Penelitian yaitu : Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini

5 1. Manfaat Teoritis Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya hukum ekonomi dan bisnis untuk menambah pengetahuan mengenai implementasi waralaba yang dilakukan oleh PT.Indomarco Prismatama sesudah di terbitkannya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68/M-DAG/PER/10/2012 tentang waralaba untuk jenis usaha toko modern. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan agar para pihak yang terkait, baik pemerintah, pemberi waralaba dan penerima waralaba menyadari bahwa pentingnya menciptakan iklim kemitraan usaha yang lebih sehat serta menciptakan entrepreneur dan inovator-inovator baru, yang kreatif dan profesional sehingga memiliki kemampuan untuk bersaing secara global. E. Keaslian Penelitian Mengingat Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68/M- DAG/PER/10/2012 masih baru dan setelah hasil penelusuran penulis, penulis tidak menemukan adanya penulisan yang sama. Penelitian ini merupakan penelitian yang memang dikaji dan bukan merupakan hasil plagiat dari orang lain, penulis dalam hal ini akan mengkaji mengenai Implementasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68/M-DAG/PER/10/2012 tentang waralaba untuk jenis usaha toko modern.

6 F. Batasan Konsep 1. Pengertian Implementasi Pengertian Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pelaksanaan,penerapan. 5 2. Pengertian Menteri Perdagangan Pengertian Menteri Perdagangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pembantu kepala negara untuk melaksanakan urusan (pekerjaan) negara di bidang perdagangan. 3. Pengertian Waralaba Menurut Pasal 1 butir 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba, Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. 4. Pengertian Toko Modern Pengertian Toko Modern menurut Pasal 1 butir 4 Peraturan Menteri perdagangan Republik Indonesia Nomor : 68/M- DAG/PER/10/2012 Tentang Toko Modern, Toko Modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm 427

7 eceran yang dapat berbentuk minimarket, supermarket, department store, hypermarket ataupun grosir yang berbentuk perkulakan. 5. Pengertian Outlet/gerai Pengertian Outlet/gerai menurut Pasal 1 butir 5 Peraturan Menteri perdagangan Republik Indonesia Nomor : 68/M-DAG/PER/10/2012 Tentang Toko Modern, Outlet/gerai adalah tempat melaksanakan kegiatan usaha toko modern. 6. Pengertian Perseroan Terbatas Pengertian Perseroan Terbatas menurut Pasal 1 butir 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Perseroan Terbatas (Perseroan) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undangundang ini serta peraturan pelaksanaannya. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian hukum yang dilakukan adalah penelitian hukum empiris yaitu penelitian dengan cara melakukan pendekatan masalah yang

8 diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan didalam masyarakat. 6 2. Sumber Data Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan juga data sekunder sebagai data pendukung. a. Data primer berupa keterangan-keterangan yang diperoleh secara langsung dari lapangan melalui wawancara dengan pihak-pihak yang dipandang mengetahui obyek yang diteliti. b. Data sekunder, terdiri dari : 1) Bahan hukum primer : Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat. 7 Bahan-bahan hukum primer dalam penulisan hukum/ skripsi ini meliputi: a) Kitab Undang Undang Hukum Perdata. b) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. c) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68/M- DAG/PER/10/2012 tentang waralaba untuk jenis usaha toko modern. 6 Hilman hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan kertas kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, CV Mandar Maju, Bandung, hlm. 61 7 Soerjono Soekanto dan sri mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Grafindo, Jakarta, hlm. 12

9 2) Bahan hukum sekunder dalam penulisan hukum/ skripsi ini meliputi: (a) Buku (1) Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, CV Mandar Maju, Bandung. (2) Juajir Sumardi, 1995, Aspek-Aspek Hukum Franchise dan Perusahan Transnasional, PT Cipta Aditya Bakti, Bandung. (3) Mochamad Basarah dan F. Mufidin, 2008, Bisnis Franchise dan Aspek-Aspek Hukumnya, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. (4) Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010. Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. (5) Munir fuady, 1999, Hukum Kontrak : dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, PT Cipta Aditya Bakti, Bandung. (6) Soerjono Soekanto dan sri mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Grafindo, Jakarta. (7) Subekti, 1990, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta. (8) R. Setiawan, 1987, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung. (9) Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2001, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

10 (10) Widjaja Gunawan, 2001, WaRaLAba, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. (b) Website (1) http://id.wikipedia.org/wiki/waralaba, 9 Maret 2013. (2) http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2013/02/17/pengaturan -waralaba-kemendag-dorong-pengembangan-ukm-id0-1361071768.pdf di akses pada tanggal 9 Maret 2013. (3) http://indomaret.co.id/profil-perusahaan/ di akses pada tanggal 10 Maret 2013 (4) http://tips-belajar-internet.blogspot.com/2009/08/pengertiandan-jenis-jenis-perjanjian.html (5) http://id.wikipedia.org/wiki/indomaret diakses tanggal 10 Juni 2013. 3. Cara Pengumpulan Data a. Studi Lapangan (Field Research) Wawancara ialah suatu metode pengumpulan data primer yang dilakukan kepada nara sumber tentang obyek yang diteliti berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. Wawancara dilakukan dengan: 1) Kepala Seksi Penguat Usaha, Dit. Bina Usaha Perdagangan, Kementerian Perdagangan, Bapak Rukman Basit, SE, MM 2) Staff Bagian Human Resources Departement (HRD) PT.Indomarco Prismatama Jakarta. Ibu Cinthya Carolina.

11 b. Studi Kepustakaan (Library Reserch) Studi Kepustakaan ialah suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari data-data sekunder yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 4. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Indomarco Prismatama di Jakarta. 5. Nara sumber Narasumber adalah subjek yang memberikan jawaban atas pertanyaan peneliti yang berupa pendapat hukum berkaitan dengan permasalahan hukum yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi narasumber adalah Kepala Seksi Penguat Usaha, Dit. Bina Usaha Perdagangan, Kementerian Perdagangan, Bapak Rukman Basit, SE, MM. dan Staff Bagian Human Resources Departement (HRD) PT.Indomarco Prismatama Jakarta. Ibu Cinthya Carolina. 6. Analisis Data Setelah diperoleh data dari lapangan, maka tahap berikutnya adalah mengolah dan menganalisis data. Langkah pertama, data primer dikuantitatifkan terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan menggunakan ukuran kualitatif. Selanjutnya, menganalisis data sekunder sebagai data pendukung. Dalam hal ini, analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan hukum positif sebagai bahan hukum primer. Sifat analisis deskriptif maksudnya adalah, bahwa peneliti dalam menganalisis

12 berkeinginan untuk memberikan gambaran atau pemaparan atas subyek dan obyek penelitian sebagaimana hasil penelitian yang dilakukannya. 8 Bahan hukum sekunder berupa pendapat hukum selanjutnya dianalisis untuk mencari perbedaan dan persamaan pendapat hukum. Kemudian, Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder diperbandingkan untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan. Pada tahap kesimpulan, data primer diperbandingkan dengan data sekunder untuk mengetahui ada tidaknya kesenjangan antara data primer dengan data sekunder. Proses penalaran dalam penarikan kesimpulan menggunakan metode berpikir induktif. 8 Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm. 183.