1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang terbakar habis dilalap api. Barang-barang yang bernilai tinggi habis dicuri. Kendaraan bermotor saling bertabrakan. Sebuah pesawat terbang jatuh. Kapal laut karam atau tenggelam. Bencana alam, seperti banjir atau gempa bumi. Kesemua kejadian itu tidak jarang menimbulkan korban jiwa atau menimbulkan kerugian harta benda. Gambaran diatas merupakan risiko, karena risiko hampir selalu dijumpai dalam segi kehidupan manusia, baik itu kehidupan secara individu, keluarga, maupun masyarakat. Bagi orang awam, risiko sering dikaitkan dengan sesuatu yang berdampak negatif, seperti menghadapi bahaya, ketidakpastian, kesulitan, musibah, atau hal-hal lain yang sifatnya merugikan. Berhubung risiko itu hampir selalu melekat dalam kehidupan manusia, maka kita harus mengelolanya dengan sebaik-baiknya melalui suatu cara atau teknik tertentu agar dampak yang ditimbulkannya tidak berpengaruh terhadap tujuan atau kegiatan manusia. Tindakan-tindakan atau usaha-usaha untuk mengatasi risiko itu dikenal dengan manajemen risiko (risk management). Satu hal penting yang patut disadari, bahwa dibalik risiko-risiko itu terdapat mekanisme yang canggih, yang jika digunakan sebagaimana mestinya
2 dapat sangat meringankan kesulitan keuangan yang ditimbulkannya. Mekanisme dimaksud adalah asuransi, yang dipandang sebagai mekanisme yang benar-benar sangat penting peranannya dalam kehidupan modern saat ini. Jadi asuransi merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi berbagai risiko yang mungkin timbul, baik pada diri seseorang maupun terhadap harta benda yang dimilikinya. Sebelum membahas lebih jauh mengenai masalah asuransi, sebaiknya memahami terlebih dahulu mengenai konsep risiko dan cara-cara pengelolaannya, sebab risiko merupakan masalah inti dalam asuransi dan asuransi tidak akan ada apabila tidak ada risiko. Risiko didefinisikan sebagai suatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa. Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian mengakibatkan adanya risiko yang merugikan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Terlebih lagi dalam dunia bisnis, ketidakpastian beserta risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Menurut sifatnya, risiko dibedakan menjadi empat jenis yaitu : 1. Risiko murni, yaitu risiko yang apabila terjadi menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja. Misalnya : risiko akibat kebakaran, bencana alam, pencurian, dam kecelakaan. 2. Risiko spekulatif, yaitu risiko yang diakibatkan oleh orang dalam usahanya untuk memperoleh keuntungan. 3. Risiko fundamental, yaitu risiko yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar, seperti banjir, angin topan, gempa bumi, dan tsunami. 4. Risiko khusus, yaitu risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan akibat yang ditimbulkannya terbatas pada objek spesifik.
3 Manajemen risiko adalah suatu proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktifitas manusia. Identifikasi risiko (risk identification) adalah suatu usaha untuk menemukan atau mengetahui risiko risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Evaluasi risiko (risk evaluation) merupakan usaha menemukan kerugian maksimum yang mungkin timbul dan seberapa besar dampak risiko atau kemungkinan kerugian itu terhadap perusahaan seandainya itu terjadi. Pengendalian risiko (risk control) merupakan proses terakhir dalam manajemen risiko. Proses pengendalian risiko ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pengendalian risiko secara fisik (physical control of risk) dan pengendalian risiko secara keuangan (financial control of risk). Pada pendekatan pengendalian risiko secara keuangan (financial control of risk) inilah diperlukan perlindungan dari asuransi. Asuransi adalah suatu transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak, yaitu tetanggung dan penanggung. Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak selaku penanggung terhadap kemungkinan risiko kerugian yang dialami tetanggung. Mekanismenya adalah dengan penanggung menerima sejumlah premi (uang) menjamin pihak tertanggung bahwa ia akan mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin dideritanya sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat ditentukan saat terjadinya. Dewasa ini industri asuransi semakin berkembang seiring dengan semakin meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya perlindungan terhadap
4 risiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehingga dapat meminimalkan kerugian yang diderita dari timbulnya risiko tersebut. Dilihat dari jenisnya, asuransi terbagi atas 2 jenis, yaitu asuransi jiwa (life insurance) dan asuransi umum (general insurance). Perbedaan dari kedua jenis asuransi ini hanya terletak pada perlindungan yang dibarikan. Asuransi jiwa memberikan perlindungan personal terhadap individu maupun keluarga, seperti asuransi kecelakaan, kesehatan, dan kematian. Sedangkan asuransi umum atau asuransi kerugian memberikan perlindungan atas kerugian finansial dari risiko tertentu baik bagi individu maupun bisnis, seperi asuransi kebakaran (fire), asuransi kendaraan bermotor, asuransi alat berat (heavy equipment), asuransi pengangkutan laut, dan sebagainya. Industri asuransi merupakan salah satu jenis industri yang bergerak dalam bidang jasa keuangan. Untuk dapat memberikan pelayanan dibidang jasa keuangan, perusahaan asuransi harus memiliki sistem informasi yang tepat dalam hubungannya dengan proses pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan dapat dilihat melalui laporan keuangan yang dibuat manajemen. Laporan laba rugi adalah salah satu informasi yang memperlihatkan kinerja keuangan perusahaan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Secara umum, laba merupakan selisih antara keseluruhan pendapatan dan beban suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, pendapatan dan beban merupakan unsur penting dalam menyajikan informasi laporan laba rugi.
5 Oleh sebab itu diperlukan adanya pengakuan yang tepat dalam unsur pendapatan dan beban. Dalam menentukan pengakuan pendapatan dan beban sering menjadi masalah. Pengakuan dilakukan dengan mencatat dan mencantumkan pendapatan dan beban dalam lporan laba rugi. Pengakuan perlu dilakukan pada saat yang tepat atas suatu kejadian ekonomi yang menghasilkan pendapatan dan beban. Bila pendapatan maupun beban yang diakui tidak sama dengan yang seharusnya, maka informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi menjadi tidak tepat dan dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh para pemakainya. PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa asuransi umum atau asuransi kerugian (pertanggungan risiko kerugian finansial) yang timbul sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Produk unggulan dari perusahaan ini adalah asuransi kendaraan bermotor yang terdiri dari asuransi mobil dengan brand Autocillin dan asuransi sepeda motor dengan brand Motopro. Selain itu juga ada beberapa produk asuransi lain yang ditawarkan yaitu asuransi kebakaran (fire), asuransi pengangkutan barang (merine cargo), asuransi rangka kapal (merine hull), asuransi alat berat (heavy equipment), asuransi tanggung gugat (liability), kecelakaan diri (personal accident), dan asuransi rekayasa (enginering). Sebagai salah satu perusahaan jasa, maka pendapatan perusahaan dalam suatu periode akuntansi tentunya berasal dari penjualan produk-pruduk jasa yang dikelolanya namun dalam operasionalnya agak berbeda dengan perusahaan jasa lainnya. Transaksi asuransi menjadi relatif rumit karena pendapatan yang
6 bersumber dari premi diketahui dan terjadi terlebih dahulu sementara beban utamanya yaitu beban klaim belum terjadi dan diliputi ketidakpastian baik waktu kejadian maupun jumlahnya. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 sebagai pedoman dalam mengatur pengakuan pendapatan dan beban yang berkaitan secara khusus dengan industri asuransi kerugian. Standard akuntansi ini merupakan acuan bagi perusahaan asuransi dalam memproses seluruh transaksi hingga penyajian laporan keuangan khususnya terhadap pencatatan dan pengakuan pendapatan dan beban. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 mengalami revisi pada tanggal 22 Maret 1996 dimana sejak tanggal efektif berlakunya pernyataan standar akuntansi ini, maka Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 yang lama tidak berlaku lagi. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) terbaru saat ini per 1 April 2004 masih memakai PSAK No. 28 (revisi 1996) sebagai standard untuk akuntansi asuransi kerugian. Kebijakan akuntansi perusahaan tentang pengakuan pendapatan adalah mengakui dan mencatat pendapatan premi sejak berlakunya polis. Pendapatan premi asuransi yang berjangka waktu lebih dari satu tahun diakui sebagai pendapatan premi tangguhan dan diamortisasi sesuai dengan periode berlakunya polis asuransi. Sedangkan untuk pengakuan beban klaim sehubungan dengan terjadinya kerugian terhadap objek asuransi yang dipertanggungkan meliputi klaim yang telah disetujui (approved claims), klaim yang masih dalam proses (outstanding claims), klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (Incurred-But-
7 Not Reported), dan beban penyesuaian klaim (claim settlement expenses). Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan. Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa proses akuntansi untuk perusahaan asuransi cukup kompleks. Oleh karena itu, penulis tertarik membahas hal tersebut melalui suatu penelitian yang dilakukan di PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan untuk mengetahui kebijakan akuntansi perusahaan dalam hal pengakuan pendapatan dan beban klaim dan menuangkannya dalam judul Pengakuan Pendapatan dan Beban Klaim Sesuai PSAK No. 28 Pada PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan. B. Batasan Masalah Karena pendapatan dan beban yang ada di PT. Asuransi Adira Dinamika Regional Operation IV Medan ada beberapa jenis dan juga produk asuransi yang cukup banyak, maka penulis membatasi masalah hanya pada pengakuan pendapatan premi dan beban klaim asuransi kendaraan bermotor yang termasuk didalamnya asuransi mobil dan sepeda motor. C. Perumusan Masalah Untuk dapat mengarahkan penelitian agar lebih sistematis dan terfokus maka penulis membatasi pokok permasalahan dengan merumuskannya dalam
8 bentuk pertanyaan, yaitu apakah kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan dalam hal pengakuan pendapatan premi dan beban klaim asuransi kendaraan bermotor sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 tentang akuntansi asuransi kerugian. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan dalam hal pengakuan pendapatan premi dan beban klaim asuransi kendaraan bermotor. 2. Untuk menganalisa dan mengevaluasi kebijakan perusahaan dalam pengakuan pendapatan dan beban klaim apakah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Disamping itu, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang asuransi kerugian khususnya asuransi kendaraan bermotor dan proses yang ada didalamnya. 2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan akuntansi, khususnya mengenai pencatatan dan pengakuan pendapatan dan beban klaim. 3. Sebagai literatur tambahan, khususnya bagi kalangan mahasiswa yang ingin mengetahui tentang asuransi kerugian terutama asuransi kendaraan bermotor.
9 E. Kerangka Konseptual Tetanggung PT. Asuransi Adira Dinamika Asuransi Kendaraan Bermotor (Autocillin dan Motopro) Pengakuan Pendapatan dan Beban Klaim Kebijakan Akuntansi Perusahaan PSAK No. 28 Tentang Akuntansi Asuransi Kerugian Data Penelitian Standar Penelitian Pengakuan Pendapatan dan Beban KIaim Sesuai PSAK No. 28