BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bara Yusuf Saeful Putra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebelumnya. Data itu disampaikan pengelola liga, PT Deteksi Basket Lintas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di Indonesia cukup menarik banyak perhatian

BAB I PENDAHULUAN. menerus merupakan aspek yang harus dibina dalam olahraga. sampai sasaran perilaku. McClelland dan Burnham (2001), motivasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. motivasi dan prestasi yang membentuk suatu kesatuan makna dan. berprestasi adalah usaha seseorang dalam menguasai tugasnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbunyi mens sana en corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlian Ferdiansyah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. (DBL) Indonesia, setelah berakhirnya babak Championship Series di Jogjakarta.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari perilaku. Maka dari itu olahraga merupakan bidang yang tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Permana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan olahraga beregu yang terdiri atas satu tim yang beranggotakan lima

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SOLO FUTSAL CENTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoansyah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan. futsal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta sejak tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan majunya kebudayaan manusia saat ini, banyak terjadi perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat faktor tersebut

2015 PERBAND INGAN KECEPATAN REAKSI D AN ANTISIPASI REAKSI PAD A PENJAGA GAWANG D ALAM OLAHRAGA SEPAKBOLA D AN FUTSAL

PSIKOLOGI PELATIHAN FISIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

Tingkat Percaya Diri Atlet Sepak Bola dalam Menghadapi Pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, mudah memperoleh teman, sukses dalam pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara di kancah International. Nama-nama besar kini telah lahir seperti Ferry

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan dan pengembangan pendidikan jasmani. merupakan bagian upaya peningkatan kualitas manusia yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Wawan Candy, 2013

n Rata-rata Simpangan baku Kepercayaan diri ,25 11,89 Penalti 20 13,45 4,25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertandingan serta banyak atlet yang mengikuti sejumlah pertandingan yang

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PENAMPILAN PUNCAK PEMAIN SEPAK BOLA AREMA INDONESIA SKRIPSI. Oleh : Mukhammad Sspta Winahyu

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. National Basket League (NBL) terjadi peningkatan jumlah penonton sebanyak 30% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Journal of Physical Education and Sports

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih baik. Olahraga adalah kegiatan gerak tubuh yang sering dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bambang Sugandi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan yang dilakukan. Giriwijoyo (2007:23) menjelaskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakaria Nur Firdaus, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lagi adalah stadion, yang mana stadion tersebut bisa membuka sendiri saat ada hujan

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat dari ajang SEA GAMES era an, Indonesia sering mendapat posisi juara

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

2015 PENGARUH TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGEKSEKUSI PENALTI DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan adanya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang pesat. Masyarakat mulai sadar bawah olahraga adalah sarana untuk menjaga dan meningkat kesehatan. Olahraga sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan manusia, sebab dengan olahraga manusia dapat memperoleh kesenangan. Keuntungan lain dari olahraga yang dilakukan secara rutin dapat membuat manusia menjadi sehat dan kuat. Olahraga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh (Setiawan, 2015). Kata menguatkan juga terkandung pengertian membentuk. Usaha ini dapat dilakukan melalui permainan, latihan, atau gerakangerakan bagian tubuh tertentu, dengan atau tanpa menggunakan alat. Olahraga pada hakekatnya merupakan kegiatan fisik dan psikis yang dilandasi semangat perjuangan melawan diri sendiri dan orang lain. Salah satu cabang olahraga yang mengalami perkembangan pesat saat ini adalah futsal. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya minat masyarakat pada futsal. Serta munculnya ekstrakulikuler futsal yang diadakan oleh sekolah maupun perguruan tinggi dan banyak kompetisi futsal di tingkat pelajar dan kalangan umum. Bukti lain menunjukkan bahwa futsal telah berkembang dengan cukup baik di Indonesia adalah ditayangkannya pertandingan pertandingan liga 1

2 futsal professional baik secara langsung maupun tidak langsung pada awal tahun 2015. Futsal pertama kali diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Futsal berasal dari spanyol, yaitu futbol (sepakbola) dan sala (ruangan), yang jika digabungkan artinya menjadi sepakbola dalam ruangan. Futsal hampir sama dengan sepakbola, yaitu dimainkan oleh kedua tim, tujuannya juga sama yaitu memasukan bola ke gawang lawan. Namun, bedanya dalam permainan futsal masing masing tim beranggotakan lima orang, dan mempunyai peraturan yang berbeda, ukuran lapangan lebih kecil, bola lebih kecil dan waktu bertanding 2x20 menit (Lhaksana, 2011, h.5). Menurut Lhaksana (2011, h. 2) futsal adalah permainan yang sangat cepat dan dinamis. Dengan mengandalkan ketangkasan sehingga membutuhkan kecepatan, ketrampilan, fokus, dan penguasaan teknik yang baik, serta fisik yang prima agar pemain mampu bermain dengan baik. Bukan hanya kondisi fisik yang menjadi tolak ukur olahraga ini, tetapi kondisi psikologis juga berperan penting karena berkaitan erat dengan kondisi kejiwaan manusia. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kondisi psikologis pemain baik dalam latihan maupun turnamen, salah satunya adalah motivasi. Aspek motivasi merupakan aspek yang paling banyak disorot dalam program pembinaan olahraga. Motivasi berasal dari kata bahasa latin movere yang artinya bergerak (Satiadarma, 2000,

3 h. 71). Alderman (Satiadarma, 2000, h. 71) mendefinisikan motivasi sebagai kecenderungan untuk berperilaku ke suatu arah tertentu yang dikendalikan oleh adanya konsekuensi tertentu, dan perilaku tersebut akan bertahan sampai sasaran perilaku tercapai, contohnya seorang atlet rajin berlatih untuk bisa masuk tim inti yang akan mengikuti turnamen dan keinginan menjadi juara dalam turnamen yang akan diikuti. McClelland (Garliah & Nasution, 2005, h. 38) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah usaha usaha yang dilakukan secara gigih untuk dapat mencapai keberhasilan dalam segala aktivitas kehidupan, contohnya seorang atlet rajin berlatih dengan tujuan untuk dapat menguasai teknik menggiring bola dengan baik dan benar. Apruebo (2005, h. 53) menjelaskan bahwa motivasi berpretasi pada hakitkatnya merupakan keinginan dan pendorong untuk dapat unggul yaitu mengungguli prestasi dirinya sendiri maupun prestasi orang lain. Contohnya seorang atlet yang berlatih selama berjam jam setiap hari denga tujuan ingin memecahkan rekor baru dalam sebuah kejuaraan tertentu. Nurdidaya dan Selviana (Muskanan, 2015, h. 107) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi olahraga merupakan tujuan yang dimiliki atlet untuk berprestasi, dengan begitu atlet akan berusaha meningkatkan berbagai usaha dan gigih dalam latihan agar dapat berprestasi untuk mendapatkan berbagai penghargaan yang dapat meningkatkan harga dirinya. Contohnya seorang atlet futsal

4 yang selalu hadir dalam proses latihan, tidak pernah terlambat serta selalu mendengarkan dan memahami intruksi dari pelatih untuk mewujudkan keinginannya menjadi juara dalam berbagai turnamen yang diikuti. Menurut Richard (2007, h.120) motivasi dibagi menjadi 2, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi untuk berperilaku yang berasal dari dalam diri individu. Contohnya adalah seorang atlet futsal yang bermain futsal karena ia senang bermain futsal. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi berperilaku yang berasal dari luar individu. Contohnya adalah seorang atlet yang mengikuti turnamen karena adanya hadiah berupa uang dan piala. Pengaruh dari motivasi berprestasi yang tinggi bagi atlet adalah atlet memiliki mental yang siap dalam menghadapi setiap pertandingan dengan tujuan untuk memenangkan pertandingan, memiliki semangat untuk berlatih sehingga mampu dengan cepat menyerap materi yang diberikan oleh pelatih, memiliki kesiapaan dalam pertandingan uji coba. Motivasi yang tinggi akan membuat atlet lebih bekerja keras dalam memperoleh hasil yang baik dalam mengikuti turnamen. Tim yang memiliki atlet atlet dengan motivasi yang tinggi akan mampu mengaplikasikan intruksi strategi dari pelatih dalam menghadapi pertandingan di turnamen dan tim mampu mencapai prestasi yang maksimal dalam mengikuti turnamen.

5 Pengaruh dari motivasi berprestasi yang rendah adalah atlet akan malas mengikuti sesi latihan seperti tidak hadir tepat waktu, kurang fokus pada intruksi latihan yang diberikan pelatih, dan daya serap yang rendah terhadap materi latihan. Dalam sebuah pertandingan apabila atlet memiliki motivasi berprestasi yang rendah akan berdampak pada ketidaksiapaan mental atlet dalam menghadapi pertandingan di turnamen dan tidak bersemangat dalam pertandingan uji coba. Motivasi berprestasi yang rendah akan berpengaruh pada tim, seperti tidak semua pemain hadir dalam sesi latihan, ketidakmampuan mengaplikasikan intruksi dari pelatih dalam suatu pertandingan, serta akan berakibat pada pencapai prestasi yang tidak maksimal dalam mengikuti turnamen. Pada tanggal 6 September 2015 peneliti melakukan wawancara dengan Mas Ipank selaku pelatih dari tim Nafas FC. Fakta yang ditemukan adalah bahwa tim Nafas FC mengalami penurunan prestasi pada tahun 2015. Hal ini ditunjukkan dengan kegagalan meraih gelar juara dalam beberapa turnamen yang diikuti tim Nafas FC. Menurut Mas Ipank, kegagalan meraih gelar juara tersebut dikarenakan kurangnya motivasi berprestasi yang dimiliki oleh para pemain, seperti atlet datang terlambat sehingga mengganggu proses latihan, mengalami kesulitan untuk bangkit ketika menghadapi kegagalan, dan tidak menunjukkan kesenangan ketika menghadapi turnamen. Selain itu, Atlet mengalami kurang percaya diri apabila mengikuti turnamen, hal ini karena atlet merasa terbebani apabila turnamen memakai nama Nafas FC. Nama besar

6 Nafas FC dalam dunia fusal di Kota S emarang dan Provinsi Jawa tengah dan prestasi yang pernah diraih tim ini terasa menjadi beban bagi pemain Nafas FC, sehingga ketika menghadapi turnamen pemain pemain merasa kurang percaya diri dan hasilnya ketika bermain dalam pertandingan turnamen, pemain kurang mampu mengontrol emosi, konsentrasi, mengalami kebingungan dalam mengaplikasikan intruksi dari pelatih, dan kurangnya keinginan untuk juara ketika bermain di turnamen. Tanggal 9 September 2015 peneliti melakukan wawancara dengan Pak Be yang selaku pelatih futsal di tim Venus FC. Fakta yang ditemukan pada wawancara dan observasi adalah pada bulan mei 2015, Venus FC memjuarai 2 turnamen sekaligus. Selepas dari bulan Mei prestasi tim ini menjadi menurun dan sampai sekarang Venus FC belum pernah meraih juara kembali, walaupun sering mengikuti turnamen. Kendala utama yang diungkapkan Pak Be selaku pelatih adalah adanya rasa percaya yang berlebihan selepas dari juara 1 di Liga Nusantara sehingga menurunkan motivasi untuk berprestasi atau meraih gelar juara kembali. Hal tersebut terasa menganggu proses baik dalam latihan dan turnamen. Sehingga para atlet justru meremehkan hal sepele seperti latihan yang terlalu sering bercanda dan tidak dapat memfocuskan konsentrasi pada materi yang diberikan pelatih. Hal tersebut berimbas pada saat turnamen para pemain sering meremehkan kekuatan lawan. Berdasarkan hasil wawancara pada tim futsal Nafas FC dan tim futsal Venus FC mempunyai masalah pada motivasi untuk

7 berprestasi dan tingkat kepercayaan diri pada pemain sehingga prestasi tim menjadi menurun. Nafas FC memiliki permasalahan pada rendahnya motivasi untuk berprestasi dan tingkat kepercayaan diri yang rendah sehingga prestasi tim menjadi menurun tajam, sedangkan Venus FC memiliki motivasi untuk berprestasi yang rendah dan tingkat kepercayaan diri yang berlebihan sehingga prestasi tim menjadi menurun. Hal ini mengindikasikan adanya masalah yang menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti. Ada beberapa sumber yang mempengaruhi motivasi berprestasi yaitu orientasi situasional dan orientasi pelaku. Orientasi Situasional adalah bahwa kecenderungan pribadi tidak cukup memotivasi individu, sebaliknya lingkunganlah yang memberikan peluang serta memupuk motivasi individu (Satiadarma, 2000, h. 75). Dengan kata lain, motivasi berprestasi atlet dapat dipengaruhi oleh orang tua, teman berkumpul, pacar, teman sesama atlet, pelatih sehingga akan mempengaruhi prestasi atlet futsal. Orientasi pelaku adalah bahwa sumber motivasi terletak pada diri individu yang bersangkutan. Jadi, motivasi merupakan bentuk kecenderungan pribadi atau trait seseorang. Orientasi pelaku dapat dikatakan bahwa motivasi berasal dari diri atlet itu sendiri untuk tetap termotivasi berprestasi walaupun menghadapai situasi yang sulit (Satiadarma, 2000, h.75). Menjaga motivasi berprestasi dalam diri sendiri tentu diperlukan adanya kepercayaan diri yang baik. Dalam hal ini prestasi yang pernah diraih oleh tim ini sebelumnya, sehingga prestasi

8 tersebut dirasa membebani para pemain yang berdampak pada kurang percayaan diri pada pertandingan turnamen. Carron (1984, h. 81) beranggapan bahwa aspek pelaku yang dapat diubah meliputi 5 faktor, yaitu insentif, analisa hasil, motivasi intriksi, harapan orang lain, rasa percaya diri. Kelima faktor tersebut dapat dirubah sesuai kendali dari atlet yang bersangkutan atau dari pelatihnya. Kepercayaan diri (self confidence) erat kaitannya dengan falsafah pemenuhan diri (self fulfilling prophesy) dan keyakinan diri (self afficacy). Menurut Saranson (Komarudin, 2013, h. 68) kepercayaan diri adalah perasaan yang berisi kekuatan, kemampuan dan keterampilan untuk melakukan dan menghasilkan sesuatu yang dilandasi keyakinan untuk sukses. Seorang atlet yang memiliki rasa percaya diri yang baik percaya bahwa dirinya akan mampu menampilkan kinerja olahraga seperti yang diharapkan (Satiadarma, 2000, h.245). Atlet yang memiliki kepercayaan diri yang baik akan cenderung mampu mengatur emosi, konsentrasi, sasaran, usaha, strategi, dan momentum. Atlet yang mampu mengatur keenam hal tersebut akan mampu menunjukkan permainan yang konsisten didalam latihan maupun pertandingan. Kelebihan kepercayaan diri dikenal dengan istilah overconfidence. Weinberg & Gould (2011, h. 146) menyatakan bahwa overconfidence adalah rasa percaya diri yang keliru. Menurut Komarudin (2013, h.75) kelebihan percaya diri adalah kekeliruan atlet dalam menilai kemampuan dirinya melebihi kemampuan dimiliki orang lain. Keadaan seperti ini cenderung akan merugikan

9 atlet itu sendiri, karena dengan begitu atlet menjadi sering meremehkan kekuatan lawan. Kurang percaya diri dikenal dengan sebutan lack of confidence. Kurang percaya diri adalah rasa percaya diri yang keliru. Dampak dari kurang percaya diri atlet menjadi ragu ragu dalam mengambil keputusan, kehilangan konsentrasi pada saat latihan maupun bertanding, dan tidak berani mengubah strategi karena dipengaruhi oleh kecemasan (Satiadarma, 2000, h.247). Matsuda (Yulianto & Nashori, 2006, h.56) berpendapat bahwa untuk dapat berprestasi atlet perlu dipersiapkan mentalnya agar mereka mampu mengatasi ketegangaan yang sering dihadapi baik saat latihan maupun saat berkompetisi. Hasil dari penelitian Yulianto dan Nashori (2006, h. 60) mengungkapkan bahwa tanpa memiliki penuh rasa percaya diri seorang atlet tidak akan dapat mencapai prestasi yang tinggi. Kurang percaya diri tidak akan menunjang tercapainya prestasi yang tinggi. Kurang percaya diri berarti meragukan kemampuan diri sendiri, dan ini jelas merupakan bibit ketegangan. Kelebihan percaya diri dapat menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan, karena sering menganggap lemah lawan dan sering merasa tidak terkalahkan. Sebaliknya apabila atlet menghadapi kenyataan bahwa dapat dikalahkan, maka atlet akan mudah mengalami frustasi. Berdasarkan uraian di atas, maka hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi menarik untuk diteliti. Untuk itu, penelitian ini diadakan untuk mengetahui apakah ada

10 hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada atlet futsal? B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ingin mengetahui secara empirik hubungan antara kepercayaan diri dengan motivasi berprestasi pada atlet futsal. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumbangan keilmuan dalam bidang psikologi olahraga yang berkaitan dengan motivasi berprestasi dan kepercayaan diri. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan refrensi kepada tim futsal berkaitan dengan motivasi berprestasi dan kepercayaan diri.