33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian terhadap sejumlah perusahaan reksadana di Indonesia yang aktif terdaftar di Bapepam-LK, Portalreksadana (www.portalreksadana.cm), Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), (www.kontan-online.co.id). Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2013 sampai dengan selesai. B. Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian klausal yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih Variabel independen terhadap Variabel dependen. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan statistik, yang merupakan studi kasus terhadap produk reksadana saham di Indonesia yang ada pada periodew Januari 2008 Desember 2012. Selanjutnya dilakukan pengolahan dengan pendekatan statistik untuk menganalisis kebijakan alokai aset (asset allocation policy), pemilihan saham (stock selection), dan tingkat risiko (risk level) terhadap kinerja pada investasi reksadana saham dari para manajer investasi yang mengelola produk reksadana itu.
34 C. Hipotesis Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berhubungan dengan ada atau tidaknya pengaruh variable independen (kebijakan alokasi aset, pemilihan saham, dan tingkat risiko) terhadap variable dependen (kinerja reksadana saham di Indonesia). Perumusan hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Kebijakan alokasi aset berpengaruh terhadap kinerja reksadana saham pada tahun 2008-2012. H2 : Pemilihan saham berpengaruh terhadap kinerja reksadana saham pada tahun 2008-2012. H3 : Tingkat risiko berpengaruh terhadap kinerja reksadana saham pada tahun 2008-2012. D. Variable Penelitian dan Skala Pengukuran 1. Variabel Dependen a. Kinerja Reksadana Saham Kinerja Reksadana adalah kinerja yang berasal dari perubahan return bulanan reksadana saham di Bursa Efek Indonesia. Sharpe (1966) memperkenalkan metode untuk mengukur kinerja portofolio yang dinamakan, reward-to-variability ratio (RVAR), berdasarkan penelitiannya terhadap teori pasar modal. Risiko portofolio diukur oleh standar deviasi portofolio. Sharpe (1966) dalam analisisnya menggunakan Capital Market Line (CML). Rasio Sharpe mengukur performa
35 portofolio dengan mengkalkulasikan excess return dari setiap unit dari total risiko (standar deviasi). Excess return didefinisikan sebagai selisih return ekspektasi dengan return aktiva bebas risiko (Jogiyanto, 2009). Semakin tinggi nilai RVAR berarti semakin baik kinerja portofolio. Indeks ini memungkinkan utnuk memeringkatkan reksadana berdasarkan RVAR untuk dibandingkan dengan RVAR pasar (benchmark). Kinerja reksadana saham diperoleh dengan menggunakan metode Sharpe Ratio dengan rumus : S p = Rp - Rf p Keterangan : S p = Sharpe Ratio Rp Rf p = Return Reksadana = Return risk-free rate = Standar deviasi atau total risiko portofolio. Penjelasan rincian hasil rumusan diatas, didapat dari beberapa tahapan yang tak dapat dipisahkan, yaitu 1) Mencari return masing-masing reksadana per bulan Return reksadana dihitung dengan rumus : Rp = (NABt NABt-1) NABt-1
36 Keterangan : Rp NABt = Return portofolio. = Nilai aktiva bersih reksadana pada periode t NABt-1 = Nilai aktiva bersih reksadana pada periode t-1 2) IHSG sebagai return pasar dihitung dengan rumus berikut : Rm = (IHSGt IHSGt-1) IHSGt-1 Keterangan : Rm IHSGt = Return pasar pada periode t = Indeks harga saham gabungan pada periode t IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode t-1 3) Rata-rata suku bunga bebas risiko (SBI Rate), penelitian ini dibatasi pada rata-rata suku bunga SBI Rate berjangka 1 bulan. Data yang digunakan adalah data harian, dengan rumus berikut : Keterangan : f Suku bunga = Rata-rata suku bunga bebas risiko suatu periode = Return SBI Rate bulanan 1 bulan = 30 hari 4) Standar deviasi ( p ), standar yang digunakan untuk menghitung total risiko (risiko sistematik dan tidak sistematik) dari semu instrumen investasi dikenal
37 dengan standar deviasi dilakukan dengan menggunakan formula STDEV pada software Microsoft Excel. Langkah-langkah untuk mendapatkan nilai standar deviasi adalah sebagi berikut : a) Menghitung return NAB mingguan dari masing-masing reksadana yang menjadi objek penelitian. b) Menghitung standar deviasi mingguan dengan mempergunakan fungsi STDEV pada return NAB mingguan c) Menghitung standar deviasi tahunan dengan mengkalikan standar deviasi mingguan dengan SQRT (52). Rumus untuk menghitung standar deviasi adalah sebagai berikut : Keterangan : N R t = Standar deviasi dari return portofolio suatu periode = Banyaknya data = Mean reksadana saham P = Mean return reksadana saham
38 2. Variabel Independen a. Kebijakan Alokasi Aset Kebijakan alokasi aset merupakan pembobotan aset-aset ke dalam kelompok instrumen keuangan tak berisiko (free risk asset) dan instrumen keuangan berisiko (risk asset). Alat ukur untuk menghitung pengaruh kebijakan alokasi aset terhadap kinerja reksadana digunakan model analisis regresi linear berganda yang model matematikanya dikembangkan berdasarkan Asset Class Factor Model (Sharpe, 1992). Model ini untuk menentukan seberapa efektif manajer investasi reksadana melakukan fungsinya dari kebijakan alokasi aset (Asset Allocation Policy). Kebijakan alokasi aset yang dianalisis dengan menggunakan 3 variabel yaitu : X 1 = b i1 F 1t (Alokasi aset untuk saham) X 2 = b i2 F 2t (Alokasi aset untuk obligasi) X 3 = b i3 F 3t (Alokasi aset untuk deposito) Rumus Asset Class Factor Model (Sharpe, 1992) : R it = [b i1 F 1t + b i2 F 2t + b i3 F 3t ] + it Keterangan : R it = Retrun aset i pada periode t b i1 = Proporsi dana reksadana i untuk alokasi aset 1, yaitu saham b i2 = Proporsi dana reksadana i untuk alokasi aset 2, yaitu obligasi
39 b i3 = Proporsi dana reksadana i untuk alokasi aset 3, yaitu deposito F 1t = Return yang diperoleh dari indeks kelas aset 1, yaitu IHSG pada periode t F 2t = Return yang diperoleh dari indeks kelas aset 2, yaitu tingkat bunga obligasi 12 bulan pada periode t F 3t = Return yang diperoleh dari indeks kelas aset 3, yaitu tingkat bunga deposito 3 bulan pada periode t it = Error term (pemilihan sekuritas) yang meliputi market timing dan stock picking b. Pemilihan Saham Pemilihan saham merupakan kemapuan manajer dalam memilih dan membentuk suatu portofolio investasi agar portofolio tersebut mampu mendatangkan return seperti yang diharapkan oleh investor. Alat ukur untuk menghitung pemilihan saham digunakan model Treynor dan Mazuy. Metode ini sering digunakan untuk melihat pengaruh stock selection dan market timing. Jika manajer investasi memiliki ( >0) berarti terdapat kemampuan stock selection yang baik, dan sebaliknya jika ( <0), artinya kemampuan stock selection tidak baik. Berikut ini rumus Treynor dan Mazuy (1966) : R p - R f = + (R m R f ) + y (R m R f ) 2 + p
40 Keterangan : R p = Return portofolio reksadana R f = Return untuk aset bebas risiko R m = Return dari pasar saham = Intercept yang merupakan indikasi stock selection dari manajer investasi = Koefisien regresi excess market timing atau slope pada waktu pasar turun (bearish) y = Koefisien regresi yang merupakan indikasi kemampuan market timing dari manjer investasi p = Error term c. Tingkat Risiko Tingkat risiko adalah tingkat kemungkinan return aktual tidak seperti yang diharapkan karena faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beta portofolio ( ) adalah risiko pasar yang memberikan gambaran hubungan antara return portofolio dengan return dari pembanding. Pengukuran risiko sistematis (beta) dilakukan dengan Metode Indeks Tunggal (Single Indeks Method) yang dikembangkan oleh William Sharpe. Sharpe mengembangkan model pasar yang merupakan bentuk hubungan
41 antara tingkat keuntungan aset individual dengan tingkat keuntungan rata-rata pasar (indeks pasar). Berikut rumus menghitung beta sebagai berikut : R pt = + p R mt + Keterangan : R pt = Return portofolio reksadana pada periode t. = Bagian dari tingkat keuntungan portofolio reksadana yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar dan variabel ini merupakan variabel acak. p = Beta portofolio reksadana. R mt = Return pasar pada periode t. = Error term E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian kepustakaan (Library Research) dari berbagai literature, majalah dan situs dari internet seperti Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui www.idx.co.id, Bapepam- LK melalui www.bapepam.go.id/reksadana, Bank Indonesia (BI) melalui www.bi.go.id, www.portalreksadana.com serta beberapa situs pendukung lainnya. Dikarenakan kepustakaan merupakan bahan uatama dalam penelitian data sekunder
42 (Indriantoro dan Bambang, 2006) sifat datanya adalah runtut waktu (time series). Data yang diperlukan dalam penelitian ini : a. Return portofolio (Rp) menggunkan Nilai Aktiva Bersih (NAB/unit). b. Suku bunga bebas risiko diwakili oleh SBI Rate (Rf). c. Data IHSG untuk periode Januari 2008 hingga Desember 2012 d. Data suku bunga deposito e. Data Proporsi Alokasi Aset dan pemilihan saham di dapat dari masing-masing prospektur reksadana saham F. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Jenis data yang digunakan adalah gabungan antara times series dan cross section data yang disebut pooling data. Sumber data yang digunakan diperoleh dari NAB masingmasing reksadana yang aktif terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008-2012 yang diperoleh Bapepam-LK, prospektus reksadana yang diperoleh dari Bapepam-LK dan internet, SBI yang diperoleh dari Bank Indonesia (www.bi.go.id), IHSG yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), Return portofolio menggunakan NAB diperoleh dari (www.portalreksadana.com) dan (www.kontanonline.co.id).
43 G. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah reksadana saham yang terdaftar di Bapepam-LK. Reksadana yang dijadikan sampel adalah reksadana saham yang terdaftar di Bapepam-LK dengan periode Jaunuari 2008 hingga Desember 2012. Reksadana saham yang dijadikan sampel dari populasi tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Sampel yang dipilih harus memiliki tanggal efektif sebelum periode penelitian yaitu Januari 2008. 2. Sampel yang dipilih beroperasi selama periode penelitian, yaitu Januari 2008 sampai dengan Desember 2012. 3. Sampel masih aktif mengelola dananya dalam bentuk reksadana saham, yaitu Januari 2008 sampai dengan Desember 2012. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu (Sugiyono, 2008). Berdasarkan metode tersebut, maka diperoleh 16 reksadana yang dijadikan sampel pengamatan yang memenuhi kriteria seperti yang telah disebutkan di atas dengan rincian sebagai berikut.
44 Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel No Keterangan Jumlah 1. Semua reksadana saham yang telah mendapatkn izin dari Bapepam dan telah melakukan emisi sampai bulan Desemnber 2012 182 2. Semua reksadana saham yang tidak aktif sampai periode Desember (143) 2012. 3. Reksadana saham yang aktif sampai periode Desember 2011 (23) Reksadana saham yang telah mengeluarkan NAB/Unit selama 5 tahun sampai akhir Desember 2012. Sumber : Data sekunder diolah 16 Tabel 3.2 Sampel Reksadana Saham Reksadana Saham yang menjadi objek penelitian ini dapat dilihat pada tabel daftar nama reksadana sebagai berikut : No Reksadana Manajer Investasi 1. BNI Reksadana Berkembang PT. BNI Asset Management 2. BNP Paribas Ekuitas PT. BNP Paribas Investment Partners 3. BNP Paribas Pesona PT. BNP Paribas Investment Partners 4. CIMB-Pricipal Equity Aggressive PT. CIMB Principal Asse Management
45 5. Danareksa Mawar PT. Danareksa Investment Management 6. Dana Ekuitas Andalan PT. Bahana TCW Invesment Management 7. FS Indoequity Dividend Yield Fund PT. First State Investment Indonesia 8. First State Indoequity Sectoral Fund PT. First State Investment Indonesia 9. GMT Dana Ekuitas PT. GMT Aset Manajemen 10. Manulife Dana Saham PT. Manulife Aset Manajemen 11. Panin Dana Maksima Panin Aset Management 12. Panin Dana Prima Panin Aset Management 13 Reksadana AXA Citradinamis PT. AXA Aset Management Indonesia 14 Reksadana Dana Ekuitas Prima PT. Bahana TCW Invesment Management 15 Reksadana Mandiri Investa Atraktif PT. Mandiri Manajemen Investasi 16 Rencana Cerdas PT. Ciptadana Asset Management Sumber : Bapepam-Lk H. Metode Analisi Data 1. Statistik Deskriptif Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar dapat memberikan penjelasan yang memudahkan penelitian dalam menginterprestasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik deskriptif berhubungan dengan
46 pengumpulan dan peringkasan data serta penyajianya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik atau numerik. Deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari niali rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, dan minimum. 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam model regresi. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas akan dilakukan dengan One-Samle Kolmogorov- Smirnov test untuk masing-masing variabel. Untuk uji One-Sampel Kolmogorov- Smirnov test, akan dilihat dari nilai probabilitas (Asymptotic Significance). Jika probabilitas > 0,05 data terdistribusi normal. Jika probabilitas < 0.05 data terdistribusi tidak normal. Apabila data tidak terdistribusi secara normal maka dilakukan transformasi data (Ghozali, 2011). b. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Deteksi multikolonieritas menggunakan besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai
47 toleransi (Tolerance).Tolerance = 1/VIF atau bisa juga VIF = 1/Tolerance. Tingkat signifikan ( ) yang digunakan = 10 (0,10). Jika nilai VIF > 10 atau angka Tolerance < 0,10 maka tidak terdapat multikolonieritas yang serius. Jika nilai VIF < 10 atau angka Tolerance > 0,10 maka terdapat multikolonieritas yang serius. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tejadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. (Ghozali, 2011) mengatakan apabila suatu model regresi, terdapat kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastis. Untuk mendeteksi apakah tedapat heteroskedastisitas pada model regresi, dapat dilihat pada model grafik scatterplot. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titi-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t- 1 (sebelumnya), dengan menggunakan Durbin-Watson (DW Test) yang dimaksudkan
48 untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara data pengamatan atau tidak. Ukuran yang digunakan untuk menyatakan ada tidak autokorelasi, yaitu apabila nilai statistik Durbin Watson mendekati angka 2 (dua), maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut tidak memiliki autokorelasi. Autokorelasi diuji dengan menggunakan Durbin Watson (Ghozali, 2011). 3. Uji Kesesuian Model a. Uji Koefisien Determinasi Pengujian ini digunakan untuk mengukur proporsi variasi dalam variabel dependen yang dijelaskan oelh model regresi. Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) dilihat pada hasil pengujian regersi linier berganda untuk variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi yang dilihat adalah nilai dari adjusted R 2. Jika R 2 mendekati 0, maka variabel bebas tidak menerangkan dengan baik variasi dari variabel terkaitnya. Jika R 2 mendekati 1, maka variasi dari variabel tersebut dapat menerangkan dengan baik dari variabel terkaitnya. Jika : R 2 = 0, berarti tida ada hubungan variabel dependen dengan variabel independen 0 < R 2 < 1, berarti bahwa variabel independen hubungan semakin dekat dengan variabel dependen.
49 b. Uji Statistik F Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil pengolahan SPSS dengan α = 0,05. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, dapat disimpulkan pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependennya signifikan (H 0 ditolak, Ha diterima). Sebaliknya jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependennya tidak signifikan (H 0 diterima, Ha ditolak). 4. Uji Hipotesis a. Uji Statistik T Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara individual/parsial terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dari hasil pengolahan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) dengan α = 0,05. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya signifikan (H 0 ditolak, Ha diterima). Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya tidak signifikan (H 0 diterima, Ha ditolak).
50 b. Uji Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini terdapat dua atau lebih variabel independen, untuk melihat pengaruh hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independen digunakan analisis multiple regresion atau analisis regresi linier berganda (Ghozali, 2011). Y = + 1 AssetAllo + 2 StockSelection + 3 RiskLevel + Keterangan : Y 1 2 3 = Kinerja reksadana saham = Konstanta (intercept) = Koefisien regresi AssetAllo = Kebijakan alokasi aset StockSelec = Pemilihan saham Risk = Tingkat risiko = Error