BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak ratusan tahun yang lalu, nenek moyang kita telah memanfaatkan tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang sekarang ada. Merebaknya kecenderungan atau tren hidup kembali ke alam (back to nature) semakin menambah keingintahuan tentang khasiat tanaman obat, salah satunya adalah sirih (Piper betle L.) Penggunaan sirih secara tradisional dimanfaatkan dalam menyembuhkan penyakit seperti sariawan dan sakit gigi. Sementara itu, air rebusan daun sirih yang bersifat antiseptik dapat berkhasiat sebagai obat kumur, mencegah bau mulut serta menghilangkan bau badan (Sudewo, 2005). Sirih memiliki beberapa varietas tidak hanya yang berdaun hijau, namun ada juga daun yang berwarna hitam, merah, kuning bahkan perak. Sirih merah rasanya sangat pahit dibandingkan dengan sirih biasa atau varietas lainnya. Sirih merah selain digunakan sebagai tanaman hias, juga bermanfaat sebagai tanaman obat yang dapat menyembuhkan penyakit diantaranya diabetes melitus, kolesterol, asam urat dan hipertensi (Sudewo, 2005). Ramuan daun sirih merah untuk mengobati diabetes melitus dapat dipadukan dengan tanaman obat lain atau bisa digunakan secara tunggal yaitu hanya dengan merebus daun sirih merah segar setelah dingin air hasil rebusan diminum sebanyak tiga kali sehari, hari berikutnya daun diganti dengan yang baru, bila rasa pahitnya masih dianggap sama dengan hari sebelumnya, maka daun tersebut bisa digunakan kembali (Anonim, 2009).
Seiring dengan perubahan gaya hidup di masyarakat yang terjadi beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya perubahan pola makan dari makanan tradisional menjadi makanan cepat saji (fast food). Hal ini dihubungkan oleh para ahli kesehatan dengan timbulnya berbagai penyakit salah satunya adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Jayadi, 2009). Secara klinis DM dibedakan menjadi DM tipe 1 dimana pankreas kehilangan kemampuan menghasilkan insulin dan DM tipe 2 dimana pankreas masih berfungsi tetapi menunjukkan defisiensi relatif sehingga tubuh kehilangan kemampuan untuk memanfaatkan insulin secara efektif (Depkes RI, 2005). Salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat DM yaitu sirih merah. Dari beberapa pengalaman seorang praktisi kesehatan dan produsen tanaman obat bernama Bambang Sudewo di Blunyah Rejo, Yogyakarta, diketahui sirih merah memiliki khasiat obat untuk penyakit diabetes melitus (Sudewo, 2005). Untuk lebih memberikan dasar bagi bukti manfaatnya, maka penggunaan tanaman sebagai bahan obat tradisional memerlukan penelitian ilmiah untuk mengetahui kebenaran khasiatnya. Dengan didapatnya data yang meyakinkan secara ilmiah, maka penggunaan tanaman tersebut sebagai obat dapat dijamin kebenarannya (Widowati, dkk., 1997). Karakteristik simplisia daun sirih merah (Piper cf. fragile Benth.) belum terdapat pada monografi buku Materia Medika Indonesia (MMI) sebagai petunjuk karakteristik simplisia, oleh karena itu sebagai perbandingan dilihat dari suku Piperaceae yaitu daun sirih (Piper betle L.).
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penelitian adalah untuk menentukan karakteristik simplisia dan untuk membuktikan bahwa daun sirih merah memiliki efek hipoglikemik terhadap tikus putih jantan dengan metode toleransi glukosa serta untuk meningkatkan pemanfaatan varietas sirih agar dapat digunakan masyarakat secara luas khususnya sirih merah. Penelitian ini meliputi karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak etanol dan pengujian efek hipoglikemik ekstrak daun sirih merah terhadap tikus putih jantan dengan metode toleransi glukosa. 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah penelitian yaitu: a. Apakah karakteristik simplisia daun sirih merah (Piper cf. fragile Benth.) sama dengan daun sirih (Piper betle L.) yang terdapat pada buku Materia Medika Indonesia? b. Apakah kandungan golongan senyawa kimia yang terdapat dalam daun sirih merah? c. Apakah ekstrak etanol daun sirih merah memberikan efek hipoglikemik terhadap tikus putih jantan? d. Apakah ada perbedaan antara ekstrak etanol daun sirih merah dengan glibenklamid dalam menurunkan kadar gula darah? 1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dibuat hipotesis yaitu: a. Karakteristik simplisia daun sirih merah (Piper cf. fragile Benth.) berbeda dengan daun sirih (Piper betle L.) yang terdapat pada buku Materia Medika Indonesia.
b. Kandungan golongan senyawa kimia yang terdapat dalam daun sirih merah adalah flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. c. Ekstrak etanol daun sirih merah memberikan efek hipoglikemik terhadap tikus putih jantan. d. Tidak ada perbedaan antara ekstrak etanol daun sirih merah dengan glibenklamid dalam menurunkan kadar gula darah. 1.4 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk menentukan karakteristik simplisia daun sirih merah. b. Untuk mengetahui kandungan golongan senyawa kimia yang terdapat dalam daun sirih merah. c. Untuk membuktikan efek hipoglikemik ekstrak etanol daun sirih merah terhadap tikus putih jantan. d. Untuk mengetahui perbedaan antara ekstrak etanol daun sirih merah dengan glibenklamid terhadap penurunan kadar gula darah. 1.5 Manfaat Manfaat penelitian yang dilakukan adalah: a. Hasil karakteristik simplisia daun sirih merah yang diperoleh dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan simplisia. b. Sebagai sumber informasi mengenai kandungan golongan senyawa kimia yang terdapat dalam daun sirih merah. c. Sebagai sumber informasi mengenai efek hipoglikemik ekstrak etanol daun sirih merah. d. Menambah inventaris tanaman obat yang memiliki khasiat hipoglikemik.
1.6 Kerangka konsep penelitian Variabel bebas Variabel terikat Parameter Simplisia daun sirih merah Karakterisasi simplisia - Makroskopik - Mikroskopik - Kadar air - Kadar sari larut air - Kadar sari larut etanol - Kadar abu total - Kadar abu tidak larut asam Skrining fitokimia - Alkaloid - Flavonoid - Saponin - Tanin - Glikosida - Steroid/triterpenoid Larutan glukosa Ekstrak etanol daun sirih merah Glibenklamid Kenaikan kadar gula darah (mg/dl) Penurunan kadar gula darah (mg/dl) Kadar gula darah (mg/dl) Gambar 1. Bagan kerangka konsep penelitian