BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertambangan, khususnya batubara merupakan salah satu komoditas yang penting untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat. Batubara saat ini menjadi komoditas utama sebagai bahan bakar untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), industri semen, keramik, baja, smelting, dan sebagainya. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi tersebut, kegiatan eksplorasi dan penambangan harus terus dikembangkan untuk meningkatkan produksi batubara. Selain itu, kualitas batubara perlu dipantau agar dapat mengoptimalkan penggunaan batubara sesuai dengan fungsinya. Pulau Kalimantan merupakan pulau dengan deposit batubara terbesar di Indonesia, khususnya Kalimantan Timur yang mencapai 47.063 juta ton (Anonim, 2015). Maka dari itu, perlu dilakukan perhitungan sumberdaya batubara dengan akurat untuk mengetahui seberapa banyak batubara yang prospektif untuk ditambang. Sumberdaya batubara dapat digolongkan ke dalam kelas-kelas sumberdaya berdasarkan tingkat keyakinan geologi serta kompleksitas geologi dan secara kuantitatif dapat diperoleh berdasarkan jarak titik informasi. Perhitungan cadangan tertambang (mineable reserves) dilakukan untuk mengetahui cadangan batubara yang ada di alam (in situ). Perhitungan cadangan tertambang dilakukan dengan beberapa batasan yaitu nisbah kupas ekonomis (stripping ratio), sudut jenjang rata-rata (overall slope) dan elevasi penggalian maksimum, sehingga dapat diketahui jumlah batubara yang ekonomis untuk ditambang. Perhitungan cadangan tertambang (mineable reserves) dilakukan dengan metode cross section dengan pedoman rule of gradual change karena bentuk endapan batubara cenderung 1
homogen dan dapat dijadikan bahan pertimbangan pada perusahaan sebelum dilakukan penambangan. Kualitas batubara sangat mempengaruhi harga batubara. Batubara yang memiliki kualitas yang tinggi, akan memiliki harga yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Untuk mengoptimalkan fungsi dari batubara, perlu dilakukan pengujian kualitas. Kualitas batubara dipengaruhi oleh parameter Inherent Moisture, Total Moisture, Volatile Matter, Fixed Carbon, Ash Content, Total Sulfur dan Calorific Value (Thomas, 2013). Parameter tersebut sangat dipengaruhi salah satunya oleh lingkungan pengendapan dimana batubara tersebut terbentuk di masa lampau. Maka dari itu, ahli geologi memiliki peran langsung dalam menganalisis dan menjaga kualitas batubara. Dalam penelitian ini, akan dipaparkan mengenai kondisi geologi, sejarah pembentukan batubara dan pengaruhnya terhadap kualitas batubara, serta sumberdaya batubara yang ada pada daerah South Pinang dan sekitarnya, Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud 1. Melakukan pemetaan geologi permukaan. 2. Melakukan pengukuran stratigrafi di daerah penelitian. 3. Melakukan interpretasi pengaruh kondisi geologi dan lingkungan pengendapan terhadap kualitas batubara. 4. Melakukan perhitungan sumberdaya batubara dengan metode circular pada daerah penelitian. 5. Melakukan perhitungan cadangan batubara dengan metode cross section rule of gradual changes pada daerah penelitian 1.2.2 Tujuan 1. Mengetahui kondisi geologi daerah penelitian. 2. Mengetahui lingkungan pengendapan dan fasies batubara daerah penelitian. 2
3. Mengetahui pengaruh lingkungan pengendapan terhadap kualitas batubara. 4. Mengetahui volume dan tonase sumberdaya batubara pada daerah penelitian. 5. Mengetahui volume dan tonase cadangan batubara pada daerah penelitian. 1.3 Rumusan Masalah a. Bagaimanakah kondisi geologi daerah penelitian? b. Bagaimanakah variasi kualitas batubara di Pit South Pinang? c. Apa pengaruh lingkungan pengendapan terhadap kualitas batubara pada daerah penelitian? d. Berapakah jumlah volume dan tonase sumberdaya dan cadangan batubara seam JR, BE, ML, L4, BN, B2, B2UR pada Pit South Pinang? 1.4 Batasan Masalah 1. Kondisi geologi daerah penelitian dan lingkungan pengendapan diperoleh berdasarkan data lapangan pemetaan geologi dan pengukuran stratigrafi. 2. Interpretasi lingkungan pengendapan dilakukan berdasarkan klasifikasi Horne (1978). 3. Kualitas batubara diperoleh dari uji proksimat pada core sampling dan channel sample yang dilakukan oleh PT. Kaltim Prima Coal sebelumnya. 4. Estimasi sumberdaya batubara dilakukan berdasarkan keterdapatan titiktitik informasi, yaitu data pemboran dan singkapan batubara pada seam JR, BE, ML, L4, BN, B2 dan B2UR pada waktu week 31 (1-8 Agustus 2016) kalender penambangan. 5. Berdasarkan Laporan Studi Kelayakan pada Pit South Pinang (KPC, 2012), dapat diketahui nisbah kupas (stripping ratio) atau perbandingan volume overburden dengan tonase batubara adalah 10:1 dengan overall slope 40º dan penggalian maksimum hingga elevasi -60 mdpl. 3
100000 me 6. Perhitungan sisa cadangan tertambang (mineable reserves) pada Pit South Pinang dilakukan berdasarkan periode week 31 (1-8 Agustus 2016) pada kalender penambangan. 1.5 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi penelitian berada pada wilayah Pit South Pinang dan sekitarnya yang berada di bagian Selatan Tenggara dari Kubah Pinang (Pinang Dome) dan termasuk dalam area konsesi pertambangan batubara PT. Kaltim Prima Coal (KPC). Secara administratif, Pit South Pinang berada di Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1.1. Pit South Pinang dikelola oleh PT KPC dibawah Divisi Mining Operation Division (MOD) dan secara langsung ditangani oleh Departemen Jupiter. Sedangkan pemantauan kualitas batubara secara berlanjut dilakukan oleh Geology Department, khususnya Grade Control Section. 190000 mn Gambar 1.1 Lokasi Penelitian pada Pit South Pinang (kotak merah) (PT. KPC, 2015). 4
Daerah penelitian dapat ditempuh dari Kota Semarang dengan menggunakan transportasi pesawat terbang ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan selama 1 jam. Waktu yang ditempuh selanjutnya dari Balikpapan menuju Sangatta ditempuh selama 8 jam menggunakan mobil kearah utara. Lokasi penambangan PT. KPC di Pit South Pinang yang berada pada sebelah utara Kecamatan Sangatta Utara dapat diakses menggunakan bus perusahaan dengan waktu tempuh 10-20 menit. 1.6 Waktu Pelaksanaan Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 2 bulan 10 hari pada tanggal 19 Juli 2016 29 September 2016. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi tahap persiapan, pengambilan data hingga presentasi laporan di perusahaan. Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi kegiatan studi pustaka dari penelitian terdahulu, melakukan survei tinjau, serta pengumpulan data sekunder diantaranya adalah peta topografi daerah Pit South Pinang, peta geologi regional, data pemboran serta kualitas batubara pada sampel pemboran inti (coring) dan sampel permukaan (channel). Tahap pengambilan data yang dilakukan meliputi kegiatan reconnaissance, pemetaan geologi serta pengukuran stratigrafi di lapangan. Tahap pengolahan dan analisis data diantaranya adalah penyusunan peta lintasan, peta geologi dan geomorfologi, penyusunan kolom stratigrafi terukur, interpretasi lingkungan pengendapan, analisis kualitas batubara, perhitungan sumberdaya batubara dan penyusunan laporan. Rincian dari waktu pelaksanaan dapat ditunjukkan dalam Tabel 1.1. 5
Tabel 1.1 Jadwal Rangkaian Kegiatan Tugas Akhir. Kegiatan Juli 2016 Agustus 2016 September 2016 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Tahap Persiapan - Studi Pustaka - Survei Tinjau - Pengumpulan Data Sekunder Tahap Pengambilan Data - Reconaissance - Pemetaan Geologi - Pengukuran Stratigrafi Tahap Pengolahan dan Analisis Data - Penyusunan Peta Lintasan, Geologi, Geomorfologi - Penyusunan Kolom Stratigrafi - Analisis Kualitas Batubara - Perhitungan Sumberdaya Batubara - Penyusunan Laporan 6