PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. kata yang sesuai yang terdapat pada KD menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

PENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Indonesia telah dirancang ke dalam pembelajaran berbasis teks. Di dalam pembelajaran tersebut, siswa diharapkan mampu memproduksi dan menggunakan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

Oleh Dwi Budi Mulyono

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

Oleh : Maria Krisnauli Manik Dr. Rosmawaty, M.Pd. Abstrak

Oleh Pestauli Gultom Kata Kunci: pengaruh, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, teks eksplanasi

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

PENGARUH MODEL PETA PIKIRAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS IX SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELJARAN 2016/2017

PENGARUH MEDIA TAYANGAN TALK SHOW KICK ANDY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HASIL WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

Oleh Basa Elisa Febriani Sirait Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. Kata kunci: model pembelajaran berbasis masalah, menulis teks diskusi

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Oleh Elisda Betharia Marpaung Atika WAsilah, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

Oleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE MODELLING THE WAY

Oleh Desi Khairani Drs. Sanggup Barus, M.Pd.

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

Pengaruh Metode KWL (Know, Want to Know, Learned)

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

Oleh Dewi Astuti. Drs. Syamsul Arif, M. Pd. ABSTRAK

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

Oleh Deby Maria Juliana Purba Drs. Sanggup Barus, M.Pd.

Oleh Adelita Purba Dra. Rosmaini, M.Pd

Data Mentah Skor Posttes Kelas Eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan Oleh : LESTIKA DEWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diunggah pada Jurnal Online

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL. Oleh. Siti Saulia Siregar. Pembimbing Skripsi. Drs. Malan Lubis, M.Hum

hitung = 6,71 > t tabel = 2,01 maka hipotesis nihil (H o ditolak, sedangkan

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN BERBASIS QUESTION STUDENT HAVE DENGAN BANTUAN CHEMO-EDUTAINMENT MEDIA KEY RELATION CHART TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Menggunakan Teknik Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V di SDN 1 Sindanglaya.

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

JSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH

ARTIKEL. Oleh. Simbolon NIM Hotris

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

EFEKTIVITAS METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SURAT DINAS OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian di SMP Nurul Iman Palembang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

PDF created with pdffactory Pro trial version

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MERESENSI NOVEL REMBULAN MERAH OLEH SISWA KELAS XI SMA DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Pada Siswa Kelas VII SMP Swasta Prama Artha Naga Jaya I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir dapat dipastikan bahwa dalam kehidupan sehari hari tidak terlepas

Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP PGRI 9 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3)

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Nama : Aris Jatnika Sujana NIM :

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION

Pengaruh Metode Brainstroming Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pembelajaran Wujud Zat Di Kelas VII MTs

PENGGUNAAN STRATEGI DISKUSI DAN SIMPOSIUM DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI KEUNGGULAN IKLIM DI INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO

Kata Kunci: Pengaruh STAD Wacana-Menulis Karangan Argumentasi PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDSTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi, subjek, populasi, dan sampel penelitian. Penelitian ini dilakukan di TKIT An-Nur yang beralamat di TKIT AN-

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Berliana Fenny Gultom Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh model pembelajaran Time Token terhadap keterampilan berpidato siswa kelas XI SMA Swasta Free Methodist Tahun Pembelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Swasta Free Methodist Medan sebanyak 120 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 24 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi (mengamati secara langsung). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebelum menggunakan model pembelajaran Time Token adalah 63,95 dalam kategori kurang sedangkan nilai rata-rata sesudah menggunakan model pembelajaran Time Token adalah 82,3 dalam kategori baik. Berdasarkan perhitungan dengan uji t diperoleh nilai to = 8,19 kemudian dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5% dengan df = N-1 = 24-1 = 23. Dari df = 23 diperoleh taraf signifikansi 5% = 2,07. Karena t o yang diperoleh lebih besar dari t tabel yaitu 8,19 >2,07 maka hipotesis awal (H o ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran Time Token berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan siswa berpidato. Untuk itu, perlunya guru bidang studi bahasa Indonesia meningkatkan pembelajaran keterampilan berpidato dengan menerapkan model pembelajaran Time Token karena pembelajaran ini terbukti berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan berpidato siswa. Kata Kunci: Pengaruh, Model, Time Token, Berpidato PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdiri dari empat aspek keterampilan berbahasa. Keterampilan tersebut meliputi membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. 1

Keempat keterampilan ini berhubungan satu sama lain. Di antara keempat aspek tersebut, berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang memiliki manfaat paling besar bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Berbicara dapat menyampaikan gagasan ataupun pikiran tentang segala hal berdasarkan skema, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki kepada orang lain. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas XI SMA untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, salah satu kompetensi keterampilan berbicara yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan berpidato. Namun, harapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Swasta Free Methodist Medan. Dari hasil wawancara antara peneliti dengan guru bidang studi diketahui bahwa hasil belajar dalam keterampilan berpidato siswa masih rendah dengan skor ratarata 62,5. Hal ini diduga karena di dalam pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang mengakibatkan siswa pasif dalam pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan pembelajaran. Hal ini juga terlihat jelas dari Program Pengalaman Lapangan Terpadu yang telah dilakukan peneliti dimana dalam mengajar pembelajaran pidato, guru lebih sering menggunakan metode mengajar yang monoton, yaitu metode ceramah. Hal ini tentu mengakibatkan siswa tidak berani berbicara menyampaikan ide atau gagasannya dalam berpidato karena kurang melakukan praktik berbicara di depan orang lain. Larasati (2010) dalam jurnalnya menyatakan, Pembelajaran keterampilan berbicara khususnya berpidato tampaknya belum menunjukkan hasil yang ideal. Selain minimnya kreativitas guru dalam menentukan teknik pembelajaran, media atau bahan ajar yang digunakan juga sangat minim. Maka tidak mengherankan siswa enggan berbicara, malu, dan sangat minim kosakatanya yang pada akhirnya keterampilan berbicaranya khususnya berpidato relatif rendah. Hal ini juga dinyatakan Tarigan (1987:88) bahwa kondisi pembelajaran keterampilan berbicara termasuk berpidato selama ini masih belum memuaskan. 2

Penelitian yang merujuk pada kurangnya hasil pembelajaran pidato dapat dilihat pada penelitian Dewi Marpaung (2010:68) menyatakan, Hasil kemampuan berpidato siswa dalam kategori kurang dengan skor rata-rata 58,06. Sama halnya dengan penelitian Rahel Silalahi (2013:58) menyatakan, Hasil pembelajaran retorika masih kurang dengan rata-rata nilai 62,41. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam berpidato masih tergolong rendah. Hal ini tentu dapat diatasi dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih menarik agar siswa termotivasi untuk aktif berbicara sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam berpidato. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan siswa berbicara dalam pidato adalah model pembelajaran Time Token. Model pembelajaran ini melibatkan semua siswa dalam pelaksanaannya sehingga pikiran dan perhatian siswa akan tetap tertuju pada kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Model pembelajaran Time Token menitikberatkan pada aspek komunikasi siswa sehingga diharapkan apabila siswa sering mengkomunikasikan ide-idenya maka mereka menjadi lebih memahami tentang bahan pelajaran yang telah mereka pelajari dan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa. Selain itu juga, terlihat pada salah satu kelebihan model pembelajaran Time Token ini bahwa siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat lagi sehingga dapat mendorong kemampuan pemahaman siswa akan semakin meningkat. Time Token berasal dari kata Time artinya waktu dan Token artinya tanda. Time Token merupakan model belajar dengan ciri adanya tanda waktu atau batasan waktu. Batasan waktu bertujuan untuk memacu motivasi siswa mengeksploitasi kemampuan berpikir dan mengemukakan gagasannya. Model pembelajaran Time Token merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah. Proses pembelajaran yang demokratis adalah proses belajar yang menempatkan siswa sebagai subjek. Mereka harus mengalami sebuah perubahan ke arah yang lebih positif. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak paham menjadi paham, dan dari tidak tahu 3

menjadi tahu. Di sepanjang proses belajar itu, aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama. Dengan kata lain, mereka selalu dilibatkan secara aktif. Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui. Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali (Ngalimun, 2013:178) Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Time Token merupakan suatu model pembelajaran dengan ciri adanya tanda waktu atau batasan waktu sehingga dapat memacu motivasi siswa dalam mengeksploitasi kemampuan berpikir dan mengemukakan gagasannya. Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang berarti sanggup. Dalam bahasa Inggris ability yang berarti kecakapan dan kepandaian. Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:707) menyatakan, Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan seseorang dalam melakukan suatu tindakan untuk mengembangkan potensi diri. Pidato merupakan salah satu bentuk keterampilan berbahasa yang disampaikan secara lisan. Menurut Effendy (2009:53), Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran, atau informasi secara lisan di muka umum. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpidato adalah kesanggupan seseorang atau siswa untuk menyampaikan gagasan, pikiran, atau informasi secara lisan di depan umum, baik itu yang bertujuan untuk menghibur, memberitahukan, maupun mempengaruhi atau mengajak para pendengar. Seseorang yang pandai berbicara dan banyak pengetahuannya akan berhasil berpidato di depan umum. Banyak orang berbicara terlalu banyak dan terlalu panjang, sering tanpa terkontrol. Oleh karena itu, hendaknya dalam berpidato menggunakan bahasa yang bersifat informatif agar lebih menarik dan memukau. Orang dapat kehilangan konsentrasinya apabila waktu yang terburu- 4

buru dan tidak diperkirakan berapa menit berbicara dalam membawakan suatu pidato. Hal ini dapat didukung dengan perkiraan waktu yang sesuai sebelum berpidato agar pembicara dapat mengurangi kecemasan karena waktu yang masih banyak tetapi bahan pembicaraan sudah habis atau waktunya sudah habis bahan pembicaraan masih banyak. METODOLOGI PENELITIAN Metode berperan penting dalam penelitian. Hal ini disebabkan karena semua kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian sangat bergantung pada metode yang digunakan. Menurut Arikunto (2010:203) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian digunakan agar tujuan yang dapat diharapkan dapat tercapai dengan baik,. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran Time Token terhadap kemampuan berpidato siswa. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Arikunto, 2010:9). Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kemampuan berpidato siswa dengan menggunakan model pembelajaran Time Token. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Free Methodist Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah kelas XI SMA Swasta Free Methodist Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 yang berjumlah 4 kelas berjumlah 120 siswa. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik dengan langkahlangkah analisis yaitu data hasil pre-test dan post-test disusun dalam bentuk tabel, menentukan nilai rata-rata dan standar deviasi dari kedua data sampel, menghitung uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis 5

Setelah t diketahui maka nilai tersebut akan dikonsultasikan dengan tabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk) = n-1 pada taraf nyata α = 0,05. Dengan demikian, jika t o < t t pada taraf nyata α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak sebaliknya jika t o > t t pada taraf nyata α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kemampuan berpidato siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Time Token adalah nilai rata-rata sebesar 63,95 dengan skor tertinggi sebesar 75 dan skor terendah sebesar 50. Dapat diketahui bahwa ada 1 siswa atau 4,17% dalam kategori sangat kurang, 9 siswa atau 37,5% dalam kategori kurang, 11 siswa atau 45,83% dalam kategori cukup, 3 siswa atau 12,5% dalam kategori baik, dan tidak ada siswa dalam kategori sangat baik. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, maka dapat diketahui bahwa hasil kemampuan berpidato siswa sebelum menggunakan Model Pembelajaran Time Token termasuk dalam kategori kurang. Kemampuan berpidato siswa sesudah menggunakan model pembelajaran Time Token adalah nilai rata-rata sebesar 82,3 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah sebesar 70. Dapat diketahui bahwa tidak ada siswa dalam kategori sangat kurang atau kurang, 3 siswa atau 12,5% dalam kategori cukup, 8 siswa atau 33,33% dalam kategori baik, dan 13 siswa atau 54,17% dalam kategori sangat baik. Berdasarkan nilai rata-rata di atas, maka dapat diketahui bahwa hasil kemampuan berpidato siswa sesudah menggunakan Model Pembelajaran Time Token termasuk dalam kategori baik. Untuk melihat pengaruh model pembelajaran Time Token terhadap kemampuan berpidato siswa, maka dilakukan pengujian hipotesis. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data. Uji Persyaratan analisis data tersebut terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. 6

Setelah uji normalitas hasil pre-test dilakukan, maka nilai yang paling besar diperoleh diantara harga-harga L adalah L o = 0,0427. Kemudian L o ini dikonsultasikan dengan nilai kritis L dengan taraf nyata 0, 05. L tabel diperoleh dari perhitungan uji Lilliefors pada 0, 05 dan n =24 yaitu L tabel = 0,173. Ternyata L o < L tabel atau 0,0427 < 0,173 berarti data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah uji normalitas hasil post-test dilakukan, maka nilai yang paling besar diperoleh diantara harga-harga L di atas adalah L o = 0,0891. Kemudian L o ini dikonsultasikan dengan nilai kritis L dengan taraf nyata 0, 05. L tabel diperoleh dari perhitungan uji Lilliefors pada 0, 05 dan n =24 yaitu L tabel = 0,173. Ternyata L o < L tabel atau 0,0891 < 0,173 berarti data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah uji normalitas dilakukan maka dilakukanlah uji homogenitas. Dengan kriteria pengujian homogenitas diperoleh, F hitung 1,28 < F tabel 1,98 pada taraf nyata α = 0,05 maka sampel yang digunakan pada model pembelajaran Time Token mempunyai varians yang sama atau homogen. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa data penelitian telah memenuhi syarat dilakukan pengujian hipotesis. Selanjutnya setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas maka t o diketahui, kemudian dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5% dengan df = N-1 = 24-1 = 23. Dari df = 23 diperoleh taraf signifikansi 5% = 2,07. Karena t o yang diperoleh lebih besar dari t tabel yaitu 8,19 >2,07 maka hipotesis awal (H o ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran Time Token berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan siswa berpidato. Pembahasan Hasil Penelitian Model pembelajaran Time Token merupakan suatu model pembelajaran dengan ciri adanya tanda waktu atau batasan waktu sehingga dapat memacu 7

motivasi siswa dalam mengeksploitasi kemampuan berpikir dan mengemukakan gagasannya. Kelebihan model pembelajaran ini dapat meningkatkan keberanian siswa untuk berdiri di depan umum, melatih siswa untuk mengemukakan pendapat kepada orang lain, mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasinya, siswa tidak mendominasi pembicaraan sehingga siswa menjadi aktif dalam pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek berbicara). Berdasarkan kelebihan model pembelajaran inilah dilakukan penelitian terhadap kemampuan berpidato siswa. Model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpidato siswa yang masih rendah khususnya di SMA Swasta Free Methodist Medan. Setelah melakukan observasi langsung maka diperoleh data. Data hasil keterampilan berpidato dengan menggunakan model pembelajaran Time Token mencakup 5 aspek penilaian yaitu isi, susunan atau struktur, bahasa, penampilan, dan waktu berpidato. Berikut akan dijelaskan perolehan skor siswa dari kelima aspek keterampilan berpidato. Isi pidato harus tepat sasaransesuai dengan suasana dan keadaan pendengar, serta sesuai dengan tema pidato. Hasil penilaian keterampilan berpidato dilihat dari indikator isi yaitu sebanyak 12 siswa (50%) yang berpidato dengan sangat relevan dan 12 siswa (50%) yang berpidato secara relevan dengan topik. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum siswa behasil mengungkapkan isi pidato sesuai dengan topik. Susunan pidato yang baik adalah pidato yang tersusun secara sistematis, yakni pembukaan, inti pembicaraan, dan penutup. Hasil penilaian pada indikator susunan pidato yaitu 12 siswa (50%) yang menguasai ketiga indikator dengan sangat tepat dan 12 siswa (50%) cukup terarah. Kajian bahasa dalam berbicara mencakup pilihan kata, penggunaan kalimat, intonasi, dan pelafalan. Hasil penilaian pada indikator bahasa yakni 8

terdapat sebanyak 1 siswa (4%) yang memiliki indikator bahasa yang sangat sesuai, 22 siswa (92%) sesuai, dan 1 siswa (4%) kurang sesuai. Penampilan adalah perilaku yang tampak pada pembicara. Penampilan yang baik jika pembicara berpakaian rapi, sopan, dan mimik sesuai dengan isi yang disampaikan. Hasil penilaian pada indicator ini yaitu terdapat 4 siswa (17%) yang berpenampilan sangat baik dan 20 siswa (83%) berpenampilan baik. Penilaian penggunaan waktu berpidato yang baik apabila siswa berpidato sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dilihat dari indikator ini, hasil penilaian yang diperoleh yaitu sebanyak 9 siswa (37%) yang mampu berpidato sangat sesuai dengan waktu yang ditentukan dan 15 siswa (63%) sesuai dengan waktu berpidato. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih termotivasi dalam berbicara saat digunakan tanda waktu atau batasan waktu dengan menggunakan kupon berbicara (model pembelajaran Time Token). Setelah data hasil penelitian diperoleh, kemudian data tersebut dianalisis melalui prosedur penelitian seperti melakukan analisis data, melakukan pengujian hipotesis, hingga akhirnya peneliti mendapatkan suatu hasil. Model pembelajaran Time Token yang diberikan pada siswa kelas XI SMA Swasta Free Methodist Medan dalam meningkatkan kemampuan berpidato ternyata berpengaruh positif. Ini dibuktikan dari hasil pre-test dan post-test siswa tersebut. Dapat dilihat (dalam lampiran) bahwa perhitungan rata-rata nilai siswa sebelum mendapatkan perlakuan (tanpa menggunakan Model Pembelajaran Time Token dalam berpidato) lebih rendah dibandingkan setelah mendapat perlakuan (dengan menggunakan Model Pembelajaran Time Token dalam berpidato). Model Pembelajaran Time Token dianggap peneliti dapat meningkatkan kemampuan berpidato. Hal tersebut dikarenakan dalam model pembelajaran ini dapat memacu motivasi siswa dalam mengeksploitasi kemampuan berpikir dan mengemukakan gagasannya serta memacu keberanian siswa dalam berkomunikasi di depan umum (aspek berbicara). 9

PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpidato siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Time Token adalah nilai rata-rata sebesar 63,95 dengan skor tertinggi sebesar 75 dan skor terendah sebesar 50. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, maka dapat diketahui bahwa hasil kemampuan berpidato siswa sebelum menggunakan Model Pembelajaran Time Token termasuk dalam kategori kurang. Kemampuan berpidato siswa sesudah menggunakan model pembelajaran Time Token adalah nilai rata-rata sebesar 82,3 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah sebesar 70. Berdasarkan nilai rata-rata di atas, maka dapat diketahui bahwa hasil kemampuan berpidato siswa sesudah menggunakan Model Pembelajaran Time Token termasuk dalam kategori baik. Hal ini membuktikan adanya peningkatan yang positif dari tes awal bila dibandingakan dengan tes akhir siswa. Model pembelajaran Time Token ternyata berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpidato siswa. Hal ini terlihat berdasarkan hasil pengujian hipotesis thitung yaitu diperoleh = 8,19 sedangkan t tabel dengan α = 5% dan (N-1) = 24-1 = t 23 diperoleh t tabel = 2,07. Jadi hitung > t tabel = 8,19 > 2,07. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Time Token sangat berpengaruh terhadap kemampuan berpidato siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Efendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Mediapersada. 10

Larasati. 2010. Upaya Meningkatkan Keterampilan Berpidato dengan Paket Belajar Mandiri pada Kelas IX siswa SMPN 2 Semarang. (Jurnal Online) Akses tanggal 7 Maret 2014. Marpaung, Dewi. 2010. Efektivitas Penggunaan Media Skema dalam Meningkatkan Kemampuan Berpidato Siswa Kelas XI SMP Negeri 4 Balige Tahun Pembelajaran 2009/2010. Medan: Unimed. Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Pressindo. Silalahi, Rahel. 2013. Pengaruh Penggunaan Metode Naskah dalam Meningkatkan Keterampilan Berpidato Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pangururan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Medan: Unimed. Tarigan. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbicara. Bandung: Angkasa. 11