BAB I PENDAHULUAN. realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. 2 Studi di Amerika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dan ketakukan adalah sinyal peringatan. dan bertindak sebagai peringatan atas ancaman dari dalam

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009 menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. 202 juta di tahun 1950 menjadi 831 juta di tahun Jumlah ini diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 1 Stres normal merupakan. sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Epilepsi merupakan kelainan kronik dari sistem saraf pusat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh gelar sarjana (Sugiyono, 2013). Skripsi adalah muara dari semua

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

ELSA PERNANDA UTARI NIM I

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN VISUALISASI TERHADAP PENURUNAN STRES PADA SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI. Oleh : Firman M2A


BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

SKRIPSI PENGARUH TERAPI REMINISCENCE TERHADAP STRES LANSIA DI BANJAR LUWUS BATURITI TABANAN

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari seorang anak menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka populasi penduduk lansia juga akan meningkat. 2 Menurut Badan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres muncul sejalan dengan peristiwa dan perjalanan kehidupan yang dilalui

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan yang memasuki usia premenopause akan melonjak dari 107 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB III METODE PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN. berakibat buruk bagi kesehatan dan jumlah perokok di Indonesia. cenderung meningkat (Notoatmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOGENIK TERHADAP TINGKAT STRES PADA LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS KUTA UTARA BADUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Hasil survey tahun 2012, prevalensi kejadian penyalahgunaan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan cemas merupakan gangguan yang sering dijumpai pada pada anak maupun remaja. 1 Berupa kondisi gangguan yang ditandai dengan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. 2 Studi di Amerika mengatakan bahwa 6,8 juta remaja berusia 18 tahun di Amerika (3,1 %) mengalami gangguan cemas menyeluruh. 3 Di Indonesia angka mencapai 6,7%. 4 Menurut National Comorbidity Survey prevalensi pada laki-laki 2% dan perempuan 4,3%. 3,6 Wanita lebih banyak mengalami gangguan cemas pada rentang usia 16-40 tahun. 4 Kecemasan dipengaruhi oleh faktor genetik, perkembangan, psikologi, perilaku, biokimia, serta lingkungan. 6 Gangguan memiliki dampak pada kualitas hidup, kesehatan, penyalahgunaan zat, hubungan personal dan orangtua, akademik, produktivitas pekerjaan, serta tingginya biaya dalam segi perawatan kesehatan. 5 Timbulnya gangguan paling sering terjadi pada remaja akhir dan usia 20 tahun. Sejumlah kasus memperlihatkan bahwa manifestasi pertama terjadi di masa kecil dan masa remaja awal dengan onset terjadi secara bertahap dan berbahaya terutama usia remaja dan dekade ketiga kehidupan. 7 1

2 Mahasiswa merupakan salah satu yang sering mengalami, termasuk mahasiswa kedokteran terutama mahasiswa yang berada pada tingkat awal. Kecemasan pada mahasiswa terutama disebabkan karena 3 masalah utama yang berkaitan dengan masalah akademik, yaitu banyaknya materi yang harus dipelajari, kurangnya waktu untuk mengulang pelajaran, dan ujian. Saat ujian mahasiswa cenderung merasa waktu yang dimiliki kurang untuk mencapai target mereka saat ujian sehingga hal ini sering kali menimbulkan. Mahasiswa tingkat awal yaitu merupakan mahasiswa yang sedang aktif mengikuti perkuliahan pada tahun 2014 dalam sistem modul akan cenderung memiliki tingkat cemas yang lebih tinggi diasumsikan karena masih beradaptasi dengan lingkungan dan kurikulum perkuliahan yang baru. 8-9,14-15,44 Sebuah cara untuk mengurangi mahasiswa dapat bermanfaat bagi psikologis, kesejahteraan, tingkat energi, prestasi akademis dan kesehatan. 10 Mengunyah dapat disebabkan oleh berbagai alasan, salah satunya untuk mengurangi. 11 Mengunyah melibatkan gerakan ritmis rahang bawah dan otot pengunyah melakukan proses dimana makanan menjadi hancur dan rata oleh gigi. 12 Penelitian sebelumnya (Hollingworth, 2009) menyatakan bahwa mengunyah dapat menurunkan ketegangan otot yang saat ini diamati sebagai bentuk kegelisahan. Cemas dikurangi dengan pengurangan ketegangan otot dan energi yang dihasilkan melalui gerakan mengunyah. 10 Proses ini adalah langkah pertama dari pencernaan dan meningkatkan aliran saliva dan menyebabkan kadar kortisol menurun. Hal ini akan diikuti dengan penurunan kadar. 11-12

3 Penelitian ini akan dilihat apakah terdapat pengaruh mengunyah permen tingkat. Permen karet yang digunakan adalah varian rasa mint dengan responden mahasiswa tingkat awal (2014) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Penelitian lain, Sapto (2011) menggunakan responden mahasiswa tingkat II Fakultas Ilmu Keperawatan. 13 Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh sedangkan penelitian lain menyatakan tidak adanya pengaruh mengunyah permen tingkat. Oleh karena alasan diatas dilakukan penelitian atas topik ini yang menurut penulis penelitian ini belum pernah dipublikasikan sebelumnya. 1.2 Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang permasalahan didepan, masalah penelitian dapat dirumuskan secara operasional sebagai berikut: Adakah pengaruh mengunyah permen tingkat menghadapi ujian pada mahasiswa tingkat awal (2014) Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh mengunyah terhadap tingkat pada mahasiswa tingkat awal (2014) di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

4 1.3.2 Tujuan khusus 1) Mengetahui distribusi karakteristik mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 2) Mengetahui proporsi tingkat pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Mahasiswa Mahasiswa dapat mengaplikasikan mengunyah ketika akan menghadapi ujian dengan tujuan untuk mengurangi tingkat. 1.4.2 Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat menambah pegetahuan tentang pengaruh mengunyah permen tingkat. 1.4.3 Penelitian Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai langkah awal guna pertimbangan dalam melakukan penelitian lain yang sejenis.

5 1.5 Orisinalitas Penelitian Tabel 1. Orisinalitas penelitian Peneliti Tempat/Tahun Judul Keterangan Kesimpulan Andrew JJ, dan kawankawan. 35 UK/2011 Chewing gum moderates multi-task induced shifts in stress, mood, and alertness. A re-examination -Jumlah sampel = 30 orang -Variabel bebas = chewing gum. Variabel terikat= stress, mood, alertness -Desain quasi eksperimental time series design -Instrumen State trait anxiety inventory (STAI), Bond-Lader VAS, VAMS -Terhadap pengaruh mengunyah permen tingkat stres -Tidak terdapat pengaruh signifikan antara mengunyah terhadap tingkat -Terdapat pengaruh mengunyah permen tingkat kewaspaan. Sapto N 13 Jakarta/2011 Pengaruh mengkonsumsi permen penurunan tingkat menghadapi ujian praktek laboratrium pada mahasiswa tingkat II program studi Ilmu Keperawatan FIKES UPN Veteran Jakarta -Jumlah sampel = 44 -Desain quasi eksperimental one group pre- post test -Variabel bebas =. Variabel terikat = tingkat -Instrumen Hamilton Rating Scale for Depression (HAM-D) Terdapat pengaruh mengkonsumsi terhadap penurunan menghadapi ujian praktek. Akiyo SO, dan kawankawan. 12 Jepang/2009 Effect of Regular Gum Chewing on Levels of Anxiety, Mood, and Fatigue in Healthy Young Adults - Jumlah sampel = 50 orang - Desain quasi eksperimental pre-post test control group - Variabel bebas = chewing gum., Variabel terikat = anxiety, mood, fatigue - Instrumen State-Trait Anxiety Inventory (STAI), The Short-Form Profile of Mood States (POMS), The World Health Organization QOL 26 (WHO-QOL26), and an assessment of fatigue with the Visual Analog Scale (VAS). Terdapat pengaruh yang signifikan antara mengunyah dengan tingkat, mood, dan kelemahan pada kelompok usia remaja.